1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. “Bagaimanakah Tindak Tutur Meminta pada Siswa TK Dwi
Tunggal Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20122013 dan Implikasinya terhadap Pembelajaran di TK
?”
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Tindak Tutur Meminta pada Siswa TK Dwi Tunggal Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20122013 dan
Implikasinya terhadap Pembelajaran di TK.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.
a. Manfaat Teoretis
Secara Teoretis hasil penelitian ini dapat memberikan dukungan bagi pengembangan teori pragmatik pada umumnya dan teori tindak tutur meminta.
b. Manfaat Praktis
Secara Praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi guru dan penulis.
1. Memberikan informasi dan masukan, khususnya bagi guru TK bahwa ada
karakteristik berbahasa pada siswa TK yang harus dipahami berdasarkan konteks tuturan. Hasil penelitian diharapkan sebagai sumber belajar yang
dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bahan acuan dalam penyusunan
bahan ajar. Sumber belajar dapat menggunakan rekaman peristiwa komunikasi yang sebenarnya dan bersifat alamiah, misalnya tuturan siswa
pada saat interaksi pembelajaran di kelas. 2.
Memberikan informasi kepada pembaca, mengenai jenis-jenis tindak tutur dalam berkomunikasi, khususnya tindak tutur meminta.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi 1.
Subjek penelitian ini adalah siswa TK Dwi Tunggal Bandar Lampung pada saat proses pembelajaran dan jam istirahat sekolah berlangsung.
2. Objek penelitian ini adalah tindak tutur meminta, baik secara langsung,
maupun secara tidak langsung dan berdasarkan pemanfaatan konteks yang dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran dan saat jam bermain di luar
kelas.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Hakikat Tindak Tutur
Austin dalam buku yang berjudul How to Do Things with Words Pertama kali mengemukakan istilah tindak tutur Speech act. Austin mengemukakan bahwa aktivitas
bertutur tidak hanya terbatas pada penuturan sesuatu, tetapi juga melakukan sesuatu atas dasar tuturan itu. Pendapat Austin ini didukung oleh Searle 2009:74 dengan
mengatakan bahwa unit terkecil komunikasi bukanlah kalimat, melainkan tindakan tertentu, seperti membuat pernyataan, pertanyaan, perintah dan permintaan.
Selanjutnya, Searle dalam buku Rusminto 2009:74 mengemukakan bahwa tindak tutur adalah teori yang mencoba mengaji makna bahasa yang didasarkan pada hubungan
tuturan dengan tindakan yang dilakukan oleh penuturnya. Kajian tersebut didasarkan pada pandangan bahwa 1 tuturan merupakan sarana utama komunikasi dan 2 tuturan
memiliki makna jika direalisasikan dalam tindak komunikasi nyata, misalnya membuat pernyataan, pertanyaan, perintah atau permintaan. Dengan demikian, tindakan
merupakan karakteristik tuturan dalam komunikasi.
2.2 Jenis Tindak Tutur