Tabel 2.5. Perbandingan antara Model Matematik dan Model Fisik
Model Fisik Model Matematik Numerik
Kerugian • Memerlukan ruangan yang besar
• Parameter belum tentu mudah diperoleh dan ditirukan
karena berbagai keterbatasan • Lama pembuatannya
• Sulit mengamati dan mengontrol • Tidak mudah diubah revisi
• Membutuhkan banyak tenaga kerja • Mahal
Keuntungan • Real time model
• Kesalahan, kekurangan, kejanggalan dapat segera dilihat
dan diperbaiki • Kondisi aliran yang paling rumit
dan sulit dapat dimodelkan • Model lebih mudah dipahami
oleh awam Keuntungan
• Ruangan kecil, hanya perlu komputer
• Mudah menyesuaikan parameter seperti tinggi gelombang, dll
• Pembuatan relatif singkat • Mudah dikontrol dan diamati
• Mudah dibuah dan direvisi • Tidak membutuhkan tenaga banyak
• Murah Kerugian
• Biasanya tidak real time • Kesalahan, kekurangan,
kejanggalan kadang tidak terlihat • Perlu persamaan pengatur
yang belum tentu ada belum tentu dapat diselesaikan
• Model sulit dipahami tetapi hasil simulasi dapat ditampilkan
untuk mempermudah pemahaman
Sumber :Triatmadja R., 2009
I. Tanggul Sosrodarsono dan Takeda 1977 menyatakan bahwa tanggul adalah
bendungan urugan homogen, karena bahan yang membentuk tubuh tanggul
terdiri dari tanah yang hampir sejenis dan gradasinya susunan ukuran butiran
tanah hampir seragam. Tanggul saluran adalah tanggul tanah yang berfungsi untuk menahan aliran air dan menyangga permukaan air sehingga air yang
masuk ke saluran dapat dikendalikan. Apabila garis rembesan memotong lereng hilir suatu tanggul, maka akan terjadi aliran-aliran filtrasi keluar
menuju permukaan lereng tersebut dan terlihat gejala keruntuhan atau kelongsoran kecil pada permukaan lereng hilir. Tanggul selalu menghadapi
masalah stabilitas tubuh tanggul.
Hal ini disebabkan karena hampir seluruh tubuh tanggul terletak di bawah garis rembesan seepage line. Tubuh tanggul selalu dalam kondisi jenuh,
sehingga daya dukung, kekuatan geser tanah serta sudut geser alamiahnya
menurun pada tingkat yang paling rendah. Semakin rendah garis rembesan di hilir tubuh tanggul, maka ketahanannya terhadap gejala kelongsoran akan
meningkat dan stabilitas tanggul akan meningkat pula.
Wesley 1973 menyatakan bahwa tanah yang dipakai untuk pembuatan tanggul, bendungan tanah, atau dasar jalan harus dipadatkan untuk menaikkan
kekuatannya, memperkecil kompresibilitas, dan daya rembes air serta memperkecil pengaruh air terhadap tanah tersebut. Tujuan pemadatan tanah
di lapangan yaitu memadatkan tanah pada keadaan kadar air optimumnya, sehingga tercapai keadaan yang paling padat. Dengan demikian tanah tersebut
akan mempunyai kekuatan yang relatif besar, kompresibilitas kecil, dan memperkecil pengaruh air terhadap tanah.
Menurut DPU 1986, rembesan terjadi apabila tubuh tanggul harus mengatasi beda tinggi muka air dan jika aliran yang diakibatkannya meresap
masuk ke dalam tanah di sekitar tanggul. Aliran ini mempunyai pengaruh