Monitoring Dan Evaluasi Penempatan Dan Pelaksanaan Tugas Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Di Kabupaten Langkat

(1)

MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL)

DI KABUPATEN LANGKAT

(Studi Kasus : Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian)

SKRIPSI

OLEH :

DWI YARA PRISTIANTI

050309032

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

RINGKASAN

DWI YARA PRISTIANTI (050309032), dengan judul “MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DI KABUPATEN LANGKAT” (Studi Kasus: Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan

Kecamatan Salapian). Penelitian ini dibimbing oleh Bapak

Ir.Hasudungan Butar-Butar, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbung dan Ibu

Ir. A. T. Hutajulu, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tentang : Gambaran umum kegiatan penyuluhan pertanian di daerah penelitian, Penempatan PPL di daerah penelitian, Keberhasilan pelaksanaan tugas pokok PPL di daerah penelitian, Masalah-masalah yang dihadapi dalam penempatan PPL di daerah penelitian, Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam penempatan PPL di daerah penelitian, Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok PPL di daerah penelitian dan Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok PPL di daerah penelitian.

Metode penentuan daerah penelitian yang digunakan adalah secara purposive dengan pertimbangan jarak kecamatan ke ibukota kabupaten sehingga terpilihlah tiga kecamatan. Penetapan sampel PPL dilakukan secara sensus di tiga kecamatan sebanyak 27 orang dan penetapan sampel petani dilakukan secara . seluru metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif.

Adapun yang menjadi hasil dari penelitian ini adalah : Keadaan penyuluhan pertanian di daerah penelitian tidak mengalami perkembangan ditandai dengan tidak terdapat perkembangan jumlah kelompok tani selama 3 tahun terakhir, Penempatan PPL di daerah penelitian masih belum sesuai dimana jumlah PPL yang ada sebanyak 27 orang sedangkan jumlah desa 48, Pelaksanaan tugas pokok PPL di daerah penelitian telah dilaksanakan dengan baik oleh PPL dan dianggap berhasil, Masalah yang dihadapi dalam penempatan tugas PPL adalah kurangnya jumlah PPL di daerah penelitian dan jauhnya jarak tempat tinggal PPL dengan wilayah kerja, Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kurangnya jumlah PPL adalah dengan penambahan jumlah PPL THLTB dan untuk mengatasi masalah jauhnya jarak tempat tinggal PPL ke wilayah kerja adalah dengan penyediaan kendaraan dinas bagi PPL, Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas PPL di daerah penelitian yaitu rendahnya PSK (Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Petani), masih kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan penyuluhan dan sulitnya mengajak petani untuk mengadakan pertemuan dan upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah pelaksanaan tugas adalah terus memberikan penyuluhan kepada petani dengan materi-materi yang lebih mudah diserap oleh petani, melengkapi kurangnya sarana dan prasarana penyuluhan dengan swadaya kelompok tani dan PPL serta memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan bekerja sama dengan kepala desa ataupun tokoh masyarakat setempat lainnya untuk mengajak masyarakat agar mau mengikuti kegiatan penyuluhan.


(3)

RIWAYAT HIDUP

Dwi Yara Pristianti dilahirkan di Stabat, 09 Nopember 1987 sebagai anak kedua dari Bapak Rasmin dan Ibu Sugiatni.

Pendidikan yang pernah penulis tempuh adalah :

1. Sekolah Dasar (SD) Tahun 1993 – 1999 di SD Negeri 050660 Stabat.

2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Tahun 1999 – 2002 di SLTP Negeri 5 Stabat.

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Tahun 2002 – 2005 di SMA Negeri 1 Stabat. 4. Tahun 2005 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan melalui jalur SPMB.

5. Pada bulan Juni – Juli 2009, penulis mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Lae Hole, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi.

6. Pada bulan September – Nopember 2009, penulis melaksanakan penelitian skripsi di Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat.

Selama perkuliahan penulismengikuti Organisasi Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) pada Tahun 2005 sampai sekarang.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karuniaNya penulis diberikan kesempatan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah “MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PENNYULUH PERTANIAN LAPANGAN DI KABUPATEN LANGKAT”

Studi kasus Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Ir.Hasudungan Butar-Butar, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberik motivasi, arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Ir.A.T.Hutajulu, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberi motivasi, arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Ir.Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Departemen Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Sumatera Utara.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh instansi dan para responden yang terkait dalam penelitian ini atas bantuannya selama penulis mengambil data penelitian.


(5)

Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih dan hrmat yang sedalam-dalamnya kepada orangtua tercinta Ayahanda Rasmin dan Ibunda Sugiatni serta abangda Jatmiko Benhard Subakti yang memberikan kasih saying, motivasi dan bantuan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Syawaluddin dan teman-teman sep 05 yang telah membantu memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.

Penulis menyadari Skripsi ini masih belum sempurna karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini berguna bagi kita semua.

Medan, Januari 2010


(6)

DAFTAR ISI

Hal

RINGKASAN ...i

RIWAYAT HIDUP ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ...v

DAFTAR GAMBAR ...vi

DAFTAR LAMPIRAN ...vii

PENDAHULUAN ...1

Latar Belakang...1

Identifikasi Masalah ...5

Tujuan Penelitian ...6

Kegunaan Penelitian ...7

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka...8

Landasan Teori ...10

Kerangka Pemikiran ...12

METODOLOGI PENELITIAN ...16

Metode Penentuan Daerah Penelitian ...16

Metode Penentuan Sampel ...17

Metode Pengumpulan Data ...17

Metode Analisis Data ...18

Defenisi dan Batasan Operasional ...22

Defenisi ...22

Batasan Operasional ...23

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PPL...24

Deskripsi Daerah Penelitian ...24

Luas Wilayah dan Batas Administrasi Kecamatan Secanggang ...24

Keadaan Penduduk ...25

Sarana dan Prasarana ...26

Luas Wilayah dan Batas Administrasi Kecamatan Selesai ...27

Keadaan Penduduk ...28

Sarana dan Prasarana ...29

Luas Wilayah dan Batas Administrasi Kecamatan Salapian ...30

Keadaan Penduduk ...31

Sarana dan Prasarana ...32


(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN ...37

Gambaran Umum Keadaan Penyuluhan Pertanian di Daerah Penelitian ....37

Struktur Organisasi Penyuluhan ...37

Balai Penyuluhan Pertanian ...38

Sistem Kerja Penyuluha Pertanian di Daerah Penelitian ...39

Perkembangan Penyuluhan Pertanian di Daerah Penelitian ...40

Gambaran Penempatan Tugas PPL di Daerah Penelitian ...41

Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok PPL di Daerah Penelitian ...42

Masalah-masalah yang Dihadapi dalam Penempatan Tugas Tenaga PPL di Daerah Penelitian ...51

Upaya-upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Masalah Penempatan Tugas Tenaga PPL di Daerah Penelitian...51

Masalah-masalah yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Tugas Tenaga PPL di Daerah Penelitian ...52

Upaya-upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Masalah Pelaksanaan Tugas Tenaga PPL di Daerah Penelitian...52

KESIMPULAN DAN SARAN ...51

Kesimpulan...54

Saran ...55

DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Hal.

1. Data Jumlah BPP, PPL, Jarak Kecamatan ke Ibukota Kabupaten dan

Jumlah Kelompok Tani Kabupaten Langkat tahun 2009... 4

2. Distribusi Populasi Kecamatan dan Sampel Kecamatan... 16

3. Distribusi Populasi PPL, Sampel PPL, Populasi Kelompok Tani, Sampel Kelompok Tani dan Sampel Petani... 17

4. Spesifikasi pengumpulan data... 18

5. Penilaian Pelaksanaan Tugas Pokok PPL oleh PPL Sampel... 19

6. Penilaian Pelaksanaan Tugas PPL oleh Petani Sampel... 21

7. Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Secanggang Tahun 2008... 25

8. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan Secanggang Tahun 2008... 25

9. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kegiatan/Pekerjaan di Kecamatan Secanggang Tahun 2008... 26

10. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Secanggang Tahun 2008... 27

11. Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Selesai Tahun 2008... 28

12. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan Selesai Tahun 2008... 28

13. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kegiatan/Pekerjaan di Kecamatan Selesai Tahun 2008... 29

14. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Selesai Tahun 2008... 30

15. Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Salapian Tahun 2008... 31

16. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan Salapian Tahun 2008... 31 17. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kegiatan/Pekerjaan di


(9)

Kecamatan Salapian Tahun 2008... 32 18. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Salapian Tahun 2008... 33 19. Karakteristik Sosial Ekonomi PPL Sampel di Kecamatan

Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian Tahun

2008... 34 20. Perkembangan Jumlah PPL dan Jumlah Kelompok Tani di

Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian Tahun 2007 – 2009... 40 21. Distribusi Penempatan PPL di Kecamatan Secangganng, Kecamatan

Selesai dan Kecamatan Salapian Tahun 2009... 42 22. Pelaksanaan Tugas Pokok PPL di Daerah Penelitian

44 23. Persentase Ketercapaian Pelaksanaan Tugas Pokok PPL di

Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian Menurut PPL Sampel...

48

24. Persentase Ketercapaian Pelaksanaan Tugas Pokok PPL di Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian oleh Petani Sampel Menurut Petani Sampel... 50


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar Hal.

1. Skema Kerangka Pemikiran... 14 2. Struktur Organisasi Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Langkat... 37


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Lampiran

1. Karakteristik Sosial Ekonomi PPL Sampel di Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian Tahun 2009

2. Penempatan Penyuluh Pertanian PNS dam THLTB di Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian Tahun 2009 3. Jarak Tempat Tinggal PPL dengan Wilayah Kerja

4a. Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani dan keluarganya dalam berusahatani 4b. Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam Menginventarisasi data di wilayah

kerjanya yang dapat di gunakan sebagai bahan dasar dalam penetapan materi

4c. Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam Membantu menyusun program penyuluhan pertanian

4d. Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam Menggali dan mengembangkan sumberdaya

4e. Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam Mengembangkan swadaya dan swakarsa petani dan keluarganya

4f. Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam Mengikhtiarkan kemudahan-kemudahan bagi para petani dan keluarganya antara lain dalam mendapatkan, sarana produksi, kredit dan alat-alat pertanian

4g. Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dan keluarganya dalam penerapan berbagai teknologi pengelolaan hasil, pemasaran serta rekayasa sosial ekonomi 4h. Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam Menyusun laporan secara periodik

pelaksanaan intensifikasi

4i. Pelaksanaan Tugas Pokok PPL dalam Menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian di WKPP

5a. Tabel Penilaian Pelaksanaan Tugas Pokok PPL Oleh PPL Sampel 5b. Penilaian Pelaksanaan Tugas Pokok PPL Oleh Petani Sampel

No. Judul Tabel


(12)

RINGKASAN

DWI YARA PRISTIANTI (050309032), dengan judul “MONITORING DAN EVALUASI PENEMPATAN DAN PELAKSANAAN TUGAS TENAGA PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DI KABUPATEN LANGKAT” (Studi Kasus: Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan

Kecamatan Salapian). Penelitian ini dibimbing oleh Bapak

Ir.Hasudungan Butar-Butar, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbung dan Ibu

Ir. A. T. Hutajulu, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tentang : Gambaran umum kegiatan penyuluhan pertanian di daerah penelitian, Penempatan PPL di daerah penelitian, Keberhasilan pelaksanaan tugas pokok PPL di daerah penelitian, Masalah-masalah yang dihadapi dalam penempatan PPL di daerah penelitian, Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam penempatan PPL di daerah penelitian, Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok PPL di daerah penelitian dan Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas pokok PPL di daerah penelitian.

Metode penentuan daerah penelitian yang digunakan adalah secara purposive dengan pertimbangan jarak kecamatan ke ibukota kabupaten sehingga terpilihlah tiga kecamatan. Penetapan sampel PPL dilakukan secara sensus di tiga kecamatan sebanyak 27 orang dan penetapan sampel petani dilakukan secara . seluru metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif.

Adapun yang menjadi hasil dari penelitian ini adalah : Keadaan penyuluhan pertanian di daerah penelitian tidak mengalami perkembangan ditandai dengan tidak terdapat perkembangan jumlah kelompok tani selama 3 tahun terakhir, Penempatan PPL di daerah penelitian masih belum sesuai dimana jumlah PPL yang ada sebanyak 27 orang sedangkan jumlah desa 48, Pelaksanaan tugas pokok PPL di daerah penelitian telah dilaksanakan dengan baik oleh PPL dan dianggap berhasil, Masalah yang dihadapi dalam penempatan tugas PPL adalah kurangnya jumlah PPL di daerah penelitian dan jauhnya jarak tempat tinggal PPL dengan wilayah kerja, Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kurangnya jumlah PPL adalah dengan penambahan jumlah PPL THLTB dan untuk mengatasi masalah jauhnya jarak tempat tinggal PPL ke wilayah kerja adalah dengan penyediaan kendaraan dinas bagi PPL, Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas PPL di daerah penelitian yaitu rendahnya PSK (Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Petani), masih kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan penyuluhan dan sulitnya mengajak petani untuk mengadakan pertemuan dan upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah pelaksanaan tugas adalah terus memberikan penyuluhan kepada petani dengan materi-materi yang lebih mudah diserap oleh petani, melengkapi kurangnya sarana dan prasarana penyuluhan dengan swadaya kelompok tani dan PPL serta memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan bekerja sama dengan kepala desa ataupun tokoh masyarakat setempat lainnya untuk mengajak masyarakat agar mau mengikuti kegiatan penyuluhan.


(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Krisis ekonomi yang telah terjadi di awal tahun 1997 yang berdampak negatif terhadap sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal ini sangat mengganggu stabilitas kehidupan sektor pertanian di Indonesia. Peran sektor pertanian yang merupakan dasar bagi kelangsungan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan diharapkan mampu memberikan pemecahan permasalahan bagi Indonesia. Karena sektor pertanian mempunyai 4 fungsi yang sangat fundamental bagi pembangunan suatu bangsa, yaitu: (1) mencukupi pangan dalam negeri, (2) penyediaan lapangan pekerjaan, (3) penyediaan bahan baku untuk industri, dan (4) sebagai penghasil devisa negara (Husodo, 2004 : 7).

Penyuluhan pertanian merupakan bagian dari sistem pembangunan pertanian yang berupaya membangun kemampuan masyarakat secara persuasif dan edukatif. Kedudukan penyuluhan pertanian yang sangat strategis karena mempunyai mandat untuk menyelenggarakan pendidikan nonformal bagi petani dan keluarganya serta anggota masyarakat lain di pedesaan. Adapun visi penyuluhan pertanian adalah ”Terwujudnya petani, nelayan yang modern, mandiri dan mempunyai daya saing tinggi menuju pertanian yang modern dan tangguh”. Sedangkan yang menjadi misi penyuluhan pertanian adalah pengembangan dan pemberdayaan SDM pertanian melalui penyediaan jasa pendidikan dan teknologi dengan pendekatan partisipasif (Anonimous, 2006 : 1-2).

Kegiatan pembangunan apapun yang dilaksanakan, pada hakekatnya bertujuan untuk selalu terus-menerus memperbaiki kualitas hidup dan


(14)

kesejahteraan manusia secara individu atau masyarakat pada umumnya. Pembangunan pertanian pada era reformasi mengalami perubahan paradigma dari paradigma lama yang lebih berorientasi kepada upaya-upaya peningkatan produksi pertanian, kepada paradigma baru yang lebih berorientasi kepada peningkatan pendapatan dengan menerapkan sistem agribisnis. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam pembangunan pertanian mempunyai mandat untuk menyelenggarakan pendidikan non formal bagi petani – nelayan, keluarga tani dan masyarakat luas khususnya di pedesaan (Djari, 2009 : 1).

Penyuluh pertanian yang sehari-hari berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik di pedesaan (yang biasa dikenal dengan nama Penyuluh Pertanian Lapangan atau disingkat PPL) berpangkal kerja di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan melancarkan kegiatan penyuluhan pertanian BPP sesuai dengan jabatan fungsional yang dipangkunya (Soedijanto, 1996; 109).

PPL merupakan petugas terdepan dalam kegiataan penyuluhan pertanian, mendapat petunjuk bimbingan serta supervisi dari kepala Bidang Penyuluhan. Dalam melaksanakan tugasnya, jika menemukan hambatan/masalah, maka PPL yang bersangkutan menyampaikannya kepada kepala Bidang Penyuluhan sesuai dengan bidang yang di tanganinya. Melaporkan secara priodik kegiatannya dalam penyuluhan pertanian kepada kepala Bidang Penyuluhan.

Idealnya satu orang penyuluh pertanian lapangan melayani kira-kira sekitar 300 KK (kepala keluarga) di masing-masing desa, tetapi sekarang ini masih banyak desa yang mempunyai PPL untuk melayani 3000 KK, dapat dibayangkan betapa sibuknya dan kocar-kacirnya PPL di lapangan (Sastraatmadja, 1993 ; 33).


(15)

Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan pengembangan penyuluhan, sangat diperlukan adanya suatu system pelaporan sebagai pertangungjawaban pelaksanaan kegiatan pengembangan di dalam proses penyuluhan yaitu system monitoring dan evaluasi. Sistem monitoring dan evaluasi yang sangat diperlukan untuk dapat mengetahui adanya tanda-tanda keberhasilan ataupun hambatan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi penyuluhan.

Namun sejauh mana pelaksanaan tugas pokok yang dilakukan oleh PPL di Kabupaten Langkat, merupaka sorotan dari penelitian ini.

Berikut ini ditampilkan kondisi wilayah kecamatan (Jarak kecamatan ke ibukota kabupaten, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), jumlah PPL dan jumlah kelompok tani) di Kabupaten Langkat tahun 2009.


(16)

Tabel 1. Data Jumlah BPP, PPL, Jarak Kecamatan ke Ibukota Kabupaten dan Jumlah Kelompok Tani Kabupaten Langkat tahun 2009

No Kecamatan

Jarak Kecamatan

ke Ibukota Kabupaten

(Km)

BPP Jumlah

PPL

Jumlah Kelompok

Tani

1. Bahorok 73 Timbang Lawan 5 66

2. Salapian 55 Salapian 5 48

3. Kutambaru 65 3 -

4. Serapit 60 Gunung Tinggi 6 -

5. Kuala 40 Kuala 9 98

6. Selesai 30 Brahrang 10 153

7. Sei Bingai 45 Purwobinangun 11 179

8. Stabat 0 Perdamaian 8 95

9. Binjai 23 Kwala Begumit 6 112

10. Wampu 5 Wampu 7 79

11. Secanggang 23 Secanggang 12 138

12. Hinai 14 Cempa 9 99

13. Tanjung Pura 18 Tanjung Pura 10 84

14. Padang Tualang 36 Tanjung Selamat

5 83

15. Sawit Seberang 28 2 22

16. Batang Serangan 31 2 16

17. Gebang 32 Gebang 7 96

18. Babalan 40 Babalan 5 64

19. Sei Lepan 40 Sei Lepan 4 64

20. Besitang 61 Besitang 6 90

21. Pangkalan Susu 75 Pangkalan Susu 5 89

22. Brandan Barat 45 3 97

23. Pematang Jaya 75 Pematang Jaya 3 -

Total 143 1.772

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Langkat 2009

Berdasarkan Tabel 1, secara keseluruhan terdapat 23 kecamatan, 19 BPP, 143 orang PPL dan 1.772 kelompok tani di Kabupaten Langkat. Data pada Tabel 1 akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penentuan daerah penelitian.

Penyuluh Pertanian Lapangan yang diharapkan membawa perubahan yang mendasar di sektor pertanian, terutama dalam hal membantu para petani agar mereka mampu menolong dirinya sendiri dalam usaha taninya, ternyata belum berfungsi secara optimal seperti yang diharapkan. Berbagai masalah dan


(17)

hambatan sering sekali ditemui oleh PPL sebagai agen perubahan di masyarakat, dari masalah pelaksanaan tugas. Masalah ini tidak hanya menghambat pelaksanaan tugas, tetapi juga dapat berpengaruh terhadap kinerja PPL dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari di lapangan.

Melihat kenyataan bahwa pentingnya peran PPL di Kabupaten Langkat terutama di bidang pertanian dalam usaha membangun perekonomian rakyat, maka peneliti memandang perlu mengadakan penelitian tentang monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas PPL di Kabupaten Langkat tepatnya di Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian.

Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas maka dirasakan perlu untuk melakukan penelitian dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu bagaimana gambaran umum pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di daerah penelitian, bagaimana gambaran umum penempatan tenaga PPL di daerah penelitian, bagaimana keberhasilan pelaksanaan tugas pokok PPL di daerah penelitian, masalah-masalah apa saja yang dihadapi dalam penempatan tenaga PPL di daerah penelitian, upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam penempatan PPL di daerah penelitian, masalah-masalah apa yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di daerah penelitian dan upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas PPL di daerah penelitian.


(18)

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka penelitian bertujuan untuk menjelaskan bagaimana gambaran umum keadaan penyuluhan pertanian di daerah penelitian, untuk menjelaskan bagaimana gambaran umum penempatan tugas tenaga PPL di daerah penelitian, untuk menjelaskan bagaimana keberhasilan pelaksanaan tugas pokok penyuluh pertanian di daerah penelitian, untuk menjelaskan masalah-masalah yang dihadapi dalam penempatan PPL di daerah penelitian, untuk menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di daerah penelitian, untuk menmenjelaskan masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas tenaga PPL di daerah penelitian dan untuk menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam penempatan PPL di daerah penelitian.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penilitian ini adalah sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait lainnya dalam mengambil kebijakan, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan penyuluhan pertanian di daerah penelitian dan sebagai bahan informasi bagi pihak akademik yang ingin mengadakan penelitian mengenai monitoring dan evaluasi penempatan dan pelaksanaan tugas tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)


(19)

TINJAUAN PUSTAKA,

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka

Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan nonformal bagi petani beserta keluarganya agar mereka mau dan mampu untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Senagai pendidikan nonformal, penyuluhan pertanian mempunyai potensi yang besar untuk memperluas jangkauan pendidikan bagi masyarakat pedesaan karena terbatasnya pendidikan formal yang ada dan pada waktu yang sama dapat meningkatkan produktifitas serta kualitas usaha tani dalam meningkatkan standar hidup mereka (Suhardiyono, 1992 : 251).

Penyuluh Pertanian adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian, perikanan, kehutanan untuk melakukan kegiatan penyuluhan (Departemen Pertanian, 2008 : 5).

Seorang penyuluh membantu para petani di dalam usaha mereka meningkatkan produksi dan mutu hasil produksinya guna meningkatkan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu penyuluh mempunyai banyak peran, antara lain penyuluh sebagai pembimbing petani, organisator dan dinamisator, pelatih dan jembatan penghubung antara keluarga petani dan instansi penelitian di bidang pertanian. Para penyuluh juga berperan sebagai agen pembaruan yang membantu petani mengenal masalah-masalah yang mereka hadapi dan mencari jalan keluar yang diperlukan (Suhardiyono, 1992 : 27).


(20)

Penempatan PPL disesuaikan dengan kebutuhan atau sektor prioritas yang dikembangkan pada tiap desa, atau minimal tiap desa memiliki dua orang PPL yang menguasai bidang pertanian, perkebunan, petenakan dan perikanan. Seorang penyuluh pertanian dikatakan professional jika ia memenuhi 4 (empat) persyaratan yaitu:

a. Kemampuan komunikasi, dalam hal ini seorang penyuluh tidak hanya memiliki kemampuan, memilih inovasi, memilih dan menggunakan saluran komunikasi yang efektif, memilih dan menerapkan metode penyuluhan yang efektif dan efisisen tetapi yang lebih penting adalah kemampuan dan keterampilan penyuluh untuk berempati dan bersimpati dengan sasarannya. b. Sikap penyuluh, yang meliputi menghayati dan bangga dengan profesinya,

meyakini bahwa inovasi yang disampaikan bermanfaat bagi sasarannya dan mencintai masyarakat sasarannya.

c. Kemampuan pengetahuan penyuluh, tentang isi, fungsi, manfaat dan nilai-nilai yang terkandung dapat disampaikan baik secara ilmiah maupun praktis d. Karakteristik sosial budaya penyuluh, seorang penyuluh perlu memiliki latar

belakang sosial budaya yang sesuai dengan keadaan sosial budaya masyarakat sasarannya (Ekstensia, 2000. vol.12: 6).

Adapun yang menjadi tugas-tugas para penyuluh pertanian di lapangan adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani dan keluarganya dalam berusaha tani.

2. Menginventarisasi data di wilayah kerjanya yang dapat di gunakan sebagai bahan dasar dalam penetapan materi.


(21)

3. Membantu menyusun programa penyuluhan pertanian 4. Menggali dan mengembangkan sumberdaya

5. Mengembangkan swadaya dan swakarsa petani dan keluarganya

6. Mengikhtiarkan kemudahan-kemudahan bagi para petani dan keluarganya antara lain dalam mendapatkan, sarana produksi, kredit dan alat-alat pertanian.

7. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dan keluarganya dalam penerapan berbagai technologi pengelolaan hasil, pemasaran serta rekayasa sosial ekonomi.

8. Menyusun laporan secara periodik pelaksanaan intensifikasi

9. Menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian di Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian (WKPP)

(Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumut, 1994 : 23).

Landasan Teori

Monitoring adalah suatu kegiatan observasi yang berlangsung terus menerus untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Evaluasi adalah suatu teknik penilaian kualitas program yang dilakukan secara berkala melalui metode yang tepat. Pada hakekatnya evaluasi diyakini sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas operasional suatu program dan berkontribusi penting dalam memandu pembuat kebijakan di seluruh strata organisasi. Dengan menyusun, mendesain evaluasi yang baik dan menganalisis hasilnya dengan tajam, kegiatan evaluasi dapat memberi gambaran tentang bagaimana kualitas operasional program, layanan,


(22)

kekuatan dan kelemahan yang ada, efektifitas biaya dan arah produktif potensial masa depan (Riset Unggulan Terpadu, 2008: 5).

Kegiatan Supervisi, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan diharapkan menghasilkan keluaran sebagai berikut :

1. Diketahuinya tingkat kemajuan kegiatan tahun sebelumnya, baik yang sedang berjalan maupun yang telah selesai

2. Teridentifikasinya permasalahan-permasalahan yang dihadapi di lapangan dan tindak pemecahan masalah yang dilakukan

3. Terlaksananya pencegahan secara dini kemungkinan terjadinya penyimpangan lebih lanjut berdasarkan indikasi permasalahan yang ada

4. Tersedianya umpan balik sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan/tindakan yang diperlukan dalam rangka penyempurnaan penyelenggaraan penyuluhan pertanian di masa yang akan datang;

5. Tersedianya laporan berkala (bulanan, triwulan, dan tahunan) 6. Terbangunnya sikap mental aparat yang transparan

(Departemen Pertanian 2008 : 8-9)

Profesionalisme peran penyuluh dalam kaitannya dengan kualifikasi yang dimiliki dan tugas pokok yang dilaksanakan untuk mencapai keberhasilan penyuluh menurut Rogers (1983) paling tidak ada tiga (3) hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan keberhasilan seorang penyuluh:

1. Kemauan dan kemampuan penyuluh untuk menjalin hubungan, baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui para tokoh masyarakat, pemuka adat, lembaga swadaya masyarakat) dengan masyarakat sasarannya.


(23)

2. Kemauan dan kemampuan penyuluh untuk menjadi perantara antara sumber-sumber inovasi dengan pemerintah (lembaga penyuluhan), swasta(petani maju, produsen dll) dan masyarakat sasarannya.

3. Kemauan dan kemampuan penyuluh menyesuaikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan kebutuhan-kebutuhan yang dapat dirasakan oleh pemerintah (lembaga penyuluhan) dan masyarakat sasarannya

(Ekstensia.2000, vol.12 : 8).

Masalah utama dalam evaluasi adalah bahwa agen penyuluhan sering melihatnya sebagai suatu ancaman, terutama jika mereka kurang percaya diri atau tidak yakin akan penilaian atasannya terhadap tugas mereka. Ini dapat menjadi masalah yang gawat terutama pada budaya dimana kritik bisa menyebabkan kehilangan muka dan tidak bisa dilihat sebagai cara yang positif untuk membantu agen penyuluhan memperbaiki tugasnya. Oleh karena itu penting bagi agen penyuluhan yang baik seharusnya tidak ragu-ragu terhadap penilaian tugasnya, dan berbicara dengan penuh keyakinan (Van den ban dan Hawskins, 1998: 241).

Kerangka Pemikiran

Penyuluh pertanian kaitannya dengan pelaksanaan tugas dalam pembangunan pertanian seringkali diungkapkan sebagai ujung tombak. Hal ini berarti ujung tombaklah yang harus membawa dan menggerakkan bagian-bagian lainnya kearah sasaran penyuluhan. Oleh karena itu kemampuan para penyuluh pertanian menjadi sangat penting dalam membuka sasaran agar seluruh batang dari tombak turut mengena sasaran.


(24)

Penempatan tugas PPL disesuaikan dengan kebutuhan atau sektor prioritas yang dikembangkan pada tiap desa, atau minimal tiap desa memiliki satu orang PPL yang menguasai bidang pertanian.

Dalam pelaksanaan tugas PPL terdapat beberapa tugas pokok diantaranya yaitu, mengidentifikasikan masalah, mengembangkan swadaya dan swakarsa petani, mengikhtiarkan kemudahan-kemudahan bagi petani untuk mendapatkan saprodi, kredit dan alat-alat pertanian, meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani.

Dalam menjalankan tugasnya, PPL tentunya sering menemui berbagai kendala-kendala di lapangan misalnya kurangnya tersedia materi penyuluhan, metode yang dugunakan kurang tepat, alat peraga penyuluhan yang tidak lengkap serta tofografi lokasi yang sangat sulit untuk dijangkau. Sehingga diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi masalah pelaksanaan tugas tenaga PPL.

Pelaksanaan tugas yang telah dilakukan PPL harus dievaluasi untuk melihat apakan PPL tersebut masih efektif dalam melaksanakan tugasnya dan sesuai dengan kondisi yang ada.

Untuk melihat apakah tugas pokok yang telah dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka diperlukan kegiatan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pokok tersebut.

Evaluasi pelaksanaan tugas tenaga PPL adalah kegiatan untuk mengukur dan menilai proses pelaksanaan penyuluhan pertanian yang merupakan penjabaran dari tugas pokok penyuluh pertanian

Monitoring dan evaluasi sangat diperlukan untuk menemukan bukti apakah PPL dapat meraih hasil sesuai dengan yang direncanakan dan memberi keyakinan


(25)

apakah kegiatan penyuluhan pertanian telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan kriteria yang dapat dipercaya. Dengan demikian, penyuluh pertanian akan menerapkan cara-cara berpikir yang lebih objektif dan sistematik mengenai pekerjaan dan hasil kerjanya.


(26)

Secara skematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

= Menyatakan Hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Penyuluhan Pertanian

P P L

Penempatan Tugas

Pelaksanaan Tugas

Tugas Pokok Penyuluh Pertanian 1. Mengidentifikasikan masalah

2. Menginventarisasi data di wilayah kerjanya sebagai bahan dasar dalam penetapan materi 3. Membantu menyusun programa penyuluhan 4. Menggali dan mengembangkan sumber daya 5. Mengembangkan swawadaya dan swakarsa

petani

6. Menyediakan sarana produksi, kredit dan alat-alat pertanian

7. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani

8. Menyusun laporan secara periodik

9. Menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian di WKPP

Masalah Upaya

Monitoring Evaluasi

Sedang Tinggi Rendah


(27)

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive di tiga kecamatan di Kabupaten Langkat yaitu Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian. Adapun alasan pemilihan daerah penelitian tersebut adalah ketiga daerah tersebut adalah daerah agraris dengan potensi tanaman pangan dan palawija dan PPL diharapkan peranannya dalam penyuluhan pertanian di wilayah tersebut. Alasan lain adalah dari faktor jarak kecamatan ke ibukota kabupaten (Stabat), dianggap ketiga daerah tersebut dapat mewakili daerah yang dekat, sedang dan jauh.

Populasi daerah dalam penelitian ini adalah seluruh kecamatan di Kabupaten Langkat yang berjumlah 23 kecamatan, diambil 3 kecamatan (13% dari populasi) sebagai sampel yang didasarkan pada jarak kecamatan ke ibukota kabupaten. Hal ini sesuai dengan kutipan Gay (1976) dalam Pengantar Metode Penentuan Sampel bahwa ada beberapa ukuran minimum yang dapat diterima untuk menentukan besarnya sampel berdasarkan tipe penelitian, salah satunya adalah untuk penelitian deskriptif, besarnya sampel yang dapat diterima adalah sebesar 10 % dari populasi (Sevilla, dkk, 1993:163).

Distribusi populasi dan sampel daerah menurut jarak kecamatan ke ibukota kabupaten dapat dilihat pada tabel 2 dengan catatan setiap kelompok populasi diambil satu (1) daerah sampel.


(28)

Tabel 2. Distribusi Populasi Sampel Kecamatan Berdasarkan Jaraj Kecamatan ke Ibukota Kabupaten

No Jarak Kecamatan ke Ibukota Kabupaten

Populasi (Kecamatan)

Sampel

1. Dekat ( 0 - 25 Km) 6 1

2. Sedang ( 26 – 51 Km) 10 1

3. Jauh ( ≥ 52 Km ) 7 1

Jumlah 23 3

Berdasarkan Tabel 2 di atas maka untuk jarak dekat terpilih Kecamatan Secanggang, untuk jarak sedang terpilih Kacamatan Selesai dan untuk jarak jauh terpilih Kecamatan Salapian.

Metode PengambilanSampel

Sampel dalam penelitian ini adalah PPL dan petani di Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian. Besarnya jumlah sampel adalah sebagai beikut :

a. Untuk sampel PPL yaitu sebanyak 27 orang (berdasarkan data Tahun 2009). Metode penentuan sampel dilakukan dengan sensus yaitu semua anggota

yang ada dalam populasi dijadikan sebagai anggota sampel (Sudjana, 2002:161).

b. Untuk sampel petani diambil 30 orang sampel, dimana berdasarkan pertimbangan waktu, biaya dan tenaga 30 sampel merupakan sampel kecil

yang dapat dianggap mewakili untuk sebuah penelitian (Sugiarto, 2001 : 97)


(29)

Tabel 3. Distribusi Populasi PPL, Sampel PPL, Populasi Kelompok Tani, Sampel Kelompok Tani dan Sampel Petani

No Kecamatan

PPL Kelompok Tani

Populasi Sampel Populasi Sampel Kelompok

Sampel Petani

1. Secanggang 12 12 138 1 10

2. Selesai 10 10 153 1 10

3. Salapian 5 5 48 1 10

Jumlah 27 27 339 3 30

Metode Mengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung responden yang mempergunakan daftar angket yang dibuat terlebih dahulu, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian Kabupaten, Balai Penyuluhan Pertanian dan BPS serta literatur. Spesifikasi pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 4 di berikut.

Tabel. 4 Spesifikasi pengumpulan data

No Jenis Data Sumber Data Metode

Alat Pengumpul

Data

1. Identitas PPL PPL Wawancara Kuesioner

Dinas Pertanian Pencatatan Data Buku 2. Deskripsi Daerah Penelitian Kantor Camat Pencatatan Data Buku BPS Pencatatan Data Buku 3. Tugas Pokok PPL Dinas Pertanian Pencatatan Data Buku 4. Program Penyuluhan dan Materi

Penyuluhan

PPL Wawancara Kuesioner

BPP Pencatatan Data Buku 5. Penempatan Tugas PPL Dinas Pertanian Pencatatan Data Buku 6. Masalah-masalah dalam

Penempatan Tugas

Dinas Pertanian Wawancara Kuesioner 7. Upaya Mengatasi Masalah

Penempatan

Dinas Pertanian Wawancara Kuesioner 8. Pelaksanaan Tugas Pokok PPL PPL Wawancara Kuesioner 9. Masalah dalam pelaksanaan

tugas PPL

PPL Wawancara Kuesioner

10. Upaya mengatasi masalah pelaksanaan tugsa PPL


(30)

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terlebih dahulu ditabulasi kemudian diolah secara manual, lalu dijabarkan secara deskriptif. Adapun penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencatatan (deskripsi) mengenai situasi-situasi kejadian yang terjadi. Dalam arti ini, penelitian deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata dan tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, uji hipotesis atau mendapatkan makna dan implikasi dari penelitian tersebut (Wirartha, 2006:155).

Masalah 1 dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data keadaan penyuluhan pertanian di daerah penelitian selama 3 tahun terakhir.

Masalah 2 dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data mengenai penempatan tugas PPL di daerah penelitian.

Masalah 3 yaitu Keberhasilan pelaksanaan tugas pokok PPL dianalisis dengan menggunakan skala peringkat, dimana diberikan bobot nilai pada parameter tugas yg dipilih. Penilaian pelaksanaan tugas pokok PPL dilakukan oleh sampel PPL dan sampel petani.

Tabel 5. Penilaian Pelaksanaan Tugas Pokok PPL oleh PPL Sampel

No Tugas Parameter Skor

1. Mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani dan keluarganya dalam berusaha tani

a. Ada identifikasi masalah dan ada upaya dalam membantu pemecahan masalah

b. Ada identifikasi masalah tanpa ada upaya dalam membantu pemecahan masalah

c. Tidak ada identifikasi masalah dan tidak ada upaya untuk membantu pemecahan masalah

3 2

1 2. Menginventarisasi data di

wilayah kerjanya yang dapat di gunakan sebagai bahan dasar dalam penetapan materi.

a. Ada inventarisasi data wilayah kerja dan ada penetapan materi penyuluhan

b. Ada inventarisasi data wilayah kerja dan tidak ada penetapan materi penyuluhan. c. Tidak ada inventarisasi data wilayah kerja

dan tidak ada penetapan materi penyuluhan.

3

2 1


(31)

3. Membantu menyusun program penyuluhan pertanian

a. Tersusunnya programa penyuluhan pertanian sesuai kebutuhan petani b. Tersusunnya programa penyuluhan

pertanian tidak sesuai kebutuhan petani c. Tidak ada penyusunan program

penyuluhan pertanian

3

2 1 4. Menggali dan

mengembangkan sumberdaya

a. PPL memberikan pelatihan kepada petani berupa teori dan praktek sekali dalam 2 minggu

b. PPL memberikan pelatihan kepada petani berupa teori saja atau praktek saja sekali dalam 2 minggu

c. PPL sama sekali tidak memberikan pelatihan kepada petani baik teori ataupun praktek

3

2

1 5. Mengembangkan swadaya

dan swakarsa petani dan keluarganya

a. PPL memprakarsai terbentuknya kelompok tani dan ada kegiatan pembinaan kelompok tani

b. PPL memprakarsai terbentuknya kelompok tani tanpa ada kegiatan pembinaan kelompok tani

c. PPL tidak memprakarsai pembentukan kelompok tani dan tidak ada kegiatan pembinaan kelompok tani

3

2

1

6. Mengikhtiarkan kemudahan-kemudahan bagi para petani dan keluarganya antara lain dalam mendapatkan, sarana produksi, kredit dan alat-alat pertanian

a. PPL aktif dalam membantu kelompok tani dalam penyediaan sarana produksi dan PPL aktif dalam memberikan informasi dan arahan bagi petani untuk memperoleh Kredit Usaha Tani

b. PPL aktif dalam membantu kelompok tani dalam penyediaan sarana produksi saja atau hanya dalam memberikan informasi dan arahan bagi petani untuk memperoleh Kredit Usaha Tani saja

c. PPL tidak aktif dalam membantu kelompok tani dalam penyediaan sarana produksi dan tidak aktif dalam memberikan informasi dan arahan bagi petani untuk memperoleh Kredit Usaha Tani.

3

2

1

7. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dan keluarganya dalam penerapan berbagai teknologi pengelolaan hasil, pemasaran serta rekayasa sosial ekonomi

a. PPL aktif dalam mengadakan pelatihan tentang cara bercocok tanam dan pelatihan analisis usaha tani

b. PPL aktif dalam mengadakan pelatihan tentang cara bercocok tanam saja atau hanya palatihan analisis usaha tani saja

c. pelatihan tentang cara bercocok tanam dan analisis usaha tani

3

2

1 8. Menyusun laporan secara

periodik pelaksanaan intensifikasi

a. Ada penyusunan laporan pelaksanaan intensifikasi secara periodik

b. Ada penyusunan laporan pelaksanaan intensifikasi tetapi tidak secara periodik c. Sama sekali tidak ada penyusunan

laporan

3 2 1 9. Menyusun rencana kerja

penyuluhan pertanian di WKPP

a. PPL menyusun rencana kerja dua mingguan dan persemester.

b. PPL menyusun rencana kerja dua mingguan saja atau rencana kerja persemester saja. c. PPL tidak menyusun rencana kerja

3 2 1


(32)

Skor nilai keberhasilan pelaksanaan tugas pokok PPL berada di antara 9 – 27, dimana panjang kelas dapat dihitung dengan range dibagi jumlah kelas. Range adalah jarak/selisih antara data terbesar dan terkecil (Subagyo, 1992 : 10).

Apabila nilai berada di antara: 9 – 15 = Kebarhasilan pelaksanaan tugas rendah 16 – 22 = Keberhasilan pelaksanaan tugas sedang 23 – 27 = Keberhasilan pelaksanaan tugas tinggi

Tabel 6. Penilaian Pelaksanaan Tugas PPL oleh Petani Sampel

No Tugas Parameter Skor

1. Mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani dan keluarganya dalam berusaha tani

a. Ada identifikasi masalah dan ada upaya dalam membantu pemecahan masalah

b. Ada identifikasi masalah tanpa ada upaya dalam membantu pemecahan masalah

c. Tidak ada identifikasi masalah dan tidak ada upaya untuk membantu pemecahan masalah

3 2 1 2. Menggali dan

mengembangkan sumberdaya

a. PPL memberikan pelatihan kepada petani berupa teori dan praktek sekali dalam 2 minggu

b. PPL memberikan pelatihan kepada petani berupa teori saja atau praktek saja sekali dalam 2 minggu c. PPL sama sekali tidak memberikan pelatihan kepada

petani baik teori ataupun praktek

3 2 1 3. Mengembangkan

swadaya dan swakarsa petani dan keluarganya

a. PPL memprakarsai terbentuknya kelompok tani dan ada kegiatan pembinaan kelompok tani

b. PPL memprakarsai terbentuknya kelompok tani tanpa ada kegiatan pembinaan kelompok tani

c. PPL tidak memprakarsai pembentukan kelompok tani dan tidak ada kegiatan pembinaan kelompok tani

3 2 1

4. Mengikhtiarkan kemudahan-kemudahan bagi para petani dan keluarganya antara lain dalam mendapatkan, sarana produksi, kredit dan alat-alat pertanian

a. PPL aktif dalam membantu kelompok tani dalam penyediaan sarana produksi dan PPL aktif dalam memberikan informasi dan arahan bagi petani untuk memperoleh Kredit Usaha Tani

b. PPL aktif dalam membantu kelompok tani dalam penyediaan sarana produksi saja atau hanya dalam memberikan informasi dan arahan bagi petani untuk memperoleh Kredit Usaha Tani saja

c. PPL tidak aktif dalam membantu kelompok tani dalam penyediaan sarana produksi dan tidak aktif dalam memberikan informasi dan arahan bagi petani untuk memperoleh Kredit Usaha Tani.

3

2

1

5. Meningkatkan

pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dan keluarganya dalam penerapan berbagai teknologi pengelolaan hasil, pemasaran serta rekayasa sosial ekonomi

a. PPL aktif dalam mengadakan pelatihan tentang cara bercocok tanam dan pelatihan analisis usaha tani b. PPL aktif dalam mengadakan pelatihan tentang cara

bercocok tanam saja atau hanya palatihan analisis usaha tani saja

c. PPL tidak aktif dalam memberikan pelatihan tentang cara bercocok tanam dan analisis usaha tani

3 2


(33)

Skor nilai keberhasilan pelaksanaan tugas pokok PPL oleh petani berada di antara 5 – 15.

Apabila nilai berada di antara: 5 – 8 = Keberhasilan pelaksanaan tugas rendah 9 – 12 = Keberhasilan pelaksanaan tugas sedang 13 – 15 = Keberhasilan pelaksanaan tugas tinggi Masalah 4, 5, 6, 7 dianalisis dengan metode deskriptif, yaitu mengumpulkan data mengenai masalah-masalah dalam penempatan tugas dan pelaksanaan tugas serta upaya apa saja yang telah dilakukan dalam menyelesaikan masalah-masalah tersebut.

Definisi dan Batasan Operasional

Defenisi dan batasan operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman istilah-istilah yang terdapat dalam skripsi.

Definisi

1. Monitoring adalah kegiatan pemantauan yang dilakukan untuk memastikan apakah input atau sumberdaya yang tersedia telah optimal dimanfaatkan. 2. Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan

dengan menggunakan indikator-indikator tujuan yang telah ditetapkan.

3. Evaluasi Pelaksanaan tugas tenaga PPL adalah evaluasi yang dilakukan untuk melihat apakah PPL tersebut masih efektif dalam melaksanakan tugasnya dan sesuai dengan kondisi yang ada.

4. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) adalah orang yang menyampaikan informasi pengetahuan untuk petani dan keluarga petani di pedesaan dimana


(34)

mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi mau, tahu dan bisa menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapinya secara baik.

5. Karakteristik sosial ekonomi PPL adalah sifat-sifat yang khas dimiliki oleh PPL di daerah penelitian, meliputi : umur, tingkat pendidikan, lama bertugas, pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga.

6. Penempatan adalah tindak lanjut dari seleksi yaitu mrnrmpatkan calon PPL disesuaikan dengan kebutuhan atau sektor prioritas yang dikembangkan pada tiap desa.

7. Kelompok Tani adalah kumpulan sejumlah petani yang terikat secara informal dan mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama.

8. Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) adalah tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha untuk menyusun program penyuluhan di tingkat kecamatan

Batasan Operasional

1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat.

2. Waktu penelitian adalah tahun 2009

3. Sampel dalam Penelitian ini adalah seluruh PPL PNS dan Tenaga Harian Lepas (THL) yang bertugas di Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat.


(35)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

SOSIAL EKONOMI PPL

Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian

Luas Wilayah dan Batas Administrasi Kecamatan Secanggang

Kecamatan Secanggang memiliki luas wilayah sebesar 223,27 Km2. Daerah ini berada pada ketinggian 4 m di atas permukaan laut. Jarak kecamatan ke ibukota kabupaten (Kecamatan Stabat) adalah 15 Km.

Batas wilayah administrasi Kecamatan Secanggang adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Stabat

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Hinai dan Kecamatan Tanjung Pura Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.

Wilayah administratif Kecamatan Secanggang terdiri dari 17 desa/kelurahan. Luas wilayah menurut desa/kelurahan di Kecamatan Secanggang dapat dilihat pada tabel 17.


(36)

Tabel 7. Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Secanggang Tahun 2008

No. Desa/Kelurahan Luas (Km2) Rasio Terhadap Luas

Kecamatan (%)

1. Kepala Sungai 9,64 3,95

2. Perkotaan 8,92 3,66

3. Teluk 14,35 5,89

4. Cinta Raja 17,88 7,33

5. Telaga Jernih 10,52 4,32

6. Karang Gading 9,30 3,81

7. Kuala Besar 20,11 8,25

8. Selotong 23,38 9,59

9. Secanggang 21,75 8,92

10. Tanjung Ibus 25,54 10,48

11. Hinai Kiri 4,25 1,74

12. Kebun Kelapa 14,61 5,99

13. Sungai Ular 10,12 4,15

14. Jaring Halus 21,25 8,72

15. Karang Anyer 4,24 1,74

16. Pantai Gading 17,35 7,12

17 Suka Mulia 10,57 4,34

Jumlah 243,78 100

Sumber : BPS Kabupaten Langkat Tahun 2009 Keadaan Penduduk

Penduduk Kecamatan Secanggang berjumlah 68.565 jiwa. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan Secanggang Tahun 2008

No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. 0 – 14 22.666 33,06

2. 15 – 64 42.861 62,51

3. 64 + 3.038 4,43

Jumlah 68.565 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Langkat Tahun 2009

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak menurut kelompok usia produktif adalah kelompok umur 15 – 64 tahun yaitu


(37)

sebesar 42.861 jiwa (62,51 %) dan jumlah penduduk paling sedikit adalah kelompok umur 64+ tahun yaitu 3.038 jiwa (4,43 %).

Penduduk Kecamatan Secanggang mempunyai pekerjaan yang bervariasi. Tabel 9 berikut ini memperlihatkan distribusi penduduk menurut jenis kegiatan/pekerjaan.

Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kegiatan/Pekerjaan di Kecamatan Secanggang Tahun 2008

No. Jenis Kegiatan/Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Pertanian 13.276 75,18

2. Industri/Kerajinan 576 3,26

3. PNS dan ABRI 799 4,52

4. Perdagangan 1.356 7,68

5. Angkutan 127 0,72

6. Buruh 737 4,17

7. Lainnya 789 4,47

Jumlah 17.660 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Langkat Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa penduduk yang bekerja di bidang pertanian adalah yang paling banyak yaitu 13.276 jiwa (75,18%) sedangkan yang palin sedikit adalah di bidang angutan yaitu 127 jiwa (0,72%).

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Sarana dan prasarana yang semakin baik akan mempercepat laju pembangunan. Sarana dan prasarana yang tersedia di Kecamatan Secanggang dapat dilihat pada Tabel 10.


(38)

Tabel 10. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Secanggang Tahun 2008

No. Uraian Jumlah (Unit)

1. Sekolah :

a. SD Negeri b. SMP Negeri c. SMA Negeri

39 3 1 2. Tempat Ibadah :

a. Mesjid 68

3. Kesehatan :

a. Rumah Sakit b. Puskesmas

c. Puskesmas Pembantu d. Poliklinik

e. Posyandu f. Tenaga Medis

1 3 8 6 37 83

4. Bank 1

5. KUD 1

6. Balai Penyuluhan 1

Sumber : BPS Kabupaten Langkat Tahun 2009

Berdasarkan Tabel di atas maka dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana yang tersedia di Kecamatan Secanggang sudah termasuk lengkap, baik dilihat dari bidang pendidikan (sekolah), tempat ibadah, kesehatan, bank, maupun lembaga pertaniannya.

Luas Wilayah dan Batas Administrasi Kecamatan Selesai

Kecamatan Selesai memliki luas wilayah sebesar 152,08 Km2. Daerah ini berada pada ketinggian 4 m diatas permukaan laut. Jarak kecamatan ke Ibukota Kabupaten (Kecamatan Stabat) adalah 22 Km.

Batas administrasi Kecamatan Selesai sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Binjai dan Kecamatan Wampu Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Bingai dan Kecamatan Kuala Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Wampu dan Kecamatan Serapit Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Binjai


(39)

Tabel 11. Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Selesai Tahun 2008

No. Desa/Kelurahan Luas

(Km2)

Rasio Terhadap Luas Kecamatan (%)

1. Nambiki 8,47 5,70

2. Tg.Merahe 5,64 3,80

3. Pd Brahrang 5.10 3,43

4. Lau Mulgap 5,63 3,79

5. Kuta Parit 8,32 5,60

6. Pekan Selesai 14,60 9,83

7. Bekulap 14,01 9,43

8. Perhiasan 15,45 10,40

9. Selayang 14, 25 9,59

10. Sei Limbat 10,15 6,83

11. Mancang 5,60 3,77

12. Kw. Air Hitam 9,76 6,57

13. Pd. Cermin 17,12 11,52

14. Selayang Baru 14,50 9,76

Jumlah 148,60 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Langkat Tahun 2009 Keadaan Penduduk

Penduduk Kecamatan Selesai berjumlah 68.215 jiwa. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 12. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan Selesai Tahun 2008

No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. 0 – 14 21.810 31,97

2. 15 – 64 43.713 64,08

3. 64 + 2.692 3,95

Jumlah 68.215 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Langkat Tahun 2009

Berdasarkan Tabel 12 di di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak menurut kelompok umur produktif adalah kelompok umur 15 – 64 tahun yaitu 43.713 jiwa (31,97%) dan jumlah penduduk paling sedikit adalah kelompok umur 64+ tahun yaitu 2.692 jiwa (3,95%).


(40)

Penduduk Kecamatan Selesai mempunyai pekerjaan yang bervariasi. Tabel 13 berikut ini memperlihatkan distribusi penduduk menurut jenis kegiatan/pekerjaan.

Tabel 13. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kegiatan/Pekerjaan di Kecamatan Selesai Tahun 2008

No. Jenis Kegiatan/Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Pertanian 10.344 70,56

2. Industri/Kerajinan 499 3,40

3. PNS dan ABRI 711 4,85

4. Perdagangan 1.884 12,85

5. Angkutan 784 5,35

6. Buruh 1.500 10,23

7. Lainnya 437 2,98

Jumlah 14.659 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Langkat 2008

Berdasarkan Tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa penduduk yang bekerja di bidang pertanian adalah yang paling banyak yaitu 10.344 jiwa (70,56%).

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Sarana dan prasarana yang semakin baik akan mempercepat laju pembangunan. Sarana dan prasarana yang tersedia di Kecamatan Selesai dapat dilihat pada Tabel 14.


(41)

Tabel 14. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Selesai Tahun 2008

No. Uraian Jumlah (Unit)

1. Sekolah :

a. SD Negeri b. SMP Negeri c. SMA Negeri

37 5 1 2. Tempat Ibadah :

a. Mesjid b. Gereja c. Kuil d. Vihara 71 23 1 2 3. Kesehatan :

b. Rumah Sakit c. Puskesmas

d. Puskesmas Pembantu e. Poliklinik

f. Posyandu g. Tenaga Medis

4 1 9 6 63 83

4. KUD 3

5. Balai Penyuluhan 1

Sumber : BPS Kabupaten Selesai 2008

Sarana dan prasarana yang tersedia di Kecamatan Selesai sudah termasuk lengkap, baik dilihat dari bidang pendidikan (sekolah), tempat ibadah, kesehatan, bank, maupun lembaga pertaniannya.

Luas Wilayah dan Batas Administrasi Kecamatan Salapian

Kecamatan Salapian memliki luas wilayah sebesar 446,88 Km2. Daerah ini berada pada ketinggian 4 m diatas permukaan laut. Jarak kecamatan ke Ibukota Kabupaten (Kecamatan Stabat) adalah 55 Km.

Batas administrasi Kecamatan Selesai sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Selesai

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bahorok


(42)

Pada Tahun 2007, Kecamatan Salapian mengalami pemekaran menjadi Kecamatan Kutambaru dengan jumlah desa 17 desa. Luas wilayah menurut desa/kelurahan di Kecamatan Salapian dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Salapian Tahun 2008

No. Desa/Kelurahan Luas

(Km2)

Rasio Terhadap Luas Kecamatan (%)

1. Ujung Bandar 49,45 13.75

2. Parangguam 17,21 4.78

3. Perk. Tambunan 14,57 4.05

4. Lau Tepu 14,50 4.03

5. Pama Tambunan 23,19 6.45

6. Perk. Glugur Langkat 26,39 7.34

7. Bandar Telu 22,67 6.30

8. Perk. Turangi 7,80 2.17

9. Ujung Teran 32,00 8.90

10. Minta Kasih 3,50 0.97

11. Tanjung Langkat 7,50 2.09

12. Naman Jahe 7,50 2.09

13. Perk. Tanjung Keliling 31,00 8.62

14. Ponco Warno 25,00 6.95

15. Adin Tengah 9,75 2.71

16. Lau Glugur 26,66 7.41

17. Pacor Ido 41,10 11.40

Jumlah 359.69 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Langkat Tahun 2009 Keadaan Penduduk

Penduduk Kecamatan Salapian berjumlah 30.770 jiwa. Jumlah penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 16. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kecamatan Salapian Tahun 2008

No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. 0 – 14 8.969 29,15

2. 15 – 64 20.646 67,10

3. 64 + 1.155 3,75

Jumlah 30.770 100,00


(43)

Berdasarkan Tabel 16 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terbanyak menurut kelompok umur produktif adalah kelompok umur 15 – 64 tahun yaitu 20.646 jiwa (67,10%) dan jumlah penduduk paling sedikit adalah kelompok umur 64+ tahun yaitu 1.155 jiwa (3,75%).

Penduduk Kecamatan Salapian mempunyai pekerjaan yang bervariasi. Tabel 17 berikut ini memperlihatkan distribusi penduduk menurut jenis kegiatan/pekerjaan.

Tabel 17. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kegiatan/Pekerjaan di Kecamatan Salapian Tahun 2008

No. Jenis Kegiatan/Pekerjaan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Pertanian 16.723 70,56

2. Industri/Kerajinan 64 3,40

3. PNS dan ABRI 350 4,85

4. Perdagangan 672 12,85

5. Angkutan 132 5,35

6. Buruh 11.094 10,23

7. Lainnya 1.320 2,98

Jumlah 30.355 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Langkat 2008

Berdasarkan Tabel 17 di atas dapat dilihat bahwa penduduk yang bekerja di bidang pertanian adalah yang paling banyak yaitu jiwa 16.723 (70,56%).

Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Sarana dan prasarana yang semakin baik akan mempercepat laju pembangunan. Sarana dan prasarana yang tersedia di Kecamatan Salapian dapat dilihat pada Tabel 18 di bawah ini.


(44)

Tabel 18. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Salapian Tahun 2008

No. Uraian Jumlah (Unit)

1. Sekolah :

a. SD Negeri b. SMP Negeri c. SMA Negeri

22 3 1 2. Tempat Ibadah :

a. Mesjid b. Gereja c. Vihara

35 13 1 3. Kesehatan :

a. Rumah Sakit b. Puskesmas

c. Puskesmas Pembantu d. Poliklinik

e. Posyandu f. Tenaga Medis

2 2 13 1 15 83 Sumber : BPS Kabupaten Langkat Tahun 2009

Sarana dan prasarana yang tersedia di Kecamatan Selesai sudah termasuk lengkap, baik dilihat dari bidang pendidikan (sekolah), tempat ibadah dan kesehatan. Namun, lembaga pertanian masih kurang tersedia dengan tidak adanya Balai Penyuluhan Pertanian dan Koperasi.


(45)

Karakteristik Sosial Ekonomi PPL Sampel

Karakteristik sosial ekonomi PPL sampel dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga, lama menjadi penyuluh, pendapatan dan tunjangan fungsional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 19 di bawah ini.

Tabel 19. Karakteristik Sosial Ekonomi PPL Sampel di Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian Tahun 2008. No Karakteristik Sosial Ekonomi PPL Satuan Kecamatan

Secanggang Kecamatan Selesai Kecamatan Salapian

Range Rataan Range Rataan Range Rataan

1. Umur Tahun 24 – 45 34 6 – 45 37 27 – 39 32 2. Tk.Pendidikan Tahun 12 – 17 15 12 – 17 16 12 – 17 16 3. Jumlah

Tanggungan Keluarga

Orang 2 – 5 3 2 – 6 4 2 – 3 2

4. Lama Menjadi Penyuluh

Tahun 1 – 21 6 2 – 29 12 2 – 27 7

5. Pendapatan Rp 1.000.000 – 2.600.000

1.466.667 1.000.000 - 2.600.000

1.753.500 1.000.000 – 2.700.000

1.416.000

6. Tunjangan Fungsional

Rp 100.000 – 600.000

300.000 100.000 – 600.000

287.500 100.000 – 600.000

260.000

Sumber : Data diolah dari Lampiran 1

Berdasarkan tabel 19 di atas dapat dilihat bahwa umur PPL sampel di Kecamatan Secanggang berkisar antara 24 – 45 tahun dengan rataan 34 tahun; di Kecamatan Selesai berkisar antara 6 – 45 tahun dengan rataan 37 tahun; dan di Kecamatan Salapian berkisar antara 27 – 39 dengan rataan 32 tahun. Rataan umur tersebut menunjukkan bahwa PPL sampel masih berada dalam kategori produktif sehingga potensi tenaga kerja yang dimiliki PPL sampel dalam melakukan kegiatan penyuluhan besar. Khaidir Rambe (2005:34) dalam penelitiannya


(46)

mengatakan bahwa umur penyuluh antara 27 – 67 tahun memiliki sikap positif dalam melaksanakan tugas.

Tabel 19 juga memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan formal PPL sampel di Kecamatan Secanggang berkisar antara 12 – 17 tahun dengan rataan 15 tahun (setara D3); di Kecamatan Selesai berkisar antara 12 – 17 tahun dengan rataan 16 tahun (setara D4); dan di Kecamatan Salapian berkisar antara 12 – 17 tahun dengan rataan 16 tahun (setara D4). Rataan tingkat pendidikan formal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di daerah penelitian sudah cukup baik.

Lamanya sampel menjadi penyuluh di Kecamatan Secanggang berkisar antara 1 – 21 tahun dengan rataan 6 tahun; di Kecamatan Selesai berkisar antara 2 – 29 tahun dengan rataan 12 tahun; dan di Kecamatan 2 – 27 tahun dengan rataan 7 tahun. Lamanya menjadi penyuluh tersebut menunjukkan bahwa PPL sampel di semua daerah penelitian memiliki pengalaman yang cukup lama sehingga wawasan penyuluh dalam kegiatan penyuluhan pertanian diharapkan lebih baik.

Pendapatan PPL sampel di Kecamatan Secanggang berkisar antara Rp 1.000.000 – Rp 2.600.000/bulan dengan rataan Rp 1.466.467/bulan; di Kecamatan Selesai berkisar antara Rp 1.000.000 – Rp 2.450.000/bulan dengan rataan Rp 1.753.500/bulan; dan di Kecamatan Salapian berkisar antara Rp 1.000.000 – Rp 2.700.000/bulan dengan rataan Rp 1.416.000/bulan.

Besarnya tunjangan fungsional ini tergantung pada jabatan fungsional penyuluh, umur tingkat pendidikan dan juga lama menjadi penyuluh. Tunjangan fungsional PPL sampel di Kecamatan Secanggang berkisar antara Rp 100.000 – Rp 600.000/bulan dengan rataan Rp 300.000/bulan; di Kecamatan Selesai berkisar antara Rp 100.000 – Rp 600.000/bulan dengan rataan Rp 275.000/bulan; dan di


(47)

Kecamatan Salapian berkisar antara Rp 100.000 – Rp 600.000/bulan dengan rataan Rp 260.000/bulan.

Selanjutnya jumlah tanggungan keluarga PPL sampel di Kecamatan Secanggang berkisar antara 2 – 5 orang dengan rataan 2 orang ; di Kecamatan Selesai berkisar antara 2 – 6 orang dengan rataan 3 orang ; dan di Kecamatan Salapian berkisar antara 1 – 3 orang dengan rataan 2 orang. Artinya jumlah tanggungan PPL di semua daerah penelitian dasumsikan telah sesuai dengan peraturan pemerintah (jumlah tanggungan 3 orang).


(48)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Keadaan Penyuluhan Pertanian di Daerah Penelitian

Kelembagaan penyuluhan di Kabupaten Langkat masih di bawah naungan Dinas Pertanian, maka Badan Pelaksana Penyuluhan adalah Dinas Pertanian Kabupaten bidang Penyuluhan.

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) adalah tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha untuk menyusun program penyuluhan di tingkat kecamatan sejalan dengan program penyuluhan kabupaten; melaksanakan penyuluhan berdasrkan program penyuluhan; menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan dan pasar, memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha serta memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh THL melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan.

Kabupaten Langkat sudah memiliki 19 BPP yang tersebar di 23 kecamatan, walaupun masih ada beberapa BPP yang belum memiliki kantor tersendiri dan masih menumpang di kantor camat dengan rincian sebagai berikut :

a. BPP Definitif berjumlah 16 BPP yang tersebar di Kecamatan Bahorok, Kuala,

Selesai, Bingai, Stabat, Binjai, Wampu, Secanggang, Hinai, Tanjung Pura, Padang Tualang, Sawit Seberang, Batang Serangan, Gebang, Besitang, Pangkalan Susu dan Brandan Barat.


(49)

b. BPP Bayangan berjumlah 3 unit (belum memiliki bangunan sendiri/masih menumpang di kantor camat) yang tersebar di Kecamatan Salapian, Kutambaru, Babalan dan Sei Lepan).

Sistem Kerja Penyuluhan Pertanian di Daerah Penelitian

Sistem kerja yang dilaksanakan di Kabupaten Langkat adalah sistem kerja LAKUSUSI (Latihan, Kunjungan dan Supervisi). Dimana pola kunjungan dilakukan tiap 4 hari kerja, dan dalam 1 hari ada 2 kelompok tani yang dikunjungi secara bergilir.

Latihan bagi penyuluh pertanian diselenggarakan di BPP atau ditempat lain dengan jadwal sekali dalam dua minggu. Latihan tersebut diselenggarakan secara teratur, terarah dan berkelanjutan. Proses latihan (belajar-mengajar) difasilitasi oleh penyuluh pertanian yang menguasi materi, maupun tenaga ahli dari lembaga lainnya.

Supervisi dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten terhadap : 1) rencana kerja penyuluh di tingkat kecamatan, dan desa, 2) rencana kerja penyelenggara pelatihan di Balai Penyuluhan, 3) materi pelatihan yang diberikan oleh penyelenggara, serta 4) kesesuaian jadual pelaksanaan dan materi pelatihan yang telah direncanakan oleh penyelenggara. Dan untuk mengetahui seluruh kegiatan penyuluh pertanian di lapangan dapat dilihat dari buku kerja penyuluh pertanian.

Balai Penyuluhan Kecamatan melaksanakan supervisi terhadap : 1) rencana kerja penyuluh di tingkat desa, 2) rencana kerja penyelenggara pelatihan petani.

Pelaksanaan supervisi, monitoring dan evaluasi disesuaikan dengan jadual kegiatan LAKU dan kegiatan penyuluhan pertanian lainnya yang dianggap perlu di Wilayah Kerja BPP.


(50)

Perkembangan Penyuluhan Pertanian di Daerah Penelitian

Perkembangan penyuluhan di daerah penelitian dapat dilihat dari perkembangan jumlah PPL dan jumlah kelompok tani selama tiga tahun terakhir yang dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 20. Perkembangan Jumlah PPL dan Jumlah Kelompok Tani di Kecamatan Secanggang, Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian Tahun 2007 - 2009

Kecamatan Tahun Jumlah PPL

Pertambahan Jumlah PPL

(%)

Jumlah Kelompok

Tani

Petambahan Jumlah Kelompok

Tani (%)

Secanggang 2007 9 - 138 -

2008 11 22, 2 138 0

2009 12 9,0 138 0

Selesai 2007 7 - 153 -

2008 9 28,5 153 0

2009 10 11,1 153 0

Salapian 2007 3 - 48 -

2008 3 0 48 0

2009 5 66,6 48 0

Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Langkat Tahun 2009

Tabel 20 menunjukkan bahwa di kecamatan Secanggang di tahun 2008 terjadi pertambahan jumlah PPL sebanyak 2 orang (22, 2%), dan di tahun 2009 terjadi pertambahan jumlah PPL sebanyak 1 orang (9%). Di kecamatan Selesai terjadi pertambahan jumlah PPL pada tahun 2008 yaitu sebanyak 2 orang (28,5%), pada tahun 2009 terjadi pertambahan jumlah PPL sebanyak 1 orang (11,1%). Sedangkan di kecamatan Salapian pada tahun 2008 tidak terdapat pertambahan jumlah PPL (0%) , namun pada tahun 2009 terjadi pertambahan jumlah PPL sebanyak 2 orang (66,6%).

Selama tiga tahun terakhir tidak terjadi pertambahan jumlah kelompok tani sama sekali di daerah penelitian, hal ini dikarenakan jumlah kelompok tani yang


(51)

ada sudah terlalu banyak, maka sejak tahun 2001 Dinas Pertanian mengeluarkan keputusan bahwa tidak ada penambahan jumlah kelompok tani.

Dengan demikian keadaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Langkat dalam tiga tahun terakhir tidak mengalami perkembangan, karena perkembangn jumlah PPL selama tiga tahun terakhir tidak dibarengi dengan perkembangan jumlah kelompok tani selama tiga tahun terakhir di daerah penelitian.

Gambaran Penempatan Tugas PPL di Daerah Penelitian

Penempatan tugas PPL (Pembagian Wilayah Kerja PPL) ditetapkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten. PPL ditempatkan secara merata di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Langkat baik PNS maupun THL (Tenaga Harian Lepas).

Mulai tahun 2007, pemerintah melalui Dinas Pertanian mengangkat THL PPL (tenaga Harian Lepas Penyuluh pertanian lapangan) agar tercapainya program revitalisasi penyuluhan pertanian yaitu penempatan satu desa satu PPL. Sistem penempatan satu desa satu PPL ini sangat membantu PPL dalam melaksanakan tugasnya di wilayah kerjanya dan PPL lebih mudah dalam mengadakan kunjungan kerjanya kepada desa binaannya serta dapat melakukan pelatihan-pelatihan usahatani kepada petani sasarannya.


(52)

Adapun distribusi penempatan PPL di lokasi penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 21. Distribusi Penempatan PPL di Kecamatan Secangganng,

Kecamatan Selesai dan Kecamatan Salapian Tahun 2009

No Kecamatan Jumlah

Desa/Kelurahan

Jumlah PPL

Jumlah PPL Seharusnya

1. Secanggang 17 12 17

2. Selesai 14 10 14

3. Salapian 17 5 17

Jumlah 48 27 48

Sumber : Data diolah dari Lampiran 3

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah PPL di Kecamatan Secanggang berjumlah 12 orang dengan jumlah desa binaan sebanyak 17 desa, hal ini tidak seimbang karena jumlah PPL yang seharusnya adalah 17 orang PPL. Di kecamatan Selesai jumlah PPL sebanyak 10 orang dengan jumlah desa binaan sebanyak 14 desa, dimana jumlah PPL seharusnya adalah 14 orang PPL. Demikian juga di Kecamatan Salapian, jumlah PPL dengan jumlah desa binaan yang tidak sesuai dimana jumlah PPL sebanyak 5 orang dengan desa binaan sebanyak 17, seharusnya jumlah PPL adalah 17 orang.

Dengan demikian penempatan PPL di daerah penelitian belum sesuai dimana jumlah PPL tidak sebanding dengan jumlah desa yang ada, sehingga program revitalisasi penyuluhan pertanian satu desa satu PPL belum tercapai.

Keberhasilan Pelaksanaan Tugas Pokok PPL di Daerah Penelitian

Tugas Pokok dan fungsi penyuluh secara umum di Kabupaten Langkat adalah menyelenggarakan, melaksanakan penyuluhan pertanian di tingkat desa yang ditetapkan sebagai wilayah binaan, baik secara perorangan maupun tim sesuai kebutuhan petani.


(53)

Adapun uraian tugas pokok PPL di Kabupaten Langkat yang tertulis dalam buku kerja penyuluhan Partanian Kabupaten Langkat adalah :

1. Mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani dan keluarganya dalam berusaha tani.

2. Menginventarisasi data di wilayah kerjanya yang dapat di gunakan sebagai bahan dasar dalam penetapan materi.

3. Membantu menyusun programa penyuluhan pertanian 4. Menggali dan mengembangkan sumberdaya

5. Mengembangkan swadaya dan swakarsa petani dan keluarganya

6. Mengikhtiarkan kemudahan-kemudahan bagi para petani dan keluarganya antara lain dalam mendapatkan, sarana produksi, kredit dan alat-alat pertanian.

7. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dan keluarganya dalam penerapan berbagai technologi pengelolaan hasil, pemasaran serta rekayasa sosial ekonomi.

8. Menyusun laporan secara periodik pelaksanaan intensifikasi 9. Menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian di WKPP

Pada penelitian ini, keberhasilan pelaksanaan tugas pokok PPL dinilai berdasarkan paramater tiap tugas, dimana tiap tugas pokok dijabarkan menjadi 3 parameter (tabel 5 dan tabel 6).

Berdasarkan hasil penelitian (lampiran 5j) pelaksanaan tugas pokok PPL di daerah penelitian adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasikan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani dan keluarganya dalam berusaha tani seperti pengadaan bibit unggul, pengolahan


(54)

tanah, pemupukan, pengendaalian hama penyakit, dll. Dengan mengidentifikasikan masalah-masalah tersebut maka PPL dapat lebih mudah menyusun materi yang akan disampaikan kepada petani.

Berdasarkan lampiran 5j dapat dikemukakan bahwa seluruh PPL di daerah penelitian (27 orang) melakukan identifikasi masalah yang dihadapi oleh petani dan membantu pemecahan masalah.

2. Menginventarisasi data di wilayah kerjanya yang dapat di gunakan sebagai bahan dasar dalam penetapan materi.

Pembuatan inventarisasi data wilayah kerja meliputi pembuatan data keadaan wilayah, kelompok tani dan peta wilayah kerja. Pembuatan inventarisasi data wilayah kerja dimaksudkan sebagai alat untuk melakukan identifikasi potensi desa, baik SDA, SDM, infrastruktur dan social ekonominya. Peta wilayah kerja akan mempermudah dalam penyusunan rancangan kegiatan penyuluhan dan materi penyuluhan sesuai hasil identifikasi potensi desa. Berdasarkan tabel 22 dapat dikemukakan bahwa 25 orang PPL sampel (92,6%) yang memiliki inventarisasi data wilayah kerja lengkap, sedangkan 2 orang PPL sampel (7,4%) memilliki inventarisasi data wilayah kerja namun tidak lengkap dengan alasan wilayah kerja yang terlalu luas dan sulit dijangkau. 3. Membantu menyusun programa penyuluhan pertanian.

Dari 27 orang PPL sampel, seluruhnya (100%) membantu penyusunan program penyuluhan di BPP.

4. Menggali dan mengembangkan sumberdaya

Untuk mengembangkan sumber daya yang dimiliki oleh petani maka hal yang dilakukan adalah memberikan pelatihan kepada petani baik berupa teori


(55)

maupun praktek. Berdasarkan tabel 22 maka diperoleh data bahwa seluruh PPL sampe di daerah penelitian berjumlah 27 orang (100%) memberikan pelatihan kepada petani berupa teori dan praktek.

5. Mengembangkan swadaya dan swakarsa petani.

Pengembangan swadaya dan swakarsa petani dilakukan PPL dengan membantu petani dalam pembentukan kelompok tani dan dilakukan pembinaan kelompok. Dari tabel 22 seluruh PPL sampel yang berjumlah 27 orang (100%) membantu pembentukan kelompok tani dan melalukan pembinaan kelompok.

6. Mengikhtiarkan kemudahan-kemudahan bagi para petani dan keluarganya antara lain dalam mendapatkan sarana produksi, kredit dan alat-alat pertanian. Dalam kegiatan usaha tani sudah tentu petani membutuhkan sarana produksi berupa alat-alat pertanian, bibit, pupuk dan kredit modal. Dari tabel 22 dapat dilihat bahwa 27 orang PPL sampel (100%) PPL aktif dalam membantu kelompok tani dalam penyediaan sarana produksi dan PPL aktif dalam memberikan informasi dan arahan bagi petani untuk memperoleh Kredit Usaha Tani.

7. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dan keluarganya dalam penerapan berbagai technologi pengelolaan hasil, pemasaran serta rekayasa sosial ekonomi.

Parameter yang digunakan dalam pelaksanaan tugas ini adalah PPL aktif dalam mengadakan pelatihan tentang cara bercocok tanam dan pelatihan analisis usaha tani, dan 27orang PPL (100%) melaksanakan tugas tersebut. 8. Menyusun laporan secara periodik pelaksanaan intensifikasi.


(56)

Pelaporan hasil kegiatan penyuluhan disampaikan oleh petugas PPL setiap dua minggu sekali kepada koordinator PPL pada saat pertemuan di kecamatan. Laporan tersebut akan dibahas bersama dan jika ada masalah maka pada pertemuan tersebut dirumuskan dan ditetapkan langkah-langkah penyelesaiannya. Dari tabel 22 dapat dilihat bahwa 100% PPL menyusun laporan penyuluhan secara periodik.

9. Menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian di WKPP perdua minggu dan persemester.

Penyusunan rencana kerja 2 mingguan dan rencana kerja persemester sekaligus dilaksanakan oleh 23 orang PPL sampel (85,2%), sedangkan 4 orang lagi hanya menyusun rencana kerja 2 mingguan

Tingkat keberhasilan pelaksanaan tugas pokok PPL dapat dilihat dari hasil penelitian terhadap 27 orang PPL yang melaksanakan tugas dan tidak melaksanakan tugas pokok yang telah ditetapkan Dinas Pertanian Kabupaten berdasarkan 27 parameter yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan tugas pokok PPL.

Tabel 22. Skoring Pelaksanaan Tugas Pokok PPL oleh PPL Sampel

Tingkat Keberhasilan Tugas Skor

Rendah 9 – 15

Sedang 16 – 22

Tinggi 23 - 30


(1)

Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dan keluarganya dalam penerapan berbagai teknologi pengelolaan hasil, pemasaran serta rekayasa sosial ekonomi

a. PPL aktif dalam mengadakan pelatihan tentang cara

bercocok tanam dan pelatihan analisis usaha tani (100%) 27 b. PPL aktif dalam mengadakan pelatihan tentang cara

bercocok tanam saja atau hanya palatihan analisis usaha tani saja

0

c. pelatihan tentang cara bercocok tanam dan analisis

usaha tani 0

Menyusun laporan secara periodik pelaksanaan intensifikasi

a. Ada penyusunan laporan pelaksanaan intensifikasi secara periodik

27 (100%) b. Ada penyusunan laporan pelaksanaan

intensifikasi tetapi tidak secara periodik 0 c. Sama sekali tidak ada penyusunan laporan 0 Menyusun rencana kerja

penyuluhan pertanian di WKPP

a. PPL menyusun rencana kerja dua mingguan dan persemester.

23 (85,2%) b. PPL menyusun rencana kerja dua mingguan saja

atau rencana kerja persemester saja.

4 (14,8%) c. PPL tidak menyusun rencana kerja 0


(2)

Lampiran 6a. Tabel Penilaian Pelaksanaan Tugas Pokok PPL Oleh PPL Sampel

No sampel Tugas Pokok PPL Jumlah Nilai Keberhasilan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tinggi Sedang Rendah

1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 26

- -

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

13 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26

- -

14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

19 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26

- -

20 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26

- -

21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -


(3)

Lanjutan Lampiran 6a

24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

25 3 2 3 3 3 3 3 3 3 26

- -

26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

- -

Jumlah 81 79 81 81 81 81 81 81 77 723 27 - -


(4)

Lampiran 7b. Penilaian Pelaksanaan Tugas Pokok PPL Oleh Petani Sampel

No Sampel Tugas Pokok PPL Jumlah

Nilai

Tingkat Keberhasilan

1 2 3 4 5 Tinggi Sedang Rendah

1 3 3 3 3 3 15

- -

2 3 3 3 3 3 15

- -

3 3 3 3 3 3 15

- -

4 3 3 3 3 3 15

- -

5 3 3 3 3 3 15

- -

6 3 3 3 3 3 15

- -

7 3 3 3 3 3 15

- -

8 3 3 3 3 3 15

- -

9 3 3 3 3 3 15

- -

10 3 3 3 3 3 15

- -

11 3 3 3 3 3 15

- -

12 3 3 3 3 3 15

- -

13 3 3 3 3 3 15

- -

14 3 3 3 3 3 15

- -

15 3 3 3 3 3 15

- -

16 3 3 3 3 3 15

- -

17 3 3 3 3 3 15

- -

18 3 3 3 3 3 15

- -

19 3 3 3 3 3 15

- -

20 3 3 3 3 3 15

- -

21 3 3 3 3 3 15

- -

22 3 3 3 3 3 15

- -

23 3 3 3 3 3 15

- -

24 3 3 3 3 3 15

- -

25 2 3 3 3 3 14

- -

26 3 3 3 2 3 14

- -

27 3 3 3 3 3 15

- -

28 3 3 3 2 3 14

- -

29 2 3 3 2 3 13

- -

30 3 3 3 3 3 15

- -

Jumlah 88 90 90 87 90 445 27 - -


(5)

Lampiran 8. Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Petani

No Sampel

Tingkat Kesulitan

Sulit

Tidak Sulit

1

-

2

-

3

-

4

-

5

-

6

-

7

-

8

-

9

-

10

-

11

-

12

-

13

-

14

-

15

-

16

-

17

-

18

-

19

-

20

-

21

-

22

-

23

-

24

-

25

-

26

-

27

-

Jumlah

9

18


(6)

Lampiran 9. Kesulitan PPL dalam Mengajak Petani untuk Melakukan

pertemuan

No Sampel

Tingkat Kesulitan

Sulit

Tidak Sulit

1

-

2

-

3

-

4

-

5

-

6

-

7

-

8

-

9

-

10

-

11

-

12

-

13

-

14

-

15

-

16

-

17

-

18

-

19

-

20

-

21

-

22

-

23

-

24

-

25

-

26

-

27

-

Jumlah

20

7