1.5.Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk lead time selama 14 hari.
1.6.Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bab 1. Pendahuluan
Berisikan Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Tujuan Penelitian, Pembatasan Masalah dan Sistematika Penulisan
Bab 2. Tinjauan Pustaka
Bagian ini memuat tentang landasan teori yang berkaitan langsung dengan permasalah yang akan diteliti.
Bab 3. Metodologi Pemecahan Masalah
Memuat uraian tentang bagaimana cara sistematika penelitian yang dilakukan, variabel dan data yang dikaji dan cara analisis.
Bab 4. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Berisikan pengumpulan data-data yang diambil dan memuat tentang bagaimana melakukan pengolahan terhadap data-data yang telah diambil dengan melakukan
pendekatan yang sesuai dengan metode yang dipergunakan.
Bab 5. Analisis
Berisi analisis dari hasil perhitungan yang diperoleh dari proses pengolahan data serta pengajuan usulan perbaikan.
Bab 6. Kesimpulan dan Saran
Berisikan tentang Kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan yang telah dirumuskan dan saran bagi perusahaan.
4
Bab 2 Landasan Teori
2.1. Pengertian Inventori
Berbagai rumusan tentang definisi inventori telah banyak dikemukakan oleh para pakar, diantaranya Hadley dan Within 1960, Buchan dan Koenigsberg 1963,
Buffa dan Miller 1978, Tersine 1992, Mulcahy 1994 dan sebagainya. Pada
prinsipnya, inventori adalah suatu sumber daya menganggur idle resources yang keberadaannya menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih
lanjut di sini dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada sistem manufaktur, kegiatan pamasaran seperti yang dijumpai pada sistem distribusi,
ataupun kegiatan konsumsi seperti dijumpai pada sistem rumah tangga, perkantoran dan sebagainya.
Sebagai sumber daya menganggur, menurut Monden 1983, keberadaan inventori dapat dipandang sebagai pmeborosan waste dan ini berarti beban bagi suatu unit
usaha dalam bentuk ongkos yang lebih tinggi. Oleh karena itu, keberadaannya perlu dieliminasi. Bila tidak mungkin untuk dieliminasi, keberadaannya harus
dimnimalkan dengan tetap menjamin kelancaran pemenuhan permintaan pemakainya. Idealnya adalah tidak perlu ada inventori, tapu semua kebutuhan
pemakai tetap dapat dipenuhi pada saat diperlukan.
Menurut Koher,Eric L.A. Inventory adalah : Bahan baku dan penolong, barang
jadi dan barang dalam proses produksi dana barang-barang yang tersedia, yang dimiliki dalam perjalanan dalam tempat penyimpanan atau konsinyasikan kepada
pihak lain pada akhir periode. Keberadaan inventori dalam suatu unit usaha perlu diatur sedemikian rupa
sehingga kelancaran pemenuhan kebutuhan pemakai dapat dijamin, tetapi ongkos yang ditimbulkan sekecil mungkin.
Inventory meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikomsumsikan dalam siklus operasi
normal perusahaan sebagai barang yang dimiliki untuk dijual atau diasumsikan
untuk dimasa yang akan datang, semua barang yang berwujud dapat disebut sebagai inventory, tergantung dari sifat dan jenis usaha perusahaan.
Salah satu perlunya inventory dilaksanakan dengan baik yaitu mengetahui secara pasti harga pokok dari barang-barang dagangan yang terjual. Disamping itu untuk
menjamin lancarnya arus lintas barang maka perlu diadakan pencatatan terhadap segala penerimaan barang yang berasal dari supplier,barang yang dipesan oleh
langganan, barang yang terjual, barang yang dikembalikan oleh langganan dan penyesuaian-penyesuaian adjusment terhadap barang. Atas dasar pencatatan
tersebut nantinya dapat diketahui antara lain barang mana yang banyak tertimbun over stock barang mana yang harus dipesan kembali kepada supplier karena
persediannya sudah menipis, apabila terjadi pemesanan barang kepada supplier, maka pemesanan ini perlu pula dicatat untuk mendapatkan informasi tentang
inventory yang lengkap, bila segala transaksi yang disebut diatas tidak dicatat dengan baik maka akan menemui kesulitan untuk mengetahui keadaan inventory
secara pasti pada suatu saat misalnya kesulitan untuk mengetahui berapa jumlah persedian barang yang ada dan yang sudah dipasarkan serta jumlah barang yang
sudah dipesan oleh langganan Quantity Committed dan berapa jumlah barang yang dipesan kepada supplier Quantity Sold dan informasi penting lainnya.
2.2. Bentuk dan Jenis Inventori
Dalam suatu sistem manufaktur, inventori dapat ditemui sedikitnya dalam tiga bentuk sesuai dengan keberadaannya, yaitu:
Bahan baku raw material merupakan masukan awal proses transformasi produksi yang selanjutnya akan diolah menjadi produk jadi. Ketersediaan bahan
baku akan sangat menetukan kelancaran proses produksi sehingga perlu dikelola secara seksama. Inventori jenis ini didatangkan dari luar sistem dan
keberadaannya secara fisik biasanya disimpan digudang penerimaan receiving strorage
. 1. Barang ini dihasilkan sendiri dan dibeli dari perusahaan lain yang
merupakan produk akhir dari perusahaan itu sendiri, barang ini merupakan bahan utama dalam menghasilkan produk akhir, persediaan barang
penolong atau pembantu adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk