Autisme : Masa Kanak

(1)

AUTI SM E:M ASA KAN AK D r a .ELV I AN D RI AN I YUSUF

Pr ogr a m St u di Psik ologi Fa k u lt a s Ke dok t e r a n Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

BAB I PEN D AH ULUAN 1 . La t a r Be la k a n g

“ Seorang anak berlari- lari dengan riangny a kesana kem ari . Dengan w aj ah ceria ia bolak- balik m em at ikan kenop lam pu yang ada di ruangan rum ahnya. Teriakan dan larangan ibunya sam a sekali t idak dihiraukannya, seakan- akan ia t idak m endengar suara panik sang ibu y ang t akut t erj adi sesuat u pada anakny a. Beberapa m enit kem udian ket ika “ j ingle” sebuah iklan m uncul di TV, t iba- t iba ia m enghent ikan kegiat anny a dan berlari kearah TV sert a m endengarkan dengan seksam a “ j ingle iklan “ t ersebut . Sesaat iklan t ersebut berakhir, ia kem bali berlari- lari dengan t angan y ang berkali- kali dihent akkan ke baw ah disert ai kat a- kat a/ suara yang hanya ia sendiri dapat m engert i.”

Dalam beberapa t ahun t erakhir ini para psikolog perkem bangan sem akin banyak m endapat ruj ukan dari dokt er anak unt uk m engkonsult asikan anak- anak usia 2- 4 t ahun dengan gej ala- gej ala sepert i ilust rasi di at as. Aut ism e, m erupakan salah sat u gangguan perkem bangan yang sem akin m eningkat saat ini, m enim bulkan k ecem asan y ang dalam bagi para orangt ua.

Jum lah penderit a aut ism e m eningk at prevalensiny a dari 1 : 5000 anak pada t ahun 1943 saat Leo Kanner m em perkenalkan ist ilah aut ism e m enj adi 1 : 100 dit ahun 2001 ( Nakit a, 2002) . Kondisi ini m enyebabkan banyak orangt ua m enj adi w as- w as sehingga sedikit saj a anak m enunj ukkan gej ala yang dirasa kurang norm al selalu dik ait k an dengan gangguan aut ism e.

Tuj uan dari penulisan m akalah ini adalah unt uk m encoba lebih m enj elaskan apa dan bagaim ana gangguan ini, sehingga dapat m enghapus k esim pang siuran y ang ada y ang selam a ini sering dij um pai pada para orangt ua dan m asy arak at t ent ang gangguan perkem bangan aut ism e.

BAB I I LAN D ASAN TEORI 1 . PEN GERTI AN AUTI SM E

Aut ism e berasal dari k at a “ aut os” y ang berart i segala sesuat u y ang m engarah pada diri sendiri. Dalam k am us psikologi um um ( 1982) , aut ism e berart i preok upasi t erhadap pik iran dan k hay alan sendiri at au dengan k at a lain lebih bany ak berorient asi k epada pik iran suby ekt ifny a sendiri daripada m elihat k eny at aan at au realit a kehidupan sehari- hari. Oleh karena it u penderit a aut ism e sering disebut orang y ang hidup di “ alam ny a” sendiri.


(2)

Aut ism e at au aut ism e infant il ( Early I nfant ile Aut ism ) pert am a k ali dik em uk ak an oleh Dr. Leo Kanner 1943 ( dalam Budim an, 1998) seorang psikiat ris Am erika. I st ilah aut ism e dipergunakan unt uk m enunj ukkan suat u gej ala psikosis pada anak- anak yang unik dan m enonj ol yang sering disebut Sindrom Kanner. Ciri yang m enonj ol pada sindrom Kanner ant ara lain ekspresi w aj ah yang kosong seolah-olah sedang m elam un, kehilangan pikiran dan sulit sekali bagi orang lain unt uk m enarik perhat ian m erek a at au m engaj ak m erek a berkom unik asi.

Pada aw alnya ist ilah “ aut ism e” diam bilnya dari gangguan schizophrenia, dim ana Bleuer m em ak ai aut ism e ini unt uk m enggam bark an perilak u pasien skizofrenia yang m enarik diri dari dunia luar dan m encipt akan dunia fant asinya sendiri. Nam un ada perbedaan y ang j elas ant ara peny ebab dari aut ism e pada penderit a skizofrenia dengan penyandang aut ism e infant ile. Pada skizofrenia, aut ism e disebabk an dam pak area gangguan j iw a y ang didalam ny a t erkandung halusinasi dan delusi yang berlansung m inim al selam a 1 bulan, sedangkan pada anak - anak dengan aut ism e infant ile t erdapat k egagalan dalam perkem bangan y ang t ergolong dalam k rit eria Gangguan Pervasif dengan k ehidupan aut ist ik y ang t idak disert ai dengan halusinasi dan delusi ( DSM I V, 1995 ) .

2 . GEJALA- GEJALA AUTI SM E

Gej ala aut ism e infant ile t im bul sebelum anak m encapai usia 3 t ahun. Pada sebagian anak gej ala gangguan perkem bangan ini sudah t erlihat sej ak lahir. Seorang ibu y ang cerm at dapat m elihat beberapa k eganj ilan sebelum anak ny a m encapai usia sat u t ahun. Yang sangat m enonj ol adalah t idak adanya kont ak m at a dan kurangnya m inat unt uk berint eraksi dengan orang lain.

Manusia adalah m ak hluk sosial. Dalam perkem banganny a y ang norm al, seorang bayi m ulai bisa berint eraksi dengan ibunya pada usia 3 - 4 bulan. Bila ibu m erangsang bayinya dengan m enggerincingkan m ainan dan m engaj ak berbicara, m ak a bay i t ersebut ak an berespon dan bereak si dengan ocehan sert a ger akan. Makin lam a bayi m akin r esponsive t er hadap r angsang dar i luar seiring dengan berkem bangnya kem am puan sensorik. Pada um ur 6- 8 bulan ia sudah bisa berint eraksi dan m em perhat ikan orang yang m engaj aknya berm ain dan berbicara. Hal ini t idak m uncul at au sangat k urang pada bay i aut ist ik. I a bersikap acuh t idak acuh dan seakan- akan m enolak int eraksi dengan orang lain. I a lebih suka berm ain dengan “ dirinya sendiri” at au dengan m ainannya. Berikut ini diuraikan indikat or perkem bangan y ang norm al pada m asa bay i :

I NDI KATOR PERKEMBANGAN YANG NORMAL

USI A KEMAMPUAN DAN PROSES

BERPI KI R

KOMUNI KASI GERAKAN

3 bln Berespon t erhadap suara

baru

Mengikut i benda dengan m at a

Melihat obj ek dan orang

Bercelot eh/ bersuara Terseny um pada suara ibu

Mengangat k ak i dan t angan

Melihat pergerak an t angan sendiri 3- 6 bln Mengenal ibu

Mengapai obj ek

Mem alingkan k epala pada suara Mulai m eraban Meniru suara

Mengangk at k epala Mengerakkan

benda dalam berm ain


(3)

Menangis dengan suara berbeda

6- 9 bln Meniru gerakan sederhana Berespon j ik a dipanggil nam a

Mem buat k at a- k at a berulang y ang t idak

berm ak na ( gagaga, dada, dst )

Menggunakan suara unt uk m enarik perhat ian

Merayap/ m erangka k

Berdiri

berpegangan k e m ej a

Bert epuk t angan Mem indahkan

obj ek dari sat u t angan k e t angan lainnya

9- 12 bln

Berm ain perm ainan sederhana

Bergerak m enuj u benda yang dim inat i

Melihat gam bar pada buk u

Melam baik an

t angan unt uk “ dada”

Berhent i k et ik a dik at ak an “ t idak ”

Meniru k at a- k at a baru

Berj alan sam bil berpegangan

Meny at ak an ingin benda t ert ent u

Mencoret dengan pensil w arna

12- 18 bln

Meniru suara dan gerakan yang bar u

Menunj uk pada benda yang diinginkan

Menggelengkan k epala m eny at ak an “ t idak”

Meniru kat a baru Mengikut i inst ruksi sederhana

Berj alan sendiri Naik / t urun t angga

Secara um um ada beberapa gej ala aut ism e y ang ak an t am pak sem ak in j elas saat anak t elah m encapai usia 3 t ahun, ( Budim an, 1998) yait u:

1. Gangguan dalam kom unikasi verbal m aupun non verbal sepert i t erlam bat bicara, m engeluarkan k at a- k at a dalam bahasany a sendiri y ang t idak dapat dim engert i , echolalia, sering m eniru dan m engulang kat a t anpa ia m engert i m aknanya, dst nya.

2. Gangguan dalam bidang int erak si sosial, sepert i m enghindar k ont ak m at a, t idak m elihat j ik a dipanggil, m enolak unt uk dipeluk , lebih suk a berm ain sendiri, dst nya.

3. Gangguan pada bidang perilak u y ang t erlihat dari adany a perlak u y ang berlebih ( excessive ) dan kekur angan ( deficient ) sepert i im pulsif, hiperakt if, repet it if nam un dilain w akt u t erkesan pandangan m at a kosong, m elakukan perm ainan yang sam a dan m onot on .Kadang- kadang ada kelekat an pada benda t ert ent u sepert i gam bar, k aret , dll y ang dibaw any a k em ana- m ana. 4. Gangguan pada bidang perasaan/ em osi, sepert i k urangny a em pat i, sim pat i,

dan t oleransi; k adang- k adang t ert aw a dan m arah sendiri t anpa sebab y ang nyat a dan sering m engam uk t anpa kendali bila t idak m endapat kan apa yang ia inginkan.

5. Gangguan dalam persepsi sensoris sepert i m encium - cium dan m enggigit m ainan at au benda, bila m endengar suara t ert ent u langsung m enut up t elinga, t idak m eny uk ai rabaan dan peluk an, dsbny a.

Gej ala –gej ala t ersebut di at as t idak harus ada sem uany a pada set iap anak aut ism e, t ergant ung dari berat - ringanny a gangguan y ang diderit a anak .


(4)

3 . KRI TERI A D I AGN OSTI K

Pada dasarny a gangguan aut ism e t ergolong dalam gangguan perkem bangan pervasive, nam un bukan sat u- sat unya golongan yang t erm asuk dalam gangguan perkem bangan pervasive ( Pervasiv e Dev elopm ent al Disorder) m enurut DSM I V ( 1995) . Nam un dalam k eny at aanny a ham pir k eseluruhan golongan gangguan perkem bangan pervasif disebut oleh para orangt ua at au m asyarak at sebagai Aut ism e. Padahal di dalam gangguan perkem bangan pervasive m eski sam a- sam a dit andai dengan gangguan dalam beberapa area perkem bangan sepert i k em am puan int eraksi sosial, kom unikasi sert a m unculnya perilaku st ereot ipe, nam un t erdapat beberapa perbedaan ant ar golongan gangguan aut ist ik ( Aut ist ic Disorder) dengan gangguan Ret t ( Ret t ’s Disorder) , gangguan disint egat if m asa anak ( Childhood

Disint egrat ive Disorder ) dan gangguan Asperger ( Asperger’s Disorder ) .

Gangguan aut ist ik berbeda dengan gangguan Ret t dalam rasio j enis k elam in penderit a dan pola berkem bangny a ham bat an. Gangguan Ret t hany a dij um pai pada w anit a sem ent ara gangguan Aut ist ik lebih bany ak dij um pai pada pria dibanding w anit a dengan rat io 5 : 1. Selanj ut ny a pada sindrom a Ret t dij um pai pola perkem bangan gangguan y ang disebabk an perlam bat an pert um buhan k epala ( head

grow t h decelerat ion) , hilangnya kem am puan ket ram pilan t angan dan m unculnya

ham bat an k oordinasi gerak . Pada m asa prasekolah, sam a sepert i penderit a aut ist ik, anak dengan gangguan Ret t m engalam i k esulit an dalam int erak si sosialny a. Selain it u gangguan Aut ist ik berbeda dari Gangguan Disint egrat if m asa anak , k hususny a dalam hal pola k em unduran perkem bangan. Pada Gangguan Disint egrat if, kem unduran ( regresi) t erj adi set elah perkem bangan yang norm al selam a m inim al 2 t ahun sem ent ara pada gangguan aut ist ik abnorm alit as sudah m uncul sej ak t ahun pert am a k elahiran. Selanj ut ny a, gangguan aut ist ik dapat dibedak an dengan gangguan Asperger k arena pada penderit a asperger t idak t erj adi k et erlam bat an bicara. Penderit a Asperger sering j uga disebut dengan ist ilah “ High Funct ion Aut ism ” , selain kar ena kem am puan kom unikasi m er eka yang cukup nor m al j uga disert ai dengan kem am puan kognisi yang m em adai.

Secara det ail, m enurut DSM I V ( 1995) , k rit eria gangguan aut ist ik adalah sebagai berik ut :

A. Harus ada t ot al 6 gej ala dari ( 1) ,( 2) dan ( 3) , dengan m inim al 2 gej ala dari ( 1) dan m asing- m asing 1 gej ala dari ( 2 ) dan ( 3) :

1. Kelem ahan kw alit at if dalam int eraksi sosial, yang t erm anifest asi dalam sedik it ny a 2 dari beberapa gej ala berik ut ini :

a. Kelem ahan dalam penggunaan perilak u nonv erbal, sepert i kont ak m at a, ekspresi w aj ah, sikap t ubuh, gerak t angan dalam int eraksi sosial.

b. Kegagalan dalam m engem bangkan hubungan dengan t em an sebaya sesuai dengan t ingkat perkem bangannya.

c. Kurangnya kem am puan unt uk berbagi perasaan dan em pat i dengan orang lain.

d. Kur ang m am pu m engadakan hubungan sosial dan em osional yang t im bal balik.

2. Kelem ahan kualit at if dalam bidang kom unikasi. Minim al harus ada 1 dari gej ala berik ut ini:

a. Per kem bangan bahasa lisan ( bicar a) t er lam bat at au sam a sekali t idak berkem bang dan anak t idak m encari j alan unt uk berkom unikasi secara non verbal.


(5)

b. Bila anak bisa bicara, m ak a bicarany a t idak digunak an unt uk berkom unikasi

c. Sering m enggunakan bahasa yang aneh, st ereot ype dan berulang-ulang.

d. Kurang m am pu berm ain im aj inat if ( m ake believ e play ) at au perm ainan im it asi sosial lainny a sesuai dengan t araf perkem bangannya.

3. Pola perilak u sert a m inat dan k egiat an y ang t erbat as, berulang. Minim al harus ada 1dari gej ala berikut ini :

a. Pr eokupasi t er hadap sat u at au lebih kegiat an dengan focus dan int ensit as yang abnorm al/ berlebihan.

b. Terpaku pada suat u kegiat an rit ualist ik at au rut init as c. Gerakan- gerakan fisik yang aneh dan berulang- ulang sepert i m enggerak- gerakkan t angan, bert epuk t angan, m enggerakkan t ubuh.

e. Sik ap t ert arik y ang sangat k uat / preok upasi dengan bagian- bagian t ert ent u dari oby ek .

B. Ket erlam bat an at au abnorm alit as m uncul sebelum usia 3 t ahun m inim al pada salah sat u bidang ( 1) int erak si sosial, ( 2) k em am puan bahasa dan kom unikasi, ( 3) cara berm ain sim bolik dan im aj inat if.

C. Buk an disebabk an oleh Sindrom a Ret t at au Gangguan Disint egrat if Masa Anak Dengan m em pelaj ari k rit eria diagnost ik di at as, sebenarny a t idak lah t erlalu sulit unt uk m enent uk an apak ah seorang anak t erm asuk peny andang aut ism e at au gangguan perkem bangan lainnya. Nam un kesalahan diagnosis m asih sering t erj adi t erut am a pada aut ism e ringan y ang um um ny a disebabk an adany a t um pang t indih gej ala. Sebagai cont oh, peny andang hiperak t ivit as dengan konsent rasi yang kurang t erfokus kadang kala j uga m enunj ukkan ket erlam bat an bicara dan bila dipanggil t idak selalu berespon sesuai y ang diharapk an. Dem ik ian j uga bagi penderit a ret ardasi m ent al y ang m oderat e, sev ere dan profound m ereka m enunj ukkan gej ala yang ham pir sam a dengan aut ism e sepert i k et erlam bat an bicara, k urang adapt if dan im pulsif.

4 . PEN YEBAB AUTI SM E

Sepert i t elah diuraik an sebelum ny a bahw a dalam cat at an pak ar aut is

( Nak it a, 2002 ) j um lah peny andang aut ism e dibandingk an dengan j um lah k elahiran norm al dari t ahun ket ahun m eningkat t aj am sehingga dit ahun 2001 lalu sudah m encapai 1 dari 100 k elahiran. Peningk at an y ang t aj am ini t ent uny a m enim bulk an pert any aan, ada perubahan apa dalam rent ang w ak t u t ersebut sehingga k asus t erj adiny a aut ism e bisa m eningk at t aj am t idak saj a di I ndonesia t et api j uga di berbagai negara.

4.1. FAKTOR PSI KOGENI K

Ket ika aut ism e pert am akali dit em ukan t ahun 1943 oleh Leo Kanner, aut ism e diperkirak an disebabk an pola asuh y ang salah. Kasus- k asu perdana bany ak dit em uk an pada k eluarga k elas m enengah dan berpendidik an,` y ang orangt uany a bersikap dingin dan k ak u pada anak . Kanner beranggapan sik ap k eluarga t ersebut kurang m em berikan st im ulasi bagi perkem bangan kom unikasi anak yang akhirnya


(6)

m engham bat perkem bangan kem am puan kom unikasi dan int eraksi sosial anak. Pendapat Kanner ini disebut dengan t eori Psikogenik yang m enerangkan penyebab aut ism e dari fact or- fak t or psikologis, dalam hal ini perlak uan/ pola asuh orangt ua.

Nam un penelit ian- penelit ian selanj ut nya t idak m enyepakat i pendapat Kanner. Alasanny a, t eori psikogenik t idak m am pu m enj elask an k et ert inggalan perkem bangan kognit if, t ingkah laku m aupun kom unikasi anak aut is. Penelit ian- penelit ian selanj ut nya lebih m em fokuskan kait an fact or- fakt or organik dan lingkungan sebagai peny ebab aut is. Kalau sem ula peny ebabny a lebih pada fak t or psikologis, m ak a saat ini bergeser k e fact or organik dan lingk ungan.

4.2. FAKTOR BI OLOGI S DAN LI NGKUNGAN

Sepert i gangguan perkem bangan lainny a, aut ism e dipandang sebagai gangguan yang m em iliki banyak sebab dan ant ara sat u kasus dengan kasus lainnya penyebabnya bisa t idak sam a. Penelit ian t ent ang fakt or organik m enunj ukkan adany a k elainan/ k et erlam bat an dalam t ahap perkem bangan anak aut is sehingga aut ism e k em udian digolongan sebagai gangguan dalam perkem bangan (

dev elopm ent al disorder) yang m endasari pengklasifikasian dan diagnosis dalam

DSM I V.

Hasil pem erik saan laborat orium , j uga MRI dan EEG t idak m em berikan gam baran y ang k has t ent ang peny andang aut ism e, k ecuali pada peny andang aut ism e y ang disert ai dengan gangguan k ej ang. Tem uan ini k em udian m engarahk an dugaan neurologis t erj adi pada abnorm alit as fungsi kerj a ot ak, dalam hal ini neurot ransm it t er yang berbeda dari orang norm al.

Neuro t ransm it t er m erupakan cairan kim iaw i yang berfungsi m enghant arkan im puls dan m enerj em ahkan respon yang dit erim a. Jum lah neurot ransm it t er pada peny andang aut ism e berbeda dari orang norm al dim ana sek it ar 30- 50% pada penderit a aut ism e t erj adi peningk at an j um lah serot onin dalam darah ( Nikit a,2002) . Selanj ut nya, penelit ian kem udian m engarahkan perhat ian pada fakt or biologis, diant aranya kondisi lingkungan, keham ilan ibu, perkem bangan perinat al, kom plikasi persalinan, dan genet ik .

Kondisi lingk ungan sepert i k ehadiran v irus dan zat - zat k im ia/ logam dapat m engakibat kan m unculnya aut ism e ( ht t p: / / w w w .aut ism societ y org, 2002) . Zat - zat beracun sepert i t im ah ( Pb) dari asap k nalpot m obil, pabrik dan cat t em bok; k adm ium ( Cd) dari bat u bat erai sert a t urunan air rak sa ( Hg) y ang digunak an sebagai bahan t am balan gigi ( Am algam ) .

Apabila t am balan gigi digunak an pada calon ibu, am algam ak an m enguap didalam m ulut dan dihirup oleh calon ibu dan disim pan dalam t ulang. Ket ik a ibu ham il, t erbent uk lah t ulang anak y ang berasal dari t ulang ibu y ang sudah m engandung logam berat . Selanj ut nya proses keracunan logam berat pun t erj adi pada saat pem berian Asi dim ana logam y ang disim pan ibu ikut dihisap bay i saat m eny usui. Sebuah v ak sin, MMR ( Measles, Mum ps & Rubella) aw alny a j uga diperkirak an m enj adi peny ebab aut ism e pada anak ak ibat anak t idak k uat m enerim a cam puran sunt ikan t iga vaksin sekaligus sehingga m ereka m engalam i kem unduran dan m em perlihat k an gej ala aut ism e.

Sam pai saat ini diduga fak t or genet ik berpengaruh k uat at as m unculny a k asus aut ism e. Dari penelit ian pada saudara sek andung ( siblings) anak peny andang aut ism e t erungkap m ereka m em punyai peningkat an kem ungkinan sekit ar 3 %


(7)

unt uk diny at ak an aut is. Sem ent ara penelit ian pada anak k em bar j uga didapat hasil yang m endukung. Sayangnya harus diakui populasi anak kem bar sendiri m em ang t idak bany ak di m asyarak at sehingga m enggunak an sam ple k ecil . Penelit ian pada kem bar ident ik 1 t elur m enunj ukkan bahw a m ereka m em iliki kem ungkinan yang lebih besar unt uk diagnosis aut is bila saudara k em barny a aut is ( Nik it a, 2002) .

Beberapa fak t or lainny a y ang j uga t elah diident ifik asi berasosiasi dengan aut ism e diant aranya adalah usia ibu ( m akin t inggi usia ibu, kem ungkinan m eny andang aut is k ian besar ) , urut an k elahiran, pendarahan t risem est er pert am a dan k edua sert a penggunaan obat y ang t ak t erkont rol selam a k eham ilan.

5 . PERKEM BAN GAN GAN GGUAN AUTI SM E

Cerit a t ent ang Tem ple Grandin ( dalam Wenar, 1994) :

Tem ple Grandin adalah seorang w anit a aut ism yang penuh perj uangan. I a berhasil m endapat kan gelar Dokt or I lm u Hew an. Sekarang ini ia m engaj ar disebuah universit as, m enulis beberapa buku t ent ang ilm u hew an, aut ism e dan kehidupan pribadinya. Pada usia 6 bulan, Tem ple m ulai m enunj ukkan t anda- t anda aut ism e. Ket ika digendong, ia t erkesan m em beront ak dan ingin dilet akan. Pada usia 2 t ahun, t erlihat j elas bahw a ia hipersensit if t erhadap rasa, suara, bau dan sent uhan. Suara dan pakaian t ert ent u m enim bulkan siksaan baginya. Akibat hipersensit if ini ia sering bert eriak, m arah dan m elem par segala sesuat u. Nam un ket ert arikannya yang ekslusif t erhadap barang- barang/ benda t ert ent u sepert i t anganny a sendiri, apel, koin at au pasir m em buat ia dapat m enarik diri dari lingkunganny a selam a beberapa lam a. Sebagaim ana um um nya pada w akt u it u, dokt er m enyarankannya unt uk diraw at di rum ah sakit at au inst it usi. Nam un I bunya m enolak dan hanya m em asukkanny a ke t erapi bicara. Kelasny a t erbat as dan t erst rukt ur. Meski m et ode pendidikan t idak didesain unt uk aut ism e, nam un t erapi ini berpengaruh bagi perkem bangan Tem ple. Pada usia 4 t ahun ia m ulai bicara dan pada usia 5 t ahun ia m am pu unt uk m asuk Tk biasa. Tem ple m eny at akan bahw a keberhasilan perkem banganny a dipengaruhi oleh orang- orang pent ing dalam hidupny a sepert i ibunya yang t idak hent i- hent i m encari pert olongan; t erapisnya yang t et ap m enj aganya agar t idak m enarik diri ke dunianya sendiri dan guru SLTA nya yang m em bant unya m engem bangkan ket ert arikannya pada binat ang ke ilm uan.

Cerit a Tem ple Grandin ini m enunj ukkan bahw a penderit a aut ism e t idak selalu m enyebabkan ia t idak m am pu m engem bangkan pot ensi dirinya.

Um um ny a orang m em perk irak an gangguan perkem bangan y ang parah ak an berdam pak bagi perkem bangan indiv idu selanj ut ny a pada m asa- y ang ak an dat ang. Nam un t erny at a 10 % dari peny andang aut ism m am pu hidup dengan baik pada m asa dew asa, m ereka m em iliki pekerj a, berkeluarga ( Wenar, 1994) . Nam un m em ang 60 % m enunj ukkan ket ergant ungan sepenuhnya pada keseluruhan aspek kehidupan. Ket idak m am puan kom unikasi yang t erus berlanj ut set elah usia 5 t ahun dan I Q dibaw ah 60 m enunj ukkan prognosa yang kurang m enggem birakan. Nam un penyandang aut ism e yang m am pu berbicara sebelum usia 5 t ahun dan m em iliki t ingk at int elegensi rat a rat a ( av erage ) m em iliki kem ungkinan m eningkat kan kem am puan penyesuaian dirinya.

Pada peny andang aut ism e, t anda- t anda ham bat an perkem bangan t elah m ulai t am pak pada m asa bayi ( Miller dalam Wenar, 1994) sepert i k urangny a k ont ak m at a, k urangny a reak si pada saat ak an digendong, k urang m am pu t erseny um m eski pada orang t erdekat nya, kecem asan yang aneh dan kekurang m am puan berm ain


(8)

“ cilukba” . Tubuh bayi j uga t erkesan “ kaku” sehingga sulit unt uk direngkuh dalam peluk an.

Pada m asa kanak- kanak dan prasekolah, penyandang aut ism e kurang m enunj ukkan respon sosial yang posit if. Anak kurang lekat pada orangt ua, ia t idak m engikut i orangt ua j ika pergi, j arang m engekspresikan kasih sayang at au m encari perlindungan bila t erluka bahkan cenderung m enarik diri dan m enghindar. Selanj ut nya penguasaannya akan bahasa dan pem aham an kom unikasi j uga m engalam i ham bat an. Tidak ada k om unik asi t im bal balik dengan orang lain. Selain it u anak j uga k urang m am pu m elak uk an “ im it asi sosial” at au m eniru perilak u orang lain pada usianya. Kem am puannya unt uk berm ainnya j uga t erbat as pada berm ain sendiri ( solit ary play ) dan perm ainan t ersebut cenderung t erbat as dan diulang-ulang secar a kaku.

Pada pert engahan m asa kanak- kanak, anak penyandang aut ism e m enunj ukkan kecenderungan unt uk t idak bert em an, t idak kooperat if dan kurang m am pu berem pat i pada orang lain. Respon sosial m erek a t erkesan aneh dan k urang pada t em pat nya sehingga m ereka m engalam i m asalah dalam penyesuaian sosialnya. Ak t iv it asny a bersifat rit ualist ik dan rut in sert a m erek a m engalam i st ress j ik a t erj adi perubahan dari ak t iv it as biasa y ang dilak uk an.

Selanj ut ny a m enurut Kanner, Rodriquest dan Ansheden ( dalam Wenar,1994) m asa rem aj a m erupak an m asa perkem bangan y ang paling dram at ik. Periode ini dapat m erupakan m asa yang m enunj ukkan perbaikan yang signifikan. Beberapa rem aj a m ulai m enyadari bahw a t ingkah lakunya m enyim pang dan secara sadar berusaha m em perbaiki diri dan t am pil sesuai dengan perilak u sosial y ang diharapk an. Sek it ar 5 – 15 persen anak aut ist ik m am pu m encapai k em am puan peny esuaian sosial y ang diharapk an dengan at au t anpa t erapi. Meski dalam berkom unikasi, vokalisasinya m asih belum sem purna nam un sudah cukup dapat dipaham i. Mem ang m ereka t et ap kurang m am pu m enunj ukkan em pat i dan peran seksual yang sesuai, nam un sisi posit ifnya dalah m ereka kaku dalam m em egang at uran dan m am pu m asuk kelingkungan sosial yang birokrat is. Nam un disisi lain, m ay orit as anak aut ism e ak an t erus berkem bang dengan gangguan perkem bangan y ang parah. Merek a t et ap hidup dalam alam ny a sendiri nam un t idak m enj adi schizophrenia dalam art i m engalam i delusi dan halusinasi.

6 . PEN EGAKAN D I AGN OSA AUTI SM E

Penegak an diagnosa y ang t epat ak an m enghasilkan int ervensi dan t reat m en y ang t epat , oleh k arena it u pent ing sek ali penegak an diagnosa dilak uk an secara t elit i dan ak urat . Pem erik saan t erhadap anak peny andang aut ism e secara t erpadu perlu dilakukan. Tim yang t erdiri dari ahli psikologi anak, dokt er anak, dokt er neurologis sert a ahli pendidikan perlu duduk bersam a dalam m enangani kasus ini.

.

6.1 Tes –t es psikologi 6.1.1 Tes PEP- R

Berdasark an pengalam an Sleeuw en ( 1996) , t es k husus unt uk anak aut ist ik disebut dengan Psy cho Educat ional Profile Rev ised ( PEP- R) . Tes t ersebut dik em bangk an oleh di Teacch, sebuah program pendidikan k husus unt uk anak aut is. Tes ini digunakan unt uk anak aut ist ik at au yang t erganggu perkem bangannya dan dipakai pada anak- anak dengan usia kronologis 6 bulan sam pai dengan 7 t ahun.


(9)

Tes PEP- R ini m em berikan inform asi t ent ang fungsi perkem bangan sepert i im it asi, persepsi, ket ram pilan m ot orik halus, ket ram pilan m ot orik kasar, korrdinasi m at a dan t angan, perform ansi k ognit if dan k ognisi v erbal, Tes PEP- R j uga dapat m endet eksi m asalah- m asalah dalam hal relasi dan afeksi, perm ainan dan m inat t erhadap benda dan respon penginderaan dan bahasa. Skor PEP- R digunakan unt uk m em buat rencana pendidikan indiv idual anak sehingga guru dapat t ert olong dalam m enangani anak aut ist ik.

6.1.2 Vineland Social Mat urit y Scale

Sk ala Kem at angan Sosial Vineland biasany a j uga digunak an sebagai dat a t am bahan unt uk m endukung diagnosa. Sem ua versi dari Vineland ( dalam Anast asi, 1997 ) t erfokus pada apa y ang biasa dilak uk an indiv idu dan dirancang unt uk m enilai prilak u adapt if. Dat a diperoleh berdasark an observasi dan w aw ancara orangt ua. Tes Vineland m engk lasifikasikan em pat dom ain/ ranah adapt if ut am a y ait u ranah kom unikasi, ranah ket ram pilan sehari- hari, ranah sosialisasi, ranah ket ram pilan m ot orik y ang k em udian disert ai dengan k om posit perilak u adapt if dan m aladapt if. Hasil t es Vineland peny andang aut is berada pada k rit eria k em at angan sosial y ang j auh dibaw ah rat a- rat a anak seusiany a.

6.2. Diagnosa berdasark an k rit eria DSM I V

Pada uraian t erdahulu ( hal. 8 ) t elah dij elaskan bahw a aut ism e t ergolong dalam gangguan perkem bangan pervasive dan dalam penegak an diagnosa didasarkan pada adany a ham bat an pada 3 bidang ut am a y ait u int erak si sosial, k om unik asi dan t ingk ah lak u y ang repet it iv e dan berulang. Selain it u dalam penegak an diagnosa aut ism e perlu diperhat ikan:

a. Diagnosa yang berhubungan dan m ent al ret ardasi.

Dalam beberapa k asus, aut ism e berhubungan dengan m ent al ret ardasi,

um um ny a pada k rit eria Moderat e Ment al Ret arded, I Q 35 – 50 ( DSM I V, 1995) . Ham pir 75% peny andang aut ism e berada pada t araf int elegensi m ent al ret ardasi. Terj adi abnorm alit as dalam perkem bangan k ognit if peny andang aut ism e.

Sem ent ara m enurut Sleeuw en ( 1996) sek it ar 60 % anak - anak aut ist ik m enderit a ret ardasi m ent al t ingk at m oderat e ( I Q 35- 50) dan 20 % anak m engalam i m ent al ret ardasi ringan sedangkan 20 % lainnya t idak m engalam i m ent al ret ardasi dan m em iliki I Q > 70 ( norm al ) . Beberapa anak m em iliki apa yang disebut “ pulau int elegensi” yang art inya m ereka m em iliki bakat khusus di bidang- bidang t ert ent u sepert i m usik , berhit ung, m enggam bar, dsbny a.

Selanj ut nya Sleeuw en m enyat akan dalam m endet eksi m ent al ret ardasi pada anak aut is dapat dilihat dari kem am puan um um anak yang j auh di baw ah rat a- rat a anak seusiany a ( t erbelak ang ) dan ham bat an dalam k om unik asi sert a pem aham an sosial. Epilepsi y ang m eny ert ai j uga berkait an dengan k apasit as int elegensi y ang rendah, nam un 1 dari 20 anak yang m engalam i epilepsi m em iliki fungsi m ent al yang cuk up baik. Ret ardasi m ent al dan aut ism e m uncul bersam aan dari aw al.

b. Hubungannya dengan hasil laborat orium

Jika aut ism e dikait kan dengan kondisi kesehat an um um , dit em ukan bahw a ada perbedaan ak t iv it as serot onin nam un t idak begit u j elas t erlihat . Nam un hasil pem eriksaan EEG m enunj ukkan abnorm alit as. ( DSM I V, 1996 )

c. Hubungannya dengan kondisi kesehat an um um

Beberapa sim pt om k elainan neurologis t erlihat pada peny andang aut is, sepert i refleks y ang prim it if, k et erlam bat an penggunaan t angan y ang dom inan, dsbny a.


(10)

Kondisi ini berkait an dengan kondisi kesehat an um um sepert i enchepalit is,

pheny lket onuria, fragile X syndrom e, anoxia saat k elahiran dan m at ernal rubella) .

6.3.Diagnosa berdasarkan hasil pem eriksaan m edis - neurologis

Sepert i t elah dik em uk ak an t erdahulu, fact or biologis diperkirak an j uga m em berikan andil bagi berkem bangk any gangguan aut ism e pada anak . Oleh k arena it u unt uk m endukung penegakan diagnosa diperlukan pem eriksaan kesehat an dan neurologis yang lengkap dan t erpadu.

Selain diagnosa aut ism e, m enurut dr. Rudi Sut adi ( 1998) t erdapat j uga pengklasifikasian berat - ringannya aut ism e dengan m enggunakan CARS ( Childhood

Aut ism e Rat ing Scale ) . Unt uk keperluan ilm iah, klasifikasi ini berm anfaat . Nam un

disarank an unt uk hat i- hat i dalam penggunaan k lasifikasi ringan- sedang- berat ini disebabk an unt uk penanganan aut is sam pai saat ini peringk at t ersebut t idak dik ait k an dengan perbedaan prognosis dan int ervensi. I nt ervensi aut ism e pada k lasifikasi m anapun t et ap sam a y ait u int ervensi ( t erut am a t at a lak sana perilak u) y ang t erpadu dan opt im al.

Kehat i- hat ian penggunaan peringkat ini j uga disebabkan pengaruhnya pada orangt ua peny andang aut ism e. Bila anak didiagnosis m enderit a aut ism e ringan, dapat m enim bulk an k elengahan pada orangt ua unt uk m elak sanak an t at alak sana yang opt im al. Sedangkan bagi m ereka yang dinyat akan berat , m ungkin saj a m erkea m enj adi depresi dan put us asa sehingga t idak berbuat apa- apa pada anak m erek a.

7 . PEN AN GAN AN AN AK AUTI S

Pert any aan y ang sering dilont ark an orang t ua adalah apak ah anak ny a dapat secara t ot al bebas dari aut ism e. Agak sulit unt uk m enerangk an pada orang t ua bahw a aut ism e adalah gangguan y ang t idak bisa disem buhk an

( not curable ) , nam un bisa dit erapi ( t reat able ) . Maksudnya kelainan yang t er j adi

pada ot ak t idak bisa diperbaik i nam un gej ala- gej ala y ang ada dapat dik urangi sem aksim al m ungkin sehingga anak t ersebut nant inya bisa berbaur dengan anak-anak lain secara norm al. ( Wenar, 1994 )

Keberhasilan t erapi dipengaruhi oleh beberapa fak t or ( Budim an, 1998 ) y ait u : a. berat ringanny a gej ala at au berat ringanny a k elainan ot ak .

b. usia, diagnosis dini sangat pent ing oleh karena sem akin m uda um ur anak saat dim ulainya t erapi sem akin besar kem ungkinan unt uk berhasil.

c. Kecerdasan, m ak in cerdas anak t ersebut m ak in baik prognosisny a

d. Bicara dan bahasa, 20 % peny andang aut is t idak m am pu berbicara seum ur hidup, sedangkan sisanya m em punyai kem am puan bicara dengan kefasihan yang berbeda- beda. Merek a dengan k em am puan bicara y ang baik m em puny ai prognosis yang lebih baik.

e. Terapi y ang int ensif dan t erpadu. 7.1. TERAPI YANG TERPADU

Penanganan / int ervensi t erapi pada peny andang aut ism e harus dilak uk an dengan int ensif dan t erpadu. Terapi secara form al sebaikny a dilak uk an ant ara 4 – 8 j am sehari. Selain it u seluruh keluarga harus t erlibat unt uk m em acu kom unikasi dengan anak . Penanganan peny andang aut ism e m em erluk an k erj asam a t im y ang t erpadu y ang berasal dari berbagai disiplin ilm u ant ara lain psikiat er, psikolog neurolog, dok t er anak , t erapis bicara dan pendidik.


(11)

a. Terapi m edik am ent osa b. Terapi psikologis c. Terapi w icara d. Fisiot erapi

7.1.1. Terapi m edik am ent osa

Menurut dr. Melly Budim an ( 1998) , pem berian obat pada anak harus didasarkan pada diagnosis y ang t epat , pem ak aian obat y ang t epat , pem ant auan k et at t erhadap efek sam ping dan m engenali cara k erj a obat . Perlu diingat bahw a set iap anak m em iliki ket ahanan yang berbeda- beda t erhadap efek obat , dosis obat dan efek sam ping. Oleh k arena it u perlu ada k ehat i- hat ian dari orang t ua dalam pem berian obat yang um um nya berlangsung j angka panj ang.

Saat ini pem ak aian obat diarahk an unt uk m em perbaiki respon anak sehingga diberik a obat - obat psikot ropik a j enis baru sepert i obat - obat ant idepressan SSRI ( Select iv e Serot onin Reupt ake I nhibit or ) yang bisa m em berikan keseim bangan ant ara neurot ransm it t er serot onin dan dopam ine. Yang diingink an dalam pem berian obat ini adalah dosis y ang paling m inim al nam un paling efekt if dan t anpa efek sam ping. Pem ak aian obat ak an sangat m em bant u unt uk m em perbaiki respon anak t erhadap lingk ungan sehingga ia lebih m udah m enerim a t at a lak sana t erapi lainny a. Bila k em aj uan y ang dicapai cuk up baik, m ak a pem berian obat dapat dik urangi bahkan dihent ikan.

7.1.2. Terapi psikologis

Dalam penanganan aut ism e, seringk ali perkem bangan k em am puan berj alan lam bat dan m udah hilang ( Wenar,1994 ) . Um um ny a int ervensi difok uskan pada m eningkat kan kem am puan bahasa dan kom unikasi, self- help dan perilaku sosial dan m engurangi perilaku yang t idak dikehendaki sepert i m elukai diri sendiri ( self

m ut ilat ion ) , t em per t ant rum dengan penek anan pada peningk at an fungsi indiv idu

dan buk an “ m eny em buhk an” dalam art i m engem balikan peny andang aut is k e posisi norm al.

Rut t er ( dalam Wenar, 1994 ) m em buat pendekat an y ang k om prehensif dalam int ervensi aut ism e yang m em iliki t uj uan :

- m em bant u perkem bangan k ognit if, bahasa dan sosial y ang norm al - m eningkat kan kem am puan belaj ar anak aut ist ik

- m engurangi kekakuan dan per ilaku st er eot ype dengan m eningkat kan int erak si peny andang aut is dengan orang lain dan t idak m em biarkanny a “ hidup sendiri” . I nt eraksi yang kurang j ust ru akan m enyebabkan m unculnya perilaku- perilaku yang t idak dikehendaki. Dalam hal ini pem berian m ainan yang bervariasi j uga dapat m engurangi kekakuan ini.

- m engurangi perilak u m aladapt iv e sepert i t em per t ant rum dan m eluk ai diri sendiri

- m engurangi st ress pada k eluarga penderit a aut ism e

Selanj ut ny a, Lieke Van Sleeuw en ( 1996 ) m eny at ak an int ervensi psikologis anak - anak aut ist ik harus t erfokus pada :

- m em berikan st im ulasi spesifik dan lat ihan unt uk m engkom pensasikan ket erlam bat an perkem bangan secara m enyeluruh

- m em ut uskan at au m engurangi perilak u y ang sulit dit angani oleh lingk ungan yang m engham bat proses belaj ar sosial dan pendidikan

- m encegah t im bulnya gangguan sekunder yang m ungkin m uncul sebagai efek dari gangguan ut am a.


(12)

Ket iga hal ini hany a dapat dilak sanak an pada lingk ungan y ang sangat t erst rukt ur dan t erat ur dengan baik. Anak aut ist ik m em iliki pola berpikir yang berbeda, m ereka m engalam i kesulit an m em aham i lingkungannya. Oleh karena it u m em berikan lingk ungan t erst ruk t ur m erupak an t it ik aw al dalam proses int ervensi peny andang aut is. Hal ini dapat dilak uk an dengan cara sbb :

a. Ket erat uran w ak t u dan t em pat

y ait u : j adw al harian y ang t et ap dan ruang y ang past i. Nam un t idak berart i bahw a segala sesuat u harus t erj adi dengan cara yang sam a. Perubahan-perubahan k ecil j uga diperluk an agar anak aut is dapat m eningk at k an fleksibilit as m ereka.

b. Berhubung adany a k esulit an berpikir dan bert ingk ah lak u pada anak aut is, m aka perlu m erangsang dan m elat ih anak m elalui berbagai aspek yang disesuaikan dengan m inat yang dim iliki anak.

c. Pengaj aran dilakukan secara bert ahap dan bila m em ungkinkan m enggunakan alat peraga

d. Proses pendidikan berlangsung secara indiv idual ( k husus ) . Anak aut is t idak m em iliki ket ram pilan sosial yang diperlukan unt uk belaj ar dalam sit uasi k elom pok. Oleh k arena it u, pendekat an indiv idual diberik an pada anak t erm asuk didalam ny a indiv idual play t raining. Training berm ain ini m erupakan t erapi y ang m engaj ari anak berm ain dan m em bim bing anak k e dalam berbagai kem ungkinan fungsional suat u m ainan. Cont ohnya sepert i sebuah m obil t idak hany a m erupak an benda dengan roda y ang berj alan t et api j uga dapat diset ir dan m engangk ut orang dan benda- benda lain.

Sepert i halnya Rut t er yang m enekankan perlunya m engat asi st ress pada k eluarga, Sleeuw en ( 1996 ) j uga m enek ank an pent ingny a k onseling k eluarga. Set elah seorang anak didiagnosa aut ism e, adalah pent ing bahw a t idak hany a anak t ersebut y ang m endapat k an pert olongan, nam un j uga orang t ua. Orang t ua perlu diberikan pengert ian m engenai kondisi anak dan m am pu m enerim a anak m ereka yang m enderit a aut is. Mereka j uga dilibat kan dalam proses t erapi ( Hom e t raining ) . Konsep yang ada dalam hom e t raining ini adalah orang t ua belaj ar dan dilat ih unt uk dapat m elak uk an sendiri t erapi y ang dilak uk an psikolog/ t erapis. Terapi t idak hany a dilak uk an oleh t erapis t et api j uga oleh k eluarga di rum ah. Terapi y ang int ensif ak an m em inim alisir kem ungkinan hilangnya kem am puan yang t elah dilat ih dan dikuasai anak .

7.1.3. Terapi Wicara

Um um ny a ham pir sem ua peny andang aut ism e m enderit a gangguan bicara dan berbahasa. Oleh k arena it u t erapi w icara pada peny andang aut ism e m erupk an k eharusan. Penangananny a berbeda dengan penderit a gangguan bicara oleh sebab lain. Salah seorang t ok oh y ang m engem bangk an t erapi bicara ini adalah Lov aas pada t ahun 1977 yang m enggunakan pendekat an behaviouris - m odel operant condit ioning ( dalam Wenar, 1994 ) . Anak y ang m engalam i ham bat an bicara dilat ih dengan proses pem berian reinforcem ent dan m eniru v ok alisasi t erapis.

Rut t er ( dalam Wenar, 1994 ) j uga m em bahas m engenai t erapi bicara dalam upaya m eningkat kan kem am puan kom unikasi anak aut is. I a m em buat t abel

Prom ot ion of Language Developm ent yang m enerangkan alur kebut uhan dan

m asalah perkem bangan bahasa anak aut is disert ai pem ecahan m asalah y ang dapat dilak uk an sebagai berik ut :


(13)

TABEL I : Prom ot ion of language Developm ent

KEBUTUHAN MASALAH PEMECAHAN 1. Perubahan sosial isolasi sosial Perencanaan int eraksi Peningkat an kem am puan sosial Kurang int eraksi t im bal Lat ihan I nt eraksi balik t im bal balik t erst rukt ur 2. Kom unikasi sosial Kegagalan m enggunakan Lat ihan

bahasa sosial Pem berian Penguat an Fokus pd kom unikasi 3. Kapasit as linguist ik Tidak berkapasit as Lat ihan langsung Menggunakan t anda- alt ernat if lainnya

7.1.4. Fisiot erapi

Pada anak aut ism e j uga diberikan fisiot erapi yang berfungsi unt uk m erangsang perkem bangan m ot orik dan k ont rol t ubuh.

7.2 Alt ernat if t erapi lainny a

Selain it u ada beberapa t erapi lainny a y ang m enj adi alt ernat if penanganan peny andang aut is m enurut pengalam an Sleeuw en ( 1996 ) , y ait u :

a. Terapi m usik

Meliput i akt ivit as m enyanyi, m enari m engikut i iram a dan m em ainkan alat m usik . Musik dapat sangat berm anfaat sebagai m edia m engekspresik an diri, t erm asuk pada peny andang aut is.

b. Son- rise program

Program ini berdasark an pada sik ap m enerim a dan m encint ai t anpa syarat pada anak - anak aut ist ik. Dicipt ak an oleh orangt ua y ang anak ny a didiagnosa m enderit a aut ism e t et api k arena program lat ihan dan st im ulasi y ang int ensif dari orangt ua anak dapat berkem bang t anpa t am pak adany a t anda- t anda aut ist ik.

c. Program Fasilit as Kom unikasi

Meskipun sebenarny a buk an bent uk t erapi, t et api program ini m erupak an m et ode peny ediaan duk ungan fisik k epada indiv idu dalam m engekspresik an pik iran at au ide- ideny a m elalui papan alfabet , papan gam bar, m esin k et ik at au k om put er.

d. Terapi v it am in

Penyandang aut is m engalam i kem aj uan yang berart i set elah m engkom sum si v it am in t ert ent u sepert i B 6 dalam dosis t inggi y ang dik om binasikan dengan m agnesium , m ineral dan vit am in lainnya.

e. Diet Khusus ( Diet ary I nt ervent ion) yang disesuaikan dengan cerebral alergies y ang diderit a peny andang aut is.

BAB I I I PEN UTUP

Aut ism e m erupak an gangguan perkem bangan m asa anak y ang j um lahny a sem akin m eningkat saat ini. Nam un hal ini t idak berart i anak yang m enderit a gangguan perkem bangan lainny a sepert i lam bat bicara, sangat ak t if dan k urang konsent rasi selalu m enderit a aut ism e. Diperlukan ket elit ian dalam m endiagnosa


(14)

gej ala k arena sering sek ali ant ara sat u gej ala gangguan t um pang t indih dengan gej alan lainny a. Unt uk it u diperluk an pem erik saan y ang t erpadu dari berbagai ahli agar diagnosa gangguan y ang dit egak k an t epat . Diagnosa y ang t epat ak an m enghasilkan prognosa dan int ervensi yang t epat .

Dalam pengk lasifikasian gangguan aut ism e unt uk t uj uan ilm iah dapat digolongk an at as aut ism e ringan- sedang dan berat . Nam un pengk lasifikasian ini j arang dik em uk ak an pada orangt ua k arena diperkirak an ak an m em pengaruhi sik ap dan int ervensi yang dilakukan. Padahal unt uk penanganan dan int ervensi ant ara aut ism e ringan, sedang dan berat t idak berbeda. Penanganan dan int ervensiny a harus int ensif dan t erpadu sehingga m em berikan hasil yang opt im al.

I nt ervensi pada peny adang aut ism e m encak up pem berian obat ( t erapi m edik am ent osa) , t erapi psikologis ( t at a lak sana perilak u) y ang m em fokusk an pada m enghilangkan t ingkah laku yang t idak dikehendaki dan m em bent uk t ingkah laku y ang dik ehendak i, t erapi w icara dan fisiot erapi. Disam ping it u dik enal j uga beberapa alt ernat if t erapi lainny a sepert i t erapi m usik , son rise program , dst ny a.

Kunci k eberhasilan t erapi adalah k et erlibat an orangt ua dalam proses t erapi sehingga dik enal dengan hom e t raining at au hom e base program . Hal ini disebabk an peningk at an k em am puan pada peny andang aut is bersifat lam bat dan ada saat ny a kem am puan yang t elah diperoleh t ersebut hilang. Kondisi ini um um nya t im bul apabila penanganan yang dilakukan t idak int ensif dan t erput us- put us. Unt uk it u orangt ua harus m em berikan perhat ian y ang lebih bagi anak peny andang aut is. Selain it u penerim aan dan kasih sayang m erupakan hal yang t erpent ing dalam m em bim bing dan m em besark an anak aut is.

Prognosa unt uk penyandang aut is t idak selalu buruk. Prognosa yang cukup baik t erdapat bagi anak aut is yang m am pu bicara sebelum usia 5 t ahun dan m em iliki t ingk at int elegensi rat a- rat a. Merek a dapat bersekolah di sek olah norm al pada saat rem aj a dapat m elanj ut kan pendidikan ke perguruan t inggi. Mem ang j um lahnya t idak banyak hanya sekit ar 10 persen, nam un hal ini m enim bulkan harapan bagi peny andang aut is.

Dem ik ianlah gam baran sek ilas m engenai aut ism e m asa k anak , sem oga m ak alah ini dapat berm anfaat bagi k it a sem ua k hususny a para m ahasisw a psikologi di lingkungan PS Psikologi FK USU dan para orangt ua yang m em iliki anak aut is.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anast asi. A & Urbina S. TES PSI KOLOGI . Psy chological Test ing 7 E. Edisi Bahasa I ndonesia Jilid 1. PT Prenhallindo. Jakart a 1997.

2. APA. DSM I V. Diagnost ic and St at ist ical Manual of Ment al Disorder. Fourt h Edit ion. Washingt on DC, 1995.

3. Budim an Melly. Makalah Sim posium . Pent ingnya Diagnosis Dini dan Penat alaksanaan Terpadu Pada Aut ism e. Surabay a 1998.

4. Gulo Dali, Kam us Psikologi. Penerbit Tonis. Bandung 1982. 5. ht t p: / / w w w .aut ism societ y org.2002


(15)

7. Sleeuw en V. Lieke. AUTI SME. Pet unj uk Unt uk Orangt ua, Guru dan Psikolog di

I ndonesia. Yogy ak art a 1996.

8. Sut adi Rudy . Makalah. I nt ervensi Dini Tat a Laksana Perilaku Penyandang

Aut ism e. Surabay a 1998.

9. Wenar. C. DEVELOPMENTAL PSYCHOPATOLOGY. Fr om I nfancy t o Adolescence. Mc. Graw Hill I nc. New York. 1994


(1)

Kondisi ini berkait an dengan kondisi kesehat an um um sepert i enchepalit is, pheny lket onuria, fragile X syndrom e, anoxia saat k elahiran dan m at ernal rubella) . 6.3.Diagnosa berdasarkan hasil pem eriksaan m edis - neurologis

Sepert i t elah dik em uk ak an t erdahulu, fact or biologis diperkirak an j uga m em berikan andil bagi berkem bangk any gangguan aut ism e pada anak . Oleh k arena it u unt uk m endukung penegakan diagnosa diperlukan pem eriksaan kesehat an dan neurologis yang lengkap dan t erpadu.

Selain diagnosa aut ism e, m enurut dr. Rudi Sut adi ( 1998) t erdapat j uga pengklasifikasian berat - ringannya aut ism e dengan m enggunakan CARS ( Childhood Aut ism e Rat ing Scale ) . Unt uk keperluan ilm iah, klasifikasi ini berm anfaat . Nam un disarank an unt uk hat i- hat i dalam penggunaan k lasifikasi ringan- sedang- berat ini disebabk an unt uk penanganan aut is sam pai saat ini peringk at t ersebut t idak dik ait k an dengan perbedaan prognosis dan int ervensi. I nt ervensi aut ism e pada k lasifikasi m anapun t et ap sam a y ait u int ervensi ( t erut am a t at a lak sana perilak u) y ang t erpadu dan opt im al.

Kehat i- hat ian penggunaan peringkat ini j uga disebabkan pengaruhnya pada orangt ua peny andang aut ism e. Bila anak didiagnosis m enderit a aut ism e ringan, dapat m enim bulk an k elengahan pada orangt ua unt uk m elak sanak an t at alak sana yang opt im al. Sedangkan bagi m ereka yang dinyat akan berat , m ungkin saj a m erkea m enj adi depresi dan put us asa sehingga t idak berbuat apa- apa pada anak m erek a.

7 . PEN AN GAN AN AN AK AUTI S

Pert any aan y ang sering dilont ark an orang t ua adalah apak ah anak ny a dapat secara t ot al bebas dari aut ism e. Agak sulit unt uk m enerangk an pada orang t ua bahw a aut ism e adalah gangguan y ang t idak bisa disem buhk an

( not curable ) , nam un bisa dit erapi ( t reat able ) . Maksudnya kelainan yang t er j adi pada ot ak t idak bisa diperbaik i nam un gej ala- gej ala y ang ada dapat dik urangi sem aksim al m ungkin sehingga anak t ersebut nant inya bisa berbaur dengan anak-anak lain secara norm al. ( Wenar, 1994 )

Keberhasilan t erapi dipengaruhi oleh beberapa fak t or ( Budim an, 1998 ) y ait u : a. berat ringanny a gej ala at au berat ringanny a k elainan ot ak .

b. usia, diagnosis dini sangat pent ing oleh karena sem akin m uda um ur anak saat dim ulainya t erapi sem akin besar kem ungkinan unt uk berhasil.

c. Kecerdasan, m ak in cerdas anak t ersebut m ak in baik prognosisny a

d. Bicara dan bahasa, 20 % peny andang aut is t idak m am pu berbicara seum ur hidup, sedangkan sisanya m em punyai kem am puan bicara dengan kefasihan yang berbeda- beda. Merek a dengan k em am puan bicara y ang baik m em puny ai prognosis yang lebih baik.

e. Terapi y ang int ensif dan t erpadu. 7.1. TERAPI YANG TERPADU

Penanganan / int ervensi t erapi pada peny andang aut ism e harus dilak uk an dengan int ensif dan t erpadu. Terapi secara form al sebaikny a dilak uk an ant ara 4 – 8 j am sehari. Selain it u seluruh keluarga harus t erlibat unt uk m em acu kom unikasi dengan anak . Penanganan peny andang aut ism e m em erluk an k erj asam a t im y ang t erpadu y ang berasal dari berbagai disiplin ilm u ant ara lain psikiat er, psikolog neurolog, dok t er anak , t erapis bicara dan pendidik.


(2)

a. Terapi m edik am ent osa b. Terapi psikologis c. Terapi w icara d. Fisiot erapi

7.1.1. Terapi m edik am ent osa

Menurut dr. Melly Budim an ( 1998) , pem berian obat pada anak harus didasarkan pada diagnosis y ang t epat , pem ak aian obat y ang t epat , pem ant auan k et at t erhadap efek sam ping dan m engenali cara k erj a obat . Perlu diingat bahw a set iap anak m em iliki ket ahanan yang berbeda- beda t erhadap efek obat , dosis obat dan efek sam ping. Oleh k arena it u perlu ada k ehat i- hat ian dari orang t ua dalam pem berian obat yang um um nya berlangsung j angka panj ang.

Saat ini pem ak aian obat diarahk an unt uk m em perbaiki respon anak sehingga diberik a obat - obat psikot ropik a j enis baru sepert i obat - obat ant idepressan SSRI ( Select iv e Serot onin Reupt ake I nhibit or ) yang bisa m em berikan keseim bangan ant ara neurot ransm it t er serot onin dan dopam ine. Yang diingink an dalam pem berian obat ini adalah dosis y ang paling m inim al nam un paling efekt if dan t anpa efek sam ping. Pem ak aian obat ak an sangat m em bant u unt uk m em perbaiki respon anak t erhadap lingk ungan sehingga ia lebih m udah m enerim a t at a lak sana t erapi lainny a. Bila k em aj uan y ang dicapai cuk up baik, m ak a pem berian obat dapat dik urangi bahkan dihent ikan.

7.1.2. Terapi psikologis

Dalam penanganan aut ism e, seringk ali perkem bangan k em am puan berj alan lam bat dan m udah hilang ( Wenar,1994 ) . Um um ny a int ervensi difok uskan pada m eningkat kan kem am puan bahasa dan kom unikasi, self- help dan perilaku sosial dan m engurangi perilaku yang t idak dikehendaki sepert i m elukai diri sendiri ( self m ut ilat ion ) , t em per t ant rum dengan penek anan pada peningk at an fungsi indiv idu dan buk an “ m eny em buhk an” dalam art i m engem balikan peny andang aut is k e posisi norm al.

Rut t er ( dalam Wenar, 1994 ) m em buat pendekat an y ang k om prehensif dalam int ervensi aut ism e yang m em iliki t uj uan :

- m em bant u perkem bangan k ognit if, bahasa dan sosial y ang norm al - m eningkat kan kem am puan belaj ar anak aut ist ik

- m engurangi kekakuan dan per ilaku st er eot ype dengan m eningkat kan int erak si peny andang aut is dengan orang lain dan t idak m em biarkanny a “ hidup sendiri” . I nt eraksi yang kurang j ust ru akan m enyebabkan m unculnya perilaku- perilaku yang t idak dikehendaki. Dalam hal ini pem berian m ainan yang bervariasi j uga dapat m engurangi kekakuan ini.

- m engurangi perilak u m aladapt iv e sepert i t em per t ant rum dan m eluk ai diri sendiri

- m engurangi st ress pada k eluarga penderit a aut ism e

Selanj ut ny a, Lieke Van Sleeuw en ( 1996 ) m eny at ak an int ervensi psikologis anak - anak aut ist ik harus t erfokus pada :

- m em berikan st im ulasi spesifik dan lat ihan unt uk m engkom pensasikan ket erlam bat an perkem bangan secara m enyeluruh

- m em ut uskan at au m engurangi perilak u y ang sulit dit angani oleh lingk ungan yang m engham bat proses belaj ar sosial dan pendidikan


(3)

Ket iga hal ini hany a dapat dilak sanak an pada lingk ungan y ang sangat t erst rukt ur dan t erat ur dengan baik. Anak aut ist ik m em iliki pola berpikir yang berbeda, m ereka m engalam i kesulit an m em aham i lingkungannya. Oleh karena it u m em berikan lingk ungan t erst ruk t ur m erupak an t it ik aw al dalam proses int ervensi peny andang aut is. Hal ini dapat dilak uk an dengan cara sbb :

a. Ket erat uran w ak t u dan t em pat

y ait u : j adw al harian y ang t et ap dan ruang y ang past i. Nam un t idak berart i bahw a segala sesuat u harus t erj adi dengan cara yang sam a. Perubahan-perubahan k ecil j uga diperluk an agar anak aut is dapat m eningk at k an fleksibilit as m ereka.

b. Berhubung adany a k esulit an berpikir dan bert ingk ah lak u pada anak aut is, m aka perlu m erangsang dan m elat ih anak m elalui berbagai aspek yang disesuaikan dengan m inat yang dim iliki anak.

c. Pengaj aran dilakukan secara bert ahap dan bila m em ungkinkan m enggunakan alat peraga

d. Proses pendidikan berlangsung secara indiv idual ( k husus ) . Anak aut is t idak m em iliki ket ram pilan sosial yang diperlukan unt uk belaj ar dalam sit uasi k elom pok. Oleh k arena it u, pendekat an indiv idual diberik an pada anak t erm asuk didalam ny a indiv idual play t raining. Training berm ain ini m erupakan t erapi y ang m engaj ari anak berm ain dan m em bim bing anak k e dalam berbagai kem ungkinan fungsional suat u m ainan. Cont ohnya sepert i sebuah m obil t idak hany a m erupak an benda dengan roda y ang berj alan t et api j uga dapat diset ir dan m engangk ut orang dan benda- benda lain.

Sepert i halnya Rut t er yang m enekankan perlunya m engat asi st ress pada k eluarga, Sleeuw en ( 1996 ) j uga m enek ank an pent ingny a k onseling k eluarga. Set elah seorang anak didiagnosa aut ism e, adalah pent ing bahw a t idak hany a anak t ersebut y ang m endapat k an pert olongan, nam un j uga orang t ua. Orang t ua perlu diberikan pengert ian m engenai kondisi anak dan m am pu m enerim a anak m ereka yang m enderit a aut is. Mereka j uga dilibat kan dalam proses t erapi ( Hom e t raining ) . Konsep yang ada dalam hom e t raining ini adalah orang t ua belaj ar dan dilat ih unt uk dapat m elak uk an sendiri t erapi y ang dilak uk an psikolog/ t erapis. Terapi t idak hany a dilak uk an oleh t erapis t et api j uga oleh k eluarga di rum ah. Terapi y ang int ensif ak an m em inim alisir kem ungkinan hilangnya kem am puan yang t elah dilat ih dan dikuasai anak .

7.1.3. Terapi Wicara

Um um ny a ham pir sem ua peny andang aut ism e m enderit a gangguan bicara dan berbahasa. Oleh k arena it u t erapi w icara pada peny andang aut ism e m erupk an k eharusan. Penangananny a berbeda dengan penderit a gangguan bicara oleh sebab lain. Salah seorang t ok oh y ang m engem bangk an t erapi bicara ini adalah Lov aas pada t ahun 1977 yang m enggunakan pendekat an behaviouris - m odel operant condit ioning ( dalam Wenar, 1994 ) . Anak y ang m engalam i ham bat an bicara dilat ih dengan proses pem berian reinforcem ent dan m eniru v ok alisasi t erapis.

Rut t er ( dalam Wenar, 1994 ) j uga m em bahas m engenai t erapi bicara dalam upaya m eningkat kan kem am puan kom unikasi anak aut is. I a m em buat t abel Prom ot ion of Language Developm ent yang m enerangkan alur kebut uhan dan m asalah perkem bangan bahasa anak aut is disert ai pem ecahan m asalah y ang dapat dilak uk an sebagai berik ut :


(4)

TABEL I : Prom ot ion of language Developm ent

KEBUTUHAN MASALAH PEMECAHAN 1. Perubahan sosial isolasi sosial Perencanaan int eraksi Peningkat an kem am puan sosial Kurang int eraksi t im bal Lat ihan I nt eraksi balik t im bal balik t erst rukt ur 2. Kom unikasi sosial Kegagalan m enggunakan Lat ihan

bahasa sosial Pem berian Penguat an Fokus pd kom unikasi 3. Kapasit as linguist ik Tidak berkapasit as Lat ihan langsung Menggunakan t anda- alt ernat if lainnya

7.1.4. Fisiot erapi

Pada anak aut ism e j uga diberikan fisiot erapi yang berfungsi unt uk m erangsang perkem bangan m ot orik dan k ont rol t ubuh.

7.2 Alt ernat if t erapi lainny a

Selain it u ada beberapa t erapi lainny a y ang m enj adi alt ernat if penanganan peny andang aut is m enurut pengalam an Sleeuw en ( 1996 ) , y ait u :

a. Terapi m usik

Meliput i akt ivit as m enyanyi, m enari m engikut i iram a dan m em ainkan alat m usik . Musik dapat sangat berm anfaat sebagai m edia m engekspresik an diri, t erm asuk pada peny andang aut is.

b. Son- rise program

Program ini berdasark an pada sik ap m enerim a dan m encint ai t anpa syarat pada anak - anak aut ist ik. Dicipt ak an oleh orangt ua y ang anak ny a didiagnosa m enderit a aut ism e t et api k arena program lat ihan dan st im ulasi y ang int ensif dari orangt ua anak dapat berkem bang t anpa t am pak adany a t anda- t anda aut ist ik.

c. Program Fasilit as Kom unikasi

Meskipun sebenarny a buk an bent uk t erapi, t et api program ini m erupak an m et ode peny ediaan duk ungan fisik k epada indiv idu dalam m engekspresik an pik iran at au ide- ideny a m elalui papan alfabet , papan gam bar, m esin k et ik at au k om put er.

d. Terapi v it am in

Penyandang aut is m engalam i kem aj uan yang berart i set elah m engkom sum si v it am in t ert ent u sepert i B 6 dalam dosis t inggi y ang dik om binasikan dengan m agnesium , m ineral dan vit am in lainnya.

e. Diet Khusus ( Diet ary I nt ervent ion) yang disesuaikan dengan cerebral alergies y ang diderit a peny andang aut is.

BAB I I I PEN UTUP

Aut ism e m erupak an gangguan perkem bangan m asa anak y ang j um lahny a sem akin m eningkat saat ini. Nam un hal ini t idak berart i anak yang m enderit a gangguan perkem bangan lainny a sepert i lam bat bicara, sangat ak t if dan k urang


(5)

gej ala k arena sering sek ali ant ara sat u gej ala gangguan t um pang t indih dengan gej alan lainny a. Unt uk it u diperluk an pem erik saan y ang t erpadu dari berbagai ahli agar diagnosa gangguan y ang dit egak k an t epat . Diagnosa y ang t epat ak an m enghasilkan prognosa dan int ervensi yang t epat .

Dalam pengk lasifikasian gangguan aut ism e unt uk t uj uan ilm iah dapat digolongk an at as aut ism e ringan- sedang dan berat . Nam un pengk lasifikasian ini j arang dik em uk ak an pada orangt ua k arena diperkirak an ak an m em pengaruhi sik ap dan int ervensi yang dilakukan. Padahal unt uk penanganan dan int ervensi ant ara aut ism e ringan, sedang dan berat t idak berbeda. Penanganan dan int ervensiny a harus int ensif dan t erpadu sehingga m em berikan hasil yang opt im al.

I nt ervensi pada peny adang aut ism e m encak up pem berian obat ( t erapi m edik am ent osa) , t erapi psikologis ( t at a lak sana perilak u) y ang m em fokusk an pada m enghilangkan t ingkah laku yang t idak dikehendaki dan m em bent uk t ingkah laku y ang dik ehendak i, t erapi w icara dan fisiot erapi. Disam ping it u dik enal j uga beberapa alt ernat if t erapi lainny a sepert i t erapi m usik , son rise program , dst ny a.

Kunci k eberhasilan t erapi adalah k et erlibat an orangt ua dalam proses t erapi sehingga dik enal dengan hom e t raining at au hom e base program . Hal ini disebabk an peningk at an k em am puan pada peny andang aut is bersifat lam bat dan ada saat ny a kem am puan yang t elah diperoleh t ersebut hilang. Kondisi ini um um nya t im bul apabila penanganan yang dilakukan t idak int ensif dan t erput us- put us. Unt uk it u orangt ua harus m em berikan perhat ian y ang lebih bagi anak peny andang aut is. Selain it u penerim aan dan kasih sayang m erupakan hal yang t erpent ing dalam m em bim bing dan m em besark an anak aut is.

Prognosa unt uk penyandang aut is t idak selalu buruk. Prognosa yang cukup baik t erdapat bagi anak aut is yang m am pu bicara sebelum usia 5 t ahun dan m em iliki t ingk at int elegensi rat a- rat a. Merek a dapat bersekolah di sek olah norm al pada saat rem aj a dapat m elanj ut kan pendidikan ke perguruan t inggi. Mem ang j um lahnya t idak banyak hanya sekit ar 10 persen, nam un hal ini m enim bulkan harapan bagi peny andang aut is.

Dem ik ianlah gam baran sek ilas m engenai aut ism e m asa k anak , sem oga m ak alah ini dapat berm anfaat bagi k it a sem ua k hususny a para m ahasisw a psikologi di lingkungan PS Psikologi FK USU dan para orangt ua yang m em iliki anak aut is.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anast asi. A & Urbina S. TES PSI KOLOGI . Psy chological Test ing 7 E. Edisi Bahasa I ndonesia Jilid 1. PT Prenhallindo. Jakart a 1997.

2. APA. DSM I V. Diagnost ic and St at ist ical Manual of Ment al Disorder. Fourt h Edit ion. Washingt on DC, 1995.

3. Budim an Melly. Makalah Sim posium . Pent ingnya Diagnosis Dini dan Penat alaksanaan Terpadu Pada Aut ism e. Surabay a 1998.

4. Gulo Dali, Kam us Psikologi. Penerbit Tonis. Bandung 1982. 5. ht t p: / / w w w .aut ism societ y org.2002


(6)

7. Sleeuw en V. Lieke. AUTI SME. Pet unj uk Unt uk Orangt ua, Guru dan Psikolog di I ndonesia. Yogy ak art a 1996.

8. Sut adi Rudy . Makalah. I nt ervensi Dini Tat a Laksana Perilaku Penyandang Aut ism e. Surabay a 1998.

9. Wenar. C. DEVELOPMENTAL PSYCHOPATOLOGY. Fr om I nfancy t o Adolescence. Mc. Graw Hill I nc. New York. 1994