beragam dimana terdapat pula masyarakat dari suku lain. Hal ini tentu menimbulkan kontak sosial baik antar individu maupun kelompok.
Secara relatif dari segi interaksi sosial tersebut berdasarkan persepsi subjek
penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut: a.
Tidak intens : tidak pernah berkomunikasi dengan suku non Lampung
b. Cukup intens
: cukup seringsesekali berkomunikasi dengan suku non Lampung
c. Intens
: sering berkomunikasi dengan suku non Lampung d.
Sangat intens : sangat sering berkomunikasi dengan suku non Lampung
Kontak sosial ini menimbulkan adanya interaksi dan lambat laun timbul pula terjadi difusi dan akulturasi kebudayaan sehingga menimbulkan perubahan dan
perkembangan pola pikir masyarakat Lampung yang ada di Kelurahan Kotabumi Ilir mengenai budaya yang mereka anut selama ini khususnya mengenai
pelaksanaan Begawi Cakak Pepadun. Selain itu faktor modernisasi juga berpengaruh dalam perkembangan dan pola pikir masyarakat pada masa kini.
Modernisasi suatu masyarakat adalah suatu proses tranformasi atau suatu
perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya. Modernisasi ditandai dengan sejumlah gejala yang hidup dalam masyarakat antara lain adalah majunya
pendidikan, teknologi yang maju, perekonomian yang maju juga ada adanya urbanisasi yang makin hebat. Dengan adanya interaksi sosial dan modernisasi
masyarakat ini sedikit banyak telah mempengaruhi perkembangan dan perubahan pola pikir masyarakat mengenai pelaksanaan upacara Begawi Cakak Pepadun.
4. Pergesaran Tata Nilai Budaya
Pergeseran tata nilai budaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bergesenya nilai Budaya Begawi Cakak Pepadun bagi masyarakat susku
Lampung. Budaya Lampung Begawi Cakak Pepadun dahulu mengandung nilai yang tinggi bagi masyarakat Lampung. Melalui Begawi Cakak Pepadun
masyarakat Lampung dapat memiliki gelar adat yang tinggi yang tentunya akan dihormati dan oleh masyarakat Lampung lain. Namun kini masyarakat sudah
tidak menggagap bahwa Begawi Cakak Pepadun memiliki “prestise” yang cukup
tinggi. Bagi masyarakat kini memiliki kekayaan dengan segala peralatan modernnya lebih dihormati dan lebih bernilai, misalnya seseorang saat ini lebih
memilih membeli mobil mewah atau rumah besar dibanding harus menghabiskan uangnya untuk melaksanakan Begawi Cakak Pepadun yang hanya mendapatkan
gelar adat dengan daerah kekuasaan yang fiktif belaka.
Proses pelaksanaan Begawi Cakak Pepadun memakan waktu yang cukup lama dan terasa sangat menyita waktu. Masyarakat saat ini berpendirian lebih baik
mencari uang sebanyak mungkin dan memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang lebih bermanfaat daripada untuk melaksanakan Begawi Cakak Pepadun yang akan
menyita waktu dan dana yang besar. Pikiran manusia sekarang sudah mulai berubah dalam penghargaan dalam hal tersebut. Pandangan orang terhadap waktu
sudah agak berbeda. Waktu yang dihabiskan untuk melaksanakan upacara Begawi Cakak Pepadun selama 7 hari, dapat dimanfaatkan untuk kesibukankerja lain
yang lebih mendesak dan penting. Sebab manusia sekarang mulai banyak dilimpahi pekerjaan-pekerjaan yang dulu tidak harus dihadapi. Oleh sebab itu
masyarakat saat ini sudah m ulai berpikir “praktis” untuk sekedar mendapat
penghormatan dan penghargaan dari masyarakat luas mereka dapat memperolehnya dengan jalan memiliki harta kekayaan tanpa gelar adat semata
yang didapat dari upacara Begawi Cakak Pepadun yang menghabiskan dana besar dan waktu mereka yang penting.
Pada zaman sekarang ini yang serba modern, upacara Begawi Cakak Pepadun
sudah sangat jarang kita temui, terutama di daerah perkotaan. Sebaliknya jika kita bandingkan dengan tahun-tahun yang lalu, masih banyak kita temui masyarakat
Lampung yang melaksanakan upacara Begawi Cakak Pepadun. Dahulu perayaan pesta perkawinan masyarakat Lampung dengan menggunakan upacara Begawi
Cakak Pepadun berlangsung dengan megah dan meriah. Selain itu tamu undangan yang hadir juga banyak, bahkan masyarakat luas seperti masyarakat Lampung
yang berada di luar daerah tempat diadakannya upacara Begawi Cakak Pepadun turut hadir.
Masyarakat Lampung dahulu begitu antusias untuk menyaksikan upacara Begawi
Cakak Pepadun dan sangat menghargai pesta perayaan perkawinan dengan upacara Begawi Cakak Pepadun. Tetapi hal itu sangat jauh berbeda dengan saat
ini di mana masyarakat Lampung sudah jarang untuk melaksanakan pesta perayaan perkawinan dengan Upacara Begawi Cakak, mereka lebih memilih
untuk mengadakan pesta perkawinan biasa. Selain dari segi biaya dan waktu yang mempengaruhi masyarakat Lampung untuk tidak melaksanakan pesta perayaan
perkawinan dengan upacara Begawi Cakak, masyarakat Lampung sendiri sudah menganggap bahwa perayaan perkawinan dengan Upacara Begawi Cakak sudah
tidak begitu penting lagi dan menjadi keharusan seperti dahulu. Saat ini memang masih terdapat masyarakat Lampung yang masih melaksanakan pesta perayaan
perkawinan dengan upacara Begawi Cakak Pepadun, namun rangkaian acaranya tidak selengkap, semegah dan semeriah seperti pesta perayaan perkawinan
dengan upacara Begawi Cakak pada zaman dahulu. Antusiasme masyarakat pun sudah mulai menurun untuk menyaksikan Upacara Begawi Cakak Pepadun. Bagi
mereka menyaksikan upacara Begawi Cakak Pepadun sudah tidak begitu menarik lagi karena pada zaman modern seperti sekarang sudah banyak sarana hiburan
yang lebih menarik dan mudah untuk didapat.
e. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Observasi
Menurut Wirarta 2005:37 observasi adalah data yang diperoleh dengan cara mengamati. Pengambilan data penelitian ini dilakukan dengan pengamatan
langsung ke lokasi penelitian. Selain mengamati, peneliti juga mencatat hal-hal yang berkaitan dengan penelitiannya sehingga data tersebut nantinya yang akan
diolah dalam penelitian dan dituangkan dalam skripsi.
2. Wawancara Terstruktur
Menurut Nursid 1988:106 bahwa teknik wawancara merupakan teknik data pengumpulan data yang membantu melengkapi pengumpulan data yang tidak
dapat diungkapkan oleh teknik observasi. Teknik wawancara terstruktur ini dilengkapi dengan kuisioner untuk memandu setiap pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti agar memperoleh informasi atau gambaran dari responden.
3. Teknik Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda dan sebagainya Suharsimi Arikunto, 2010:231. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder mengenai kondisi umum daerah
penelitian.
f. Teknik Analisis Data
Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Efendi 1989:263 dalam Nasution 2004:98, analisa data adalah proses penyederhanaan ke dalam bentuk yang lebih
mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
tabel dalam bentuk persentase dan dianalisis. Sementara untuk data yang diperoleh dari tokoh adat akan diteliti secara kualitatif.
Langkah pertama dalam menyusun distribusi persentase adalah membagi jumlah
observasi dalam masing-masing kategori variabel f dengan jumlah frekuensi N. Setelah pembagian dilakukan hasilnya dikalikan dengan 100 untuk
menghasilkan persentase
dan dianalisis.
Selanjutnya hasil
penelitian dideskripsikan secara sistematis sebagai laporan hasil penelitian dan akhirnya
ditarik kesimpulan dari hasil analisis sebagai laporan akhir penelitian ini yang dirumuskan sebagai berikut :
Rumus : 100
x N
f
Keterangan : = Persentase
N = Jumlah Frekuensi
f = Variabel
100 = Konstanta
=
V. SIMPULAN DAN SARAN A.
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan tentang faktor-faktor menurunnya
pelaksanaan Begawi Cakak Pepadun pada Upacara perkawinan dalam Masyarakat Adat Suku Lampung Abung Pepadun di Kelurahan Kotabumi Ilir Kecamatan
Kotabumi Kabupaten Lampung Utara dapat disimpulkan bahwa: 1.
Mahalnya biaya pelaksanaan upacara Begawi Cakak Pepadun menjadi faktor penyebab menurunnya pelaksanaan Begawi Cakak Pepadun dalam upacara
perkawinan masyarakat suku Lampung di Kelurahan Kotabumi Ilir. Mayoritas responden 94 menyatakan bahwa mahalnya biaya Begawi menjadi penyebab
mereka tidak melaksanakan Begawi 2.
Lamanya pelaksanaan upacara Begawi Cakak Pepadun menjadi faktor penyebab menurunnya pelaksanaan Begawi Cakak Pepadun dalam upacara perkawinan
masyarakat suku Lampung di Kelurahan Kotabumi Ilir. Sebagian besar responden 75 menyatakan bahwa lamanya waktu pelakasanaan Begawi
menjadi penyebab mereka tidak melaksanakan Begawi. 3.
Intensnya interaksi sosial antara suku Lampung dengan suku luar Lampung pendatang ternyata tidak menjadi faktor penyebab menurunnya pelaksanaan
Begawi Cakak Pepadun dalam upacara perkawinan masyarakat suku Lampung di Kelurahan Kotabumi Ilir. Sebagian besar responden 77 menyatakan bahwa
interaksi sosial tidak menjadi penyebab mereka tidak melaksanakan upacara Begawi Cakak Pepadun.
4. Pergeseran nilai budaya turut serta menjadi faktor penyebab menurunnya
pelaksanaan Begawi Cakak Pepadun. Sebagian besar responden 68 menyatakan bahwa pergeseran tata nilai budaya menjadi penyebab mereka tidak
melaksanakan Begawi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, diberikan saran sebagai berikut:
1. Perkawinan dengan cara Begawi Cakak Pepadun merupakan salah satu dari
keberanekaragaman kebudayaan yang ada di Indonesia yang perlu dipertahankan oleh pewaris kebudayaan tersebut yaitu masyarakat adat Lampung pepadun guna
menunjang kekayaan kebudayaan nasional. 2.
Masyarakat adat Lampung Pepadun khususnya generasi muda di Kelurahan Kotabumi Ilir Kecamatan Kotabumi Kabupaten Lampung Utara hendaknya
dapat mempertahankan kelestarian Upacara Begawi Cakak Pepadun, karena melalui Upacara Begawi Cakak Pepadun masyarakat Lampung dapat
melestarikan banyak kebudayaan khas Lampung diantaranya Bahasa Lampung, tari-tarian Lampung, pakaian adat Lampung dan nilai-nilai positif yang
terkandung dalam Upacara Begawi Cakak Pepadun.
3. Upacara Begawi Cakak Pepadun yang memakan biaya dan waktu yang tidak
sedikit sebaiknya lebih disederhanakan dalam pelaksanaannya, karena sesungguhnya banyak masyarakat suku Lampung yang ingin tetap melaksanakan
Begawi Cakak Pepadun tetapi terkendala karena faktor biaya dan waktu. Jika Begawi Cakak Pepadun dilakukan secara lebih sederhana dapat memungkin
masyarakat Lampung untuk tetap melaksanakannya.
DAFTAR PUSTAKA Anung. 1991. Geografi dan Kependudukan. Nindita, klaten.
Bintarto. 1989. Interaksi Desa Kota. Ghalia indonesia, Jakarta. Daldjoeni. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Alumni, Bandung.
