Peranan Community Development Perusahaan Batubara Dalam Perekonomian Wilayah, Studi Kasus Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

PERANAN COMMUNITY DEVELOPMENT PERUSAHAAN
BATUBARA DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH
(Studi Kasus Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan)

WULAN METAFURRY

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Peranan Community
Development Perusahaan Batubara Dalam Perekonomian Wilayah, Studi Kasus
Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, April 2016
Wulan Metafurry
H152130011

RINGKASAN
WULAN METAFURRY.
PERANAN COMMUNITY DEVELOPMENT
PERUSAHAAN BATUBARA DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH, Studi
Kasus Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Dibimbing oleh BAMBANG
JUANDA dan EKA INTAN KUMALA PUTRI.
Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi dengan potensi batubara
yang cukup besar. Pada tahun 2013, total produksi batubara di Kalimantan Selatan
sebesar 163,815,779.23 mt. Salah satu kabupaten yang menjadi penghasil batubara
di provinsi ini adalah Tanah Bumbu yang merupakan kabupaten kedua penghasil
batubara terbanyak di Kalimantan Selatan. Namun, ironisnya pertumbuhan
ekonomi Tanah Bumbu tidak sepesat pertumbuhan pertambangan batubara, dimana
pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kesejahteraan masyarakat.
Salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah
pertambangan adalah dengan melaksanakan program community development

(comdev).
Comdev adalah kegiatan pengembangan komunitas yang diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan komunitas dalam mencapai kondisi sosial-ekonomibudaya yang lebih baik bila dibandingkan dengan sebelumnya (Budimanta 2002;
Rudito dan Famiola 2013). Dengan adanya program comdev, komunitas diharapkan
menjadi lebih mandiri dan memiliki kualitas kehidupan serta kesejahteraan yang
lebih baik. Comdev merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban perusahaan
pengelola pertambangan terhadap masyarakat dan lingkungan setempat yang
disalurkan secara rutin. Akan tetapi, tidak setiap program comdev memberikan
dampak yang positif, dimana salah satunya disebabkan oleh implementasi program
yang tidak efektif.
Penelitian ini bertujuan (1) mengkaji manfaat pelaksanaan program comdev
perusahaan batubara bagi masyarakat dan lingkungan di Kabupaten Tanah Bumbu,
(2) mengkaji efektivitas pelaksanaan program comdev oleh perusahaan batubara di
Kabupaten Tanah Bumbu, serta (3) menghitung kontribusi program comdev
perusahaan batubara terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Tanah Bumbu.
Analisis yang digunakan untuk mengukur manfaat comdev adalah Second Order
Confirmatory Factor Analys (2nd CFA) (secara keseluruhan) dan Community
Development Index (CDI) untuk analisis secara spasial. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara umum manfaat dari program comdev telah dirasakan
oleh masyarakat. Manfaat yang paling besar dirasakan oleh masyarakat adalah

comdev di bidang kesehatan. Manfaat comdev di bidang ekonomi juga dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat. Bantuan modal yang berikan melalui kegiatan
comdev dirasakan masyarakat cukup membantu perekonomian masyarakat. Selain
dalam bentuk bantuan modal, salah satu program comdev adalah memberikan
pelatihan dan pendampingan kepada masyarkat untuk membangun usaha madiri.
Sedangkan bantuan di bidang pendidikan dan infrastruktur meskipun manfaatnya
cukup dirasakan oleh masyarakat namun kurang signifikan kontribusinya. Hal ini
disebabkan bantuan infrastruktur sangat besar dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat yang tinggal sangat dekat dengan perusahaan dan sebaliknya.

Sementara itu, untuk melihat efektivitas comdev dalam penelitian ini diukur
melalui lima indikator yaitu manfaat, kesesuaian, keberlanjutan, dampak, dan
partisipasi yang diuji dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM).
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap efektivitas
comdev adalah manfaat, kesesuaian, keberlanjutan dan partisipasi masyarakat
dengan kontribusi sebesar 42 persen. Bila dilihat dari besarnya pengaruh antar
variabel, maka variabel partisipasi masyarakat paling menentukan suatu program
dikatakan efektif, kemudian variabel manfaat diurutan kedua, selanjutnya ikuti
oleh variabel keberlanjutan dan kesesuaian program. Efektivitas suatu program
tercermin dari manfaat dirasakan oleh masyarakat penerima program. Dari model

yang dibangun, pengaruh langsung efektivitas terhadap manfaat adalah sebesar 1.02
dengan kontribusi sebesar 62 persen yang berarti bahwa program yang diberikan
sudah cukup efektif sehingga manfaatnya dirasakan oleh masyarakat setempat.
Disisi lain, variabel dampak tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap keefektifan program. Disadari comdev memang memberikan dampak
positif, namun manfaat yang diterima dari kegiatan comdev tidak sebanding dengan
dampak negatif yang diterima oleh masyarakat setempat. Selain itu, tidak semua
program yang diberikan oleh perusahaan mampu menyelesaikan permasalahan
yang ditimbulkan akibat adanya kegiatan pertambangan, terutama masalah di
bidang lingkungan. Meskipun demikian, kegiatan ini mampu meredam konflik
yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat setempat.
Hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan Principal Component
Analysis (PCA) untuk menghitung kontribusi comdev terhadap perekonomian
wilayah menunjukkan program comdev yang dilakukan oleh perusahaan tambang
di Kabupaten Tanah Bumbu telah memberikan manfaat yang signifikan terhadap
perekonomian wilayah setempat serta dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia.
Kata kunci: comdev, efektivitas program, perekonomian wilayah

SUMMARY

WULAN METAFURRY. THE ROLE OF COMMUNITY DEVELOPMENT
COAL MINING COMPANY IN REGIONAL ECONOMIC, Case Study of Tanah
Bumbu Regency , South Kalimantan. Supervised by: BAMBANG JUANDA and
EKA INTAN KUMALA PUTRI.
South Kalimantan was one of province with a large enough potential coal. In
2013, total coal production in South Kalimantan as much as 163,815,779.23 mt.
One of countries that produce of coal in South Kalimantan was Tanah Bumbu,
which is the second largest producer of coal in South Kalimantan. Ironically, Tanah
Bumbu economic growth was not as fast as the growth of coal mining, where one
indicator of economic growth was public welfare. A method to improve of public
welfare around the mining area was to implement community development
(comdev).
Comdev was a activities which aimed to improve the ability of communities
to achieve socio-economic-cultural better when compared to the previous
(Budimanta 2002; Rudito and Famiola 2013). With the comdev program is expected
to be more independent and have the quality of life and better welfare. Comdev is
one of form of corporate social responsibility of coal company on local
communities and the enviroment are distribute regulary. But, not every program has
positive effect, where one of them was due to the implementation of programs that
are not effective.

The objective of this study was (1) to analyze the benefit of comdev, (2) to
analyze the effectiveness of comdev and (3) to calculate comdev contribution in
regional economic. Second Order Confirmatory Factor Analys (2nd CFA) were
used to measure comdev benefit (overall) and Community Development Index
(CDI) for spatial analys. Results from this study is benefit of comdev has been
perceived by communities, especially in the health sector. The second place was
comdev in economic sector. Capital support through comdev activities enough to
help community economy. Comdev also provide training and assistance to the
business community to be an independent. While assistance in education and
infrastructure despite its benefits felt by the public, but less significant contribution.
This is due to a very large infrastructure aid enjoyed by the people who live very
close to the company and vice versa.
Meanwhile, effectiveness of comdev was measured through i.e five
indicators, benefits, suitability, sustainability, impact, and participation, which
calculated by Strucutural Equation Model (SEM). Results show that the variables
influencing the effectiveness comdev was a benefit, suitability, sustainability and
community participation. Overall, the contribution of these variables in determining
the effectiveness of Comdev is 42 percent.
In addition, the study results show the community participation being
dominant variable determines the effectiveness of the program, and then the benefit

variable accupy second rank, followed by the variable of sustainability and
compliance program. The effectiveness of a program is reflected from the benefits
perceived by beneficiaries of the program. Out of the model is built, a direct
influence on the effectiveness of the benefit is as much as 1.02, with a contribution

of 62 per cent which means that the program was effective enough so that the
benefits perceived by the local community.
On the other hand, the variable impacts not have a significant influence on the
effectiveness of the program. Indeed, Comdev have a positive impact but the
benefits received from activities Comdev not proposional with the negative impact
received by the local community. Moreover, not all programs provided by the
company is able to resolve the problems caused by their mining activities, especially
the problems in the field of environment. Nonetheless, these activities can reduce
the conflict between companies and local communities.
The results of multiple regression analyzes using Component Principal
Analysis (PCA) for calculating contributions to economics Comdev region showed
Comdev program undertaken by a mining company in Tanah Bumbu regency has
been providing significant benefits to the economy of local areas as well as in
improving the quality of human resources.
Keywords: Community Development (Comdev), Effectiveness of Comdev,

Regional Economic

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PERANAN COMMUNITY DEVELOPMENT PERUSAHAAN
BATUBARA DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH
(Studi Kasus Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan)

WULAN METAFURRY
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada

Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah
dan Perdesaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Prof. Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec

Judul Penelitian

: Peranan Community Development Perusahaan Batubara
dalam Perekonomian Wilayah
Studi Kasus Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

Nama
NIM

: Wulan Metafurry

: H152130011

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda, MS
Ketua

Dr Ir Eka Intan Kumala Putri, M.Sc
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah
dan Perdesaan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda, MS


Dr. Ir. Dahrul Syah, M.ScAgr

Tanggal Ujian:
17 Maret 2016

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala Karunia dan Rahmat-Nya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Tesis ini
berjudul “Pernanan Community Development Perusahaan Batubara dalam
Perekonomian Wilayah Studi Kasus: Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan
Selatan”, yang disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang
pendidikan S2 dan memperoleh gelar Magister Sains dari Program Studi Ilmu
Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan di Institut Pertanian Bogor .
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Bambang Juanda, MS
selaku ketua komisi pembimbing sekaligus Ketua Program Studi Ilmu Perencanaan
Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) dan Ibu Dr Ir Eka Intan Kumala
Putri, M.Sc selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan
arahan dan bimbingan yang sangat bermanfaat bagi penulisan tesis ini. Penulis juga
menghaturkan terima kasih kepada Bapak Prof Dr Ir Yusman Syaukat, M.Ec selaku
penguji luar komisi pada ujian sidang atas saran dan masukan yang diberikan.
Kepada Dekan Sekolah Pasca Sarjana dan Fakultas Ekonomi Manajemen, serta Dr
Ir Sri Mulatsih, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi PWD beserta staf, penulis
mengucapkan terima kasih atas pelayanan yang diberikan selama penulis
menempuh studi di PWD-IPB. Kepada semua pihak yang telah membantu, yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya. Ungkapan cinta dan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayah,
ibu, dan adik-adik serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya,
teman-teman di kantor, dan juga kepada teman-teman PWD 2013 atas
dukungannya. Tesis ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Semoga Tesis ini bermanfaat.

Bogor, April 2016

Wulan Metafurry

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

iii

DAFTAR TABEL

iv

DAFTAR GAMBAR

iv

1. PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
5
Manfaat Penelitian
5
Ruang Lingkup Penelitian
5
2. TINJAUAN PUSTAKA
6
Community Development (Comdev)
6
Community Development dalam Pertambangan
7
Perekonomian Wilayah
7
Pertumbuhan Perekonomian Wilayah
8
Pembangunan Berkelanjutan
9
Penelitian Terdahulu
9
Kerangka Pemikiran
11
Hipotesis Penelitian
13
3. METODE PENELITIAN
13
Lokasi Penelitian
13
Jenis dan Sumber Data
14
Metode Analisis
16
4. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
25
Gambaran Umum
25
Profil Perekonomian Kabupaten Tanah Bumbu
26
Gambaran Wilayah Kegiatan
28
Kegiatan Community Development di Kabupaten Tanah Bumbu
29
Gambaran Umum Perusahaan Pertambangan Batubara di Kabupaten Tanah
Bumbu
33
Eksternalitas Usaha Pertambangan
48
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
50
Gambaran Umum Masyarakat Penerima Comdev
50
Evaluasi Manfaat Kegiatan Community Development
54
Analisis Efektivitas Pelaksanaan Community Development
63
Analisis Kontribusi Community Development Terhadap Perekonomian
Wilayah
74
6. SIMPULAN DAN SARAN
84
Simpulan
84
Saran
84

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.

Penelitian terdahulu
Metode analisis serta sumber data yang digunakan
Variabel manifes analisis manfaat
Variabel manifes analisis efektivitas program
Komponen penyusun PDRB Tanah Bumbu, tahun 2011-2013 (dalam
persen)
6. Pertumbuhan perekonomian Kabupaten Tanah Bumbu berdasarkan
lapangan usaha, tahun 2011-2013 (dalam persen)
7. Program comdev PT Borneo Indobara tahun 2011-2013
8. Program comdev PT Wahana Baratama Mining tahun 2009-2012
9. Program comdev PT. Arutmin Indonesia tahun 2010-2012
10. Program comdev PT Tunas Inti Abadi Tahun 2012-2013
11. Community Development Index di masing-masing kecamatan
12. Nilai Goodness of Fit Model Struktural analisis efektivitas comdev
13. Hasil analisis variabel manfaat
14. Hasil analisis variabel kesesuaian
15. Hasil analisis variabel keberlanjutan
16. Hasil analisis variabel partisipasi masyarakat
17. Hasil analisis variabel efektivitas
18. Korelasi antar variabel
19. Hasil regresi dengan metode OLS
20. Nilai akar ciri
21. Nilai elastisitas masing-masing variabel bebas terhadap PDRB total
22. Pengaruh masing-masung variabel bebas terhadap PDRB non
pertambangan, PDRB pertambangan, dan PDRB per kapita
23. Korelasi antar variabel
24. Hasil analisis regresi terhadap IPM dengan metode OLS
25. Nilai akar ciri
26. Nilai elastisitas masing-masing variabel bebas terhadap IPM

9
16
18
21
26
27
34
36
38
41
58
64
67
69
70
72
73
75
75
75
76
78
81
81
81
82

DAFTAR GAMBAR
1. Pertumbuhan ekonomi dan pertambangan batubara Tanah Bumbu
2. Kerangka pemikiran
3. Lokasi penelitian
4. Distribusi sample di masing-masing kecamatan
5. Model Second Order CFA untuk analisis manfaat comdev
6. Ilustrasi Community Development Index
7. Model SEM untuk analisis efektivitas comdev
8. Peta administrasi Kabupaten Tanah Bumbu
9. Produksi batubara Kabupaten Tanah Bumbu
10. Alokasi penyaluran dana comdev
11. Alur penyaluran dana comdev
12. Pertumbuhan dana comdev dan pertumbuhan produksi batubara

1
12
14
15
17
18
19
25
27
30
31
33

13. Sebaran tingkat pendidikan responden
51
14. Pekerjaan responden
51
15. Pengeluaran responden
51
16. Distribusi bentuk bantuan comdev
52
17. Kesesuaian bantuan dengan harapan masyarakat
52
18. Pihak penerima keluhan masyarakat
53
19. Lama program comdev disalurkan
53
20. Periode penyaluran bantuan dalam satu tahun
54
21. Signifikansi masing-masing variabel terhadap manfaat comdev
55
22. Pengaruh masing-masing varabel terhadap manfaat comdev
55
23. Pengaruh masing-masing variabel laten terhadap efektivitas comdev 65
24. Signifikansi masing-masing variabel laten terhadap efektivitas
comdev
66
25. Persepsi masyarakat mengenai kesesuaian program dengan kebutuhan
dan kemampuan masyarakat
69
26. Persepsi masyarakat mengenai jenis program (charity/bantuan instan) 70
27. Uji Kenormalan sisaan regresi komponen utama terhadap PDRB total 77
28. Pertumbuhan ekonomi dan gini ratio Kabupaten Tanah Bumbu
79
29. Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan IPM Kabupaten Tanah
Bumbu
80
30. Uji kenormalan sisaan regresi komponen utama terhadap IPM
83

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.

Daftar Perusahaan Pemegang BPK2B dan IUP Batubara
Goodness of Fit Analisis Kegiatan Comdev
Model SEM Analisis Efektivitas Comdev
Dokumentasi Program Comdev

88
91
92
93

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertambangan merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam
perekonomian Indonesia. Dalam komponen Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
pertambangan merupakan komponen ketiga terbesar dalam komponen PDB setelah
pertanian dan industri non migas. Pada tahun 2013, pertambangan memberikan share
sebesar 11.24 persen yang terdiri dari sektor migas (7.35 persen) dan non migas (3.88
persen) dimana angka tersebut terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sektor
pertambangan tersebar hampir diseluruh provinsi di Indonesia, baik sektor migas
maupun non migas. Dari sektor non migas, barang tambang yang menjadi sektor
unggulan adalah batubara.
Batubara merupakan barang tambang non migas dengan total produksi terbesar
di Indonesia. Sejak tahun 2002, produksi batubara di Indonesia terus mengalami
kenaikan setiap tahunnya, bahkan pada tahun 2013, produksi batubara Indonesia
sebesar 474 juta ton dengan total konsumsi dalam negeri sebesar 402 juta ton dan
ekspor sebesar 72 juta ton. Batubara merupakan sumber daya alam yang tersebar
hampir diseluruh provinsi di Indonesia. Kandungan batubara terbesar terdapat di Pulau
Kalimantan, yang mempunyai lebih dari 50 persen dari total potensi batubara di
Indonesia. Tingginya potensi batubara di Kalimantan menyebabkan sektor
pertambangan dan galian menjadi tulang punggung perekonomian di Kalimantan
(kecuali Kalimantan Barat).
Presentase Pertumbuhan
(Persen)

50
40

38.5

34.3

30
20
10

11.36
5.7

6.84

6.55

11.2
6.19

0
2009

2010

2011

2012

Tahun
Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Pertambangan Batubara

Gambar 1 Pertumbuhan ekonomi dan pertambangan batubara Tanah Bumbu
Sumber: BPS Kabupaten Tanah Bumbu 2014

Kalimantan Selatan adalah produsen batubara terbesar kedua di Pulau
Kalimantan setelah Provinsi Kalimantan Timur. Salah satu lokasi pertambangan di
provinsi ini terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu. Dinas Pertambangan dan Energi
Kabupaten Tanah Bumbu mencatat terdapat empat perusahaan yang memegang
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) serta 104 perusahaan
yang mempunyai Ijin Usaha Tambang (IUP) dengan total 146 IUP yang diterbitkan,
namun pada tahun 2013 hanya 77 perusahaan/KUD yang secara aktif melakukan
kegiatan eksplorasi tambang. Selama tahun 2013, produksi batubara di kabupaten ini
tercatat sebanyak 21,425,810.57 mt yang jika dikonversi dengan harga batubara pada
tahun tersebut, yaitu 80 USD/mt, maka sumbangan batubara dalam perekonomian
sebesar 1,714.06 juta USD. Namun, ironisnya pertumbuhan ekonomi Tanah Bumbu

2
tidak sepesat pertumbuhan pertambangan batubara, seperti terlihat pada Gambar 1,
ditunjukkan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kesejahteraan
masyarakat. Pada gambar tersebut, terlihat bahwa pada tahun 2010 dan 2011
pertumbuhan produksi batubara mencapai lebih dari 30 persen, namun pertumbuhan
ekonomi di Tanah Bumbu hanya mencapai 6 persen. Hal ini menandakan bahwa
pertumbuhan sektor pertambangan tidak diikuti dengan pertumbuhan di sektor
lainnya. Pertumbuhan yang tidak seimbang juga menunjukkan adanya kebocoran
wilayah. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa hasil pertambangan batubara di Tanah
Bumbu diekspor dalam bentuk barang mentah, baik ke luar wilayah maupun ke luar
negeri, sehingga tidak memberikan nilai tambah bagi Tanah Bumbu.
Salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah
pertambangan adalah dengan melaksanakan program community development
(comdev). Comdev adalah kegiatan pengembangan komunitas yang diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan komunitas dalam mencapai kondisi sosial-ekonomibudaya yang lebih baik bila dibandingkan dengan sebelumnya (Budimanta 2002;
Rudito dan Famiola 2013).
Komunitas diharapkan menjadi lebih mandiri dan
memiliki kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik. Pelaksanaan comdev,
dipayungi oleh beberapa peraturan perundang-undangan, seperti Undang-Undang No
40 Tahun 2007, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, Peraturan Pemerintah No 23
Tahun 2010 serta Peraturan Pemerintah No 55 Tahun 2010. Melalui UU No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara, pemerintah telah mewajibkan Community
Social Responsibility (CSR) dan comdev kepada semua perusahaan tambang.
Pertambangan disamping memiliki dampak positif bagi perekonomian wilayah
juga memiliki dampak negatif bagi lingkungan. Mayoritas kegiatan eksplorasi
batubara di Tanah Bumbu dilakukan dengan membuka hutan, yang berakibat pada
berkurangnya luasan hutan di Kalimantan. Disisi lain, hal ini juga berdampak pada
hilangnya mata pencaharian penduduk setempat yang menggantungkan hasil hutan
sebagai sumber pendapatan. Selain itu, eksplorasi pertambangan batubara juga
menimbulkan pencemaran, baik udara, tanah, air maupun suara. Pertambangan
merupakan kegiatan yang bersifat sementara, hal ini dikarenakan batubara merupakan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Namun, dampak negatif yang
ditimbulkan mungkin tidak akan hilang setelah kegiatan pertambangan tersebut
selesai. Hal ini berbanding terbalik dengan dampak positifnya, dimana jika suatu
wilayah menggantungkan perekonomian pada kegiatan pertambangan maka ketika
sudah tidak ada lagi kegiatan pertambangan maka perekonomian di wilayah tersebut
akan chaos. Comdev merupakan salah satu metode perusahaan untuk
mengkompensasi dampak negatif dari pertambangan serta untuk menjamin
keberlanjutan perekonomian di wilayah tersebut.
Elkington (1998) memaparkan bahwa tanggung jawab perusahaan harus
memperhatikan dimensi lingkungan, sosial, serta ekonomi sehingga tercipta
pembangunan yang berkelanjutan. Berdasarkan definisi tersebut, comdev juga
dimaksudkan untuk menciptakan kemandirian masyarakat dengan memperhatikan
keseimbangan antara dimensi lingkungan, sosial dan ekonomi sehingga pembangunan
di wilayah tersebut akan terus berlanjut bahkan setelah tidak ada lagi kegiatan
pertambangan.
CSR dan comdev merupakan suatu bentuk komitmen perusahaan untuk
membangun kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat sekitar. Disisi lain, CSR

3
dan comdev juga membawa manfaat bagi citra perusahaan itu sendiri. Menurut Porter
(2006), manfaat CSR dan comdev bagi perusahaan adalah:
1. kewajiban moral, dimana perusahaan memperoleh keberhasilan komersial dengan
menghormati nilai etika;
2. menjaga keberlanjutan perusahaan;
3. meningkatkan reputasi perusahaan.
Kegiatan comdev di Tanah Bumbu telah dilakukan sejak tahun 2009 oleh
perusahaan batubara yang beroperasi di sana. Namun tidak semua perusahaan tambang
tersebut melakukan comdev secara simultan. Pada awal pelaksanaannya, comdev lebih
banyak diberikan dalam bentuk bantuan instan, namun seiring berjalannya waktu
comdev lebih bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat khususnya masyarakat yang
tinggal di sekitar area pertambangan. Dalam pelaksanaanya, comdev memerlukan
peran aktif dari seluruh stakeholders comdev, yang terdiri dari masyarakat,
pemerintah, serta perusahaan itu sendiri baik dalam perencanaan, pelaksanaan,
maupun monitoring dan evaluasinya. Hal ini diperlukan supaya comdev yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi lokal yang dimiliki
sehingga akan tercipta program yang mampu menciptakan kemandirian masyarakat.
Kegiatan tersebut antara lain disalurkan dalam bentuk bantuan ekonomi, pendidikan,
kesehatan, serta infrastruktur.
Penyaluran dana comdev didasarkan pada beberapa pertimbangan, seperti
kebutuhan masyarakat dan lokasi. Semakin dekat lokasi suatu wilayah dengan lokasi
pertambangan, maka bantuan yang diberikan juga semakin besar. Hal ini dikarenakan
dampak yang diterima oleh masyarakat di sekitar lokasi tambang lebih besar. Kondisi
tersebut sesuai dengan salah satu tujuan comdev yaitu untuk meminimalkan dampak
negatif yang terjadi akibat kegiatan pertambangan, meskipun comdev yang sudah ada
saat ini masih jauh dari tujuan tersebut.
Peraturan Pemerintah RI No. 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, pemerintah juga mengatur bahwa
program comdev harus dikoordinasikan dengan pemerintah dan masyarakat setempat,
bahkan masyarakat pun bisa mengajukan usulan kegiatan melalui pemerintah daerah.
Dengan demikian, setiap perusahaan pertambangan wajib mengalokasikan anggaran
untuk kegiatan untuk kegiatan comdev yang besarnya dikelola oleh masing-masing
perusahaan. Meskipun demikian, Keputusan Menteri BUMN No 236/MBU/2003,
mengatur bahwa alokasi biaya pemberdayaan masyarakat adalah sebesar 1 sampai 3
persen dari laba setelah pajak. Dalam pelaksanaannya, setiap perusahaan
pertambangan wajib melakukan pelaporan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan
kepada pemerintah daerah. Dengan adanya laporan kegiatan comdev, pemerintah akan
lebih mudah dalam melakukan pengawasan dan evaluasi kegiatan. Tujuan dari
evaluasi adalah untuk mengetahui gambaran dari pelaksanaan comdev sehingga
diketahui sejauh mana kontribusi comdev dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat seta peranannya dalam peningkatan perekonomian wilayah. Selain oleh
pemerintah, evaluasi juga dilakukan oleh internal perusahaan pelaksana untuk sebagai
dasar dari penyusunan program selanjutnya.
Perumusan Masalah
Pertambangan merupakan sektor yang memberikan kontribusi besar dalam
perekonomian nasional, yang terlihat dari tingginya share sektor pertambangan dalam

4
PDB nasional. Meskipun demikian, kegiatan eksplorasi barang tambang berdampak
negatif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar, sebagai contoh adalah kasus
pencemaran Teluk Buyat di Sulawesi Utara akibat aktivitas penambangan emas yang
dilakukan oleh PT Newmont Minahasa Raya, berkurangnya wilayah hutan di
Kalimantan akibat eksplorasi batubara, dan masih banyak masalah lingkungan yang
timbul akibat kegiatan eksplorasi barang tambang. Di Tanah Bumbu, kegiatan
pertambangan juga menimbulkan terjadinya pencemaran baik air, udara, tanah
maupun udara. Masalah lingkungan juga terjadi pasca kegiatan pertambangan, dimana
banyak lahan-lahan bekas pertambangan yang dibiarkan terbengkalai sehingga
menimbulkan lubang-lubang yang berubah menjadi danau-danau baru dimusim
penghujan. Selain itu, kegiatan pertambangan juga berdampak pada terjadinya
pendangkalan sungai, padahal di Kalimantan sungai merupakan sarana transportasi
yang sangat strategis. Kegiatan pertambangan juga mengganggu kelancaran
transportasi darat dimana banyak jalan yang rusak akibat pengangkutan batubara yang
melebihi muatan yang dianjurkan. Di bidang ekonomi, kegiatan pertambangan
membuat pendapatan petani menurun karena berkurangnya tingkat kesuburan tanah
akibat zat-zat kimia yang dihasilkan ketika proses pertambangan. Dari sudut pandang
sosiologi, kegiatan pertambangan juga memiliki dampak negatif, dimana pembukaan
lahan untuk area pertambangan di Tanah Bumbu diwarnai dengan adanya konflik
antara masyarakat setempat dengan perusahaan tambang terkait dengan pembukaan
lahan tambang, konflik antar masyarakat, bahkan konflik antar pemerintah daerah
seperti yang terjadi antara pemerintah daerah Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten
Banjar yang memperebutkan hak pertambangan di wilayah Peramasan. Selain itu,
kegiatan pertambangan juga menjadi penyebab perubahan kondisi sosial dan budaya
masyarakat lokal. Selama kegiatan eksplorasi, kadangkala konflik juga masih terjadi
dikarenakan isu-isu lingkungan seperti pencemaran. Kegiatan pertambangan juga
menimbulkan kesenjangan perekonomian antara warga pendatang (yang merupakan
pegawai di perusahaan pertambangan) dengan penduduk lokal. Guna meminimalisir
dampak tersebut, setiap perusahaan tambang diwajibkan melakukan kegiatan CSR
yang salah satu bentuknya adalah kegiatan comdev.
Comdev merupakan upaya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
berbasis pada pembinaan komunitas yang bermuara pada kemandirian komunitas
tersebut. Namun, tidak semua kegiatan comdev disambut baik oleh masyarakat, seperti
yang terjadi di Kabupaten Kutai Kertanegara, dimana masyarakat beranggapan bahwa
program yang dilakukan hanya merupakan strategi temporer perusahan dalam
mengatasi permasalahan di masyarakat (Erwinatono dan Saleha, 2012). Penelitian
Alfitri (2010) menunjukan bahwa comdev justru menimbulkan ketergantungan
masyarakat terhadap perusahaan. Perspektif masyarakat setempat menunjukkan
bahwa implementasi comdev juga tidak sepenuhnya direalisasikan dalam programprogram yang bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian masyarakat melainkan
untuk kepentingan perusahaan itu sendiri, seperti pembangunan sarana transportasi
yang tujuan utama pembangunannya adalah untuk memfasilitasi kegiatan
pertambangan itu sendiri. Disisi lain, partisipasi masyarakat setempat dalam kegiatan
perencanaan dan implementasi comdev masih minim. Dari segi perekonomian,
mayoritas program yang dilakukan berupa bantuan instan yang diberikan kepada
masyarakat seperti bantuan sembako, santunan, dan lain-lain, sehingga dari sudut
pandang perekonomian wilayah program tersebut tidak memberikan dampak yang
signifikan. Di Tanah Bumbu masih ditemukan adanya konflik baik antara perusahaan

5
dengan masyarakat maupun konflik antar masyarakat setempat dikarenakan distribusi
program dan bantuan yang tidak merata. Selain itu banyak juga ditemukan program
yang dirasa tidak tepat sasaran oleh masyarakat setempat. Sehingga yang menjadi
pertanyaan penelitian ini adalah:
1. apakah manfaat program comdev yang dilakukan oleh perusahaan batubara di
Tanah Bumbu sudah dapat dirasakan oleh masyarakat dan lingkungan setempat
sehingga menjadi solusi atas dampak negatif yang ditimbulkan akibat kegiatan
pertambangan;
2. apakah pelaksanaan program comdev yang dilakukan oleh perusahaan batubara di
Tanah Bumbu sudah efektif; serta
3. bagaimana kontribusi program comdev yang telah dilakukan oleh perusahaan
batubara di Tanah Bumbu terhadap perekonomian wilayah tersebut.
Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji peranan
comdev yang telah dilakukan oleh perusahaan tambang batubara di Tanah Bumbu
dalam perekonomian wilayah, sedangkan secara khusus, tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. mengkaji manfaat pelaksanaan program comdev perusahaan batubara bagi
masyarakat dan lingkungan di Kabupaten Tanah Bumbu;
2. mengkaji efektivitas pelaksanaan program comdev oleh perusahaan batubara di
Kabupaten Tanah Bumbu;
3. menghitung kontribusi comdev perusahaan batubara terhadap perekonomian
wilayah Kabupaten Tanah Bumbu.
Manfaat Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan tujuan penelitian ini, diharapkan hasil
penelitian ini dapat menjadi evaluasi bagi pelaksanaan comdev oleh perusahaan
batubara di Tanah Bumbu, yang selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun
perencanaan comdev selanjutnya. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan menjadi
salah satu alat untuk monitoring dan evaluasi comdev. Bagi peneliti, penelitian ini
bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai kondisi sosial ekonomi di
wilayah pertambangan. Penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi referensi bagi
penelitian selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi empat kecamatan di Kabupaten Tanah
Bumbu, yaitu kecamatan Satui, Angsana, Sungai Loban, dan Simpang Empat yang
digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap manfaat serta efektivitas program
comdev. Keempat kecamatan tersebut merupakan wilayah yang telah menerima
program comdev secara rutin dan intensif dari perusahaan tambang yang telah
memiliki PKP2B dan IUP batubara.

6

TINJAUAN PUSTAKA
Community Development (Comdev)
Comdev adalah kegiatan pengembangan komunitas yang diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan komunitas dalam mencapai kondisi sosial, ekonomi, serta
budaya yang lebih baik bila dibandingkan dengan sebelumnya (Budimanta et al.
2004). Komunitas menjadi fokus pengembangan karena komunitas dapat menjelaskan
mekanisme sosial budaya yang akan berdampak pada distribusi kesejahteraan (Smith
1980). Komunitas diharapkan menjadi lebih mandiri dan memiliki kualitas kehidupan
dan kesejahteraan yang lebih baik. Pemberdayaan terhadap komunitas akan lebih
mudah dilaksanakan apabila disesuaikan dengan potensi yang dimiliki serta
melibatkan peran aktif masyarakat sejak proses perencanaan, implementasi serta
evaluasi kegiatan. Hal tersebut sejalan dengan rumusan PBB (1955) yang
mendefinisikan comdev sebagai “suatu proses yang dirancang untuk menciptakan
kemajuan kondisi ekonomi dan sosial bagi warga komunitas dengan partisipasi aktif
dan sejauh mungkin menumbuhkan prakarsa komunitas itu sendiri”.
Elkington (1998) memaparkan bahwa tanggung jawab perusahaan harus
memperhatikan dimensi lingkungan, sosial serta ekonomi sehingga tercipta
pembangunan yang berkelanjutan. Dengan demikian, sebagai salah satu bentuk dari
tanggung jawab sosial perusahaan, comdev juga harus memperhatikan aspek economic
growth, environmental protection dan social equity yang merupakan prinsip dasar
comdev. Ife (2002) mengelompokkan prinsip pemberdayaan masyarakat kedalam lima
kelompok, yaitu:
1. prinsip ekologis, yang terdiri dari lima unsur basis comdev (holisme, keberlanjutan,
diversitas atau keragaman, pembangunan bersifat organik dan pembangunan yang
seimbang);
2. prinsip keadilan sosial, terdiri dari memusatkan perhatian pada keadaan struktur
yang merugikan (addressing structural disadvantage), memusatkan perhatian pada
wacana yang merugikan (addressing discourses of disadvantage), pemberdayaan
(empowerment), mendefinisikan kebutuhan (need definition), dan hak asasi
manusia (human rights);
3. prinsip menghargai lokal (valuing the local), yang meliputi menghargai
pengetahuan lokal (valuing local knowledge), menghargai kebudayaan lokal
(valuing local culture), menghargai sumber daya lokal (valuing local resources),
menghargai keahlian lokal (valuing local skills), menghargai proses lokal (valuing
local processes);
4. prinsip proses, yang terdiri dari proses, hasil, dan visi (process, outcome and
vision), keterpaduan proses (the integrity of process), meningkatkan kesadaran
(consciousness raising), partisipasi (participation), kerjasama dan konsensus
(cooperation and consensus), gerak pembangunan (the pace of development),
damai dan tanpa kekerasan (peace and non-violence), inklusif (inclusiveness),
membangun masyarakat (community building);
5. prinsip global dan lokal dalam hal ini adalah mengkaitkan global dan lokal (linking
the global and the local) dan praktik anti penjajah (anti-colonialist practice).
Dalam comdev, kelima prinsip tersebut saling terkait dan tidak dapat berdiri sendiri.
Pemberdayaan yang mengikuti prinsip ekologi diyakini akan mengarahkan pada
pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan yang berkelanjutan menimbulkan

7
adanya keadilan sosial. Supaya kondisi tersebut, dalam pengembangan masyarakat
hendaknya memperhatikan potensi lokal yang dimiliki, sehingga kegiatan tersebut
dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat setempat. Oleh karenanya dalam
pengembangan masyarakat, selain hasil, proses juga memegang peranan yang penting.
Community Development dalam Pertambangan
Sektor energi dan sumber daya mineral di Indonesia sampai saat ini masih
memberikan kontribusi yang tinggi terhadap proses pembangunan nasional.
Kontribusi yang diberikan oleh sektor ini tidak hanya dalam bentuk sumbangan devisa
terhadap negara, tetapi juga dapat dilihat dari multiplier effect yang telah diciptakan
oleh industri-industri migas maupun pertambangan di daerah-daerah. Salah satu
multiplier effect yang disumbangkan oleh industri yang bergerak di sektor energi dan
sumber daya mineral adalah melalui program-program comdev. Melalui UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara pemerintah telah
mewajibkan kegiatan CSR dan comdev kepada semua perusahaan (PT). Berhasil atau
gagalnya program ini dapat turut menentukan “keabsahan sosial” perusahaan. Dengan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara, pemerintah juga mengatur bahwa program
comdev harus dikoordinasikan dengan pemerintah dan masyarakat setempat, bahkan
masyarakat pun bisa mengajukan usulan kegiatan melalui pemerintah daerah.
Program-program comdev yang dilaksanakan oleh perusahaan tersebut selain
merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan, juga dalam kerangka
mempersiapkan kemandirian masyarakat pasca kegiatan pertambangan (life after
mining/operation). Adapun sasaran pokok program comdev yang dilakukan oleh
perusahaan batubara adalah:
1. sektor ekonomi, prioritas sektor ekonomi ditujukan untuk peningkatan ekonomi
mikro melalui usaha mandiri (home industry) dan peningkatan belanja lokal yang
menjadi dasar untuk mencapai tujuan bersama dalam kerangka pembangunan
berkelanjutan;
2. sektor pendidikan, prioritas yang diberikan di sektor pendidikan ialah peningkatan
kualitas sumber daya manusia, melalui bantuan-bantuan sarana pendidikan dan
pemberian beasiswa bagi masyarakat yang kurang mampu;
3. sektor infrastruktur, sektor ini menjadi sasaran pokok program karena salah satu
kesuksesan peningkatan ekonomi adalah ketersediaan infrastruktur, hal konkrit
yang dilakukan adalah pembangunan fasilitas umum/sosial yang bisa dirasakan
langsung oleh masyarakat;
4. sektor kesehatan, program yang diberikan antara lain pemeriksaan dan pengobatan
gratis bagi warga yang tidak mampu serta perbaikan sarana kesehatan.
Perekonomian Wilayah
Kesejahteraan masyarakat salah satunya dapat dilihat dari aktivitas
perekonomian wilayah yang dapat diukur melalui Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). Pada dasarnya PDRB mengukur nilai total dari produk akhir barang dan jasa
yang dihasilkan dalam suatu wilayah selama satu tahun (van den Bergh 2008). BPS
(2014) merumuskan perhitungan PDRB secara konseptual dapat menggunakan tiga
pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pengeluaran, dan pendapatan.

8
Pendekatan produksi, yaitu perhitungan PDRB melalui jumlah nilai tambah
atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu
daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya dalam satu tahun). Unit-unit tersebut
dikelompokkan dalam sembilan lapangan usaha (sektor), yaitu pertanian, peternakan,
kehutanan dan perikanan; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik,
gas dan air bersih; konstruksi; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan
komunikasi; keuangan, real estate dan jasa perusahaan; serta jasa-jasa (termasuk
pemerintahan). Pendekatan pengeluaran merupakan perhitungan dimana PDRB
diartikan sebagai semua komponen akhir yang terdiri dari pengeluaran konsumsi
rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba; konsumsi pemerintah; pembentukan modal
tetap domestik bruto; perubahan inventori; serta ekspor neto. Sedangkan pada
pendekatan pendapatan, PDRB diartikan sebagai jumlah balas jasa yang diterima oleh
faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam
jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa yang dimaksud adalah upah
dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak
penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga
penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).
Pertumbuhan Perekonomian Wilayah
Pembangunan merupakan suatu kegiatan dimana negara atau wilayah berusaha
untuk mengembangkan kualitas hidup masyarakatnya (Rustiadi et al. 2009).
Pembangunan dapat mencakup skala nasional, regional maupun lokal. Oleh
karenanya, pembangunan tidak boleh mengabaikan potensi lokal yang dimiliki.
Todaro (2000) dalam Rustiadi et al. (2009) menyebutkan bahwa pembangunan
memiliki tiga komponen dasar, yaitu kecukupan (sustainance) memenuhi kebutuhan
pokok, meningkatkan rasa harga diri atau jatidiri (self-esteem), serta kebebasan
(freedom) untuk memilih. Tujuan pembangunan adalah terciptanya pemerataan
(equity), pertumbuhan (growth), serta keberlanjutan (sustainability) yang berimbang
dalam pembangunan ekonomi sehingga pada akhirnya akan mendorong terciptanya
kesejahteraan masyarakat (Rustiadi et al. 2009).
Pembangunan wilayah merupakan suatu kegiatan pembangunan yang
mencakup aspek pertumbuhan, pemerataan, dan berkelanjutan yang berdimensi ruang
yang terkait dengan aspek sosial ekonomi wilayah dimana penekanannya lebih kepada
mewujudkan pertumbuhan ekonomi (Anwar et al. 1996). Lebih lanjut Anwar et al.
(1996) menyebutkan bahwa pertimbangan pembangunan wilayah membutuhkan
pendekatan multidimensi yang menyangkut peranan teknologi dan produktivitas,
pembangunan sumberdaya manusia (terutama pendidikan dan kesehatan),
pembangunan fisik infrastruktur dengan memperhatikan aspek lingkungan, serta
pembangunan administrasi dan finansial (termasuk mendorong partisipasi luas kepada
masyarakat dan memperhitungkan aspek politik-institusional). Dengan demikian,
pembangunan wilayah tidak hanya mencakup aspek fisik saja, tetapi juga aspek sosial
dan ekonominya. Salah satu cara untuk menempuh terwujudnya pembangunan
wilayah yang berkelanjutan adalah dengan community economic development (CED).
CED merupakan suatu proses dimana komunitas dapat menginisiasi dan
menciptakan solusi atas permasalahan ekonomi yang dihadapi dan demikian akan
mengintegrasi dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan dalam jangka panjang (Ross et
al. 1987; Roseland 2000). CED dimaksudkan untuk menciptakan pertumbuhan

9
perekonomian wilayah berdasarkan pada kemandirian komunitas. Pertumbuhan
ekonomi wilayah salah satunya tergambar dari pertambahan pendapatan masyarakat
secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut (Priyarsono dan Sahara 2007).
Dalam konteks tersebut, peningkatan pendapatan masyarakat dilakukan melalui
optimalisasi pemanfaatan sumberdaya yang ada sesuai dengan potensi masyarakat.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari peningkatan
human development yaitu kreativitas dan produktivitas dari masyarakat (Ranis et al.
2000).
Pembangunan Berkelanjutan
Pertambangan merupakan salah satu usaha yang memiliki dampak besar
terhadap lingkungan, oleh karena itu sudah selayaknya jika perusahaan pertambangan
juga memiliki tanggung jawab sosial yang lebih besar jika dibandingkan dengan
perusahaan lainnya. Akan tetapi lambat laun, tanggung jawab sosial tersebut bukan
lagi menjadi beban sosial namun merupakan bagian dari modal sosial. Modal sosial
merupakan salah satu syarat untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, hal
inilah yang menyebabkan comdev tidak bisa terlepas dari konsep pembangunan
berkelanjutan, dimana pembangunan yang terjadi untuk memenuhi kebutuhan saat ini
tidak akan mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi
kebutuhan mereka (Rustiadi et al. 2009). Pembangunan berkelanjutan dibangun atas
tiga pilar yang saling berhubungan dan saling mendukung antara satu dengan lainnya,
ketiga pilar tersebut adalah sosial, ekonomi, dan lingkungan (Serageldi 1996; Rustiadi
et al. 2009). Ketiga pilar tersebut juga menjadi dasar dalam pelaksanaan comdev,
dimana pelaku usaha tidak hanya memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi,
tetapi pada saat yang sama juga melakukan investasi yang mendukung pemecahan
suatu masalah sosial untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas dan melindungi
lingkungan.
Penelitian Terdahulu
Comdev merupakan program yang merupakan salah satu bentuk dari tanggung
jawab perusahaan. Comdev wajib dilakukan oleh setiap perusahaan yang dalam
pengelolaannya menimbulkan eksternalitas bagi masyarakat setempat, yang berarti
comdev tidak hanya dilakukan oleh perusahaan pertambangan saja. Hal ini menjadi
salah satu alasan comdev menjadi isu yang menarik untuk diteliti. Penelitian mengenai
comdev sudah banyak dilakukan seperti yang tersaji pada Tabel 1. Penelitian tersebut
pada umumnya bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program comdev ataupun
melihat comdev dari sudut pandang sosial.
Tabel 1 Penelitian terdahulu

No
1

Peneliti
Tujuan
Erwiantoro
Mengetahui persepsi dan
dan Saleha ekspektasi pembangunan
(2012)
masyarakat
terhadap
pemerintah daerah dan
merusahaan migas

Hasil
Pemberdayaan yang dilakukan
oleh pemda dan perusahaan Migas
secara mayoritas menunjukkan
persepsi
negatif
dimana
masyarakat menganggap bahwa
program tersebut merupakan
strategi temporer perusahaan

10
No

Peneliti

Tujuan

2

Prayogo dan Mengetahui
relevansi,
Hilarius
manfaat dan efektivitas
(2012)
program CSR/CD dalam
pengentasan kemiskinan

3

Hasbullah
(2012)

4

5

Mengetahui
peran
program
terhadap
peningkatan
perekonomian
Kota
Bontang, analisis tingkat
keberlanjutan
dalam
pengelolaan
wilayah
pesisir Kota Bontang,
serta
merumuskan
strategi CSR PKT dalam
pemberdayaan ekonomi
masyarakat
Alfitri (2010) Peranan
program
community development
perusahaan migas dalam
penguatan modal sosial

Sumardiyono Mengetahui pelaksanaan
(2007)
program comdev di Kota
Botang dalam kaitannya
untuk meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat

Hasil
dalam menghadapi persoalan
dengan masyarakat
Program CSR/CD yang dilakukan
berada dalam kategori baik
(bagus) dalam variabel kesesuaian
dan kebermanfaatan, namun
untuk keberlajutan dan dampak
untuk masyarakat sekitar masih
dalam kondisi cukup. Penilaian
program untuk variabel partisipasi
dan pemberdayaan masyarakat
dinilai masih kurang
Program yang telah dilaksanakan
cukup efektif dan berkelanjutan

Program comdev yang ada masih
bersifat konvensional yang lebih
mengutamakan pada kegiatan
yang bersifat ekonomi dalam
peningkatan
pendapatan
penduduk di sekitar daerah
operasi migas yang berdampak
pada ketergantungan penduduk
kepada perusahaan. Selain itu,
program yang ada belum
melibatkan masyarakat secara
penuh
dalam
perencanaan,
pelaksanaan,
dan
evaluasi
program karena belum adanya
peran yang jelas masing masing
pemangku kepentingan
Program comdev yang dilakukan
oleh PT Pupuk Kaltim merupakan
metode ganti rugi perusahaan atas
sebagian kecil dari dampak
negatif yang ditimbulkan akibat
operasional
perusahaan.
Meskipun demikian, hampir

11
No

Peneliti

Tujuan

Hasil
semua program yang diberikan
bertujuan untuk mengembangkan
ekonomi
kerakyatan
yang
berkelanjutan walaupun masih
belum mampu menciptakan
kemandirian masyarakat. Dalam
pelaksanaanya, comdev yang
dilakukan oleh PT Pupuk Kaltim
masih belum melibatkan seluruh
stakeholder yang ada.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah selain
mengevaluasi pelaksanaan program comdev, peneliti mencoba untuk menganalisis
keterkaitan comdev dengan pembangunan wilayah yang digambarkan dari sudut
pandang perekonomian wilayah dan peningkatan kualitas sumber daya manusianya.
Sehingga rekomendasi kebijakan yang dihasilkan tidak hanya berdasarkan pada
dimensi sosial namun juga dari ekonomi.
Kerangka Pemikiran
Pertambangan batubara merupakan suatu kegiatan yang memilik dampak yang
cukup kompleks, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Dampak dari
kegiatan tersebut dapat berupa dampak positif maupun negatif. Dampak positif dari
adanya kegiatan pertambangan diantaranya adalah peningkatan kondisi perekonomian
wilayah serta mempercepat pertumbuhan di wilayah tersebut. Meskipun demikian,
dampak negatif yang muncul dari kegiatan pertambangan juga tidak sedikit. Dampak
negatif tersebut yaitu: dibidang ekonomi berkurangnya/hilangnya pendapatan karena
konversi lahan, terjadinya kesenjangan ekonomi; dibidang sosial yaitu munculnya
konflik (antar pemerintah daerah, perusahaan dengan masyarakat, maupun antar
masyarakat), serta terjadinya pergeseran sosial dan budaya; dibidang lingkungan
antara lain terjadinya pencemaran serta berkurangnya luasan hutan. Dampak negatif
dari kegiatan pertambangan tersebut dapat mengancam keberlangsungan kegiatan
pertambangan, oleh karenanya perusahaan pertambangan perlu melakukan kegiatan
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat (comdev) sebagai salah satu
perwujudan dari tanggung jawab sosial perusahaan.
Comdev merupakan suatu kegiatan yang diharapkan dapat menjadi ganti rugi
atas dampak negatif dari kegiatan pertambangan. Selain untuk menjaga
keberlangsungan perusahaan, comdev ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di sekitar area tambang. Dengan demikian, comdev merupakan kegiatan
yang