METODOLOGI PENELITIAN A. PEMANFAATAN SENYAWA EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (G. mangostana L.) SEBAGAI INHIBITOR KERAK KALSIUM KARBONAT (CaCO3) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEEDED EXPERIMENT

2. Preparasi Bibit Kristal

Bibit kristal dibuat dengan mencampurkan larutan CaCl 2 anhidrat 1 M dan larutan Na 2 CO 3 1 M masing-masing dalam 50 mL akuades. Campuran diaduk hingga mengendap sempurna. Kemudian endapan dipisahkan melalui proses penyaringan menggunakan kertas saring. Endapan yang diperoleh dicuci dengan akuades dan dicuci kembali dengan aseton untuk menghilangkan sisa-sisa cairan induk dan kotoran, kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 105°C. Prosedur ini diulang beberapa kali sampai diperoleh jumlah bibit kristal sebanyak 100 gram dan cukup untuk melakukan prosedur berikutnya. Selanjutnya kristal ini akan digunakan sebagai bibit kristal yang akan diamati pertumbuhannya Suharso dkk., 2007.

3. Pengujian Ekstrak Kulit Buah Manggis Sebagai Inhibitor dalam

Pengendapan Kristal CaCO 3 Tahapan untuk menguji ekstrak kulit buah manggis sebagai inhibitor dalam pengendapan kristal CaCO 3 dengan metode seeded experiment dilakukan dengan rangkaian percobaan sebagai berikut: a. Penentuan Laju Pertumbuhan CaCO 3 Tanpa Inhibitor pada Konsentrasi Larutan Pertumbuhan yang Berbeda dengan Metode Seeded Experiment Larutan pertumbuhan dibuat dari larutan 0,075 M CaCl 2 dan larutan 0,075 M Na 2 CO 3 masing-masing dalam 200 mL akuades. Kemudian, setiap larutan diaduk hingga menjadi larutan yang homogen, masing-masing larutan CaCl 2 anhidrat 0,075 M dan larutan Na 2 CO 3 0,075 M dicampurkan agar terbentuk kerak CaCO 3 dan diukur nilai pH-nya menggunakan pH universal. Lalu dimasukkan ke dalam 6 botol plastik masing-masing sebanyak 50 mL dan ditambahkan 200 mg bibit kristal. Setelah itu diletakkan dalam waterbath pada suhu 90°C selama 15 menit untuk mencapai kesetimbangan. Pengamatan dilakukan selama satu jam, pada waktu 15 menit pertama satu botol diambil, selanjutnya di ambil setiap 5 menit sekali dan pada botol yang terakhir sampai menit ke-40 untuk ditimbang berat kristal yang terbentuk dengan cara menyaring larutan dalam botol tersebut menggunakan kertas saring, lalu dikeringkan menggunakan oven pada suhu 90°C. Percobaan ini diulang dengan variasi konsentrasi larutan CaCl 2 dan Na 2 CO 3 sebesar 0,100 dan 0,125 M. Endapan yang terbentuk ditimbang, kemudian dilakukan analisis morfologinya menggunakan mikroskop optik, instrumen SEM, dan distribusi ukuran partikel dalam endapannya menggunakan PSA. b. Penentuan Laju Pertumbuhan CaCO 3 dengan Penambahan Inhibitor pada Konsentrasi Larutan Pertumbuhan yang Berbeda dengan Metode Seeded Experiment Larutan pertumbuhan dibuat dengan cara melarutkan 0,075 M CaCl 2 dan 0,075 M Na 2 CO 3 masing-masing dalam larutan ekstrak kulit manggis 50 ppm hingga mencapai volume 200 mL. Masing-masing larutan dimasukkan ke dalam gelas kimia dan diaduk menggunakan pengaduk magnet selama 10-15 menit dengan suhu 90°C untuk menghomogenkan larutan. Selanjutnya, kedua larutan tersebut dicampur agar terbentuk kerak CaCO 3 dan diukur nilai pH-nya menggunakan pH universal kemudian dimasukkan ke dalam 6 gelas plastik masing-masing 50 mL, dan ditambahkan bibit kristal sebanyak 200 mg, lalu diletakkan dalam waterbath pada suhu 90°C selama 10-15 menit untuk mencapai kesetimbangan. Pengamatan akan dilakukan selama 1 jam. Pada 15 menit pertama, satu botol diambil, selanjutnya botol diambil setiap 5 menit dan botol terakhir diambil saat menit ke- 40. Kemudian larutan dalam botol tersebut disaring menggunakan kertas saring, dan dikeringkan menggunakan oven pada suhu 90°C selama 3-4 jam. Selanjutnya, endapan tersebut ditimbang untuk mengetahui berat kristal yang terbentuk. Percobaan ini diulang dengan variasi konsentrasi larutan CaCl 2 dan Na 2 CO 3 sebesar 0,100 dan 0,125 M serta pada variasi konsentrasi inhibitor 50, 150 dan 250 ppm. Endapan yang terbentuk ditimbang, kemudian dilakukan analisis kuantitatif untuk mengetahui konsentrasi inhibitor yang paling efektif sehingga dapat dilakukan analisis morfologinya menggunakan mikroskop optik, instrumen SEM, dan distribusi ukuran partikel dalam endapannya menggunakan PSA. 4. Analisa Data Data yang diperoleh berupa jumlah endapan terhadap waktu dengan variasi konsentrasi larutan pertumbuhan dan variasi konsentrasi inhibitor, masing-masing akan diplot sebagai jumlah endapan terhadap waktu menggunakan Microsoft Excell. Nilai slope yang diperoleh dari masing-masing grafik merupakan pertumbuhan kerak CaCO 3 . Morfologi kerak CaCO 3 sebelum atau sesudah penambahan inhibitor dianalisis menggunakan SEM. Perubahan ukuran partikel dari kelimpahan CaCO 3 pada masing-masing endapan dari setiap percobaan yang dilakukan juga dianalisis dengan PSA. Secara keseluruhan penelitian ini terangkum dalam diagram alir penelitian yang ditunjukkan dalam Gambar 9. Gambar 9 . Diagram alir penelitian. Pembuatan larutan pertumbuhan dengan bibit kristal Seeded Experiment Tanpa inhibitor Dengan inhibitor Analisis data laju pertumbuhan inti kristal

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai

berikut: 1. Senyawa ekstrak kulit manggis mampu menghambat kerak CaCO 3 dengan cara menghambat laju pertumbuhan kristal kerak CaCO 3, yang ditunjukkan dengan perbedaan nilai laju pertumbuhan, morfologi dan ukuran partikel kristal CaCO 3 . 2. Analisis menggunakan mikroskop optik dan SEM menunjukkan bahwa morfologi permukaan kerak CaCO 3 sebelum penambahan inhibitor lebih padat dan rapat permukaannya dibandingkan sesudah penambahan inhibitor senyawa ekstrak kulit buah manggis. 3. Analisis menggunakan PSA menunjukkan bahwa distribusi ukuran partikel kerak CaCO 3 mengalami sedikit penurunan setelah ditambahkan inhibitor senyawa ekstrak kulit manggis terlihat pada nilai tengah dari 18,735 µm menjadi 18,424 µm dan rata-rata ukuran partikel kerak CaCO 3 dari 4,919 µm menjadi 3,961 µm . 4. Konsentrasi optimum senyawa ekstrak kulit buah manggis dalam menghambat pertumbuhan kerak CaCO 3 sebesar 150 ppm dengan efektivitas kemampuan sebesar 30,78.

B. Saran Untuk meningkatkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan

saran melalui tulisan ini yaitu dilakukan penelitian terhadap jenis kerak lain menggunakan variasi jenis inhibitor, mengetahui senyawa aktif pada ekstrak kulit buah manggis yang berperan dalam menghambat kerak CaCO 3. Selain itu, perlu dilakukannya penelitian untuk mengetahui bagaimana mekanisme secara kimia reaksi inhibisi oleh inhibitor ekstrak kulit buah manggis terhadap kerak CaCO 3 serta metode lain yang lebih baik untuk mendapatkan hasil kemampuan inhibitor yang besar. DAFTAR PUSTAKA Abdel-Aal, N., K. Satoh, and K. Sawada. 2002. Study of The Adhesion Mechanism of CaCO 3 Using A Combined Bulk ChemistryQCM Technique. Journal of Crystal Growth. 245:87-100. Al-Deffeeri, N. S. 2006. Heat Transfer Measurement as a Criterion For Performance Evaluation of Scale Inhibition in MSF Plants in Kuwait. Desalination . 204: 423-436. Arsyad., dan M. Natsir. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Gramedia. Jakarta. Asmarani, D. 2011. Pengaruh Penambahan Senyawa Turunan Kaliksarena dan Ekstrak Gambir Sebagai Inhibitor Kerak Kalsium Sulfat CaSO 4 . Skripsi . Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung. Lampung. Asnawati. 2001. Pengaruh Temperatur Terhadap Reaksi Fosfonat dalam Inhibitor Kerak pada Sumur Minyak. Jurnal Ilmu Dasar. 2: 20-26. Badr, A., and M. A. A.Yassin. 2007. Barium Sulfate Scale Formation in Oil Reservoir During Water Injection at High-Barium Formation Water. Journal of Applied Sciences . 717: 2393-2403. Barret, R. A., and S. A. Parsons. 1998. The Influence of Magnetic Fields on Calcium Carbonate Precipitation. Water Research. 323: 609-612. Bhatia, A. 2003.Cooling Water Problems and Solutions. Continuing Education and Development, Inc. 9 Greyridge Farm Court Stony Point, NY 10980. Course no: 005-009. Brown, G. G. 1978. Unit Operation. John Wiley and Sons Inc., Wiley Eastern Limited, Charles E. Tuttle co. New York. Chaverri, J. P., N. M. Rodriguez, M. O. Ibarrand, and J. M. P. Rojas. 2008. Medicinal Properties of Mangosteen. Journal Food and Chemical Toxicology . 46: 3227-3239.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

STUDI PENGGUNAAN SENYAWA TDMACMKR DAN EKSTRAK GAMBIR SEBAGAI INHIBITOR PEMBENTUKAN KERAK KALSIUM KARBONAT (CaCO3) DENGAN METODE UNSEEDED EXPERIMENT

0 17 50

EFEK PENAMBAHAN SENYAWA EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH SEBAGAI INHIBITOR KERAK KALSIUM KARBONAT (CaCO3) DENGAN METODE UNSEEDED EXPERIMENT

3 59 44

EFEK PENAMBAHAN SENYAWA EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH SEBAGAI INHIBITOR KERAK KALSIUM KARBONAT (CaCO3) DENGAN METODE SEEDED EXPERIMENT

0 11 42

PEMANFAATAN EKSTRAK BIJI PINANG SEBAGAI INHIBITOR KERAK KALSIUM KARBONAT (CaCO3) DENGAN METODE UNSEEDED EXPERIMENT

1 8 59

STUDI PERBANDINGAN EKSTRAK KEMENYAN DAN CAMPURAN EKSTRAK GAMBIR, ASAM BENZOAT, DAN ASAM SITRAT SEBAGAI INHIBITOR KERAK KALSIUM KARBONAT (CaCO3) DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEEDED EXPERIMENT

0 12 60