Pengaruh pemberian bahan humat, fosfor dan waktu inkubasi terhadap ketersediaan fosfor pada tanah latosol dan podsolik
PENGARUH DOSIS BAHAN HUMAT, FOSFOR DAN
WAKTU INKUBASI TERHADAP KETERSEDIAAN FOSFOR
PADA TANAH LATOSOL DAN PODSOLIK
MUNJAYANI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Dosis
Bahan Humat, Fosfor dan Waktu Inkubasi Terhadap Ketersediaan Fosfor pada
Tanah Latosol dan Podsolik adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2015
Munjayani
A14100070
ABSTRAK
MUNJAYANI. Pengaruh Dosis Bahan Humat, Fosfor dan Waktu Inkubasi
Terhadap Ketersediaan Fosfor pada Tanah Latosol dan Podsolik. Dibimbing oleh
HERU BAGUS PULUNGGONO dan BUDI NUGROHO
Salah satu permasalahan tanah masam adalah tingginya fiksasi fosfor yang
mengakibatkan turunnya kadar P tersedia dalam tanah, fiksasi fosfor ini dapat
diturunkan dengan ditambahkannya bahan organik. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan humat, larutan P dan waktu
inkubasi terhadap ketersediaan fosfor pada Latosol dan Podsolik Dramaga.
Penelitian dilakukan dengan penambahan bahan humat dengan dosis 0 ppm/200g
tanah (D0), 25 ppm/ 200g tanah (D1) dan 50 ppm/200g tanah (D2). Larutan P
dengan dosis 0 ppm/ 200g tanah (P0) dan 25 ppm/200g tanah (P1). Adapun waktu
inkubasi 0 minggu (T0), 3 minggu (T3) dan 6 minggu (T6). Hasil penelitian
menunjukkan terjadinya peningkatan P-tersedia setelah perlakuan pemberian
bahan humat. Perlakuan D1 dan D2 secara nyata mampu meningkatkan P-tersedia
pada Latosol sebesar 4.98 ppm dan 17.7 ppm, dan Podsolik sebesar 5.92 ppm dan
16.96 ppm. Kombinasi bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi mampu
meningkatkan pH secara nyata pada Latosol. Kombinasi bahan humat dan waktu
inkubasi secara nyata meningkatakan pH pada Podsolik. Kombinasi larutan P dan
waktu inkubasi secara nyata menurunkan Al-dd. Secara umum perlakuan terbaik
untuk meningkatkan P-tersedia, pH dan menurunkan Al-dd yaitu D2P0T6.
Kata kunci: bahan humat, fosfor, Latosol Dramaga, Podsolik Dramaga, waktu
inkubasi.
ABSTRACT
MUNJAYANI. The Doses Effect of Humic Subtance, Phosphorus and Incubation
Time Toward The Availability of Phosphorus in Latosol and Podsolic. Supervised
by HERU BAGUS PULUNGGONO and BUDI NUGROHO
One of the problems in acid soils is the high phosphorus fixation, causing in
declining of available P in soil, the phosphorus fixation can be decreased by the
addition of organic matter. The purpose of this study is to determine the effect of
humic substance, phosphorus, and incubation time on the availability of
phosporus in Latosol and Podsolic Dramaga. The study was conducted by the
addition of humic materials, the doses given are 0 ppm / 200g soil (D0), 25 ppm /
200g soil (D1) and 50 ppm / 200g soil (D2). The solution P doses given are 0 ppm
/ 200g soil (P0) and 25 ppm / 200g soil (P1). The incubation times are 0 week
(T0), 3 weeks (T3) and 6 weeks (T6). The results showed an increasing in Pavailable after treatment of humic materials were applied. Treatment D1 and D2
were significantly able to increase available P in Latosol at 4.98 ppm and 17.7
ppm. Meanwhile, in the Podsolic the treatment of D1 and D2 increased Pavaliable at 5.92 ppm and 16.96 ppm. The combination of humic material, P
solution and incubation time significanly improved soil pH of Latosol. The
combination of humic materials and incubation time significantly increased the
pH of the Podsolic. The combination of P solution and incubation time
significantly decreased the Al-exch. In general, the best treatment to increase the
available P, pH and decrease Al-exch is D2P0T6.
Keywords: humic material, Latosol Dramaga, phosphorus, Podsolic Dramaga, the
incubation time.
PENGARUH DOSIS BAHAN HUMAT, FOSFOR DAN WAKTU
INKUBASI TERHADAP KETERSEDIAAN FOSFOR PADA
TANAH LATOSOL DAN PODSOLIK
MUNJAYANI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
berkat dan rahmat-Nya sehingga skripsi berjudul “Pengaruh Dosis Bahan Humat,
Fosfor dan Waktu Inkubasi Terhadap Ketersediaan Fosfor pada Tanah Latosol
dan Podsolik Dramaga” dapat penulis selesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Ir. Heru Bagus Pulunggono, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi I
yang telah memberikan arahan dan bimbingan, saran, serta semangat
kepada penulis selama penempuh pendidikan dan penyelesaian skripsi.
2. Dr. Ir. Budi Nugroho, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi II atas
bimbingan, ide, kritik, saran, kesabaran dan ilmunya kepada penulis
selama menempuh pendidikan dan penyelesaian skripsi.
3. Ir. Kamir R Brata, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan arahan dan bimbingan, ilmu serta semangat dan
motivasi kepada penulis selama menempuh pendidikan.
4. Desi Nadalia, S.P, M.Si selaku dosen penguji atas kritik dan sarannya.
5. Kepada rekan-rekan Ilmu Tanah 47 dan semua pihak yang telah
memberikan semangat dan motivasi.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi ilmu
pengetahuan, khususnya bidang Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan.
Bogor, Maret 2015
Munjayani
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
METODE PENELITIAN
2
Waktu dan Tempat Penelitian
2
Bahan dan Alat
2
Rancangan Percobaan
2
Pelaksanaan
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Sifat Kimia Tanah Latosol Dramaga dan Podsolik Dramaga
5
Ketersediaan P dalam Tanah
6
pH Tanah
7
Al-dd Tanah
9
SIMPULAN DAN SARAN
11
Simpulan
11
Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
20
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
Notasi dan kombinasi perlakuan pemberian dosis bahan humat,
dosis larutan P dan waktu inkubasi
2
Parameter dan metode analisis tanah hasil perlakuan
5
Hasil analisis tanah Latosol dan Podsolik Dramaga
5
Pengaruh kombinasi antara bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap pH Latosol
8
Pengaruh kombinasi dosis bahan humat dengan waktu inkubasi
terhadap pH Podsolik
8
Pengaruh perlakuan dosis larutan P dengan waktu inkubasi terhadap
Al-dd Latosol
9
Pengaruh perlakuan dosis larutan P dan waktu inkubasi
terhadap ketersediaan Al-dd Podsolik
10
DAFTAR GAMBAR
1 Prosedur Ekstrak Substansi Asam Humat
2 Pengaruh dosis bahan humat dan dosis larutan P terhadap Ptersedia pada Latosol
3 Pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan waktu inkubasi
terhadap P-tersedia pada Podsolik
3
6
7
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kriteria penilaian sifat kimia tanah
Hasil Analisis Bahan humat dan Larutan P
Hasil Analisis Fraksi P-Inorganik
Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap Ptersedia pada Latosol
Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap Ptersedia pada Podsolik
Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap pH
pada Latosol
Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap pH
pada Podsolik
Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap
Al-dd pada Latosol
Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap
Al-dd pada Podsolik
13
13
13
14
14
15
15
16
16
10 Sidik ragam pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan
kombinasi dosis bahan humat dengan dosis larutan P terhadap Ptersedia pada Latosol
11 Sidik ragam pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan
kombinasi dosis bahan humat dengan dosis larutan P terhadap Ptersedia pada Podsolik
12 Sidik ragam pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan
kombinasi dosis bahan humat dengan dosis larutan P terhadap pH
pada Latosol
13 Sidik ragam pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan
kombinasi dosis bahan humat dengan dosis larutan P terhadap pH
pada Podsolik
14 Sidik ragam pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan
kombinasi dosis bahan humat dengan dosis larutan P terhadap Aldd pada Latosol
15 Sidik ragam pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan
kombinasi dosis bahan humat dengan dosis larutan P terhadap Aldd pada Podsolik
17
17
18
18
19
19
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia dengan sebaran tanah masam yang tinggi mempunyai masalah
terhadap ketersediaan unsur hara, terutama unsur P. Defisiensi fosfor pada tanah
masam umumnya disebabkan oleh terikatnya unsur tersebut pada zarah-zarah
padat tanah seperti klei kaolinit dan oksida-oksida besi dan aluminium serta oleh
reaksi antara fosfor dengan aluminium sehingga fosfor tersebut tidak tersedia
( Radjagukguk 1983 ).
Proses fiksasi fosfor banyak dijumpai ditanah masam. Sanchez (1976)
mengemukakan alumunium dapat ditukar bereaksi dengan monokalsium fosfat
dan membentuk senyawa yang tidak larut (Al(OH)2H2PO4). Pengaruh tidak
langsung dari mekanisme tersebut adalah menurunnya ketersediaan P dalam tanah.
Makin tinggi kandungan besi dan oksida aluminium, maka makin besar daya
fiksasi fosfor tanah tersebut. Kebanyakan fase padat fosfor berasosiasi dengan Fe
dan Al pada tanah masam. Fosfor yang ditambahkan kedalam tanah akan tererap
dengan cepat dan kemudian terfiksasi atau dapat juga mengendap membentuk
senyawa yang berkelarutan rendah.
Penambahan bahan humat kedalam tanah mampu untuk meningkatkan
ketersediaan P, dengan mencegah terjadinya interaksi logam Al dan Fe dengan ion
P melalui reaksi kompleks dan khelat, sehingga P yang ada di dalam tanah dapat
larut. Kandungan senyawa humat menurut Arsiati (2002) yaitu 56.2 % C, 35.5 %
O, 47 % H, 3.2 % N dan 0.8 % S. Sedangkan, Eggertz (1888) dalam Orlov
(1985) mengatakan bahwa senyawa humat mengandung 0.6 – 1.1 % S dan 0.2 –
3.7 % P. Eggertz juga mengamati adanya 5.6 % Al dan Fe oksida, 0.05 – 0.15 %
sodium (Na), 0.6 % kalium sulfat, magnesium dan mangan.
Penelitian Herviyanti et al (2012) mengungkapkan bahwa pemberian bahan
humat yang diekstrak dari batubara muda dan dikombinasikan dengan pupuk P
dapat memperbaiki beberapa sifat kimia tanah. Pemberian 800 ppm bahan humat
ditambah pupuk P dengan dosis 300kg TSP ha-1 meningkatkan pH sebesar 0.53
unit, P-tersedia sebesar 6.35 ppm, C-organik 0.01 %, dan menurunkan Al-dd
sebesar 0.70 me/100 g dibanding kontrol. Selain itu, ketersediaan P dalam tanah
di pengaruhi oleh penggenangan. Menurut Chang (1957) mobilitas fosfor pada
tanah tergenang lebih tinggi daripada tidak tergenang. Meskipun ketersediaan P
pada tanah dalam kondisi tergenang lebih besar daripada kondisi lahan kering,
terutama di daerah tropis, kekurangan P menyebabkan perlu dilakukan
pemupukan fosfat. Pada penelitian ini dilakukan penambahan bahan humat yang
diharakan dapat meningkatkan ketersediaan fosfor pada tanah dengan perlakuan
inkubasi.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan
humat, fosfor dan waktu inkubasi terhadap ketersediaan fosfor pada Latosol dan
Podsolik Dramaga.
2
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada bulan April 2014 hingga Juli 2014, di
Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan yaitu bahan humat, Potasium phosphat (KH2PO4)
sebagai sumber P, contoh tanah yang diambil dari Latosol dan Podsolik di kebun
percobaan Cikabayan, serta bahan kimia untuk analisis.
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu peralatan untuk
pengambilan contoh tanah di lapangan, pH meter, pipet, kertas saring, erlenmeyer,
labu Kjeldahl, saringan ukuran 2-mm, spektrofotometer Uv-Vis, AAS (Atomic
Absorbtion Spectrophotometer), flame emission spectrophotometry, serta alat-alat
laboratorium lainnya.
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) faktorial dengan faktor pertama dosis bahan humat 0 ppm (D0), 25 ppm
(D1) dan 50 ppm (D2). Faktor kedua dosis larutan P0 ppm (P0) dan 25 ppm (P1).
Faktor ketiga waktu inkubasi 0 minggu (T0), 3 minggu (T3), 6 minggu (T6).
Percobaan dilakuakan dengan tiga kali ulangan sehingga diperoleh 54 satuan
percobaan. Keseluruhan perlakuan yang dicobakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Notasi dan kombinasi perlakuan pemberian dosis bahan humat, dosis
larutan P dan waktu inkubasi
Perlakuan
Kode perlakuan
inkubasi
Bahan Humat
Larutan P
minggu
…………………ppm………………....
D0P0T1
1
0
0
D1P0T1
1
25
0
D2P0T1
1
50
0
D0P1T1
1
0
25
D1P1T1
1
25
25
D2P1T1
1
50
25
D0P0T3
3
0
0
D1P0T3
3
25
0
D2P0T3
3
50
0
D0P1T3
3
0
25
D1P1T3
3
25
25
D2P1T3
3
50
25
D0P0T6
6
0
0
D1P0T6
6
25
0
D2P0T6
6
50
0
D0P1T6
6
0
25
D1P1T6
6
25
25
D2P1T6
6
50
25
Keterangan : D = dosis bahan humat; P = dosis larutan P; T = waktu inkubasi
3
Data hasil percobaan selanjutnya dianalisis ragam untuk mengetahui pengaruh
perlakuan terhadap variabel yang diamati. Pada perlakuan yang memberikan
pengaruh nyata selanjutnya dilakukan dengan uji lanjut dengan uji wilayah Duncan
((DMRT) Duncan Multiple Range Test )) dengan taraf 5 %. Model persamaan
matematika di sajikan sebagai berikut:
Keterangan:
Y
= Rataan
μ
= Nilai tengah
αi
= Pengaruh dosis bahan humat ke-i
βj
= pengaruh dosis larutan P ke-j
ɣk
= Pengaruh waktu inkubasi ke-k
αiβj =Pengaruh dosis bahan humat dan dosis larutan P
αiɣk = Pengaruh dosis bahan humat dan waktu inkubasi
βjɣk = Pengaruh dosis larutan P dan waktu inkubasi
αiβjɣk = Pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan waktu inkubasi
εijk = Galat percobaan
Pelaksanaan
1. Persiapan bahan
Gambar 1 Prosedur Ekstrak Substansi Asam Humat
4
-
-
-
Bahan humat yang digunakan merupakan cairan pekat hasil ekstraksi dari
batubara jenis lignit (Oklima 2014). Prosedur ekstrak substansi asam
humat (Gambar 1) dilakuakan dengan cara bahan organik endapan kering
udara ditimbang 375 gram lalu dikocok dengan 830 ml NaOH 0.1N
(takaran satu kali pembuatan menghasilkan 9% asam humat). Bahan yang
larut disebut senyawa humat, sedangkan bahan yang mengendap disebut
Humin lalu dibuang. Kemudian senyawa humat yang di hasilkan di
ekstrak dengan HCl 0.1N hingga pH 2.0 dan disentrifuse (3500 rpm)
selama 15 menit bertujuan untuk memisahakan asam humat pada bagian
yang mengendap dan bagian yang larut dengan HCl disebut asam fulvat
kemudian dibuang. Setelah itu dilakuan pemurnian asam humat
menggunakan NaOH 0.1 N hingga pH 6.25 agar asam humat aman untuk
tanah dan tanaman (Prakarsa 2012).
Bahan humat diperoleh dari pengenceran humat primer yang diambil
sebanyak 25 ml dan 50 ml yang kemudian diencerkan dengan aquades 1L.
Hasil pengenceran dipipet 1 ml dan diencerkan kembali menjadi 1L
sehingga diperoleh pengenceran sebanyak 40 000 kali dan 20 000 kali.
Fosfor diperoleh dari pengenceran Photassium Phospat. Penggunaan
Photassium Phospat karena mudah larut sehingga P yang ditambahkan
dapat tersedia dalam tanah. Untuk tanah Latosol dibutuhkan sebesar 0.184
gram Photassium Phospat, sedangkan untuk tanah Podsolik dibutuhkan
sebesar 0.179 gram. Kemudian masing-masing diencerkan menjadi 1L.
2. Persiapan inkubasi
-
-
-
Tanah yang telah di ambil dari lapang dikeringkan kemudian ditumbuk
dan disaring dengan saringan berukuran 2 mm. Selanjutya, tanah
ditimbang sebanyak 200 gram dan dimasukkan kedalam ember berukuran
1L. Lalu di campur dengan bahan humat dan fosfor sesuai perlakuan
dengan perbandingan 1:4.
Untuk percobaan blanko maka ditambahkan sebanyak 800 ml aquades
pada ember yang telah berisi tanah 200 gram. Percobaan bahan humat
(D1) dilakukan dengan memasukkan 800 ml bahan humat yang telah
diencerkan sebanyak 40 000 kali, sedangkan percobaan bahan humat (D2)
dilakuakan dengan memasukkan 800 ml bahan humat yang telah
diencerkan sebanyak 20 000 kali. Untuk perlakuan fosfor ditambahkan
800 ml KH2PO4 yang telah diencerkan sebanyak 1L.
Ember yang telah dicampur bahan humat dan fosfor kemudian di tutup
plastik dan disimpan pada suhu ruang dan diinkubasi selama 3 minggu dan
6 minggu.
3. Pengamatan
-
Tanah diaduk setiap hari selama waktu inkubasi agar tanah yang berisi
perlakuan bahan humat dan fosfor tetap homogen.
5
4. Analisis tanah
-
Tanah yang telah diinkubasi di analisis dengan parameter dan metode yang
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Parameter dan metode analisis tanah hasil perlakuan
Parameter
pH
P tersedia
Al-dd
Metode
pH meter
Bray 1, spektrofotometer
Titrasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat Kimia Tanah Latosol Dramaga dan Podsolik Dramaga
Hasil analisis awal pada tanah Latosol dan Podsolik Dramaga yang
digunakan pada penelitian disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil analisis tanah Latosol dan Podsolik Dramaga
Sifat tanah
pH
C-organik (%)
Al-dd (me/100g)
P2O5 Bray-1 (ppm)
KTK (me/100g)
KB (%)
Basa-Basa:
K (me/100g)
Ca (me/100g)
Mg(me/100g)
Na (me/100g)
Tanah
Latosol Dramaga
4.42
1.10
2.20
11.50
19.14
81.96
Podsolik Dramaga
4.02
1.06
5.41
15.50
26.06
44.13
8.12
3.71
1.15
8.38
1.92
3.43
1.17
2.05
Tabel 3 menunjukkan ketersediaan P dalam bentuk P2O5 pada Latosol
Dramaga yang digunakan yaitu 11.50 ppm sedangkan pada Podsolik Dramaga
yaitu 15.50 ppm. Dari kedua data yang diperoleh menunjukkan bahwa
ketersediaan fosfor tergolong rendah (PPT 1983).
6
Ketersediaan P dalam Tanah
Hasil analisis ragam perlakuan bahan humat dan larutan P terhadap Ptersedia pada Latosol (Lampiran 10) menunjukkan bahwa perlakuan dosis bahan
humat dan larutan P secara tunggal masing-masing berpengaruh sangat nyata
terhadap P-tersedia, sedangkan untuk waktu inkubasi tidak berpengaruh nyata.
Pada kombinasi perlakuan bahan humat dan larutan P, bahan humat dengan waktu
inkubasi, larutan P dengan waktu inkubasi atau pun kombinasi ketiganya tidak
berpengaruh nyata terhadap P-tersedia. Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan
bahan humat dan larutan P terhadap P-tersedia pada Latosol disajikan pada
Gambar 2.
Gambar 2 Pengaruh dosis bahan humat dan dosis larutan P terhadap P-tersedia
pada Latosol
Gambar 2(a) merupakan grafik hubungan antara perlakuan pemberian
dosis bahan humat terhadap P tersedia. Perlakuan D1 tidak berbeda nyata
terhadap D0 tetapi D2 nyata lebih tinggi dibandingkan D0 dan D1. Peningkatan
P-tersedia pada perlakuan D1 dan D2 dibandingkan dengan D0 masing-masing
4.98 ppm dan 17.7 ppm. Nilai P-tersedia tertinggi pada perlakuan D2 sebesar
50.18 ppm. Peningkatan P-tersedia ini karena gugus karboksil dan fenolik dalam
asam humat mempunyai sifat dapat mengikat ion Al, Fe dan Ca dari larutan tanah,
membentuk senyawa kompleks yang sukar larut. Dengan demikian konsentrasi
ion Al, Fe dan Ca yang bebas dalam larutan akan berkurang, sehingga fosfat
tersedia akan lebih banyak.
Gambar 2(b) grafik hubungan antara perlakuan pemberian dosis larutan P
terhadap P-tersedia. Perlakuan P1 nyata terhadap P0. Peningkatan P-tersedia pada
P1 dibandingkan dengan P0 adalah 22.3 ppm. P-tersedia yang terukur pada
perlakuan P1 sebesar 51.19 ppm. Nilai P-tersedia pada perlakuan P1 lebih tinggi
dari pada perlakuan D1 sebesar 13.73 ppm dan perlakuan D2 sebesar 1.72 ppm,
hal ini dapat dilihat pada (Lampiran 2) bahwa P tersedia yang terukur pada
Larutan P1 sebesar 0.83 ppm sedangkan pada bahan humat D1 sebesar 0.024 ppm
dan bahan humat D2 sebesar 0.032.
Hasil analisis ragam perlakuan bahan humat dan larutan P terhadap Ptersedia pada Podsolik (Lampiran 11) tidak jauh berbeda dengan Latosol.
Perlakuan bahan humat dan larutan P secara tunggal masing-masing berpengaruh
sangat nyata terhadap P-tersedia. Sedangkan, untuk waktu inkubasi tidak
berpengaruh nyata terhadap P-tersedia pada tanah. Begitu pula dengan kombinasi
7
perlakuan bahan humat dan larutan P, bahan humat dengan waktu inkubasi,
larutan P dengan waktu inkubasi atau pun kombinasi ketiganya. Hasil uji Duncan
Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap ketersediaan P
pada Podsolik disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3 Pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan waktu inkubasi
terhadap P-tersedia pada Podsolik
Gambar 3(a) menunjukkan bahwa perlakuan D2 nyata lebih tinggi dari D0
dan D1, sedangkan pada perlakuan D1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan D0.
Peningkatan P-tersedia pada perlakuan D2 terhadap perlakuan D1 yaitu sebesar
5.92 ppm dan terhadap D0 sebesar 16.96 ppm. Perlakuan D2 memiliki kandungan
P-tersedia tertinggi yaitu 52.68 ppm, hal ini terjadi karena dengan semakin besar
takaran bahan humat yang diberikan maka semakin besar ketersediaan P pada
tanah. Hasil penelitian Setiyandi (2014) pemberian bahan humat sebanyak 15 ml
dan 50 ml pada Inseptisol Dramaga, P tersedia meningkat dari 5.3 ppm meningkat
menjadi berturut-turut 49 ppm dan 39 ppm, sedangkan pada Inseptisol Surade dari
4.8 ppm meningkat menjadi berturut-turut 29 ppm dan 33 ppm.
Minardi (2006) dalam Ariyanto (2006) menyatakan bahwa bahan humat
mempunyai peran dalam pelepasan P yang terjerap dalam tanah serta
meningkatkan ketersediaan P dalam tanah. Proses yang terjadi dalam lepasnya P
dari jerapan P yaitu unsur logam (Al dan Fe) yang menjerap P melepaskan
ikatannya dengan P dan berganti ikatan dengan bahan dalam tanah. Ikatan inilah
yang menandakan terjadinya interaksi antara logam dengan senyawa organik atau
lebih dikenal dengan pengkhelatan.
Gambar 3(b) menunjukkan bahwa perlakuan P1 nyata lebih tinggi Ptersedia dibandingkan dengan P0. Peningkatan P-tersedia pada perlakuan P1
terhadap P0 sebesar 22.44 ppm. Kandungan P-tersedia yang terukur pada
perlakuan P1 sebesar 54.57 ppm. Tingginnya P-tersedia pada perlakuan ini karena
peranan P yang berasal dari larutan P yang digunakan.
pH Tanah
Hasil analisis ragam perlakuan bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi
terhadap pH pada Latosol (Lampiran 12) menunjukkan bahwa perlakuan larutan P,
waktu inkubasi, kombinasi bahan humat dengan P, kombinasi bahan humat
dengan waktu inkubasi, kombinasi P dengan waktu inkubasi, berpengaruh sangat
8
nyata terhadap pH. Begitu pula dengan kombinasi antara ketiganya bahan humat,
larutan P, dan waktu inkubasi berpengaruh sangat nyata terhadap pH. Hasil uji
Duncan pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap pH Latosol
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Pengaruh kombinasi antara bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi
terhadap pH Latosol
Pada Tabel 4 secara rata-rata bahwa perlakuan bahan humat, fosfor dan
waktu inkubasi cenderung meningkatkan pH. Semakin tinggi dosis bahan humat
pH semakin meningkat. Akan tetapi semakin tinggi larutan P yang di berikan pH
tidak meningkat, hanya pada perlakuan D1P1T6 pH terlihat meningkat sebesar
0.14 dari D1P0T0. Yang paling berperan dalam peningkatan pH yaitu waktu
inkubasi. Kenaikan pH karena perlakuan waktu inkubasi tersebut sesuai dengan
pendapat Black (1968) bahwa naiknya pH tanah yang digenangi terutama
disebabkan oleh reduksi ferrioksida atau ferri hidroksida menjadi bentuk ferro
yang lebih larut, dengan proses sebagai berikut :
Fe(OH)3 + e
Fe2+ + 3 OH-
Menurut Ponnamperuma (1977) dalam Pulunggono (1985) menyatakan
bahwa tanah yang digenangi pada tanah masam pH naik mendekati netral,
sedangkan pada tanah alkalin pH turun mendekati netral. Untuk sebagian tanah
mineral, pH tanah dari tanah yang sudah digenangi selama beberapa minggu
mencapai sekitar 6.5 atau 7.0. Perlakuan D2P0T6 memiliki nilai pH tertinggi
yaitu 5.65.
Hasil analisis ragam perlakuan bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi
terhadap pH pada Podsolik (Lampiran 13) menunjukkan bahwa perlakuan waktu
inkubasi dan bahan humat berpengaruh sangat nyata terhadap pH, sedangkan
perlakuan lainnya tidak nyata. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan
waktu inkubasi T3 dan T6 berpengaruh nyata terhadap T0 dapat dilihat pada
Tabel 5.
Table 5 Pengaruh kombinasi dosis bahan humat dengan waktu inkubasi terhadap
pH Podsolik
9
Pada perlakuan inkubasi terlihat bahwa T6 berbeda sangat nyata dengan
T3 dan T0, begitu juga T3 berbeda sangat nyata terhadap T6 dan T0. Peningkatan
pH pada T6 terhadap T3 sebesar 0.20 dan terhadap T0 sebesar 0.70. pH Podsolik
dengan perlakuan bahan humat menunjukkan peningkatan akan tetapi tidak
berpengaruh nyata. Begitu pula dengan larutan P yang tidak berpengaruh terhadap
kenaikan pH pada tanah. Hal ini terjadi karena kandungan liat pada Podsolik
tinggi sehingga P yang ada pada bahan humat dan larutan P terjerap.
Al-dd Tanah
Hasil analisis ragam (Lampiran 14) menunjukkan bahwa perlakuan larutan
P dan waktu inkubasi berpengaruh nyata dan sangat nyata terhadap Al-dd tetapi
perlakuan bahan humat dan kombinasi antara larutan P dan waktu inkubasi tidak
berpengaruh nyata. Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan dosis larutan P dengan
waktu inkubasi terhadap Al-dd pada Latosol disajikan pada Tabel 6.
Table 6 Pengaruh perlakuan dosis larutan P dengan waktu inkubasi terhadap Aldd pada Latosol
Al-dd Latosol pada perlakuan T6 nyata lebih rendah dibandingkan T0,
namun tidak berbeda nyata dibandingkan perlakuan T3. Perlakuan T3 tidak
berbeda nyata dengan T0. Penurunan Al-dd pada perlakuan T3 dan T6 terhadap
T0 masing-masing secara berurutan yaitu 1.32 dan 2.03. Selain itu penurunan Aldd juga dipengaruhi oleh pH yang meningkat. Wright (1989) mengatakan bahwa
semakin tinggi pH tanah, Al cenderung menjadi Al(OH)3 yang sukar larut. Ion
Al(OH)2+ berada pada selang pH 4.7, Al(OH)3 berada pada selang pH 6.5 dan 8
sedangkan Al(OH) 4- diatas pH 8. Penambahan bahan humat dan lamanya waktu
inkubasi dapat menurunkan Al-dd.
10
Hasil analisis ragam perlakuan bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi
pada tanah Podsolik (Lampiran 15) menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi
antara waktu inkubasi dan perlakuan P berpengaruh sangat nyata terhadap Al-dd,
sedangkan untuk perlakuan yang lainnya tidak berpengaruh nyata. Pengaruh
kombinasi dosis larutan P dan waktu inkubasi disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7
Pengaruh perlakuan dosis laruta P dan waktu inkubasi terhadap
ketersediaan Al-dd pada Podsolik
Perlakuan P0T6 dan P1T3 berbeda nyata terhadap P0T0. Pada perlakuan
P0T6 dan P1T3 terjadi penurunan Al terhadap P0T0 masing-masing sebesar 1.96
dan 1.06. Secara rata-rata terlihat bahwa perlakuan P meningkatkan Al-dd
sedangkan perlakuan senyawa humat cenderung menurunkan Al-dd. Penurunan
kadar Al-dd pada perlakuan inkubasi karena terbentuknya endapan aluminium
hidroksida akibat tingginya ion OH- terlarut sejalan dengan meningkatnya pH
tanah. Selain itu karena kandungan liat Podsolik yang tinggi sehingga Al terjerap
oleh liat dan menyebabkan Al-dd menurun. Tan (2003) menyatakan bahwa Al
yang terjerap oleh komplek liat dapat terhidrolisis dan menghasilkan ion H+,
sehingga konsentrasi ion tersebut meningkat di dalam tanah. Peningkatan Al-dd
terjadi dengan semakin tingginya larutan P yang diberikan hal ini kemungkinan
karena adanya peningkatan Fe sehingga P lebih banyak mengikat Fe daripada Al.
11
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Bahan humat dan Larutan P mampu meningkatkan P-tersedia. Pada Latosol
perlakuan bahan humat D2 meningkatkan P-tersedia sebesar 17.7 ppm dan
perlakuan P1 meningkatkan P sebesar 17.7 ppm. Pada Podsolik perlakuan bahan
humat D2 meningkatkan P-tersedia sebesar 16.96 ppm dan perlakuan P1
meningkatkan P-tersedia sebesar 22.44 ppm. Dengan meningkatnya P-tersedia
terjadi peningkatan pH dan penurunan Al-dd, hal ini karena P mampu mengikat
Al dalam bentuk Al-P. Kombinasi bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi
mampu meningkatkan pH secara nyata pada Latosol. Kombinasi bahan humat dan
waktu inkubasi secara nyata meningkatkan pH pada Podsolik. Kombinasi larutan
P dan waktu inkubasi secara nyata menurunkan Al-dd. Secara umum perlakuan
terbaik untuk meningkatkan P-tersedia, pH dan menurunkan Al-dd yaitu D2P0T6.
Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap kombinasi perlakuan antara
larutan P dengan bahan humat terhadap ketersedian Fe dan P-Inorganik.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto DP. 2006. Ikatan antara asam organik tanah dengan logam. Jurusan Ilmu
Tanah Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Arsiati A. 2002. Sifat-sifat asam humat hasil ekstraksi dari berbagai jenis bahan
dan pengekstrak. [Skripsi]. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.
Chang SC, ML Jackson. 1957. Fractionation of soil phosphorus. Soil Sci. 84:133
144.
Herviyanti, Ahmad F, Sofyani R, Darmawan, Gusnidar, Saidi A. 2012. Pengaruh
pemberian bahan humat dari ekstrak batubara muda (subbituminus) dan
pupuk P terhadap sifat kimia Ultisol serta produksi tanaman jagung (Zea
mays L.). J Solum. 9(1):15-24.
Minardi. 2006. Peran asam humat dan fulvat dari bahan organik dalam pelepasan
P terjerap pada Andisol. Ringkasan Disertasi. Program Pasca Sarjana
Universitas Brawijaya Malang
Oklima AM. 2014. Pemanfaatan abu batubara (coal ash) dan bahan humat sebagai
amelioran pada lahan reklamasi bekas tambang. [Tesis]. Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Ponnamperuma FN. 1972. The chemistry of submerged soils. adv. Agron. 24:2996.
Prakasrsa GP. 2012. Pengaruh asam humat dan fosfor pada pertumbuhan tanaman
jagung ( zea mays L) dan sifat kimia latosol Cimulang. [skripsi].
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.
Pulunggono HB. 1985. Pengaruh penggenangan terhadap perubahan ketersediaan
fosfor pada tanah Podsolik Jasinga dan Alluvial Bekasi.[skripsi].
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.
Pusat Penelitian Tanah. 1983. Kriteria Penilaian Sifat-sifat Kimia Tanah. Bogor:
Pusat Penelitian Tanah, Departemen Pertanian.
Radjagukguk B. 1983. Masalah Pengapuran Tanah Mineral Masam Di
Indonesia.Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yokyakarta.
Sanchez PA. 1976. Properties and Management of Soils in The Tropics. John
Willey and Sons. New York.
Setiyadi I. 2014. Pengaruh pemberian ekstrak bahan organik dari kompos kotoran
ayam, kompos kotoran sapi dan bahan humat terhadap p tersedia pada
inseptisol dramaga dan inseptisol surade. [skripsi]. Departemen Ilmu
Tanah Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Tan KH. 2003. Humic Matter in Soil and the Environment. Marcel Dekker Inc.
New York.
13
Lampiran 1 Kriteria penilaian sifat kimia tanah (PPT 1983)
Sifat Kimia Tanah
C-Organik (%)
Nitrogen (%)
C/N
P2O5 HCl(mg/100g)
P2O5 Bray-1 (ppm)
P2O5 Olsen (ppm)
K2O HCl 25%
(mg/100g)
KTK (me/100g)
Sangat
rendah
< 1.00
< 0.10
5.00
> 0.75
> 25
> 60
> 35
> 60
> 60
40
Basa-basa yang dapat dipertukarkan
K (me/100g)
Na (me/100g)
Mg (me/100g)
Ca (me/100g)
Kejenuhan Basa
(%)
Kejenuhan Al (%)
Reaksi
Sangat
Tanah
Masam
pH (H2O)
< 4.5
< 0.1
< 0.1
< 0.4
< 0.2
< 20
0.1-0.2
0.1-0.3
0.4-1.0
0.2-5
20-35
0.3-0.5
0.4-0.7
1.1-2.0
5-10
36-50
0.6-1.0
0.8-1.0
2.1-8.0
11-20
51-70
> 1.0
> 1.0
> 8.0
> 20
> 70
60
Alkalin
4.5-5.5
Agak
Masam
5.6-6.5
6.6-7.5
Lampiran 2 Hasil Analisis Bahan humat dan Larutan P
Bahan organik cair
Bahan Humat 25 ppm
Bahan Humat 50 ppm
Larutan P Tanah Latosol 25 ppm
Larutan P Tanah Podsolik 25 ppm
pH
6.38
6.55
5.00
5.08
P-Tersedia
(ppm)
0.024
0.032
0.073
0.083
Lampiran 3 Hasil Analisis Fraksi P-Inorganik
Fraksi P- anorganik
Al-P
Ca-P
Fe-P
Tanah
Latosol Dramaga
24.00
7.60
67.72
Podsolik Dramaga
76.54
4.47
49.24
> 8.5
14
Lampiran 4 Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap Ptersedia pada Latosol
Perlakuan
D0
D1
D2
Ulangan
1
2
3
Ratarata
1
2
3
Ratarata
1
2
3
Ratarata
P0
P1
…………..ppm…………..
…………..ppm…………..
T0
T3
T6
T0
T3
T6
……………..Minggu……………… ……………..Minggu………………
16.75
11.55
21.65
52.15
46.85
61.99
17.76
36.27
22.77
46.00
39.34
36.92
14.42
11.97
22.82
33.75
48.88
42.81
16.31
21.80
24.35
25.81
19.93
61.81
3.65
19.52
22.41
30.52
37.84
33.16
43.97
47.97
56.06
32.53
45.02
54.76
37.83
48.36
47.24
44.19
46.60
47.50
23.99
33.32
34.34
40.09
28.33
5.81
16.11
94.36
33.84
11.55
57.77
52.25
45.52
59.72
60.29
63.29
46.98
60.38
63.87
63.29
46.10
59.43
60.54
66.72
35.92
38.76
40.52
61.10
62.51
62.23
Lampiran 5 Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap Ptersedia pada Podsolik
Perlakuan
D0
D1
D2
Ulangan
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
P0
P1
…………..ppm…………..
…………..ppm…………..
T0
T3
T6
T0
T3
T6
……………..Minggu……………… ……………..Minggu………………
19.94
38.41
42.56
52.27
47.87
48.13
21.27
16.19
17.88
62.03
45.12
43.84
16.75
8.15
34.20
26.32
49.11
52.86
19.32
20.92
31.55
46.87
47.37
48.28
32.25
29.19
29.97
71.13
63.60
69.16
17.79
30.43
29.09
37.63
59.46
57.83
27.51
30.15
42.32
45.74
38.04
38.44
25.85
29.92
33.79
51.50
53.70
55.14
28.59
42.70
38.54
89.26
75.13
61.49
47.62
42.98
42.07
50.02
39.81
63.46
46.17
42.83
51.99
48.09
74.15
63.35
40.80
42.83
44.20
62.46
63.03
62.77
15
Lampiran 6 Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap pH
pada Latosol
P0
P1
…………..ppm…………..
…………..ppm…………..
Perlakuan Ulangan
T0
T3
T6
T0
T3
T6
……………..Minggu……………… ……………..Minggu………………
1
4.42
5.10
5.19
5.27
5.35
4.47
D0
2
4.37
5.25
5.19
5.27
5.36
4.47
3
4.53
5.20
5.25
5.18
5.35
4.48
Rata4.44
5.18
5.21
4.47
5.24
5.35
rata
1
4.58
5.21
5.51
4.45
5.25
5.70
D1
2
4.48
5.23
5.52
4.36
5.25
5.50
3
4.60
5.41
5.59
4.59
5.26
5.30
Rata4.55
5.28
5.54
4.47
5.25
5.50
rata
1
4.58
5.42
5.67
4.40
5.31
5.31
D2
2
4.58
5.35
5.65
4.54
5.29
5.77
3
4.54
5.36
5.62
4.47
5.28
5.48
Ratarata
4.57
5.38
5.65
4.47
5.29
5.52
Lampiran 7 Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap pH
pada Podsolik
Perlakuan
D0
D1
D2
Ulangan
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
P0
P1
…………..ppm…………..
…………..ppm…………..
T0
T3
T6
T0
T3
T6
……………..Minggu……………… ……………..Minggu………………
4.44
5.09
5.20
4.62
5.11
5.31
4.48
5.17
5.20
4.35
5.11
5.32
4.35
5.05
5.20
4.35
5.10
5.30
4.42
5.10
5.20
4.44
5.11
5.31
4.50
5.00
5.39
4.46
5.14
5.30
4.31
5.50
5.41
4.45
5.17
5.28
4.54
5.01
5.39
4.45
5.16
5.47
4.45
5.17
5.40
4.45
5.16
5.35
4.47
5.18
5.45
4.47
5.18
5.30
4.50
5.18
5.47
4.43
5.16
5.30
4.50
5.19
5.49
4.46
5.18
5.49
4.49
5.18
5.47
4.45
5.17
5.36
16
Lampiran 8 Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap Al-dd
pada Latosol
Perlakuan
Ulangan
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
D0
D1
D2
P0
P1
…………..ppm…………..
…………..ppm…………..
T0
T3
T6
T0
T3
T6
……………..Minggu……………… ……………..Minggu………………
2.93
0.73
1.94
3.86
1.48
1.15
3.11
0.76
0.80
3.47
0.73
0.75
3.67
1.14
0.78
4.48
0.73
0.76
3.24
0.88
1.17
3.94
0.98
0.89
3.06
0.76
0.70
2.92
3.75
2.21
1.46
1.14
0.78
2.20
4.10
0.38
1.42
0.75
0.76
1.82
1.14
0.39
1.98
0.89
0.75
2.31
3.00
0.99
2.56
1.83
0.77
5.00
1.16
0.73
3.30
0.36
0.37
2.10
4.06
0.79
2.48
1.81
0.78
2.65
2.29
1.18
2.78
1.34
0.64
3.25
2.50
0.90
Lampiran 9 Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap Al-dd
pada Podsolik
Perlakuan
D0
D1
D2
Ulangan
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
P0
P1
…………..ppm…………..
…………..ppm…………..
T0
T3
T6
T0
T3
T6
……………..Minggu……………… ……………..Minggu………………
6.77
5.96
5.67
8.52
9.31
8.84
8.31
11.73
7.29
8.72
4.99
4.16
6.19
10.17
6.42
8.66
8.48
8.02
7.09
9.29
6.46
8.63
7.59
7.01
6.82
7.37
5.25
8.07
5.71
11.02
8.32
8.08
7.03
7.57
6.85
9.56
7.09
6.47
6.29
7.34
6.88
10.44
7.41
7.31
6.19
7.66
6.48
10.34
7.64
9.45
4.52
6.43
7.46
5.71
7.47
4.74
4.53
6.34
4.25
6.68
9.43
6.35
3.41
7.53
4.62
11.55
8.18
6.85
4.16
6.77
5.44
7.98
17
Lampiran 10 Sidik ragam pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan
kombinasi dosis bahan humat dengan dosis larutan P terhadap Ptersedia pada Latosol
Sumber
keragaman
Db
Faktor korelasi
D
P
T
D*P
D*T
P*T
D*P*T
Galat
Total
1
2
1
2
2
4
2
4
36
54
Jk
Rjk
86564.53 86564.53
2997.28 1498.64
6711.12 6711.12
164.44
82.22
168.52
84.26
10.09
2.52
61.02
30.51
23.11
5.78
9294.58
258.18
105994.69
F-hit
5.80 **
25.99 **
0.32
0.33
0.01
0.12
0.02
F-total
0.05
0.01
3.27
4.13
3.27
3.27
5.30
3.27
5.30
5.28
7.44
5.28
5.28
3.92
5.28
3.92
Keterangan: Angka yang diikuti tanda (*) nyata pada α
WAKTU INKUBASI TERHADAP KETERSEDIAAN FOSFOR
PADA TANAH LATOSOL DAN PODSOLIK
MUNJAYANI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Dosis
Bahan Humat, Fosfor dan Waktu Inkubasi Terhadap Ketersediaan Fosfor pada
Tanah Latosol dan Podsolik adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2015
Munjayani
A14100070
ABSTRAK
MUNJAYANI. Pengaruh Dosis Bahan Humat, Fosfor dan Waktu Inkubasi
Terhadap Ketersediaan Fosfor pada Tanah Latosol dan Podsolik. Dibimbing oleh
HERU BAGUS PULUNGGONO dan BUDI NUGROHO
Salah satu permasalahan tanah masam adalah tingginya fiksasi fosfor yang
mengakibatkan turunnya kadar P tersedia dalam tanah, fiksasi fosfor ini dapat
diturunkan dengan ditambahkannya bahan organik. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan humat, larutan P dan waktu
inkubasi terhadap ketersediaan fosfor pada Latosol dan Podsolik Dramaga.
Penelitian dilakukan dengan penambahan bahan humat dengan dosis 0 ppm/200g
tanah (D0), 25 ppm/ 200g tanah (D1) dan 50 ppm/200g tanah (D2). Larutan P
dengan dosis 0 ppm/ 200g tanah (P0) dan 25 ppm/200g tanah (P1). Adapun waktu
inkubasi 0 minggu (T0), 3 minggu (T3) dan 6 minggu (T6). Hasil penelitian
menunjukkan terjadinya peningkatan P-tersedia setelah perlakuan pemberian
bahan humat. Perlakuan D1 dan D2 secara nyata mampu meningkatkan P-tersedia
pada Latosol sebesar 4.98 ppm dan 17.7 ppm, dan Podsolik sebesar 5.92 ppm dan
16.96 ppm. Kombinasi bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi mampu
meningkatkan pH secara nyata pada Latosol. Kombinasi bahan humat dan waktu
inkubasi secara nyata meningkatakan pH pada Podsolik. Kombinasi larutan P dan
waktu inkubasi secara nyata menurunkan Al-dd. Secara umum perlakuan terbaik
untuk meningkatkan P-tersedia, pH dan menurunkan Al-dd yaitu D2P0T6.
Kata kunci: bahan humat, fosfor, Latosol Dramaga, Podsolik Dramaga, waktu
inkubasi.
ABSTRACT
MUNJAYANI. The Doses Effect of Humic Subtance, Phosphorus and Incubation
Time Toward The Availability of Phosphorus in Latosol and Podsolic. Supervised
by HERU BAGUS PULUNGGONO and BUDI NUGROHO
One of the problems in acid soils is the high phosphorus fixation, causing in
declining of available P in soil, the phosphorus fixation can be decreased by the
addition of organic matter. The purpose of this study is to determine the effect of
humic substance, phosphorus, and incubation time on the availability of
phosporus in Latosol and Podsolic Dramaga. The study was conducted by the
addition of humic materials, the doses given are 0 ppm / 200g soil (D0), 25 ppm /
200g soil (D1) and 50 ppm / 200g soil (D2). The solution P doses given are 0 ppm
/ 200g soil (P0) and 25 ppm / 200g soil (P1). The incubation times are 0 week
(T0), 3 weeks (T3) and 6 weeks (T6). The results showed an increasing in Pavailable after treatment of humic materials were applied. Treatment D1 and D2
were significantly able to increase available P in Latosol at 4.98 ppm and 17.7
ppm. Meanwhile, in the Podsolic the treatment of D1 and D2 increased Pavaliable at 5.92 ppm and 16.96 ppm. The combination of humic material, P
solution and incubation time significanly improved soil pH of Latosol. The
combination of humic materials and incubation time significantly increased the
pH of the Podsolic. The combination of P solution and incubation time
significantly decreased the Al-exch. In general, the best treatment to increase the
available P, pH and decrease Al-exch is D2P0T6.
Keywords: humic material, Latosol Dramaga, phosphorus, Podsolic Dramaga, the
incubation time.
PENGARUH DOSIS BAHAN HUMAT, FOSFOR DAN WAKTU
INKUBASI TERHADAP KETERSEDIAAN FOSFOR PADA
TANAH LATOSOL DAN PODSOLIK
MUNJAYANI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN
DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan
berkat dan rahmat-Nya sehingga skripsi berjudul “Pengaruh Dosis Bahan Humat,
Fosfor dan Waktu Inkubasi Terhadap Ketersediaan Fosfor pada Tanah Latosol
dan Podsolik Dramaga” dapat penulis selesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Ir. Heru Bagus Pulunggono, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi I
yang telah memberikan arahan dan bimbingan, saran, serta semangat
kepada penulis selama penempuh pendidikan dan penyelesaian skripsi.
2. Dr. Ir. Budi Nugroho, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi II atas
bimbingan, ide, kritik, saran, kesabaran dan ilmunya kepada penulis
selama menempuh pendidikan dan penyelesaian skripsi.
3. Ir. Kamir R Brata, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan arahan dan bimbingan, ilmu serta semangat dan
motivasi kepada penulis selama menempuh pendidikan.
4. Desi Nadalia, S.P, M.Si selaku dosen penguji atas kritik dan sarannya.
5. Kepada rekan-rekan Ilmu Tanah 47 dan semua pihak yang telah
memberikan semangat dan motivasi.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan bagi ilmu
pengetahuan, khususnya bidang Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan.
Bogor, Maret 2015
Munjayani
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
METODE PENELITIAN
2
Waktu dan Tempat Penelitian
2
Bahan dan Alat
2
Rancangan Percobaan
2
Pelaksanaan
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Sifat Kimia Tanah Latosol Dramaga dan Podsolik Dramaga
5
Ketersediaan P dalam Tanah
6
pH Tanah
7
Al-dd Tanah
9
SIMPULAN DAN SARAN
11
Simpulan
11
Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
20
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
Notasi dan kombinasi perlakuan pemberian dosis bahan humat,
dosis larutan P dan waktu inkubasi
2
Parameter dan metode analisis tanah hasil perlakuan
5
Hasil analisis tanah Latosol dan Podsolik Dramaga
5
Pengaruh kombinasi antara bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap pH Latosol
8
Pengaruh kombinasi dosis bahan humat dengan waktu inkubasi
terhadap pH Podsolik
8
Pengaruh perlakuan dosis larutan P dengan waktu inkubasi terhadap
Al-dd Latosol
9
Pengaruh perlakuan dosis larutan P dan waktu inkubasi
terhadap ketersediaan Al-dd Podsolik
10
DAFTAR GAMBAR
1 Prosedur Ekstrak Substansi Asam Humat
2 Pengaruh dosis bahan humat dan dosis larutan P terhadap Ptersedia pada Latosol
3 Pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan waktu inkubasi
terhadap P-tersedia pada Podsolik
3
6
7
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kriteria penilaian sifat kimia tanah
Hasil Analisis Bahan humat dan Larutan P
Hasil Analisis Fraksi P-Inorganik
Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap Ptersedia pada Latosol
Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap Ptersedia pada Podsolik
Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap pH
pada Latosol
Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap pH
pada Podsolik
Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap
Al-dd pada Latosol
Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap
Al-dd pada Podsolik
13
13
13
14
14
15
15
16
16
10 Sidik ragam pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan
kombinasi dosis bahan humat dengan dosis larutan P terhadap Ptersedia pada Latosol
11 Sidik ragam pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan
kombinasi dosis bahan humat dengan dosis larutan P terhadap Ptersedia pada Podsolik
12 Sidik ragam pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan
kombinasi dosis bahan humat dengan dosis larutan P terhadap pH
pada Latosol
13 Sidik ragam pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan
kombinasi dosis bahan humat dengan dosis larutan P terhadap pH
pada Podsolik
14 Sidik ragam pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan
kombinasi dosis bahan humat dengan dosis larutan P terhadap Aldd pada Latosol
15 Sidik ragam pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan
kombinasi dosis bahan humat dengan dosis larutan P terhadap Aldd pada Podsolik
17
17
18
18
19
19
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia dengan sebaran tanah masam yang tinggi mempunyai masalah
terhadap ketersediaan unsur hara, terutama unsur P. Defisiensi fosfor pada tanah
masam umumnya disebabkan oleh terikatnya unsur tersebut pada zarah-zarah
padat tanah seperti klei kaolinit dan oksida-oksida besi dan aluminium serta oleh
reaksi antara fosfor dengan aluminium sehingga fosfor tersebut tidak tersedia
( Radjagukguk 1983 ).
Proses fiksasi fosfor banyak dijumpai ditanah masam. Sanchez (1976)
mengemukakan alumunium dapat ditukar bereaksi dengan monokalsium fosfat
dan membentuk senyawa yang tidak larut (Al(OH)2H2PO4). Pengaruh tidak
langsung dari mekanisme tersebut adalah menurunnya ketersediaan P dalam tanah.
Makin tinggi kandungan besi dan oksida aluminium, maka makin besar daya
fiksasi fosfor tanah tersebut. Kebanyakan fase padat fosfor berasosiasi dengan Fe
dan Al pada tanah masam. Fosfor yang ditambahkan kedalam tanah akan tererap
dengan cepat dan kemudian terfiksasi atau dapat juga mengendap membentuk
senyawa yang berkelarutan rendah.
Penambahan bahan humat kedalam tanah mampu untuk meningkatkan
ketersediaan P, dengan mencegah terjadinya interaksi logam Al dan Fe dengan ion
P melalui reaksi kompleks dan khelat, sehingga P yang ada di dalam tanah dapat
larut. Kandungan senyawa humat menurut Arsiati (2002) yaitu 56.2 % C, 35.5 %
O, 47 % H, 3.2 % N dan 0.8 % S. Sedangkan, Eggertz (1888) dalam Orlov
(1985) mengatakan bahwa senyawa humat mengandung 0.6 – 1.1 % S dan 0.2 –
3.7 % P. Eggertz juga mengamati adanya 5.6 % Al dan Fe oksida, 0.05 – 0.15 %
sodium (Na), 0.6 % kalium sulfat, magnesium dan mangan.
Penelitian Herviyanti et al (2012) mengungkapkan bahwa pemberian bahan
humat yang diekstrak dari batubara muda dan dikombinasikan dengan pupuk P
dapat memperbaiki beberapa sifat kimia tanah. Pemberian 800 ppm bahan humat
ditambah pupuk P dengan dosis 300kg TSP ha-1 meningkatkan pH sebesar 0.53
unit, P-tersedia sebesar 6.35 ppm, C-organik 0.01 %, dan menurunkan Al-dd
sebesar 0.70 me/100 g dibanding kontrol. Selain itu, ketersediaan P dalam tanah
di pengaruhi oleh penggenangan. Menurut Chang (1957) mobilitas fosfor pada
tanah tergenang lebih tinggi daripada tidak tergenang. Meskipun ketersediaan P
pada tanah dalam kondisi tergenang lebih besar daripada kondisi lahan kering,
terutama di daerah tropis, kekurangan P menyebabkan perlu dilakukan
pemupukan fosfat. Pada penelitian ini dilakukan penambahan bahan humat yang
diharakan dapat meningkatkan ketersediaan fosfor pada tanah dengan perlakuan
inkubasi.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan
humat, fosfor dan waktu inkubasi terhadap ketersediaan fosfor pada Latosol dan
Podsolik Dramaga.
2
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada bulan April 2014 hingga Juli 2014, di
Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan yaitu bahan humat, Potasium phosphat (KH2PO4)
sebagai sumber P, contoh tanah yang diambil dari Latosol dan Podsolik di kebun
percobaan Cikabayan, serta bahan kimia untuk analisis.
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu peralatan untuk
pengambilan contoh tanah di lapangan, pH meter, pipet, kertas saring, erlenmeyer,
labu Kjeldahl, saringan ukuran 2-mm, spektrofotometer Uv-Vis, AAS (Atomic
Absorbtion Spectrophotometer), flame emission spectrophotometry, serta alat-alat
laboratorium lainnya.
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) faktorial dengan faktor pertama dosis bahan humat 0 ppm (D0), 25 ppm
(D1) dan 50 ppm (D2). Faktor kedua dosis larutan P0 ppm (P0) dan 25 ppm (P1).
Faktor ketiga waktu inkubasi 0 minggu (T0), 3 minggu (T3), 6 minggu (T6).
Percobaan dilakuakan dengan tiga kali ulangan sehingga diperoleh 54 satuan
percobaan. Keseluruhan perlakuan yang dicobakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Notasi dan kombinasi perlakuan pemberian dosis bahan humat, dosis
larutan P dan waktu inkubasi
Perlakuan
Kode perlakuan
inkubasi
Bahan Humat
Larutan P
minggu
…………………ppm………………....
D0P0T1
1
0
0
D1P0T1
1
25
0
D2P0T1
1
50
0
D0P1T1
1
0
25
D1P1T1
1
25
25
D2P1T1
1
50
25
D0P0T3
3
0
0
D1P0T3
3
25
0
D2P0T3
3
50
0
D0P1T3
3
0
25
D1P1T3
3
25
25
D2P1T3
3
50
25
D0P0T6
6
0
0
D1P0T6
6
25
0
D2P0T6
6
50
0
D0P1T6
6
0
25
D1P1T6
6
25
25
D2P1T6
6
50
25
Keterangan : D = dosis bahan humat; P = dosis larutan P; T = waktu inkubasi
3
Data hasil percobaan selanjutnya dianalisis ragam untuk mengetahui pengaruh
perlakuan terhadap variabel yang diamati. Pada perlakuan yang memberikan
pengaruh nyata selanjutnya dilakukan dengan uji lanjut dengan uji wilayah Duncan
((DMRT) Duncan Multiple Range Test )) dengan taraf 5 %. Model persamaan
matematika di sajikan sebagai berikut:
Keterangan:
Y
= Rataan
μ
= Nilai tengah
αi
= Pengaruh dosis bahan humat ke-i
βj
= pengaruh dosis larutan P ke-j
ɣk
= Pengaruh waktu inkubasi ke-k
αiβj =Pengaruh dosis bahan humat dan dosis larutan P
αiɣk = Pengaruh dosis bahan humat dan waktu inkubasi
βjɣk = Pengaruh dosis larutan P dan waktu inkubasi
αiβjɣk = Pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan waktu inkubasi
εijk = Galat percobaan
Pelaksanaan
1. Persiapan bahan
Gambar 1 Prosedur Ekstrak Substansi Asam Humat
4
-
-
-
Bahan humat yang digunakan merupakan cairan pekat hasil ekstraksi dari
batubara jenis lignit (Oklima 2014). Prosedur ekstrak substansi asam
humat (Gambar 1) dilakuakan dengan cara bahan organik endapan kering
udara ditimbang 375 gram lalu dikocok dengan 830 ml NaOH 0.1N
(takaran satu kali pembuatan menghasilkan 9% asam humat). Bahan yang
larut disebut senyawa humat, sedangkan bahan yang mengendap disebut
Humin lalu dibuang. Kemudian senyawa humat yang di hasilkan di
ekstrak dengan HCl 0.1N hingga pH 2.0 dan disentrifuse (3500 rpm)
selama 15 menit bertujuan untuk memisahakan asam humat pada bagian
yang mengendap dan bagian yang larut dengan HCl disebut asam fulvat
kemudian dibuang. Setelah itu dilakuan pemurnian asam humat
menggunakan NaOH 0.1 N hingga pH 6.25 agar asam humat aman untuk
tanah dan tanaman (Prakarsa 2012).
Bahan humat diperoleh dari pengenceran humat primer yang diambil
sebanyak 25 ml dan 50 ml yang kemudian diencerkan dengan aquades 1L.
Hasil pengenceran dipipet 1 ml dan diencerkan kembali menjadi 1L
sehingga diperoleh pengenceran sebanyak 40 000 kali dan 20 000 kali.
Fosfor diperoleh dari pengenceran Photassium Phospat. Penggunaan
Photassium Phospat karena mudah larut sehingga P yang ditambahkan
dapat tersedia dalam tanah. Untuk tanah Latosol dibutuhkan sebesar 0.184
gram Photassium Phospat, sedangkan untuk tanah Podsolik dibutuhkan
sebesar 0.179 gram. Kemudian masing-masing diencerkan menjadi 1L.
2. Persiapan inkubasi
-
-
-
Tanah yang telah di ambil dari lapang dikeringkan kemudian ditumbuk
dan disaring dengan saringan berukuran 2 mm. Selanjutya, tanah
ditimbang sebanyak 200 gram dan dimasukkan kedalam ember berukuran
1L. Lalu di campur dengan bahan humat dan fosfor sesuai perlakuan
dengan perbandingan 1:4.
Untuk percobaan blanko maka ditambahkan sebanyak 800 ml aquades
pada ember yang telah berisi tanah 200 gram. Percobaan bahan humat
(D1) dilakukan dengan memasukkan 800 ml bahan humat yang telah
diencerkan sebanyak 40 000 kali, sedangkan percobaan bahan humat (D2)
dilakuakan dengan memasukkan 800 ml bahan humat yang telah
diencerkan sebanyak 20 000 kali. Untuk perlakuan fosfor ditambahkan
800 ml KH2PO4 yang telah diencerkan sebanyak 1L.
Ember yang telah dicampur bahan humat dan fosfor kemudian di tutup
plastik dan disimpan pada suhu ruang dan diinkubasi selama 3 minggu dan
6 minggu.
3. Pengamatan
-
Tanah diaduk setiap hari selama waktu inkubasi agar tanah yang berisi
perlakuan bahan humat dan fosfor tetap homogen.
5
4. Analisis tanah
-
Tanah yang telah diinkubasi di analisis dengan parameter dan metode yang
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Parameter dan metode analisis tanah hasil perlakuan
Parameter
pH
P tersedia
Al-dd
Metode
pH meter
Bray 1, spektrofotometer
Titrasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat Kimia Tanah Latosol Dramaga dan Podsolik Dramaga
Hasil analisis awal pada tanah Latosol dan Podsolik Dramaga yang
digunakan pada penelitian disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil analisis tanah Latosol dan Podsolik Dramaga
Sifat tanah
pH
C-organik (%)
Al-dd (me/100g)
P2O5 Bray-1 (ppm)
KTK (me/100g)
KB (%)
Basa-Basa:
K (me/100g)
Ca (me/100g)
Mg(me/100g)
Na (me/100g)
Tanah
Latosol Dramaga
4.42
1.10
2.20
11.50
19.14
81.96
Podsolik Dramaga
4.02
1.06
5.41
15.50
26.06
44.13
8.12
3.71
1.15
8.38
1.92
3.43
1.17
2.05
Tabel 3 menunjukkan ketersediaan P dalam bentuk P2O5 pada Latosol
Dramaga yang digunakan yaitu 11.50 ppm sedangkan pada Podsolik Dramaga
yaitu 15.50 ppm. Dari kedua data yang diperoleh menunjukkan bahwa
ketersediaan fosfor tergolong rendah (PPT 1983).
6
Ketersediaan P dalam Tanah
Hasil analisis ragam perlakuan bahan humat dan larutan P terhadap Ptersedia pada Latosol (Lampiran 10) menunjukkan bahwa perlakuan dosis bahan
humat dan larutan P secara tunggal masing-masing berpengaruh sangat nyata
terhadap P-tersedia, sedangkan untuk waktu inkubasi tidak berpengaruh nyata.
Pada kombinasi perlakuan bahan humat dan larutan P, bahan humat dengan waktu
inkubasi, larutan P dengan waktu inkubasi atau pun kombinasi ketiganya tidak
berpengaruh nyata terhadap P-tersedia. Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan
bahan humat dan larutan P terhadap P-tersedia pada Latosol disajikan pada
Gambar 2.
Gambar 2 Pengaruh dosis bahan humat dan dosis larutan P terhadap P-tersedia
pada Latosol
Gambar 2(a) merupakan grafik hubungan antara perlakuan pemberian
dosis bahan humat terhadap P tersedia. Perlakuan D1 tidak berbeda nyata
terhadap D0 tetapi D2 nyata lebih tinggi dibandingkan D0 dan D1. Peningkatan
P-tersedia pada perlakuan D1 dan D2 dibandingkan dengan D0 masing-masing
4.98 ppm dan 17.7 ppm. Nilai P-tersedia tertinggi pada perlakuan D2 sebesar
50.18 ppm. Peningkatan P-tersedia ini karena gugus karboksil dan fenolik dalam
asam humat mempunyai sifat dapat mengikat ion Al, Fe dan Ca dari larutan tanah,
membentuk senyawa kompleks yang sukar larut. Dengan demikian konsentrasi
ion Al, Fe dan Ca yang bebas dalam larutan akan berkurang, sehingga fosfat
tersedia akan lebih banyak.
Gambar 2(b) grafik hubungan antara perlakuan pemberian dosis larutan P
terhadap P-tersedia. Perlakuan P1 nyata terhadap P0. Peningkatan P-tersedia pada
P1 dibandingkan dengan P0 adalah 22.3 ppm. P-tersedia yang terukur pada
perlakuan P1 sebesar 51.19 ppm. Nilai P-tersedia pada perlakuan P1 lebih tinggi
dari pada perlakuan D1 sebesar 13.73 ppm dan perlakuan D2 sebesar 1.72 ppm,
hal ini dapat dilihat pada (Lampiran 2) bahwa P tersedia yang terukur pada
Larutan P1 sebesar 0.83 ppm sedangkan pada bahan humat D1 sebesar 0.024 ppm
dan bahan humat D2 sebesar 0.032.
Hasil analisis ragam perlakuan bahan humat dan larutan P terhadap Ptersedia pada Podsolik (Lampiran 11) tidak jauh berbeda dengan Latosol.
Perlakuan bahan humat dan larutan P secara tunggal masing-masing berpengaruh
sangat nyata terhadap P-tersedia. Sedangkan, untuk waktu inkubasi tidak
berpengaruh nyata terhadap P-tersedia pada tanah. Begitu pula dengan kombinasi
7
perlakuan bahan humat dan larutan P, bahan humat dengan waktu inkubasi,
larutan P dengan waktu inkubasi atau pun kombinasi ketiganya. Hasil uji Duncan
Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap ketersediaan P
pada Podsolik disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3 Pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan waktu inkubasi
terhadap P-tersedia pada Podsolik
Gambar 3(a) menunjukkan bahwa perlakuan D2 nyata lebih tinggi dari D0
dan D1, sedangkan pada perlakuan D1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan D0.
Peningkatan P-tersedia pada perlakuan D2 terhadap perlakuan D1 yaitu sebesar
5.92 ppm dan terhadap D0 sebesar 16.96 ppm. Perlakuan D2 memiliki kandungan
P-tersedia tertinggi yaitu 52.68 ppm, hal ini terjadi karena dengan semakin besar
takaran bahan humat yang diberikan maka semakin besar ketersediaan P pada
tanah. Hasil penelitian Setiyandi (2014) pemberian bahan humat sebanyak 15 ml
dan 50 ml pada Inseptisol Dramaga, P tersedia meningkat dari 5.3 ppm meningkat
menjadi berturut-turut 49 ppm dan 39 ppm, sedangkan pada Inseptisol Surade dari
4.8 ppm meningkat menjadi berturut-turut 29 ppm dan 33 ppm.
Minardi (2006) dalam Ariyanto (2006) menyatakan bahwa bahan humat
mempunyai peran dalam pelepasan P yang terjerap dalam tanah serta
meningkatkan ketersediaan P dalam tanah. Proses yang terjadi dalam lepasnya P
dari jerapan P yaitu unsur logam (Al dan Fe) yang menjerap P melepaskan
ikatannya dengan P dan berganti ikatan dengan bahan dalam tanah. Ikatan inilah
yang menandakan terjadinya interaksi antara logam dengan senyawa organik atau
lebih dikenal dengan pengkhelatan.
Gambar 3(b) menunjukkan bahwa perlakuan P1 nyata lebih tinggi Ptersedia dibandingkan dengan P0. Peningkatan P-tersedia pada perlakuan P1
terhadap P0 sebesar 22.44 ppm. Kandungan P-tersedia yang terukur pada
perlakuan P1 sebesar 54.57 ppm. Tingginnya P-tersedia pada perlakuan ini karena
peranan P yang berasal dari larutan P yang digunakan.
pH Tanah
Hasil analisis ragam perlakuan bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi
terhadap pH pada Latosol (Lampiran 12) menunjukkan bahwa perlakuan larutan P,
waktu inkubasi, kombinasi bahan humat dengan P, kombinasi bahan humat
dengan waktu inkubasi, kombinasi P dengan waktu inkubasi, berpengaruh sangat
8
nyata terhadap pH. Begitu pula dengan kombinasi antara ketiganya bahan humat,
larutan P, dan waktu inkubasi berpengaruh sangat nyata terhadap pH. Hasil uji
Duncan pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap pH Latosol
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Pengaruh kombinasi antara bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi
terhadap pH Latosol
Pada Tabel 4 secara rata-rata bahwa perlakuan bahan humat, fosfor dan
waktu inkubasi cenderung meningkatkan pH. Semakin tinggi dosis bahan humat
pH semakin meningkat. Akan tetapi semakin tinggi larutan P yang di berikan pH
tidak meningkat, hanya pada perlakuan D1P1T6 pH terlihat meningkat sebesar
0.14 dari D1P0T0. Yang paling berperan dalam peningkatan pH yaitu waktu
inkubasi. Kenaikan pH karena perlakuan waktu inkubasi tersebut sesuai dengan
pendapat Black (1968) bahwa naiknya pH tanah yang digenangi terutama
disebabkan oleh reduksi ferrioksida atau ferri hidroksida menjadi bentuk ferro
yang lebih larut, dengan proses sebagai berikut :
Fe(OH)3 + e
Fe2+ + 3 OH-
Menurut Ponnamperuma (1977) dalam Pulunggono (1985) menyatakan
bahwa tanah yang digenangi pada tanah masam pH naik mendekati netral,
sedangkan pada tanah alkalin pH turun mendekati netral. Untuk sebagian tanah
mineral, pH tanah dari tanah yang sudah digenangi selama beberapa minggu
mencapai sekitar 6.5 atau 7.0. Perlakuan D2P0T6 memiliki nilai pH tertinggi
yaitu 5.65.
Hasil analisis ragam perlakuan bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi
terhadap pH pada Podsolik (Lampiran 13) menunjukkan bahwa perlakuan waktu
inkubasi dan bahan humat berpengaruh sangat nyata terhadap pH, sedangkan
perlakuan lainnya tidak nyata. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan
waktu inkubasi T3 dan T6 berpengaruh nyata terhadap T0 dapat dilihat pada
Tabel 5.
Table 5 Pengaruh kombinasi dosis bahan humat dengan waktu inkubasi terhadap
pH Podsolik
9
Pada perlakuan inkubasi terlihat bahwa T6 berbeda sangat nyata dengan
T3 dan T0, begitu juga T3 berbeda sangat nyata terhadap T6 dan T0. Peningkatan
pH pada T6 terhadap T3 sebesar 0.20 dan terhadap T0 sebesar 0.70. pH Podsolik
dengan perlakuan bahan humat menunjukkan peningkatan akan tetapi tidak
berpengaruh nyata. Begitu pula dengan larutan P yang tidak berpengaruh terhadap
kenaikan pH pada tanah. Hal ini terjadi karena kandungan liat pada Podsolik
tinggi sehingga P yang ada pada bahan humat dan larutan P terjerap.
Al-dd Tanah
Hasil analisis ragam (Lampiran 14) menunjukkan bahwa perlakuan larutan
P dan waktu inkubasi berpengaruh nyata dan sangat nyata terhadap Al-dd tetapi
perlakuan bahan humat dan kombinasi antara larutan P dan waktu inkubasi tidak
berpengaruh nyata. Hasil uji Duncan pengaruh perlakuan dosis larutan P dengan
waktu inkubasi terhadap Al-dd pada Latosol disajikan pada Tabel 6.
Table 6 Pengaruh perlakuan dosis larutan P dengan waktu inkubasi terhadap Aldd pada Latosol
Al-dd Latosol pada perlakuan T6 nyata lebih rendah dibandingkan T0,
namun tidak berbeda nyata dibandingkan perlakuan T3. Perlakuan T3 tidak
berbeda nyata dengan T0. Penurunan Al-dd pada perlakuan T3 dan T6 terhadap
T0 masing-masing secara berurutan yaitu 1.32 dan 2.03. Selain itu penurunan Aldd juga dipengaruhi oleh pH yang meningkat. Wright (1989) mengatakan bahwa
semakin tinggi pH tanah, Al cenderung menjadi Al(OH)3 yang sukar larut. Ion
Al(OH)2+ berada pada selang pH 4.7, Al(OH)3 berada pada selang pH 6.5 dan 8
sedangkan Al(OH) 4- diatas pH 8. Penambahan bahan humat dan lamanya waktu
inkubasi dapat menurunkan Al-dd.
10
Hasil analisis ragam perlakuan bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi
pada tanah Podsolik (Lampiran 15) menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi
antara waktu inkubasi dan perlakuan P berpengaruh sangat nyata terhadap Al-dd,
sedangkan untuk perlakuan yang lainnya tidak berpengaruh nyata. Pengaruh
kombinasi dosis larutan P dan waktu inkubasi disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7
Pengaruh perlakuan dosis laruta P dan waktu inkubasi terhadap
ketersediaan Al-dd pada Podsolik
Perlakuan P0T6 dan P1T3 berbeda nyata terhadap P0T0. Pada perlakuan
P0T6 dan P1T3 terjadi penurunan Al terhadap P0T0 masing-masing sebesar 1.96
dan 1.06. Secara rata-rata terlihat bahwa perlakuan P meningkatkan Al-dd
sedangkan perlakuan senyawa humat cenderung menurunkan Al-dd. Penurunan
kadar Al-dd pada perlakuan inkubasi karena terbentuknya endapan aluminium
hidroksida akibat tingginya ion OH- terlarut sejalan dengan meningkatnya pH
tanah. Selain itu karena kandungan liat Podsolik yang tinggi sehingga Al terjerap
oleh liat dan menyebabkan Al-dd menurun. Tan (2003) menyatakan bahwa Al
yang terjerap oleh komplek liat dapat terhidrolisis dan menghasilkan ion H+,
sehingga konsentrasi ion tersebut meningkat di dalam tanah. Peningkatan Al-dd
terjadi dengan semakin tingginya larutan P yang diberikan hal ini kemungkinan
karena adanya peningkatan Fe sehingga P lebih banyak mengikat Fe daripada Al.
11
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Bahan humat dan Larutan P mampu meningkatkan P-tersedia. Pada Latosol
perlakuan bahan humat D2 meningkatkan P-tersedia sebesar 17.7 ppm dan
perlakuan P1 meningkatkan P sebesar 17.7 ppm. Pada Podsolik perlakuan bahan
humat D2 meningkatkan P-tersedia sebesar 16.96 ppm dan perlakuan P1
meningkatkan P-tersedia sebesar 22.44 ppm. Dengan meningkatnya P-tersedia
terjadi peningkatan pH dan penurunan Al-dd, hal ini karena P mampu mengikat
Al dalam bentuk Al-P. Kombinasi bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi
mampu meningkatkan pH secara nyata pada Latosol. Kombinasi bahan humat dan
waktu inkubasi secara nyata meningkatkan pH pada Podsolik. Kombinasi larutan
P dan waktu inkubasi secara nyata menurunkan Al-dd. Secara umum perlakuan
terbaik untuk meningkatkan P-tersedia, pH dan menurunkan Al-dd yaitu D2P0T6.
Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap kombinasi perlakuan antara
larutan P dengan bahan humat terhadap ketersedian Fe dan P-Inorganik.
12
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto DP. 2006. Ikatan antara asam organik tanah dengan logam. Jurusan Ilmu
Tanah Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Arsiati A. 2002. Sifat-sifat asam humat hasil ekstraksi dari berbagai jenis bahan
dan pengekstrak. [Skripsi]. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.
Chang SC, ML Jackson. 1957. Fractionation of soil phosphorus. Soil Sci. 84:133
144.
Herviyanti, Ahmad F, Sofyani R, Darmawan, Gusnidar, Saidi A. 2012. Pengaruh
pemberian bahan humat dari ekstrak batubara muda (subbituminus) dan
pupuk P terhadap sifat kimia Ultisol serta produksi tanaman jagung (Zea
mays L.). J Solum. 9(1):15-24.
Minardi. 2006. Peran asam humat dan fulvat dari bahan organik dalam pelepasan
P terjerap pada Andisol. Ringkasan Disertasi. Program Pasca Sarjana
Universitas Brawijaya Malang
Oklima AM. 2014. Pemanfaatan abu batubara (coal ash) dan bahan humat sebagai
amelioran pada lahan reklamasi bekas tambang. [Tesis]. Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Ponnamperuma FN. 1972. The chemistry of submerged soils. adv. Agron. 24:2996.
Prakasrsa GP. 2012. Pengaruh asam humat dan fosfor pada pertumbuhan tanaman
jagung ( zea mays L) dan sifat kimia latosol Cimulang. [skripsi].
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.
Pulunggono HB. 1985. Pengaruh penggenangan terhadap perubahan ketersediaan
fosfor pada tanah Podsolik Jasinga dan Alluvial Bekasi.[skripsi].
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.
Pusat Penelitian Tanah. 1983. Kriteria Penilaian Sifat-sifat Kimia Tanah. Bogor:
Pusat Penelitian Tanah, Departemen Pertanian.
Radjagukguk B. 1983. Masalah Pengapuran Tanah Mineral Masam Di
Indonesia.Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yokyakarta.
Sanchez PA. 1976. Properties and Management of Soils in The Tropics. John
Willey and Sons. New York.
Setiyadi I. 2014. Pengaruh pemberian ekstrak bahan organik dari kompos kotoran
ayam, kompos kotoran sapi dan bahan humat terhadap p tersedia pada
inseptisol dramaga dan inseptisol surade. [skripsi]. Departemen Ilmu
Tanah Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Tan KH. 2003. Humic Matter in Soil and the Environment. Marcel Dekker Inc.
New York.
13
Lampiran 1 Kriteria penilaian sifat kimia tanah (PPT 1983)
Sifat Kimia Tanah
C-Organik (%)
Nitrogen (%)
C/N
P2O5 HCl(mg/100g)
P2O5 Bray-1 (ppm)
P2O5 Olsen (ppm)
K2O HCl 25%
(mg/100g)
KTK (me/100g)
Sangat
rendah
< 1.00
< 0.10
5.00
> 0.75
> 25
> 60
> 35
> 60
> 60
40
Basa-basa yang dapat dipertukarkan
K (me/100g)
Na (me/100g)
Mg (me/100g)
Ca (me/100g)
Kejenuhan Basa
(%)
Kejenuhan Al (%)
Reaksi
Sangat
Tanah
Masam
pH (H2O)
< 4.5
< 0.1
< 0.1
< 0.4
< 0.2
< 20
0.1-0.2
0.1-0.3
0.4-1.0
0.2-5
20-35
0.3-0.5
0.4-0.7
1.1-2.0
5-10
36-50
0.6-1.0
0.8-1.0
2.1-8.0
11-20
51-70
> 1.0
> 1.0
> 8.0
> 20
> 70
60
Alkalin
4.5-5.5
Agak
Masam
5.6-6.5
6.6-7.5
Lampiran 2 Hasil Analisis Bahan humat dan Larutan P
Bahan organik cair
Bahan Humat 25 ppm
Bahan Humat 50 ppm
Larutan P Tanah Latosol 25 ppm
Larutan P Tanah Podsolik 25 ppm
pH
6.38
6.55
5.00
5.08
P-Tersedia
(ppm)
0.024
0.032
0.073
0.083
Lampiran 3 Hasil Analisis Fraksi P-Inorganik
Fraksi P- anorganik
Al-P
Ca-P
Fe-P
Tanah
Latosol Dramaga
24.00
7.60
67.72
Podsolik Dramaga
76.54
4.47
49.24
> 8.5
14
Lampiran 4 Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap Ptersedia pada Latosol
Perlakuan
D0
D1
D2
Ulangan
1
2
3
Ratarata
1
2
3
Ratarata
1
2
3
Ratarata
P0
P1
…………..ppm…………..
…………..ppm…………..
T0
T3
T6
T0
T3
T6
……………..Minggu……………… ……………..Minggu………………
16.75
11.55
21.65
52.15
46.85
61.99
17.76
36.27
22.77
46.00
39.34
36.92
14.42
11.97
22.82
33.75
48.88
42.81
16.31
21.80
24.35
25.81
19.93
61.81
3.65
19.52
22.41
30.52
37.84
33.16
43.97
47.97
56.06
32.53
45.02
54.76
37.83
48.36
47.24
44.19
46.60
47.50
23.99
33.32
34.34
40.09
28.33
5.81
16.11
94.36
33.84
11.55
57.77
52.25
45.52
59.72
60.29
63.29
46.98
60.38
63.87
63.29
46.10
59.43
60.54
66.72
35.92
38.76
40.52
61.10
62.51
62.23
Lampiran 5 Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap Ptersedia pada Podsolik
Perlakuan
D0
D1
D2
Ulangan
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
P0
P1
…………..ppm…………..
…………..ppm…………..
T0
T3
T6
T0
T3
T6
……………..Minggu……………… ……………..Minggu………………
19.94
38.41
42.56
52.27
47.87
48.13
21.27
16.19
17.88
62.03
45.12
43.84
16.75
8.15
34.20
26.32
49.11
52.86
19.32
20.92
31.55
46.87
47.37
48.28
32.25
29.19
29.97
71.13
63.60
69.16
17.79
30.43
29.09
37.63
59.46
57.83
27.51
30.15
42.32
45.74
38.04
38.44
25.85
29.92
33.79
51.50
53.70
55.14
28.59
42.70
38.54
89.26
75.13
61.49
47.62
42.98
42.07
50.02
39.81
63.46
46.17
42.83
51.99
48.09
74.15
63.35
40.80
42.83
44.20
62.46
63.03
62.77
15
Lampiran 6 Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap pH
pada Latosol
P0
P1
…………..ppm…………..
…………..ppm…………..
Perlakuan Ulangan
T0
T3
T6
T0
T3
T6
……………..Minggu……………… ……………..Minggu………………
1
4.42
5.10
5.19
5.27
5.35
4.47
D0
2
4.37
5.25
5.19
5.27
5.36
4.47
3
4.53
5.20
5.25
5.18
5.35
4.48
Rata4.44
5.18
5.21
4.47
5.24
5.35
rata
1
4.58
5.21
5.51
4.45
5.25
5.70
D1
2
4.48
5.23
5.52
4.36
5.25
5.50
3
4.60
5.41
5.59
4.59
5.26
5.30
Rata4.55
5.28
5.54
4.47
5.25
5.50
rata
1
4.58
5.42
5.67
4.40
5.31
5.31
D2
2
4.58
5.35
5.65
4.54
5.29
5.77
3
4.54
5.36
5.62
4.47
5.28
5.48
Ratarata
4.57
5.38
5.65
4.47
5.29
5.52
Lampiran 7 Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap pH
pada Podsolik
Perlakuan
D0
D1
D2
Ulangan
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
P0
P1
…………..ppm…………..
…………..ppm…………..
T0
T3
T6
T0
T3
T6
……………..Minggu……………… ……………..Minggu………………
4.44
5.09
5.20
4.62
5.11
5.31
4.48
5.17
5.20
4.35
5.11
5.32
4.35
5.05
5.20
4.35
5.10
5.30
4.42
5.10
5.20
4.44
5.11
5.31
4.50
5.00
5.39
4.46
5.14
5.30
4.31
5.50
5.41
4.45
5.17
5.28
4.54
5.01
5.39
4.45
5.16
5.47
4.45
5.17
5.40
4.45
5.16
5.35
4.47
5.18
5.45
4.47
5.18
5.30
4.50
5.18
5.47
4.43
5.16
5.30
4.50
5.19
5.49
4.46
5.18
5.49
4.49
5.18
5.47
4.45
5.17
5.36
16
Lampiran 8 Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap Al-dd
pada Latosol
Perlakuan
Ulangan
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
D0
D1
D2
P0
P1
…………..ppm…………..
…………..ppm…………..
T0
T3
T6
T0
T3
T6
……………..Minggu……………… ……………..Minggu………………
2.93
0.73
1.94
3.86
1.48
1.15
3.11
0.76
0.80
3.47
0.73
0.75
3.67
1.14
0.78
4.48
0.73
0.76
3.24
0.88
1.17
3.94
0.98
0.89
3.06
0.76
0.70
2.92
3.75
2.21
1.46
1.14
0.78
2.20
4.10
0.38
1.42
0.75
0.76
1.82
1.14
0.39
1.98
0.89
0.75
2.31
3.00
0.99
2.56
1.83
0.77
5.00
1.16
0.73
3.30
0.36
0.37
2.10
4.06
0.79
2.48
1.81
0.78
2.65
2.29
1.18
2.78
1.34
0.64
3.25
2.50
0.90
Lampiran 9 Pengaruh bahan humat, larutan P dan waktu inkubasi terhadap Al-dd
pada Podsolik
Perlakuan
D0
D1
D2
Ulangan
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
1
2
3
Rata-rata
P0
P1
…………..ppm…………..
…………..ppm…………..
T0
T3
T6
T0
T3
T6
……………..Minggu……………… ……………..Minggu………………
6.77
5.96
5.67
8.52
9.31
8.84
8.31
11.73
7.29
8.72
4.99
4.16
6.19
10.17
6.42
8.66
8.48
8.02
7.09
9.29
6.46
8.63
7.59
7.01
6.82
7.37
5.25
8.07
5.71
11.02
8.32
8.08
7.03
7.57
6.85
9.56
7.09
6.47
6.29
7.34
6.88
10.44
7.41
7.31
6.19
7.66
6.48
10.34
7.64
9.45
4.52
6.43
7.46
5.71
7.47
4.74
4.53
6.34
4.25
6.68
9.43
6.35
3.41
7.53
4.62
11.55
8.18
6.85
4.16
6.77
5.44
7.98
17
Lampiran 10 Sidik ragam pengaruh dosis bahan humat, dosis larutan P dan
kombinasi dosis bahan humat dengan dosis larutan P terhadap Ptersedia pada Latosol
Sumber
keragaman
Db
Faktor korelasi
D
P
T
D*P
D*T
P*T
D*P*T
Galat
Total
1
2
1
2
2
4
2
4
36
54
Jk
Rjk
86564.53 86564.53
2997.28 1498.64
6711.12 6711.12
164.44
82.22
168.52
84.26
10.09
2.52
61.02
30.51
23.11
5.78
9294.58
258.18
105994.69
F-hit
5.80 **
25.99 **
0.32
0.33
0.01
0.12
0.02
F-total
0.05
0.01
3.27
4.13
3.27
3.27
5.30
3.27
5.30
5.28
7.44
5.28
5.28
3.92
5.28
3.92
Keterangan: Angka yang diikuti tanda (*) nyata pada α