. 1991. Perubahan Sosial dan Tanggapan Manusia. Alumni, Bandung. Dewi Indrawati. 2004. Faktor-faktor penyebab perubahan Begawi Cakak Pepadun
pada upacra perkawinana di Desa Ketapang Kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara. Skripsi. Universitas Lampung, Bandar
Lampung.
Departemen Pendidikan Provinsi Lampung. 2001. Senjata Tradisonal Lampung. Laboratorium Bahasa lampung. Lampung.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Integrasi Nasional dalam Hubungan Antar Suku Bangsa dan Sistem Nilai Budaya Nasional. CV Maju Jaya
Ujung Pandang, Ujung Pandang. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2008. Pakaian Upacara Adat Begawi Cakak
Pepadun . UPT Museum Negeri Provinsi Lampung , Lampung. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata wilayah Lampung. 1999. Upacara Cangget
Agung Lampung Aktualisasi Nilai-nilai Budaya Daerah Lampung bagi Generasi Muda. UPT Museum Negeri Provinsi Lampung, Lampung.
. 1999. Upacara Adat Begawi Cakak Pepadun. UPT Museum Negeri Provinsi Lampung, Lampung.
Hadi Landak. 2012. Konsep Geografi Budaya http:hadilandak.wordpress.com Diakses tanggal 15 Februari 2013. Pukul 10:27.
Hilman Hadikusuma. 1989. Masyarakat dan Adat Budaya Lampung. Mandar Maju, Bandung.
I.Made Wirarta. 2005. Pedoman penulisan Usulan Penelitian, Skripsi,dan Tesis. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Julia Maria. 1993. Kebudayaan Orang Menggala. Universitas Indonesia, Jakarta. Koentjaraningrat. 1988. Pengantar Ilmu Antropologi. Aksara baru, Jakarta.
Moh. Ali . 1985. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Angkasa. Bandung.
Moh. Nazir. 1982. Metode Penelitian. Ghalia. Jakarta. Nanang Martono. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Raja Grafindo Persada,
Jakarta. Nasution. 2004. Metode Research. Bumi Aksara, Jakarta.
Nurdin HK. 1989. Perubahan Nilai-Nilai di Indonesia. Alumni, Bandung.
Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Alumni. Bandung
Phil Astrid Susanto. 1988. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bina Cipta, Jakarta.
Setiawan. 2002. Deskripsi Begawi Cakak Pepadun pada perkawianan adat Lampung di Desa Gunung Terang Kabupaten Tulang Bawang. Skripsi
Universitas Lampung, Bandar Lampung. Soejono Abdurahman.. 2005. Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan
Penerapan. Rineka Cipta, Jakarta. Subandiroso. 1988. Sosiologi Antropologi Program Pengetahuan Budaya dan
Ilmu-ilmu Sosial. Intan Periwara, Jakarta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Rineka Cipta, Jakarta. Sumadi. 2003. Filsafat Geografi. Bahan Ajar. Universitas Lampung Press, Bandar
Lampung. Supartono Widyosiswoyo. 1989. Antropologi dan Sosiologi. Pandega Widya
Caraka, Jakarta.
Tim Penyusun. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Winarno Surakhmat. 1982. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Yorsi Nuzulia.
2012. Pendekatan-Pendekatan
Geografi http:learnsgeography.forumotion.net-
Diakses tanggal 15 Februari 2013. Pukul 10:27.
Yudhianta. 1988. Sejarah Budaya. Intan Pariwara, Kalten.
Tgl wawancara :
KUISIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MENURUNNYA PELAKSANAAN
BUDAYA BEGAWI CAKAK PEPADUN PADA MASYARAKAT SUKU LAMPUNG ABUNG PEPADUN DI KELURAHAN
KOTABUMI ILIR KECAMATAN KOTABUMI KABUPATEN LAMPUNG UTARA
A. Identitas Responden
1. Nama Responden : …………………...............................
2. Umur
: ……………………………………… 3.
Pendidikan : ...........................................................
4. Pekerjaan
: ........................................................... B.
Pelaksanaan Begawi Balak Cakak Pepadun
5. Apakah yang anda ketahui tentang budaya Begawi Cakak pepadun?
Jawab : ……………………………………………………………
6. Apakah anda mengetahui tentang pelaksanaan Begawi Cakak Pepadun
pada Upacara perkawinan? Jawab
: ……………………………………………………………
7. Apakah anda melaksanakan upacara perkawinan biasa tanpa
melaksanakan Upacara Begawi Cakak Pepadun a.
Ya, sebutkan alasannya b.
Tidak, sebutkan alasannya 8.
Apakah anda mengetahui bahwa telah terjadi penurunan tingkat pelaksanaan Begawi Cakak Pepadun?
a. Tahu
b. Tidak tahu
9. Apakah di lingkungan anda terdapat masyarakat suku Lampung yang
telah melaksanakan Begawi Cakak Pepadun? a.
Ya b.
tidak 10.
Apakah anda pernah mengikuti atau melihat pelaksanaan upacara Begawi Cakak Pepadun?
a. Pernah
b. Tidak pernah
11. Menurut anda, apakah penyebab terjadinya penurunan tingkat
pelakasanan upacara Begawi Cakak Pepadun? Jawab
: …………………………………………………………… C.
Pertanyaan yang berkaitan besarnya biaya adat
12. Berapakah gaji anda per bulan?
a. Rp.1.000.000
b. Rp.1.000.000 - Rp.3.000.000
c. Rp.4.000.00 - Rp. 6.000.000
d. Rp.6.000.000
13. Berapa kah dana yang anda habiskan untuk melasanakan upacara
perkawinan biasa tanpa upacara Begawi Balak Cakak Pepadun? a.
Rp.15.000.000 b.
Rp. 15.000.000- Rp. 30.000.000 c.
Rp. 31.000.000- Rp. 45.000.000 d.
Rp. 45.000.000 14.
Sepengetahuan anda, berapakah besarnya biaya untuk melaksanakan upacara adat Begawi Cakak Pepadun pada Upacara perkawinan ?
a. Rp. 50.000.000 - Rp.100.000.000
b. Rp. 101.000.000 - Rp.200.000.000
c. Rp. 201.000.000 - Rp.300.000.00
d. Rp. 300.000.000
15. Berapakah denda adat yang harus dibayarkan kepada pihak perwatin
adat? a.
Rp.1.000.000 b.
Rp.1.000.000- Rp.3.000.000 c.
Rp. 4.000.00- Rp. 6.000.000 d.
Rp.6.000.000 16.
Berapakah besarnya biaya yang diperlukan untuk memebuat beberapa peralatan yang digunakan dalam Begawi Cakak Pepadun yaitu Jepano,
kayu ara, kuto maro dll? a.
Rp.1.000.000 b.
Rp.1.000.000- Rp.3.000.000 c.
Rp. 4.000.00- Rp. 6.000.000 d.
Rp.6.000.000 17.
Berapakah jumlah kerbau yang harus disembelih sebagai syarat untuk melaksanakan Begawi Cakak Pepadun pada Upacara perkawinan?
a. 1-2 ekor kerbau
b. 3-4 ekor kerbau
c. 5-6 ekor kerkabu
d. 7 ekor kerbau
18. Menurut anda, apakah biaya pelaksanaan upacara Begawi Cakak
Pepadun tergolong kategori mahal? a.
Tidak Mahal b.
Cukup mahal c.
Mahal d.
Sangat mahal 19.
Apakah faktor biaya yang mahal dalam pelaksanaan Begwai Balak cakak Pepadun pada Upacara perkawinan mempengaruhi anda untuk
tidak melaksanakannya? a.
Ya,sebutkan alasannya b.
Tidak, sebutkan alasannya
D. Pertanyaan yang berkaitan lamanya waktu pelaksanaan
20. Menurut anda, apakah lamanya pelaksanaan upacara Begawi Cakak
Pepadun tergolong kategori lama? e.
Tidak Lama f.
Cukup Lama g.
Lama h.
Sangat Lama 21.
Berapa hari waktu yang diperlukan untuk melaksanakan upacara Begawi Cakak Pepadun dengan pesta adat yang sempurna?
a. 3 hari
b. 5 hari
c. 7 hari
22. Apa saja kegiatan yang dilaksanakan upacara pada perkawinan dalam
Begawi Cakak Pepadun? Jawab
: ………………………………………………. 23.
Apakah faktor waktu yang lama dalam pelaksanaan Begawi cakak Pepadun pada Upacara perkawinan mempengaruhi anda untuk tidak
melaksanakannya? c.
Ya,sebutkan alasannya d.
Tidak, sebutkan alasannya
E. Pertanyaan yang berkaitan dengan interkasi sosial
24. Apakah disekitar lingkungan tempat anda tinggal terdapat masyarakat
pendatang yang berlainan suku? a.
Ya b.
Tidak
25. Apakah anda melakukan interaksi sosial dengan masyarakat
pendatang? a.
Ya b.
Tidak 26.
Apakah terjalin komunikasi dan hubungan yang baik antara anda dan masyarakat pendatang?
a. Ya,sebutkan alasannya
b. Tidak, sebutkan alasannya
27. Apakah masyarakat pendatang ini diterima dengan baik di lingkungan
anda? a.
Ya,sebutkan alasannya b.
Tidak, sebutkan alasannya 28.
Apakah interaksi sosial anda dengan masyarakat pendatang mempengaruhi pola pikir anda untuk tidak melaksanakan Begawi
Balak cakak Pepadun pada Upacara perkawinan anda? a.
Ya,sebutkan alasannya b.
Tidak, sebutkan alasannya 29.
Menurut anda, apakah interkasi social suku Lampung dan non Lampung tergolong kategori intens?
a. Tidak intens
b. Cukup intens
c. Intens
d. Sangat intens
30. Apakah interaksi sosial mempengaruhi anda untuk tidak melaksanakan
Begawi Balak cakak Pepadun pada Upacara perkawinan? a.
Tidak berpengaruh b.
Cukup berpengaruh c.
Berpengaruh d.
Sangat berpengaruh
F. Pertanyaan yang berkaitan dengan pergeseran tata nilai budaya
31. Menurut anda, seberapa penting pelaksanaan Upacara Begawi Cakak
Pepadun pada upacara perkawinan masyarakat suku Lampung? a.
Sangat penting b.
Penting c.
Biasa saja d.
Tidak penting
32. Apakah gelar adat masih sangat penting bagi anda atau masyarakat
suku Lampung yang lain? a.
Sangat penting b.
Penting c.
Biasa saja d.
Tidak penting 33.
Apakah pergeseran tata nilai budaya mempengaruhi anda untuk tidak melaksanakan Begawi?
a. Ya,sebutkan alasannya
b. Tidak, sebutkan alasannya
34. Menurut anda, diantara keempat faktor berikut, faktor manakah yang
paling berpengaruh bagi anda untuk tidak melaksanakan upacara Begawi Balak Cakak Pepadun pada upacara perkawinan?
a. Mahalnya biaya
b. Lamanya waktu pelaksanaan
c. Interaksi sosial dengan masyarakat yang mengubah pola pikir
anda d.
Sistem tata nilai budaya yang bergeser 35.
Apakah saran anda terhadap pelestarian budaya Begawi cakak Pepadun?
Jawab : …………………………………………………………….
a. Lestarikan
b. Sederhanakan
No. Butir Soal
1 2
3 4
5-11 12
Nama Umur
Th Pend
Pekerjaan Pelaksanaan Begawi Cakak
Pepadun Faktor Biaya
Pengetahuan tentang Begawi Cakak Pepadun
Penadapatan Rp Sedikit
Cukup Banyak
1juta 1- 3 juta
4-6 juta 6 juta
1. Budimansyah
35 S1
Wiraswasta √
√ 2.
M.Mirza 31
S2 PNS
√ √
3. M. Nazar
59 SMP
Wiraswasta √
√ 4.
Indra Budi 25
S1 PNS
√ √
5. Darwis
31 SMA
Wiraswasta √
√ 6.
M. Zen 33
SMA Wiraswasta
√ √
7. Djohan Sapri
36 SMA
Wiraswasta √
√ 8.
Fadli Hanif 27
S1 PNS
√ √
9. Zeptisar
29 D3
PNS √
√ 10.
M. Zakir 31
SMA Wiraswasta
√ √
11. Rajib Gandi
27 S1
PNS √
√ 12.
Yunizar 29
S1 PNS
√ √
13. A. Baki
50 SMP
Wiraswasta √
√ 14.
M. Afipi 47
SMP Wiraswasta
√ √
15. Damiri
43 SMA
Wiraswasta √
√ 16.
Zainal Hasan 40
SMA Wiraswasta
√ √
17. Rahmat Geri
27 S1
PNS √
√ 18.
Habriyansyah 29
S1 PNS
√ √
19. Jausal Satria
32 SMA
Wiraswasta √
√ 20.
Yasir Prasad 31
D3 Wiraswasta
√ √
21. Sulaiman
37 SMP
Petani √
√ 22.
Cerly Yusrizal 32
S2 PNS
√ √
23. Misi Prima
35 S1
Polisi √
√ 24.
Hosjaya 42
SMA Tentara
√ √
25. Abdullah
75 SMA
PNS √
√ 26.
Ibrahim 40
SMP Wiraswasta
√ √
27. Zanzili
30 SMA
Wiraswasta √
√ 28.
Aan Irawan 29
SMA Tentara
√ √
29. Iskandarsyah
54 D3
PNS √
√ 30.
Joni Saputra 27
D3 Polisi
√ √
31. Eka Surya
30 S1
PNS √
√ 32.
Badri 25
SMA Wiraswasta
√ √
33. Johan Saputra
30 SMA
Wiraswasta √
√ 34.
Mad Arun 59
SMA Petani
√ √
35. Aldo Achmad
28 S1
Wiraswasta √
√ 36.
Nasrun Harun 34
S1 PNS
√ √
37. Mubarok
26 SMA
Wiraswasta √
√ 38.
Subuh 28
SMA Wiraswasta
√ √
39. Amirsyah
31 SMA
Wiraswasta √
√ 40.
Romadhon 47
SMP Petani
√ √
41. Ansori Hamid
43 SMP
Wiraswasta √
√ 42.
Sumantri 30
S1 PNS
√ √
43. Indra Yusefa
29 S1
PNS √
√ 44.
Wawan Sepri 27
S1 PNS
√ √
45. Tarmizi
42 SMA
Tentara √
√ 46.
Syamsisyah 31
SMA Wiraswasta
√ √
47. Sobirin
43 SMP
Wiraswasta √
√ 48.
M. Ferdinan 40
SMP Petani
√ √
49. M. Tauhid
31 SMA
Wiraswasta √
√ 50.
Zainuddin 57
SMP Petani
√ √
51. Ali Suhandi
25 S1
PNS √
√ 52.
Hadari Putra 28
S1 PNS
√ √
53. Miki Juniardi
26 SMA
Wiraswasta √
√ 54.
Wahyudi Praja 37
SMA Wiraswasta
√ √
Butir Soal 13
14 15-16
17 Faktor Biaya
Dana perkawinan biasa tanpa Begawi Balak Cakak Pepadun Rp
Dana perkawinan dengan upacara Begawi Balak Cakak Pepadun
Rp Denda Adat dalam Bgawi Rp
Jumlah kerbau yang disembelih pada upacar
Begawi Cakak Pepadun 5-
10juta 15-
20juta 25-30
juta 30
juta 50
juta 100
juta 200
juta 300
juta 1juta
1-3 juta
4-6 juta
6 juta
1-3 ekor
4-7 ekor
7 ekor
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √