3. Faktor-Faktor Yang Diperhatikan Penjatuhan Pemidanaan
Jika hakim menjatuhkan pidana harus dalam rangka menjamin tegaknya kebenaran, keadilan, dan kepastian hukum bagi seorang. Jadi bukan hanya balas
dendam, rutinitas pekerjaan ataupun bersifat formalitas.Memang apabila kita kembali pada tujuan hukum acara pidana, secara sederhana adalah untuk
menemukan kebenaran materiil.Bahkan sebenarnya tujuannya lebih luas yaitu tujuan hukum acara pidana adalah mencari dan menemukan kebenaran materiil itu
hanya merupakan tujuan antara.Artinya ada tujuan akhir yaitu yang menjadi tujuan seluruh tertib hukum Indonesia, dalam hal itu mencapai suatu masyarakat
yang tertib, tentram, damai, adil, dan sejahtera
15
.
4. Sistem Pemidanaan
Menurut KUHP, pidana dibedakan menjadi dua kelompok, antara pidana pokok dengan pidana tambahan
16
. Pidana pokok terdiri dari: 1
Pidana mati; 2
Pidana penjara; 3
Pidana kurungan; 4
Pidana denda; 5
Pidana tutupan ditambahkan berdasarkan UU No 20 Tahun 1946. Pidana tambahan terdiri dari :
1 Pidana pencabutan hak-hak tertentu;
2 Pidana perampasan barang-barang tertentu;
3 Pidana pengumuman keputusan hakim.
15
Bambang Waluyo. Op.Cit. hlm 89
16
P.A.F. Lamintang dan Theo Lamintang.Hukum Penitensier Indonesia.Jakarta : PT. Sinar Grafika. 2010. hlm 35.
C. Tindak Pidana
1. Pengertian Tindak Pidana
Pembentuk undang-undang kita telah menggunakan perkataan strafbaar feit untuk menyebutkan apa yang kita kenal sebagai tindak pidana didalam Kitab Undang-
undang Hukum Pidana tanpa memberikan suatu penjelasaan mengenai apa yang sebenarnya dimaksud dengan perkataan strafbaar feit tersebut. Perkataan feit itu
sendiri di dalam bahasa Belanda berarti sebagian dari suatu kenyataan sedang strafbaar berarti dapat dihukum, hingga secara harafiah perkataan strafbaar feit
itu dapat diterjemahkan sebagai sebagian dari suatu kenyataan yang dapat dihukum, bahwa yang dapat dihukum itu sebenarnya adalah manusia sebagai
pribadi dan bukan kenyataan, perbuatan ataupun tindakan
17
. Berbicara tentang hukum pidana tidak akan terlepas dari masalah pokok yang menjadi titik
perhatiannya. Masalah pokok dalam hukum pidana tersebut meliputi masalah tindak pidana perbuatan jahat, kesalahan dan pidana serta korban. Tindak pidana
adalah setiap perbuatan yang diancam hukuman sebagai kejahatan atau pelanggaran baik yang disebut dalam KUHP maupun peraturan perundang-
undangan lainnya. Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang dan diancam pidana, tetapi perlu
diingat bahwa larangan ditujukan kepada perbuatan, yaitu suatu keadaan atau kejadian yang ditimbulkan oleh kelakuan orang, sedangkan ancaman pidananya
ditujukan kepada orang yang menimbulkan kejadian itu.
17
P.A.F. Lamintang. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia.Bandung : PT. Citra Aditya Bhakti. 2011. hlm 181.
Antara larangan dan ancaman pidana ada hubungan yang erat, oleh karena antara kejadian dan orang yang menimbulkan kejadian itu, ada hubungan yang erat pula
yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain. Kejadian tidak dapat dilarang, jika yang menimbulkan bukan orang, dan orang tidak dapat diancam pidana, jika
tidak karenakejadian yang ditimbulkan olehnya. Tindak pidana juga sering disebut delik.Mengenai delik dalam arti strafbaar feit, para pakar hukum pidana masing-
masing memberi definisi berbeda-beda. Menurut Vos delik adalah feit yang dinyatakan dapat dihukum berdasarkan undang-undang. Menurut Van Hamel
delik adalah suatu serangan atau ancaman terhadap hak-hak orang lain. Sedangkan menurut Simons, delik merupakan suatu tindakan melanggar hukum yang telah
dilakukan dengan sengaja ataupun tidak sengaja oleh seseorang yang tindakannya tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan oleh undang-undang telah dinyatakan
sebagai suatu perbuatan yang dapat dihukum
18
.
2. Unsur Tindak Pidana
Demikian setiap tindak pidana yang terdapat didalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana itu pada umumnya dapat kita jabarkan ke dalam unsur-unsur yang
pada dasarnya dapat kita bagi menjadi dua macam unsur yakni unsur-unsur subjektif dan unsur-unsur objektif. Unsur-unsur subjektif itu adalah unsur yang
melekat pada diri si pelaku atau yang berhubungan dengan diri si pelaku, dan termasuk ke dalamnya yaitu segala sesuatu yang terkandung di dalam hatinya.
Sedang yang dimaksud dengan unsur-unsur objektif itu adalah unsur yang ada
18
Leden Marpaung. Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana.Jakarta : PT. Sinar Grafika. 2005. hlm 8.