ANALISIS PERMINTAAN KREDIT MODAL USAHA PADA BANK SWASTA DI SUMATERA UTARA.

ANALISIS PERMINTAAN KREDIT MODAL USAHA PADA BANK
SWASTA DI SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Magister Sains
Dalam Bidang Ilmu Ekonomi

Oleh :
IMELDA MARTHAULI PARDEDE
NIM. 8146162008

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK

Imelda Marthauli Pardede. Analisis Permintaan Kredit Modal Usaha Pada Bank
Swasta di Sumatera Utara. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan,

2016.
Bank sebagai lembaga intermediasi akan berupaya memaksimalkan penyaluran
kreditnya karena selain mensejahterakan masyarakat, bank juga akan
mendapatkan laba yang merupakan sumber utama pendapatannya. Kenyataannya
fungsi bank tersebut belum sepenuhnya tercapai, kualitas kredit yang disalurkan
pertumbuhannya rendah khususnya kredit investasi, pertumbuhan kredit untuk
kegiatan produktif yaitu modal kerja dan investasi yang sifatnya jangka panjang
tumbuh lebih rendah dibandingkan kredit konsumsi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh PDRB, suku bunga kredit dan IHK terhadap
permintaan kredit modal usaha di Sumatera Utara secara simultan dan parsial
Menggunakan data sekunder yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, Badan Pusat
Statistik (BPS), kajian ekonomi regional Sumatera Utara dan sumber-sumber
lainnya selama 1999 – 2014. Metode analisis yang digunakan untuk penelitian ini
adalah metode analisis regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least
Square (OLS) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu :
PDRB, Tingkat Suku Bunga, Indeks Harga Konsumen terhadap Permintaan
Kredit Modal Usaha di Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel yang digunakan menjelaskan variabel kredit modal usaha di Propinsi
Sumatera Utara menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis.
Variabel PDRB dan Inflasi berpengaruh positif dan signifikan sedangkan suku

bunga kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kredit modal usaha di
Sumatera Utara.

Kata Kunci : Kredit Modal Usaha, PDRBK, IHK, Suku Bunga.

i

ABSTRACT

Imelda Marthauli Pardede. Analysis of Venture Capital Credit Demand On
Private Bank in North Sumatra. Medan State University Graduate Program,
2016.
Bank as an intermediary institution will seek to maximize its lending for other
than public welfare, the bank will also make a profit which is the main source of
revenue. In fact the bank function is not fully achieved, quality low lending
growth particularly investment credit, credit growth for productive activities ie
working capital and long-term nature of investment growth is lower than
consumer credit. This study aimed to determine the effect of GDP, lending rates
and CPI the demand for venture capital loans in North Sumatra simultaneously
and partially. Using secondary data issued by Bank Indonesia, the Central

Statistics Agency (BPS), North Sumatra regional economic studies and other
sources during 1999-2014. The analytical method used for this research is the
multiple linear regression analysis with Ordinary Least Square method (OLS) to
know the influence of independent variables are: the GDP, interest rates, the
Consumer Price Index of the Business Capital Credit Demand in North Sumatra.
The results showed that the variables used to explain the variable venture capital
loans in North Sumatra province to orientate effect consistent with the hypothesis.
The GDP and inflation variables positively and significantly, while lending rates
and a significant negative effect on working capital loans in North Sumatra.

Keywords : Venture Capital Loan, the GDP, CPI, Interest Rates.

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat
Kasih KaruniaNya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini,
dengan judul “Analisis Permintaan Kredit Modal Usaha Pada Bank Swasta di
Sumatera Utara ”.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan ribuan terimakasih kepada
ayahanda K. Pardede dan Ibunda R. Simanjuntak, karena berkat doanya lah penulis
dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dan seluruh anggota keluarga yang terus
memberikan doa serta dorongan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan
penulisan tesis ini.
Peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan tesis ini dalam
waktu yang telah ditetapkan dengan usaha, bantuan bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu Penulis dengan segala kerendahan hati dan rasa
hormat menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Sri Fajar Ayu, MM. DBA sebagai Pembimbing I yang telah banyak
memberikan

bimbingan,

masukan

dan


saran

bagi

penulis

dalam

penyelesaikan tesis ini.
4. Bapak Dr. Muhammad Yusuf, Msi, Pembimbing II,

yang telah banyak

memberikan bimbingan, masukan dan saran bagi penulis dalam penyelesaian
tesis ini.
5. Ibu Dr. Fitrawaty, M.Si, Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi
Universitas Negeri Medan, Bapak Dr. Dede Ruslan, Msi, Bapak Dr. Eko
Wahyu Nugrahadi, M.Si sebagai Penguji yang telah banyak memberikan
bimbingan, masukan dan saran bagi penulis dalam penyelesaikan tesis ini


iv

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
7. Bapak dan Ibu staf Administrasi Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
8. Bapak PL Hasudungan Siboro dan Bapak Irzan Kesumaputra, Direktur PT.
Duet Pratama Samudera yang telah memberi izin untuk mengikuti
pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan
9. Rekan-rekan mahasiswa satu angkatan, rekan seperjuangan, terutama temanteman Angkatan 2014 Prodi Ilmu Ekonomi yang penulis tak dapat sebutkan
satu persatu yang telah mendorong dan memberikan bantuan moril kepada
penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis ini. Terimakasih atas
kebersamaan dan kekompakan selama ini.
10. Bapak Kepala Kantor Biro Pusat Statistik Sumatera Utara yang memberikan
bantuan dalam bentuk data-data tentang keuangan dan perbankan kepada
penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, namun harapan
penulis semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Mohon maaf atas segala kesalahan

dan kesilapan penulis selama ini. Semoga Tuhan memberikan berkatNYA
kepada kita.

Medan,

September

2016

Penulis,

Imelda Marthauli Pardede

iv

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .....................................................................................................

i


ABSTRACT ....................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................

iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………….....

v

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….....

vii

DAFTAR TABEL .........................................................................................

viii


BAB I

PENDAHULUAN ……………………………………………..
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.

BAB II

BAB III

1

Latar Belakang Masalah ……………………….............
Rumusan Masalah ………………………………….......
Tujuan Penelitian …………………………………........
Manfaat Penelitian …………………………………......


1
9
9
9

LANDASAN TEORI ……………………………………........

11

2.1. Kerangka Teoritis ………………………………….........
2.1.1. Teori Permintaan Uang Klasik …………………..
2.1.2. Teori Permintaan Uang Keynes ……………….....
2.1.3. Teori Permintaan Uang Friedman ………………..
2.1.4. Teori Kredit ............................................................
2.1.5. Jenis-Jenis Kredit ...................................................
2.1.6. Teori Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ..
2.1.7. Teori Suku Bunga ...................................................
2.1.8. Teori Inflasi ............................................................
2.1.9. Hubungan Antara Variabel Yang Diteliti ...............
2.2. Penelitian Sebelumnya ……………………………….....

2.3. Kerangka Pemikiran …………………………………….
2.4. Hipotesis ………………………………………………..

11
11
13
18
20
24
28
31
33
35
38
42
43

METODE PENELITIAN ……………………………………
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
3.6.

Ruang Lingkup Penelitian …………………………...
Jenis dan Sumber Data ………………………………
Definisi Operasional Variabel .………………………
Metode Analisi ............................................................
Uji Asumsi Klasik …………………………………...
Uji Statistik …………………………………………..

v

44
44
44
44
45
46
49

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .............................

52

4.1. Gambaran Umum Variabel Variabel Yang Diteliti .....
4.1.1. Kredit Modal Usaha ...........................................
4.1.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) .......
4.1.3. Inflasi .................................................................
4.1.4. Suku Bunga Kredit ............................................
4.2. Hasil Uji Prasyarat Analisi ..........................................
4.2.1. Hasil Uji Normalitas ..........................................
4.2.2. Pengujian Masalah Autokorelasi .......................
4.2.3. Uji Multikolinearitas ..........................................
4.3. Hasil Uji Model ..........................................................
4.3.1. Uji t Statistk (Uji Parsial) .................................
4.3.2. Uji F Statistik (Uji Serempak) ...........................
4.3.3. Uji Koefisien Determinasi (R2) .........................

52
52
53
55
56
58
58
59
61
62
63
64
65

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................

70

5.1. Kesimpulan ..................................................................
5.2. Saran ............................................................................

70
70

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

72

LAMPIRAN ………………………………………………………………..

75

BAB V

vi

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1.

PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2010 – 2014 ........................................

7

Tabel 3.1.

Kaidah Keputusan Durbin-Watson Test .................................

47

Tabel 4.1.

Hasil Uji LM ...........................................................................

60

Tabel 4.2.

Nilai Matriks Korelasi Varibel—Variabel Bebas ...................

61

Tabel 4.3.

Nilai VIF dari Korelasi Variabel-Variabel Bebas ...................

62

Tabel 4.4.

Hasil Estimasi Model Kredit Modal Usaha (KMU) ...............

62

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1.

Pertumbuhan Kredit Menurut Penggunaan .............................

3

Gambar 1.2.

Suku Buna, BI Rate dan Kredit di Sumatera Utara ................

4

Gambar 1.3.

Pertumbuhan Kredit Bank Konvesional (Swasta) ..................

5

Gambar 1.4.

Laju Inflasi Sumatera Utara ....................................................

8

Gambar 2.1.

Grafik Permintaan Uang Untuk Tujuan Transaksi .................

14

Gambar 2.2.

Permintaan Uang Untuk Spekulasi .........................................

16

Gambar 2.3.

Mekanisme Transmisi Saluran Kredit ....................................

27

Gambar 2.4.

Kurva Permintaan Dana Pinjaman (Kredit) ............................

32

Gambar 2.5.

Kurva Demand Pull Inflation ..................................................

34

Gambar 2.6.

Kurva Cost Push Inflation .....................................................

34

Gambar 2.7.

Kerangka Pemikiran ...............................................................

42

Gambar 4.1.

Perkembangan Kredit Modal Usaha di Sumatera Utara
Tahun 1999-2014 ....................................................................

52

Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 di
Sumatera Utara Tahun 1999-2014 ..........................................

54

Perkembangan Tingkat Inflasi Sumatera Utara Tahun 19992014 .........................................................................................

55

Perkembangan Suku Bunga Kredit di Sumatera Utara Tahun
199-2014 .................................................................................

57

Hasil Uji Normalitas ...............................................................

59

Gambar 4.2.
Gambar 4.3.
Gambar 4.4.
Gambar 4.5.

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.

Data Penelitian ........................................................................

75

Lampiran 2.

Hasil Estimasi Model ..............................................................

76

Lampiran 3.

Hasil Uji Normalitas (JB Test) ...............................................

77

Lampiran 4.

Hasil Uji Autokorelasi (LM Test) ...........................................

78

Lampiran 5.

Hasil Uji Multiolinearitas .......................................................

79

Lampiran 6.

Surat Pengangkatan Dosen Pembimbing Tesis .......................

80

Lampiran 7.

Surat Undangan Seminar Proposal Tesis ................................

81

Lampiran 8.

Surat Undangan Ujin Tesis .....................................................

82

Lampiran 9.

Riwayat Hidup ........................................................................

83

viii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan perekonomian suatu bangsa, bank memegang peranan
yang cukup penting dalam lalu lintas keuangan. Perbankan sebagai lembaga
keuangan yang memiliki peran penting untuk mengatur, menghimpun dan
menyalurkan dana dibutuhkan untuk membiayai kegiatan – kegiatan ekonomi
yang ada. Salah satu cara yaitu dengan menyalurkan dana dalam bentuk kredit
untuk membantu para pelaku usaha kecil, menengah, maupun besar yang
membutuhkan dana dengan asumsi pemberian kredit dapat meningkatkan
pendapatan. Lemahnya permodalan pelaku usaha telah disadari oleh pemerintah
dan akhirnya terdorong untuk meluncurkan beberapa program kredit modal usaha.
Oleh karena itu sebagai lembaga intermediasi, bank juga akan berupaya
memaksimalkan penyaluran kreditnya karena selain mensejahterakan masyarakat,
bank juga akan mendapatkan laba yang merupakan sumber utama pendapatannya.
Sistem perkreditan modal usaha merupakan salah satu sumber pendanaan yang
diberikan oleh jasa perbankan bagi pelaku usaha dalam memenuhi kebutuhan
finansialnya. Adapun jasa yang diberikan oleh perbankan adalah dengan
memberikan fasilitas kredit seperti kredit program pemerintah, kredit investasi,
kredit konsumsi, kredit ekspor dan kredit modal kerja.
Pihak bank terus mengembangkan kompetensi di bidang kredit
untuk menggalang pertumbuhan kredit yang berkesinambungan sekaligus
menjalankan fungsinya sebagai jasa intermediasi keuangan (Abdullah,
1

2

2007).

Namun

sepenuhnya

pada kenyataannya

tercapai,

kualitas

fungsi

bank

tersebut

belum

kredit yang disalurkan pertumbuhannya
kegiatan

rendah khususnya kredit investasi, pertumbuhan kredit untuk

produktif yaitu modal kerja dan investasi yang sifatnya jangka panjang
tumbuh lebih rendah dibandingkan kredit konsumsi. Menurut Bappenas
(2005), pertumbuhan kredit yang rendah ini disebabkan oleh : 1) sifat
sumber pendanaannya yang sebagian jangka pendek; 2) ketatnya peraturan
BI dalam memberikan kredit; 3) perbankan umumnya dalam kondisi
konsolidasi dan 4) masih

tingginya resiko di sektor riil dan adanya

assymetric information tentang kondisi perusahaan.
Laporan

Bank

Indonesia

(2003) menyebutkan

bahwa

belum

pulihnya fungsi intermediasi perbankan tersebut disebabkan oleh masih
berlangsungnya konsolidasi internal perbankan dan belum mampunyai sektor
riil menyerap kredit. Sektor rill sendiri belum mampu menyerap kredit
karena terjadinya credit crunch. Credit crunch disebabkan
keinginan

perbankan

menyalurkan

kurangnya

kredit sehingga kebijakan moneter

menjadi relatif longgar, keadaan ini menyebabkan kredit tidak dapat
ditransmisikan oleh sektor riil melalui pemberian pinjaman. Credit crunch
juga dapat mengurangi ruang gerak bagi kebijakan moneter, karena dalam
kondisi tersebut kebijakan moneter untuk menaikkan suku bunga akan
memperburuk kondisi dunia usaha.
Jumlah permintaan kredit pada suatu bank dipengaruhi oleh berbagai
faktor baik dari sisi debitur (dunia usaha) maupun dari sisi kreditur (perbankan)
itu sendiri. Permintaan kredit dari sisi debitur (dunia usaha) dipengaruhi oleh

3

adanya upaya untuk meningkatkan aktivitas usaha, baik dalam bentuk investasi
maupun modal kerja. Pemberian kredit perbankan yang sepenuhnya diperoleh dari
sumber dana masyarakat dan dipergunakan untuk kegiatan perekonomian.
Kredit modal kerja digunakan untuk pengadaan bahan baku, bahan
pembantu persediaan barang dan jasa. Pengadaan ini selanjutnya akan membantu
pelaku usaha dalam menghasilkan produk yang akan dijual kembali untuk
mendapatkan nilai tambah yang lebih tinggi. Berbeda dengan kredit konsumsi,
kredit konsumsi digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau rumahtangga.
Pengembalian kredit ini bersumber dari pendapatan masyarakat berupa gaji,
honorarium dan sebagainya. Selanjutnya jika dibandingkan dengan kredit
investasi, fokus dari kegiatan ini adalah kredit yang digunakan untuk pengadaan
mesin-mesin dan peralatan berat untuk membangun pabrik atau industri.
Berdasarkan data dari BI dari tahun 2011 sampai tahun 2014 pertumbuhan
kredit dapat ditunjukkan pada gambar 1.1 dibawah ini:

Sumber : Bank Indonesia

Gambar 1.1 Pertumbuhan Kredit Menurut Penggunaan

4

Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pertumbuhan kredit
modal kerja pada triwulan pertama sampai dengan triwulan ketiga tahun 2012 dan
pada triwulan kedua sampai kuartal keempat tahun 2014 terjadi perlambatan
pertumbuhan pada kredit modal kerja dan kredit investasi, sebaliknya kredit
konsumsi masih tumbuh positif dari 3,55% (yoy) ke 5,99 (yoy). Gambar 1.1 di
atas menunjukkan peningkatan kredit konsumsi diduga karena adanya
peningkatan konsumsi menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
Untuk penyaluran kredit, pada triwulan keempat 2014, perbankan telah
menyalurkan kredit sebesar Rp 166,88 triliun, tumbuh 6,97% (yoy) melambat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh mencapai 8,67% (yoy).
Kenaikan BI rate sebagai langkah Bank Indonesia dalam meredam laju inflasi
pada pertengahan November 2014, tampaknya juga direspon oleh perbankan
dengan menaikkan suku bunga. Hingga akhir triwulan laporan, suku bunga kredit
justru mengalami peningkatan dari 11,31% (yoy) pada triwulan sebelumnya
menjadi 11,84% (yoy) pada triwulan laporan (Gambar 1.2).

Sumber : Bank Indonesia

Gambar 1.2. Suku Bunga, BI Rate dan Kredit di Sumatera Utara

5

Fenomena pertumbuhan kredit pada bank swasta (konvensional) di
Sumatera Utara sejak kuartal keempat tahun 2013 sampai dengan kuartal keempat
tahun 2014 mengalami perlambatan penyaluran kredit/pembiayaan. Hingga akhir
triwulan keempat 2014, posisi kredit perbankan konvensional tercatat sebesar Rp
159,3 triliun, tumbuh melambat dari 9,09% (yoy) di triwulan lalu menjadi 7,26%.
Pertumbuhan kredit pada bank swasta dapat kita lihat dari Gambar 1.3 berikut.

Sumber : Bank Indonesia

Gambar 1.3 Pertumbuhan Kredit Bank Konvensional (Swasta)
Gambar 1.3 menunjukkan pertumbuhan kredit pada Bank Konvensional
(swasta) dari tahun 2011 hingga 2014 yang cenderung menurun. Tahun 2011 pada
triwulan I, tercatat pertumbuhan kredit sebesar Rp. 86,90 triliun dan mencapai
pertumbuhan maksimal pada tahun 2012 triwulan III yang sebesar Rp. 117,48
triliun. Hingga akhir tahun 2014, pertumbuhan kredit bank konvesional (swasta)
tumbuh menjadi sebesar Rp. 159,30 triliun.
Sebagai upaya dalam mendorong perekonomian Nasional, BI sebagai
lembaga otoritas moneter akan memberikan sinyal untuk menurunkan suku bunga
secara bertahap. Penurunan suku bunga sebagai instrumen moneter yang salah

6

satunya adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) diharapkan semakin mendorong
perekonomian dengan menurunkn suku bunga. (Hermanta dan Ekananda, 2005).
Suku bunga kredit pada saat ini dianggap beberapa kalangan baik dari
pelaku bisnis maupun pakar ekonomi belum optimal. Msdih relative tingginya
suku bunga kredit ditengah masih adanya ketidakpastian prospek usaha tentu saja
akan mengurangi semangat sektor dunia usaha untuk berinvestasi. Gejolak suku
bunga dan inflasi menjadi dua faktor penting yang mempengaruhi aktifitas
penyaluran kredit. Keduanya tidak hanya mendorong suku bunga kredit, tapi juga
membuat resiko kredit macet menjadi besar. (Info Bank, 2005).
Boyd et, al (2001) dalam Hung (2001) menyatakan bahwa inflasi akan
menyebabkan kenaikan harga yang berdampak ada turunnya nilai riil uang dan
daya beli, sehingga bagi masyarakat bepenghasilan tetap, permintaan akan barang
dan jaa menurun. Kondisi ini membuat pelaku ekonomi mengurangi tingkat
produksinya. Berkurangnya produksi mengakibatkan pinjaman kepada perbankan
juga menurun karena kondisi dunia usaha yang melemah. Inflasi mendorong
pelaku ekonomi mengurangi investasi sehingga penyaluran kredit mengalami
penurunan.
Bank sebagai lembaga intermediasai berpartisipasi sebagai penyandang
dana dalam bentuk kredit bagi pelaku bisnis untuk mengembangkan usahanya,
baik secara langsung maupun tidak langsung menunjang pertumbuhan ekonomi
sebuah negara yang diukur dengan PDB/ PDRB. Peningkatan pertumbuhan PDB/
PDRB juga dapat dijadikan indikator bagi perbankan dalam penyaluran kredit,
sehingga pertumbuhan tetap terjaga (Suta dan Musa, 2003)

7

PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima
oleh setiap penduduk. PDRB perkapita Sumatera Utara atas dasar harga berlaku
pada tahun 2010 sebesar 25,41 juta rupiah meningkat menjadi 38,05 juta rupiah
pada tahun 2014. Apabila dilihat menurut harga berlaku dan harga konstan angka
tersebut dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan.
Berdasarkan atas dasar harga berlaku, rata-rata pertumbuhan PDRB
perkapita provinsi Sumatera Utara sejak tahun 2011 sampai dengan 2014 sebesar
10,62 persen pertahun. Pertumbuhan tertinggi pada tahun 2011 mencapai 12,22
persen. Adapun PDRB perkapita Sumatera Utara berdasarkan harga berlaku pada
tahun 2014 mencapai 38,05 juta rupiah. Berdasarkan atas dasar harga konstan,
pertumbuhan PDRB perkapita sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014
mengalami perlambatan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi provinsi ini. Tahun
2011 PDRB perkapita Sumatera Utara tumbuh 5,11 persen sedangkan tahun 2014
tumbuh sebesar 3,88 persen.
Tabel 1.1. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2010 – 2014

Sumber : Badan Pusat Statistik

8

Indikator lain yang dianggap mempengaruhi permintaan kredit adalah
tingkat inflasi. Menurut Boyd et, al (2001) dalam Hung (2001), Kenaikan harga
yang disebabkan inflasi akan menurunkan nilai riil uang dan daya beli, sehingga
permintaan akan barang dan jaa menurun. Kondisi ini akan membuat pelaku
ekonomi mengurangi tingkat produksinya yang berdampak pada pinjaman kepada
perbankan juga menurun karena kondisi dunia usaha yang melemah. Inflasi
mendorong pelaku ekonomi mengurangi investasi sehingga penyaluran kredit
mengalami penurunan.
Perkembangan laju inflasi Sumatera Utara selama tahun 2010-2014
disajikan dalam Tabel 1.4.

Sumber : Badan Pusat Statistik

Gambar 1.4. Laju Inflasi Sumatera Utara
Tabel 1.4 menunjukkan tingkat inflasi di Sumatera Utara pada tahun 2010
mencapai angka 8 persen dan menurun pada tahun 2011 dan 2012 di angka 3
persen. Kondisi ini menunjukkan ketidakstabilan harga barang dan jasa dalam
perekonomian dan kondisi ketidakstabilan harga juga ditunjukkan dengan

9

meningkatnya inflasi di tahun 2013 menjadi sebesar 10,18 persen dan kembali
turun menjadi sebesar 8,17 persen di tahun 2014.
Berdasarkan uraian permasalahan-permasalahan diatas, diketahui masih
banyak hal yang menarik untuk dikaji lebih jauh khususnya mengenai
kesenjangan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kredit pada bank
swasta di Sumatera Utara. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul“Analisis Permintaan Kredit Modal Usaha Pada Bank
Swasta di Propinsi Sumatera Utara” .
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh suku
bunga kredit, IHK dan PDRB terhadap permintaan kredit modal usaha di Provinsi
Sumatera Utara ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh PDRB,
suku bunga kredit, IHK dan PDRB terhadap permintaan kredit modal usaha di
Sumatera Utara.
1.4 . Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1.

Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
bagi manajemen perbankan di Sumatera Utara dan pemerintah dalam
rangka pemberian kredit kepada pelaku usaha di Sumatera Utara.

10

2.

Sebagai bahan acuan dan referensi bagi peneliti lain yang berminat
meneliti di bidang perkreditan di Sumatera Utara.

3.

Sebagai informasi ilmiah dan menambah wawasan bagi peneliti tentang
konsep permintaan kredit perbankan di Sumatera Utara.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1.

Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka model kredit modal
usaha di Propinsi Sumatera Utara mampu dijelaskan oleh variabel-variabel
PDRB, inflasi dan suku bunga kredit mampu dijelaskan dengan model yang
digunakan.

2.

Variabel-variabel yang digunakan menjelaskan variabel kredit modal usaha
menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis. PDRB dan Inflasi
berpengaruh positif dan signifikan sedangkan suku bunga kredit berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kredit modal usaha di Sumatera Utara.

3.

Besarnya nilai koefiasien variabel-variabel yang menjelaskan variabel kredit
modal usaha yang terbesar adalah variabel PDRBK, diikuti berturut-turut
oleh variabel suku bunga kredit dan inflasi.

5.2. Saran
1.

Pemerintah selayaknya meningkatkan jumlah kredit untuk modal usaha
dengan lebih efektif, efisien dan transparan serta dengan regulasi yang jelas
dan terarah. Peningkatan kredit modal usaha diupayakan digali dari sumbersumber pendapatan pemerintah yang disisihkan dari pendapatan pemerintah
yang tidak digunakan serta dengan meningkatkan dan menetapkan besaran
kredit modal usaha yang tertuang di dalam anggaran pemerintah.

70

71

2.

Pemerintah selayaknya dapat menstabilkan perekonomian nasional dengan
memnfaatkan sumber-sumber yang ada secara maksimal, efisien dan efektif
berupa regulasi dan kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perekonomian yang stabil yang ditunjukkan dari PDRB akan memberikan
dampak positif pada pengembangan usaha-usaha mikro, kecil dan menengah
yang pada akhirnya akan meningkatkan kapasitas dan kemampuan dalam
mengembangkan usaha yang salah satu penyokong utamanya aadalah kredit
modal usaha.

3.

Tingkat inflasi harus dapat dikendalikan dengan mengendalikan harga-harga
kebutuhan pokok masyarakat oleh pemerintah. Salah satu program dalam
mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat adalah dengan
melakukan operasi pasar, pasar murah dan sebagainya. Inflasi yang terkendali
akan menyebabkan perekonomian akan stabil dan pada gilirannya akan
meningkatkan kemampuan lembaga perbankan dalam meningkatkan jumlah
kredit modal usaha.

4.

Kepada peneliti lainnya disarankan untuk mempertimbangkan atau
menambah determinan lain kredit modal usaha, klasifikasi yang lebih
konprehensif dan perluasan penelitian baik dari segi objek maupun runtut
waktu penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, B. 2007. “Perkembangan kredit tahun 2007 akankah sesuai
harapan” http://www.vibiwsnews.com. [13 Maret 2007]
Amiruddin, R, A, H Shaari & I. Ismail, 2007, Test for Dynamic Relationship
Betwen Financial Development and Economic Growth in Malaysia, Jurnal
of Gajahmada Internasional
Agung, J. dkk, 2002.Monetary Policy and Firm Investment: Evidence for Balance
Sheet Channel in Indonesia. DalamPerry WarjiyodanJudaAgung (editor),
Transmission Mechanism of Monetary Policy in Indonesia. Jakarta: Bank
Indonesia, Juli.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2005, Laporan Tahunan, Publikasi.
Badan Pusat Statistik, 2014, Sumatera Utara Dalam Angka, Publikasi, Medan.
______________________, PDRB Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha,
Publikasi, Medan
Bank Indonesia, 2003. Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem
Pembayaran Triwulan III-2003. Jakarta: Buletin Ekonomi Moneter dan
Perbankan, Volume 6, Nomor 2, September.
Bank Indonesia, 2014, Kajian Ekonomi Regional Sumatera Utara :www.bi.go.id.
Bijapur M, 2009, Does Monetary Police Lose Effectivenes During a Credit
Crunch? Economics Latters,
Boediono, 2001.Ekonomi Moneter, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta.
Dornbusch, R, S, Fisher, & R. Starts, 2004, Macroeconomics, 9th ed, Mc. Graw
Hill.
Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi
Keempat . Semarang: Universitas Diponegoro.
Gujarati, .N, 2003, Basic Econometrics, Fourth Edition, Singapore : McGraw-Hill
International Edition.
Hadad, Muliaman D. dkk 2003.Studi Biaya Intermediasi Beberapa Bank Besar di
Indonesia: Apakah Bunga Kredit Bank Umum Overpriced?.Jakarta;
Research Paper Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Bank
Indonesia, Oktober.
Hadi, Andayani, 2008, Analisis Permintaan Kredit Pada Perbankan di Sumatera
Utara, Tesis, USU, Medan
Hakim, Ridho; Bambang Kusmiarso, Gunawan, Erwin Gunawan H., Bambang
Pramono, dan Masagus Abdul, 2000. Struktur Pembentukan Suku Bunga
dari Sis iPerbankan. Jakarta; Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan,
Vol. 3 No. 2 September.
Harmanta dan Ekananda, 2005. Disintermediasi Fungsi Perbankan di Indonesia
Pasca Krisis 1997: Faktor Permintaan atau Penawaran Kredit, Sebuah
72

73

Pendekatan dengan Model Disequilibrium. Bulletin Ekonomi Moneter
dan Perbankan.
Hung FS, 2001, Inflation, Financial Development and Economic Growth,
International Review of Economic and Finance.
Info Bank, 2004 – 2006, Jakarta.
Julaihah, Umi dan Insukindro, 2004. Analisis Dampak Kebijakan Moneter
Terhadap Variabel Makro Ekonomi Indonesia Tahun 1983.1 – 2003.2.
Jakarta: Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 7 No. 2,
September.
Koivu T, 2008, Has the Chinese Economy Become More Sensitive to Interest
Rate? Studying Credit Demand in China, China Economic Review
Mankiw, N, Gregory, 2006. Teori Makro Ekonomi, Ed. 4, Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Martowijoyo, Sumantoro, 1999. Kinerja Lembaga Keuangan Mikro dan Perilaku
Masyarakat Pedesaan, Jakarta; Buletion Ekonomi Moneter dan
Perbankan, Vol. 7 No. 2, September.
Manurung, J dan AH, 2009, Ekonometrika : Teori dan Aplikasi, Jakarta : PT.
Alex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Mishkin, F. S & S. G. Eakins, 2009, Financial Market and Institutions, 6th ed,
Boston, Pearson Prentice Hall.
Muljono, Teguh Pudjo, 1993. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersiil,
BPFE,Yogyakarta.
Nopirin, 2007.Ekonomi Moneter, BPFE UGM, Yogyakarta.
Nusantara, Agungdan Abdul Azis, 2002, Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Jumlah Uang Quasi Di Indonesia 1995.1 – 2000.4,
Jakarta: Jurnal Bisnis dan Ekonomi, September.
Pranita, Ratih, 2008, Analisis Permintaan dan Penawaran Kredit, Tesis, IPB,
Bogor.
Rivai, V & A.P. Veithzal, 2006, Credit Management Handbook, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Samuelson, Paul A. dan Nordhaus, William D, 2004 .Ilmu Makro Ekonomi, Edisi
Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Media Global Edukasi.
Setiawan, Teguh, 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Credit
Crunch Perbankan Sumatera Utara. Tesis, Medan, Program Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara.
Sukirno, S, 2002, Pengantar Teori Makro Ekonomi, edisi ke dua, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Suta, I.P. G. A & S. Musa, 2003, Membedah Krisis Perbankan : Anatomi Krisis
dan Penyehatan Perbankan, Yayasan Sad Satria Bhakti, Jakarta.

74

Suyatno, Thomas, 1997.Dasar-Dasar Perkreditan.Cetakan Ketujuh, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Tohar, M, 2000. Permodalan dan Perkreditan Koperasi, Yogyakarta : Kanisius.
Usman, Rachmadi, 2001. Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Warjiyo, Perry, 2004. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia,
Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI.