Pengaruh Pemberian Senyawa Humat Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays) Pada Tanah Latosol Dan Podsolik

PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA HUMAT
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays)
PADA TANAH LATOSOL DAN PODSOLIK

VINY RINDIYANI FEBRIANTI

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Pemberian
Senyawa Humat terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays) pada Tanah
Latosol dan Podsolik adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2016

Viny Rindiyani Febrianti
NIM A14110015

ABSTRAK
VINY RINDIYANI FEBRIANTI. Pengaruh Pemberian Senyawa Humat terhadap
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays) pada Tanah Latosol dan Podsolik.
Dimbimbing oleh BASUKI SUMAWINATA dan SUWARDI.
Peranan senyawa humat dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman telah banyak diteliti. Namun mekanisme kerja senyawa humat belum
banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
senyawa humat terhadap pertumbuhan tanaman jagung, mengetahui faktor yang
mempengaruhi peningkatan pertumbuhan tanaman jagung, dan mengetahui
perananan senyawa humat dalam mengkhelat aluminium dengan indikator
pertumbuhan tanaman jagung. Penelitian dilakukan dengan percobaan pada pot
menggunakan tanah Latosol dan Podsolik yang diletakkan di lahan percobaan.
Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor yaitu

kapur dan senyawa humat dengan 3 ulangan. Masing-masing tanah terdiri dari 6
perlakuan yaitu (1) tanpa kapur dan tanpa senyawa humat (K0H0), (2) tanpa kapur
dan senyawa humat dosis 15 liter/ha (K0H1), (3) tanpa kapur dan senyawa humat
dosis 30 liter/ha (K0H2), (4) dengan kapur dan tanpa senyawa humat (K1H0), (5)
dengan kapur dan senyawa humat dosis 15 liter/ha (K1H1), dan (6) dengan kapur
dan senyawa humat dosis 30 liter/ha (K1H2). Seluruh perlakuan diberikan pupuk
dasar dengan dosis yang sama yaitu 300 ppm N, 100 ppm P, dan 100 ppm K.
Pengamatan dilakukan selama 4 minggu terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman,
yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan lebar daun. Pada saat pemanenan
biomassa dilakukan pengukuran bobot kering daun, batang, serta bobot kering
akar tanaman. Data diolah menggunakan software SPSS dan uji DMRT pada
taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanah Latosol
perlakuan kapur dan senyawa humat dengan dosis 15 liter/ha (K1H1) memberikan
hasil pertumbuhan yang paling baik, sedangkan pada tanah Podsolik perlakuan
yang memberikan hasil paling baik yaitu perlakuan kapur dan senyawa humat
dengan dosis 30 liter/ha (K1H2). Peningkatan pertumbuhan pada tanaman jagung
yang diberi senyawa humat disebabkan oleh pertumbuhan akar tanaman yang
lebih baik sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara yang lebih banyak
dibandingkan tanpa humat. Pemberian senyawa humat sampai dosis 30 liter/ha
pada tanah yang memiliki Al-dd tinggi tidak cukup banyak mengkhelat

aluminium sehingga perlu disertai dengan pengapuran agar tanaman jagung dapat
tumbuh dengan normal.
Kata kunci:

Kejenuhan aluminium, pengapuran, pengkhelatan aluminium,
rancangan acak lengkap.

ABSTRACT
VINY RINDIYANI FEBRIANTI. Effect of Humic Substance on Growth of
Maize (Zea mays) at Latosol and Podsolic Soils. Supervised by BASUKI
SUMAWINATA and SUWARDI.
The role of humic substance in increasing plant growth and production has
been widely studied. However, the mechanism and role of humic substance was
not clearly understood. This research aimed to determine the effect of humic
substance addition on maize growth, to determine the factor in influencing the
growth of maize plants, and to determine the role of humic substance in chelating
aluminum with maize growth as indicators. The experiment was conducted by
using a pot experiment on Latosol and Podsolic soils in field trials. The study used
a completely randomized design (CRD) with two factors, lime and humic
substance with 3 replications. Each soil consisted of 6 treatments: (1) without lime

and without humic substance (K0H0), (2) without lime and humic substance dose
of 15 liters/ha (K0H1), (3) without lime and humic substance dose of 30 liters/ha
(K0H2), (4) with lime and without humic substance (K1H0), (5) with lime and
humic substance dose of 15 liters/ha (K1H1), and (6) with lime and humic
substance dose of 30 liters/ha (K1H2). Basic fertilizers were given to each pot
with the same dose (300 ppm N, 100 ppm P, and 100 ppm K). Observations were
conducted during 4 weeks for vegetative growth of the plants. The parameters
were plant height, leaf number, and leaf width. At the harvesting period, dry
weight of leaf, stem and root were measured. Data were processed using SPSS
software with DMRT at the 5% significance level. The result showed that in
Latosol, the treatment of lime and humic substance with a dose 15 liters/ha
(K1H1) was the best, while in Podsolic the treatment of lime and humic substance
with doses (30 liters/ha (K1H2)) was the best. Increasing growth in maize plants
with humic substance were caused by the better growth of plant roots so that the
plants were able to absorb more nutrients compared that of without humic
subatance. Humic substance addition until 30 liter/ha on soil with high
exchangable Al was not enough to chelate the aluminum, therefore liming was
also needed to support maize to grow normally.
Keywords:


aluminum saturation, chelating aluminum, completely randomized
design, liming.

PENGARUH PEMBERIAN SENYAWA HUMAT
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays)
PADA TANAH LATOSOL DAN PODSOLIK

VINY RINDIYANI FEBRIANTI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016


Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Senyawa Humat terhadap Pertumbuhan
Tanaman Jagung (Zea mays) pada Tanah Latosol dan Podsolik
Nama
: Viny Rindiyani Febrianti
NIM
: A14110015

Disetujui oleh

Dr Ir Basuki Sumawinata, MAgr
Pembimbing I

Dr Ir Suwardi, MAgr
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Baba Barus, MSc
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat,
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan, penelitian
dan penyusunan skripsi ini. Penelitian yang dilaksanakan sejak Maret sampai
Agustus 2015 ini berjudul Pengaruh Pemberian Senyawa Humat terhadap
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays) pada Tanah Latosol dan Podsolik.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Dr Ir Basuki Sumawinata MAgr sebagai dosen pembimbing akademik
dan pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, nasehat, dan
motivasi selama penulis menjalani kuliah, penelitian, serta penyelesaiaan
skripsi;
2. Dr Ir Suwardi MAgr sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan
saran, bimbingan, dan arahan kepada penulis selama penelitian dan
penyelesaian skripsi;
3. Dr Ir Darmawan MSc sebagai dosen penguji yang telah memberikan
saran dan arahannya kepada penulis selama penelitian dan penyelesaian
skripsi;

4. PT. Humat Agrolestari yang telah mendanai penelitian ini;
5. Ayahanda Tarjono Ahmad Tajudin dan Ibunda Dede Sugiarti, serta
keluarga atas dukungan moril maupun materiil sehingga penulis bisa
menyelesaikan pendidikan S1 ini;
6. Seluruh staf laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya
Lahan yang telah membantu selama penelitian;
7. Sahabat-sahabat tercinta Lili Handayani, Laela Rahmi, Siti Rohmah,
Fortunila, Rio Bima, Musfiroh, Dieni, Gunawan, Windy, Ninis, Ressa,
Solichah, Begum, dan seluruh teman-teman 48 yang telah membantu
penulis selama penelitian berlangsung;
8. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dalam perbaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi nyata
bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Bogor, Januari 2016

Viny Rindiyani Febrianti


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Tujuan Penelitian

2

METODE PENELITIAN

2

Tempat dan Waktu Penelitian

2

Bahan dan Alat

2

Rancangan Penelitian

2


Prosedur Percobaan

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

4

Hasil AnalisisTanah Awal Latosol dari Darmaga dan Podsolik dari Jasinga

4

Pengaruh Pemberian Senyawa Humat terhadap Pertumbuhan Tanaman

5

Perbandingan Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Latosol yang
Memiliki Al-dd Rendah dan Tanah Podsolik yang Memiliki Al-dd Tinggi
KESIMPULAN DAN SARAN

10
14

Kesimpulan

14

Saran

14

DAFTAR PUSTAKA

14

RIWAYAT HIDUP

29

LAMPIRAN

17

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Perlakuan yang diuji pada setiap tanah
Data hasil analisis tanah awal
Pengaruh senyawa humat terhadap pertumbuhan tinggi tanaman
jagung pada tanah Latosol
Pengaruh senyawa humat terhadap pertumbuhan tinggi tanaman
jagung pada tanah Podsolik

3
5
6
6

DAFTAR GAMBAR
1
2

3

4

5

6

7

Proses pengayakan tanah lolos saringan 0.5 cm untuk media tanam
Pengaruh senyawa humat terhadap jumlah daun jagung pada tanah (a)
Latosol dan (b) Podsolik berdasarkan hasil Uji DMRT pada taraf
nyata 5%.
Pengaruh pemberian senyawa humat terhadap lebar daun jagung pada
tanah (a) Latosol dan (b) Podsolik berdasarkan hasil Uji DMRT pada
taraf nyata 5%.
Pengaruh senyawa humat terhadap bobot kering daun dan batang
jagung pada tanah (a) Latosol dan (b) Podsolikberdasarkan hasil Uji
DMRT pada taraf nyata 5%.
Pengaruh pemberian senyawa humat terhadap bobot kering akar
jagung pada tanah (a) Latosol dan (b) Podsolik berdasarkan hasil Uji
DMRT pada taraf nyata 5%.
Pengaruh pemberian senyawa humat terhadap pertumbuhan tanaman
jagung pada 4 MST di tanah Latosol (a) perlakuan tanpa kapur (b)
perlakuan dengan kapur
Pengaruh senyawa humat terhadap pertumbuhan tanaman jagung pada
4 MST di tanah Podsolik (a) perlakuan tanpa kapur (b) perlakuan
dengan kapur

4

7

8

9

9

11

13

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Data pertumbuhan tanaman pada tanah Latosol (1 MST)
Data pertumbuhan tanaman pada tanah Latosol (2 MST)
Data pertumbuhan tanaman pada tanah Latosol (3 MST)
Data pertumbuhan tanaman pada tanah Latosol (4 MST)
Data pertumbuhan tanaman pada tanah Podsolik (1 MST)
Data pertumbuhan tanaman pada tanah Podsolik (2 MST)
Data pertumbuhan tanaman pada tanah Podsolik (3 MST)
Data pertumbuhan tanaman pada tanah Podsolik (4 MST)
Bobot kering tanaman (Latosol)
Bobot kering tanaman (Podsolik)
Sidik ragam tinggi tanaman jagung (1 MST)

19
19
20
20
21
21
22
22
23
24
25

12
13
14
15
16
17
18
19
20

Sidik ragam tinggi tanaman jagung (2 MST)
Sidik ragam tinggi tanaman jagung (3 MST)
Sidik ragam tinggi tanaman jagung (4 MST)
Sidik ragam jumlah daun jagung
Sidik ragam lebar daun jagung
Sidik ragam bobot kering daun dan batang jagung
Sidik ragam bobot kering akar jagung
Gambar pertumbuhan tanaman pada 4 MST di tanah Latosol
Gambar pertumbuhan tanaman pada 4 MST di tanah Podsolik

25
25
25
26
26
26
27
27
28

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah Latosol dan Podsolik merupakan tanah yang memiliki sifat kimia
yang kurang baik untuk pertumbuhan tanaman seperti bersifat masam, kandungan
hara yang rendah, kapasitas tukar kation (KTK) yang rendah, serta untuk tanah
Podsolik memiliki Al-dd yang tinggi. Dibandingkan tanah Latosol, tanah Podsolik
memiliki sifat lebih miskin unsur hara dan lebih masam (Soepardi 1983), serta
tanah Podsolik mempunyai kejenuhan aluminium yang sangat tinggi. Tingginya
kadar aluminium dan sifat kimia yang kurang baik menyebabkan pertumbuhan
tanaman menjadi terhambat. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat
kimia tanah yaitu dengan menetralisir aluminium melalui pemberian kapur.
Pengapuran merupakan salah satu usaha penting dan sangat umum dalam
pertanian. Pemberian kapur menciptakan suasana fisiologik yang lebih baik bagi
pertumbuhan tanaman. Tujuan utama pengapuran adalah menaikkan pH hingga
tingkat yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan keracunan Al. Melalui
pemberian kapur ketersediaan unsur Ca dan Mg dapat ditingkatkan, dan secara
tidak langsung dapat meningkatkan ketersediaan unsur P, serta mengurangi
aktivitas usur-unsur yang dapat meracuni tanaman.
Disamping itu, upaya lain yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat
tanah adalah dengan menambahkan senyawa humat ke dalam tanah. Banyak hasil
penelitian menyebutkan bahwa senyawa humat mampu memperbaiki sifat tanah.
Salah satunya dalam penelitian Selvi (2010) meyebutkan bahwa senyawa humat
yang diekstrak dari Andosol dan gambut mampu meningkatkan KTK tanah dan P
tersedia di dalam tanah. Senyawa humat merupakan bahan organik terhumifikasi
dan terdiri dari senyawa kompleks meliputi fraksi humin, fraksi asam humat, dan
fraksi asam fulvat (Stevenson 1982). Asam humat berperan dalam meningkatkan
KTK hara di dalam tanah serta dapat mengikat ion Al dan Fe yang bersifat racun
bagi tanaman (Tan 2003). Senyawa organik mampu mengikat ion-ion logam
dengan proses pengkhelatan. Proses pengkhelatan merupakan pengikatan kuat
(kovalen) dalam larutan tetapi tidak larut, kemudian logam khelat dapat
mengalami perkolasi ke bawah atau megendap (Tan 1983).
Selain berperan dalam memperbaiki sifat tanah, senyawa humat mampu
meningkatkan pertumbuhan tanaman. Menurut Chen et al. (2004) senyawa humat
dapat menstimulir pertumbuhan tanaman karena berperan sebagai hormon
pertumbuhan. Hasil penelitian yang dilakukan Arancon et al. (2006) menunjukkan
bahwa senyawa humat dari kotoran sapi, sampah dapur, dan vermikompos
meningkatkan bobot kering akar marigolds, cabai, dan strawberi. Kemudian
penelitian Tobing (2009) menunjukkan bahwa pemberian senyawa humat dosis 25
liter/ha memberikan peningkatan terhadap tinggi tanaman, bobot basah, dan bobot
kering tanaman jagung yang ditanam pada tanah Vertisol. Namun, masih terdapat
ketidakpastian bahwa semua senyawa humat memiliki peran yang sama. Hal ini
dikarenakan, sumber utama senyawa humat yang tersedia dalam jumlah yang
banyak dan bervariasi serta setiap sumber senyawa humat akan memiliki
pengaruh yang berbeda-beda.

2

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
mengenai pengaruh pemberian senyawa humat terhadap pertumbuhan tanaman
jagung pada tanah Latosol dan Podsolik. Penambahan senyawa humat diharapkan
dapat memperbaiki sifat-sifat kimia tanah terutama dalam menetralkan aluminium
sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Tujuan Penelitian
1.
2.
3.

Tujuan penelitian ini ialah :
Mengetahui pengaruh pemberian senyawa humat terhadap pertumbuhan
tanaman jagung.
Mengetahui faktor yang mempengaruhi peningkatan pertumbuhan tanaman
jagung.
Membandingkan pertumbuhan tanaman jagung pada tanah Latosol yang
memiliki Al-dd rendah dan tanah Podsolik yang memiliki Al-dd tinggi.

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2015. Penelitian
dibagi ke dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu analisis tanah yang dilaksanakan
di Laboratorium Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan, Departemen Ilmu
Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selanjutnya percobaaan lapang dengan menggunakan pot yang diletakkan di lahan
belakang Laboratorium Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan yaitu humat cair merek Humatani, tanah Latosol dan
Podsolik, benih jagung varietas Talenta, pupuk dasar (Urea, TSP, dan KCl), kapur,
dan bahan-bahan kimia untuk analisis tanah. Alat yang digunakan diantaranya
cangkul, karung, tali, pisau, dan label untuk pengambilan contoh tanah dan
percobaan lapang. Serta peralatan lainnya untuk penanaman dan analisis tanah
yaitu pot, ayakan ukuran 0.5 cm, oven, timbangan, penggaris, alat tulis, pengaduk,
labu ukur, erlenmeyer, gelas piala, dan buret.
Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak legkap (RAL)
dengan dua faktor yaitu pemberian kapur dan senyawa humat. Model matematika
rancangan tersebut adalah sebagai berikut :

3

Yijk =  + i + j + ()ij + ijk
Yijk
µ
i,
j
()ij
ijk

= Nilai pertumbuhan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan kapur
ke-i dan humat ke-j
= Rata-rata umum
= Pengaruh kapur ke-i
= Pengaruh humat ke-j
= Pengaruh interaksi perlakuan ke-i dan ke-j
= Pengaruh galat perlakuan ke-i dan ke-j pada satuan percobaan ke-k

Perlakuan yang diuji pada penelitian ini disajikan pada Tabel 1. Masingmasing perlakuan terdiri atas tiga ulangan sehingga terdapat 36 satuan percobaan.
Tabel 1 Perlakuan yang diuji pada setiap tanah
Perlakuan
Kapur
Humat (liter/ha)
K0H0
0
0
K0H1
0
15
K0H2
0
30
K1H0
1*
0
K1H1
1*
15
K1H2
1*
30
*) kapur yang diberikan setara 1 kali Al-dd (untuk tanah Latosol 1.75 gram/pot
dan Podsolik 35.10 gram/pot)

Data hasil pengamatan lapang diolah dengan “One-way Analysis of
Variance” (ANOVA ) menggunakan software SPSS. Apabila hasil menunjukkan
perbedaan yang nyata maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Duncan
Multiple Range Test (DMRT) pada taraf nyata 5%.
Prosedur Percobaan
Pengambilan Contoh Tanah dan Persiapan Tanah untuk Media Tanam
Tanah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Latosol dan Podsolik.
Tanah Latosol diambil dari kebun percobaan Leuwikopo, Darmaga sedangkan
tanah Podsolik diambil dari Desa Setu, Kecamatan Jasinga, Bogor. Pengambilan
tanah dilakukan secara komposit sampai kedalaman ±20 cm sebanyak yang
dibutuhkan. Selanjutnya dilakukan pengayakan tanah menggunakan ayakan
berukuran 0.5 cm. Kemudian, tanah yang masih berbentuk granul
dikeringudarakan. Setelah tanah tersebut kering, dilakukan penumbukan tanah dan
pengayakan kembali sampai sisa tanah pengayakan tidak begitu banyak.

4

Gambar 1 Proses pengayakan tanah lolos saringan 0.5 cm untuk media tanam
Setelah semua tanah siap, dilakukan penimbangan tanah sebanyak 4 kg
bobot kering mutlak (BKM). Kemudian mencampur tanah tersebut dengan pupuk
dasar secara merata. Dosis pupuk dasar yang ditambahkan yaitu 300 ppm N (Urea
2.61 gram/pot), 100 ppm K (KCl 0.8 gram/pot), dan 100 ppm P (TSP 2.59
gram/pot). Penambahan kapur pada tanah setara dengan 1 kali Al-dd dari masingmasing tanah. Penambahan kapur dicampurkan secara merata seperti saat
penambahan pupuk dasar. Selanjutnya pemberian humat yang telah diencerkan
100 kali dengan volume 11 mL/pot untuk perlakuan K0H1 dan K1H1 serta 22
mL/pot untuk perlakuan K0H2 dan K1H2. Humat dicampurkan secara merata
pada tanah sesuai dengan perlakuannya.
Analisis Laboratorium
Contoh tanah yang akan digunakan sebagai media tanam dianalisis terlebih
dahulu di laboratorium. Sifat kimia yang dianalisis yaitu kadar air tanah, pH, Aldd (aluminium dapat dipertukarkan), kapasitas tukar kation dan basa-basa.
Percobaan Lapang
Penelitian dilakukan dengan menanam benih jagung pada pot yang telah
berisi tanah sesuai perlakuan. Setiap pot diletakkan secara acak pada lahan
percobaan. Perawatan berupa penyiangan gulma dan penyiraman sampai kadar air
kapasitas lapang dilakukan 2 kali sehari. Pengamatan lapang dilakukan setiap
minggu selama 4 minggu. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah
daun, dan lebar daun. Pada saat pemanenan biomassa dilakukan pengukuran bobot
kering daun dan batang, serta bobot kering akar tanaman.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Tanah Awal Latosol dari Darmaga dan Podsolik dari Jasinga
Kelangsungan hidup tanaman selama proses pertumbuhan sangat
bergantung dari media yang ditempati. Air dan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman harus tersedia dalam jumlah cukup agar pertumbuhan tanaman optimal.
Tanah Latosol dan Podsolik memiliki nilai pH yang termasuk kedalam tingkat

5

kemasaman sangat masam, yang ditunjukkan oleh nilai pH yang kurang dari 4.5
(Balai Penelitian Tanah 2005). Tanah Latosol memiliki pH 4.2 sedangkan tanah
Podsolik memiliki pH yang lebih rendah lagi yaitu 3.9. Nilai pH menentukan
mudah tidaknya unsur hara diserap oleh tanaman sehingga sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Semua jenis tanaman kecuali tanaman indikator tanah
masam akan terganggu pertumbuhannya apabila ditanam pada tanah yang
memiliki pH 60%) pada tanah Podsolik menyebabkan tanaman
keracunan. Menurut Arief (1990), batas kritis kejenuhan aluminium untuk
tanaman jagung yaitu sebesar 29%. Gejala dari keracunan aluminium yang terlihat
berupa perakaran yang menebal dan terhambatnya sistem perakaran. Kadar
aluminium yang tinggi dapat menyumbat perakaran tanaman sehingga tanaman
tidak dapat menyerap unsur hara dan air. Kurangnya suplai unsur hara dan air
tersebut menyebabkan terganggunya proses fisiologis dan metabolisme tanaman
sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Proses fisiologis dan
metabolisme pada jaringan tanaman merupakan mekanisme penting bagi senyawa
humat dalam mendorong pertumbuhan tanaman (Trevisan et al. 2010).
Kondisi tanaman yang teracuni aluminium disebabkan oleh senyawa humat
tidak cukup banyak mengkhelat aluminium. Proses pengkhelatan tetap terjadi,
namun jumlah senyawa humat yang diberikan tidak cukup untuk menetralkan
aluminium yang sangat tinggi. Bahan asal sangat mempengaruhi jumlah gugus
fungsional dan total kemasaman yang terbentuk. Bahan asal juga mempengaruhi
senyawa kimia yang terdapat dalam senyawa humat. Perbedaan tingkat
dekomposisi bahan organik akan mempengaruhi sifat, fungsi dan kandungan
senyawa humat yang terbentuk. Dekomposisi bahan organik yang rendah
berbanding lurus dengan kandungan senyawa humatnya.
Karakteristik senyawa humat yang di ekstrak dari lignit akan berbeda
dengan karakteristik senyawa humat yang di ekstrak dari gambut. Menurut
Francioso et al. (2003) jumlah gugus rantai dan gugus fungsional senyawa humat
dari lignit lebih sedikit dibandingkan senyawa humat dari gambut, kandungan
hidrogen, oksigen dan nitrogen rendah, serta C/N rationya lebih tinggi
dibandingkan asam humat gambut. Diduga gugus karboksil yang terdapat dalam
senyawa humat yang digunakan sedikit. Sehingga senyawa humat sampai dosis 30
liter/ha tidak cukup banyak mengkhelat aluminium. Hal ini dikarenakan
kemampuan asam humat dalam mengabsorpsi logam ditentukan oleh disosiasi
gugus yang terjadi pada gugus karboksilnya.

13

(a)

(b)
Gambar 7 Pengaruh pemberian senyawa humat terhadap pertumbuhan tanaman
jagung pada 4 MST di tanah Podsolik (a) perlakuan tanpa kapur (b)
perlakuan dengan kapur

14

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.

2.

3.

Pada tanah Latosol perlakuan kapur dan humat dengan dosis 15 liter/ha
(K1H1) memberikan hasil pertumbuhan yang paling baik, sedangkan pada
tanah Podsolik perlakuan yang memberikan hasil paling baik yaitu
perlakuan kapur dan humat dengan dosis 30 liter/ha (K1H2).
Peningkatan pertumbuhan pada tanaman jagung yang diberi humat
disebabkan oleh pertumbuhan akar tanaman yang lebih baik sehingga
tanaman dapat menyerap unsur hara yang lebih banyak dibandingkan tanpa
humat.
Pemberian senyawa humat sampai dosis 30 liter/ha pada tanah yang
memiliki Al-dd tinggi tidak cukup banyak mengkhelat aluminium, sehingga
perlu disertai dengan pengapuran agar tanaman jagung dapat tumbuh
dengan normal.
Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut perlakuan terhadap senyawa humat
yang dibandingkan dengan senyawa humat lain. Selain itu penanaman tanaman
indikator sebaiknya ditanam lebih dari 4 MST serta dengan tanaman indikator
yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Arancon NQ, Edwards CA, Lee S, Byrne R. 2006. Effects of humic acids from
vermicomposts on plant growth. Eur J Soil Biol 42: 65-69. doi:
10.1016/j.ejsobi.2006.06.004.
Arief A. 1990. Masalah lahan kering masam bukaan baru untuk tanaman pangan.
Simposium Tanaman Pangan, Ciloto 21-23 Maret 1988. Puslitbangtan.
Departemen Pertanian, Bogor.
Atiyeh RM, Lee S, Edwards CA, Arancon NQ, Metzger, JD. 2002. The influence
of humic acids derived from earthworm-processed organic wastes on plant
growth. Bioresource Technology 84: 7-14.
Balai Penelitian Tanah. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman,
Air, dan Pupuk. Bogor (ID): Departemen Pertanian.
Chen Y, Nobili MD, Aviad T. 2004. Stimulatory effects of humic substances on
plant growth.In Magdoff F, Weil RR, editor. Soil Organic Matter in
Sustainable Agriculture. Florida (USA): CRC Press.
Francioso O, Ciavatta C, Montecchio D, Tugnoli V, Sanchez-Cortes Z, Gessa C.
2003. Quantitative estimation of peat, brown coal and lignite humic acids
using chemical parameters, 1H-NMR and DTA analyses. Bioresource
Technology 88: 189 – 195.

15

Lakitan B. 1995. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta
(ID): Raja Grafindo Persada.
Lestari A. 2006. Studi Pemanfaatan Asam Humat Hasil Ekstraksi dari Andosol
dan Gambut dalam Pertumbuhan Semaian Padi (Oryza sativa L.) [skripsi].
Bogor (ID): Program Studi Ilmu Tanah, Institut Pertanian Bogor.
Selvi. 2010. Pengaruh Pemberian Senyawa Humat terhadap Karakteristik Erapan
Fosfor pada Tanah dengan Oksida Fe dan Al yang Tinggi [skripsi]. Bogor
(ID): Program Studi Manajemen Sumberdaya Lahan, Institut Pertaian Bogor.
Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah, IPB. Bogor.
Stevenson FJ. 1982. Humus Chemistry: Genesis, Composition, and Reactions.
New York (USA): John and Wiley Sons.
Tan KH. 1983. Principles of Soil Chemistry. New York (USA): Marcel Dekker.
Tan KH. 2003. Humic Matter in Soil and the Environment: Principles and
Controversies. New York (USA): Marcel Dekker.
Tobing R. 2009. Pengaruh Aplikasi Senyawa Humat terhadap Sifat Kimia Tanah
Vertisol dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays) [skripsi]. Bogor (ID):
Program Studi Manajemen Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor.
Trevisan S, Francioso O, Quaggiotti S, Nardi S. 2010. Humic substances
biological-activity at the plant-soil interface. Plant Sign Behav5 (6): 635-643.

16

17

LAMPIRAN

18

19

Lampiran 1 Data pertumbuhan tanaman pada tanah Latosol (1 MST)

Lampiran 2 Data pertumbuhan tanaman pada tanah Latosol (2 MST)

20

Lampiran 3 Data pertumbuhan tanaman pada tanah Latosol (3 MST)

Lampiran 4 Data pertumbuhan tanaman pada tanah Latosol (4 MST)

21

Lampiran 5 Data pertumbuhan tanaman pada tanah Podsolik (1 MST)

Lampiran 6 Data pertumbuhan tanaman pada tanah Podsolik (2 MST)

22

Lampiran 7 Data pertumbuhan tanaman pada tanah Podsolik (3 MST)

Lampiran 8 Data pertumbuhan tanaman pada tanah Podsolik (4 MST)

23

Lampiran 9 Bobot kering tanaman (Latosol)
NO

Label

Bobot Kering Daun dan
Batang (gram)

Bobot Kering Akar
(gram)

1

K0H01

4.05

2.68

2

K0H02

4.59

2.54

3

K0H03

2.25

1.97

3.63

2.40

Rata-rata
4

K0H11

2.15

1.14

5

K0H12

1.89

3.48

6

K0H13

4.07

2.09

2.70

2.24

Rata-rata
7

K0H21

3.66

1.75

8

K0H22

2.51

1.31

9

K0H23

2.03

1.07

2.73

1.38

Rata-rata
10

K1H01

4.76

2.20

11

K1H02

3.01

1.32

12

K1H03

3.60

1.78

3.79

1.77

Rata-rata
13

K1H11

5.76

3.59

14

K1H12

6.42

3.62

15

K1H13

7.53

2.94

6.57

3.38

Rata-rata
16

K1H21

5.85

1.98

17

K1H22

6.58

3.88

18

K1H23

5.30

2.42

5.91

2.76

Rata-rata

24

Lampiran 10 Bobot kering tanaman (Podsolik)
NO

Label

Bobot Kering Daun dan
Batang (gram)

Bobot Kering Akar
(gram)

1

K0H01

0.73

0.60

2

K0H02

0.79

0.57

3

K0H03

0.81

0.63

0.78

0.60

Rata-rata
4

K0H11

0.58

0.64

5

K0H12

0.68

0.80

6

K0H13

0.39

0.39

0.55

0.61

Rata-rata
7

K0H21

0.68

0.64

8

K0H22

0.51

0.39

9

K0H23

0.50

0.60

0.56

0.54

Rata-rata
10

K1H01

2.01

0.77

11

K1H02

2.77

1.45

12

K1H03

2.10

1.45

2.29

1.22

Rata-rata
13

K1H11

2.73

1.19

14

K1H12

2.18

1.53

15

K1H13

2.24

1.07

2.38

1.26

Rata-rata
16

K1H21

3.56

1.40

17

K1H22

2.79

1.63

18

K1H23

4.41

1.89

3.59

1.64

Rata-rata

25

Lampiran 11 Sidik ragam tinggi tanaman jagung (1 MST)
Sumber Keragaman

Latosol

Podsolik

Perlakuan
Galat
Total
Perlakuan
Galat
Total

Jumlah
Kuadrat
37.505
110.660
148.165
119.371
32.907
152.278

db
5
12
17
5
12
17

Kuadrat
Tengah
7.501
9.222
23.874
2.742

F

Sig.

0.813

0.562

8.706

0.001

Lampiran 12 Sidik ragam tinggi tanaman jagung (2 MST)
Sumber Keragaman

Latosol

Podsolik

Perlakuan
Galat
Total
Perlakuan
Galat
Total

Jumlah
Kuadrat
40.205
100.940
141.145
334.267
78.253
412.520

db
5
12
17
5
12
17

Kuadrat
Tengah
8.041
8.412
66.853
6.521

F

Sig.

0.956

0.481

10.252

0.001

Lampiran 13 Sidik ragam tinggi tanaman jagung (3 MST)
Sumber Keragaman

Latosol

Podsolik

Perlakuan
Galat
Total
Perlakuan
Galat
Total

Jumlah
Kuadrat
397.503
147.213
544.716
723.331
86.247
809.578

db
5
12
17
5
12
17

Kuadrat
Tengah
79.501
12.268
144.666
7.187

F

Sig.

6.480 0.004

20.128 0.000

Lampiran 14 Sidik ragam tinggi tanaman jagung (4 MST)
Sumber Keragaman

Latosol

Podsolik

Jumlah
Kuadrat
Perlakuan 948.623
Galat
822.940
Total
1771.563
Perlakuan 2088.063
Galat
168.373
Total
2256.436

db
5
12
17
5
12
17

Kuadrat
F
Tengah
189.725 2.767
68.578
417.613 29.763
14.031

Sig.
0.069

0.000

26

Lampiran 15 Sidik ragam jumlah daun jagung
Sumber Keragaman
Perlakuan
Latosol Galat
Total
Perlakuan
Podsolik Galat
Total

Jumlah
Kuadrat
3.111
3.333
6.444
6.944
4.667
11.611

db
5
12
17
5
12
17

Kuadrat
F
Tengah
0.622 2.240
0.278
1.389
0.389

3.571

Sig.
0.117

0.033

Lampiran 16 Sidik ragam lebar daun jagung
Sumber Keragaman

Jumlah
Kuadrat
3.878

5

Galat

0.860

12

Total

4.738

17

Perlakuan

4.338

5

0.868 25.187

Podsolik Galat

0.413

12

0.034

Total

4.751

17

Perlakuan
Latosol

db

Kuadrat
F
Tengah
0.776 10.822

Sig.
0.000

0.072

0.000

Lampiran 17 Sidik ragam bobot kering daun dan batang jagung
Sumber Keragaman

Jumlah
Kuadrat
40.266

5

Kuadrat
F
Tengah
8.053
8.589

Galat

11.251

12

0.938

Total

51.517

17

Perlakuan

23.536

5

4.707

Galat

1.908

12

0.159

Total

25.443

17

Perlakuan
Latosol

Podsolik

db

29.612

Sig.
0.001

0.000

27

Lampiran 18 Sidik ragam bobot kering akar jagung
Sumber Keragaman

Jumlah
Kuadrat
7.599

5

Galat

5.952

12

Total

13.551

17

Perlakuan

3.141

5

0.628 11.326

Galat

0.666

12

0.055

Total

3.807

17

Perlakuan
Latosol

Podsolik

db

Kuadrat
F
Tengah
1.520 3.064

Sig.
0.052

0.496

0.000

Lampiran 19 Gambar pertumbuhan tanaman pada 4 MST di tanah Latosol

28

Lampiran 20 Gambar pertumbuhan tanaman pada 4 MST di tanah Podsolik

29

RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Sumedang pada tanggal 01 Februari 1993, putri dari
Bapak Tarjono Ahmad Tajudin dan Ibu Dede Sugiarti. Penulis merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikan formal di
SDN Cisitu, Kecamatan Cisitu pada tahun 1999 sampai 2005. Setelah lulus
SD, penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Cisitu pada tahu 2005 dan
lulus pada tahun 2008. Selesei menjalani pendidikan di menengah pertama,
penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMAN Situraja dan lulus
pada tahun 2011. Selama menjalani pendidikan di menengah pertama
maupun menengah atas, penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi siswa
intra sekolah dan ekstrakulikuler.
Setelah lulus dari SMA, penulis diterima di Departemen Ilmu Tanah
dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor melalui
jalur SNMPTN Undangan. Selama masa perkuliahan penulis aktif
mengikuti kepanitiaan baik di ruang lingkup departemen maupun fakultas.