KUALITAS AIR SUNGAI MUSI DI KELURAHAN 1 ULU KECAMATAN SEBERANG ULU 1 PALEMBANG AHUN 2012

(1)

ABSTRACT

THE QUALITY OF MUSI RIVER’S WATER AT 1 ULU VILLAGE SEBERANG ULU 1 SUBDISTRICT PALEMBANG YEAR 2012

BY

IIS AMBARWATI

This research is one of description research that have purpose to describe about The Quality of Musi River’s Water at 1 Ulu Village Seberang Ulu 1 Subdistrict Palembang 2012. Point of view in this research is consist of two aspects that is chemical and physic aspect. The physic aspects consist of turbidity, temperature, and water colour. Whereas, for the chemical aspects consist of Nitrat, Nitrit, H2S, and COD.

The object of this research all of Musi River unite from upper course to downstream to flash past in 1 Ulu Village. The technics to take sample that used into this research is purposive sample with use three areas sample and each of one area are consist of one to two observation point. The technics of data processing was did with laboratory test, survey object, observation, documentation, and interview. The data analysis processing used to analysis theresult of research by three areas that is the exploration description.

The result showed that the water quality Musi River polluted. It is evident from the results of the test parameters have exceded water quality standards for rivers in South Sumatera Governor Regulation No. 16 Years 2005.


(2)

ABSTRAK

KUALITAS AIR SUNGAI MUSI DI KELURAHAN 1 ULU KECAMATAN SEBERANG ULU 1 PALEMBANG

TAHUN 2012 Oleh

IIS AMBARWATI

Penelitian ini merupakan salah satu penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengkaji tentang Kualitas Air Sungai Musi di Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang Tahun 2012. Titik tekan dalam penelitian ini terdiri dari dua aspek yaitu aspek fisik dan kimia. Aspek fisik meliputi kekeruhan, temperatur, dan warna air. Sedangkan untuk aspek kimia meliputi Nitrat, Nitrit, H2S, dan COD.

Objek dalam penelitian ini yaitu keseluruhan unit Sungai Musi dari hulu ke hilir yang melintasi wilayah Kelurahan 1 Ulu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sample, dengan menggunakan tiga sampel area dan setiap satu sampel area memiliki satu hingga dua titik pengamatan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara uji laboratorium, pengukuran lapangan, observasi, dokumentasi, dan wawancara. Sedangkan teknik analisa data yang dipergunakan untuk menganalisi hasil penelitian dari ketiga sampel area tersebut yaitu dengan teknik analisa deskriptif eksploratif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas air Sungai Musi telah tercemar. Hal ini terbukti dari hasil uji parameter yang telah melebihi standar baku mutu kualitas air sungai menurut Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No.16 Tahun 2005.


(3)

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia, termasuk untuk menunjang pembangunan ekonomi yang hingga saat ini masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan sungai yang utama adalah untuk pengairan lahan pertanian dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan berbagai industri, maka pencemaran air sungai telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh manusia.

Robert dan Roestam (2005:170) mengemukakan bahwa air limbah domestik adalah air bekas yang tidak dapat dipergunakan lagi untuk tujuan semula baik yang mengandung kotoran manusia (tinja) atau dari aktifitas dapur, kamar mandi dan cuci dimana kuantitasnya antara 50

– 70% dari rata-rata pemakaian air bersih (120-140 liter/orang/hari).

Pencemaran oleh limbah domestik yaitu limbah cair yang berasal dari rumah tangga lebih umum dan mengenai lebih banyak orang daripada pencemaran oleh limbah industri. Pada umumnya, limbah domestik mengandung sampah padat yang berupa tinja, dan cair yang berasal dari sampah rumah tangga. Pencemaran limbah cair yang berasal dari hasil MCK masyarakat merupakan pencemaran yang kurang nampak dan efeknya baru terasa setelah waktu yang lama, pencemaran ini kurang mendapat perhatian.

Adapun kriteria-kriteria yang mengindikasikan kualitas fisik dan kimia air menurut Endrah (2010) sebagai berikut:

1) Kekeruhan (turbidity), kekeruhan merupakan pengotor yang ada dalam air yang akan diolah sebelum digunakan dalam industri yang bermacam–macam. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh buangan industri.


(4)

2) Temperatur, kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik yang mungkin saja terjadi.

3) Warna, warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan. 4) Solid (Zat padat), yaitu kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat

meyebabkan turunnya kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.

5) Bau dan rasa, dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu

6) Derajat keasaman atau pH merupakan parameter kimia yang menunjukkan konsentrasi ion hidrogen pada perairan. Konsentrasi ion hidrogen tersebut dapat mempengaruhi reaksi kimia yang terjadi di lingkungan perairan.

Selain itu, pencemaran lingkungan air juga dapat diukur dengan parameter kualitas limbah. Beberapa parameter kimia kualitas air yang perlu diketahui antara lain adalah BOD, COD, DO, dan pH.

Sedangakan menurut Abi Rizal (2010) untuk menilai kualitas air parameter yang dapat digunakan meliputi temperatur, DO, pH, Alkalinitas, Besi, Karbondioksida, Hidrogen Sulfida, Nitrogen, Kekerasan, Chorine, dan Kecerahan air. Kadar Nitrogen dipakai juga sebagai indikator untuk menyatakan derajat polusi. Kadar 0,5 mg/l merupakan batas maksimum yang lazim dianggap sebagai batas untuk menyatakan bahan air itu “unpolluted.” Ikan masih dapat hidup pada air yang mengandung N 2 mg/l. Nitrogen hadir di lingkungan dalam berbagai bentuk kimia termasuk nitrogen organik, amonium, nitrit, nitrat, dan gas hydrogen.

Proses reaksi kimia nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit merupakan racun bagi kehidupan tanaman. Setiap faktor kualitas air berinteraksi dan berpengaruh dengan parameter lain. Pada situasi tertentu reaksi antar parameter akan menyebabkan racun pada air dan dapat mematikan organisme yang hidup di air. Sehingga sangat penting adanya monitoring kualitas air secara intensif selama masa pemeliharaan terutama dari sistim produksi budidaya sungai. Menurut Prof. Dr. S. Budhisantoso, dkk (1991:19) mengemukakan bahwa keberadaan pusat pemukiman di lingkungan perairan Sungai Musi lebih didorong oleh penggunaan sungai sebagai prasarana perhubungan daripada penggunaannya sebagai sumber produksi. Faktor pendorong yang tidak kalah pentingnya adalah pemanfaatan air sungai untuk keperluan hidup sehari-hari, yaitu mandi, cuci, dan juga sebagai sumber air minum dan masak. Selain itu aliran Sungai Musi ini juga dimanfaatkan para pemilik modal. Mereka membangun berbagai jenis industri terpencar-pencar sepanjang sungai terdapat lebih dari 26 pabrik besar. Mulai dari pabrik penggergajian kayu, kayu lapis, semen, remililing karet, pupuk, galangan kapal, pabrik es sampai kilang minyak pertamina. Pada umumnya pabrik besar itu membuang limbah ke sungai.


(5)

Dari segi kondisi hidrologi, Kota Palembang terbelah oleh Sungai Musi menjadi dua bagian besar disebut Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Kota Palembang mempunyai 108 anak sungai. Terdapat empat sungai besar yang melintasi Kota Palembang. Sungai Musi adalah sungai terbesar dengan lebar rata-rata 504 meter (lebar terpanjang 1.350 meter berada di sekitar Pulau Kemaro, dan lebar terpendek 250 meter berlokasi di sekitar Jembatan Musi II). Ketiga sungai besar lainnya adalah Sungai Komering dengan lebar rata-rata 236 meter; Sungai Ogan dengan lebar rata-rata 211 meter, dan Sungai Keramasan dengan lebar rata-rata 103 meter. Disamping sungai-sungai besar tersebut terdapat sungai-sungai kecil lainnya terletak di Seberang Ilir yang berfungsi sebagai drainase perkotaan (terdapat ± 68 anak sungai aktif). Sungai-sungai kecil tersebut memiliki lebar berkisar antara 3 – 20 meter. Permukaan air Sungai Musi sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada musim kemarau terjadi penurunan debit sungai, sehingga permukaan air Sungai Musi mencapai ketinggian yang minimum. Pola aliran sungai di Kota Palembang dapat digolongkan sebagai pola aliran dendritik.

Kecamatan Seberang Ulu 1 Kota Palembang merupakan salah satu kawasan perkotaan yang dialiri oleh Sungai Musi. Menurut Bapedalda Kota Palembang Tahun 2007, Sungai Musi memiliki panjang ± 750 Km dengan debit bervariasi antara 2.700 m3/detik pada musim kemarau dan mencapai 4.000 m3/detik pada musim penghujan. Keberadaan Industri-industri diduga membuang limbah cair langsung ke aliran sungai, selain itu pemukiman penduduk yang dibangun di sekitar bantaran sungai juga telah menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia itu sendiri dan lingkungan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa limbah tersebut dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat, rekreasi, budi daya perairan serta mampu menurunkan kenyamanan umum lainnya. Adapun jumlah penduduk di Kecamatan Seberang Ulu 1 dapat dijelaskan pada tabel 1 di bawah ini.


(6)

Tahun 2011

No Kelurahan Jumlah Penduduk (Jiwa)

1 1 Ulu 11.977

2 2 Ulu 10.008

3 3-4 Ulu 21.098

4. 5 Ulu 26.966

5 7 Ulu 18.340

6 8 Ulu 10.371

7 9-10 Ulu 12.490

8 15 Ulu 23.915

9 Silaberanti 17.149

10 Tuan Kentang 12.504

Total 164.818

Sumber: Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang

Berdasarkan tabel 1, dapat dijelaskan bahwa jumlah penduduk paling banyak terdapat di Kelurahan 5 Ulu dengan jumlah penduduknya yaitu 26.966 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit berada di Kelurahan 2 Ulu dengan jumlah penduduk yaitu 10.008 jiwa. Menurut hasil prasurvey dan wawancara terhadap Wakil Camat Seberang Ulu 1, daerah yang dilalui oleh aliran Sungai Musi di Kecamatan Seberang Ulu 1 terdapat empat kelurahan, salah satunya adalah Kelurahan 1 Ulu, sedangkan yang lainnya adalah Kelurahan 5 Ulu, 7 Ulu, dan 9-10 Ulu.

Kelurahan 1 Ulu memiliki luas wilayah 512,5 ha dengan jumlah penduduk 11.977 jiwa, yang terdiri dari 30 RT dan 5 RW. Sebagian besar penduduk yang tinggal dekat bantaran aliran sungai tidak memiliki sumur tetapi mereka memanfaatkan air sungai secara langsung untuk keperluan sehari-hari seperti mandi, cuci, dan kakus. Menurut hasil wawancara dengan lurah 1 Ulu terdapat 5% kepala keluarga yang menggunakan air Sungai Musi untuk keperluan MCK.


(7)

Selain itu, penduduk yang tinggal di Kelurahan 1 Ulu juga memiliki beraneka ragam kegiatan ekonomi seperti buruh, PNS, dan wiraswasta. Pekerjaan sebagai buruh merupakan mata pencaharian terbanyak penduduk yang tinggal di Kelurahan 1 Ulu, yakni dengan jumlah 7.652 jiwa.

Melihat kondisi tersebut, dimungkinkan aliran sungai yang melintas di Kelurahan 1 Ulu sudah mengalami pencemaran yang disebabkan oleh limbah domestik rumah tangga yang paling dominan, pencemaran air sungai tersebut dapat ditentukan secara fisik, kimia, dan biologis. Kebudayaan dan kebiasaan sehari-hari masyarakat yang tinggal di sekitara aliran sungai apabila dibiarkan terus-menerus akan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat sekitar dan keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu pemenuhan kebutuhan air bersih pun akan menjadi sulit untuk diupayakan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian terhadap kualitas air Sungai Musi berdasarkan aspek fisik dan kimia. Adapun judul penelitian yang dilakukan adalah: Kualitas Air Sungai Musi di Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang Tahun 2012.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

 Kekeruhan air

 Temperatur air

 Warna air

 Hidrogen Sulfida (H2S)

 Nitrit (NO2)


(8)

Chemical Oxygen Demand (COD)

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana keadaan kekeruhan air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012?

2. Bagaimana keadaan temperatur air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012?

3. Bagaimana keadaan warna air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012?

4. Bagaimana keadaan Hidrogen Sulfida (H2S) air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012?

5. Bagaimana keadaan Nitrit (NO2) air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012?

6. Bagaimana keadaan Nitrat (NO3) air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012?

7. Bagaimana keadaan Chemical Oxygen Demand (COD) air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012?


(9)

1. Untuk mengetahui keadaan kekeruhan air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012.

2. Untuk mengetahui keadaan temperatur air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012.

3. Untuk mengetahui keadaan warna air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012.

4. Untuk mengetahui keadaan Hidrogen Sulfida (H2S) air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012.

5. Untuk mengetahui keadaan Nitrit (NO2) air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012.

6. Untuk mengetahui keadaan Nitrat (NO3) air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012.

7. Untuk mengetahui keadaan Chemical Oxygen Demand (COD) air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Untuk mengaplikasikan ilmu geografi yang diperoleh selama perkuliahan di Perguruan Tinggi Universitas Lampung.


(10)

a. SMP kelas VII semester 2 Bab 3 Hidrosfer, Sub Bab Air Permukaan.

b. SMP kelas VIII semester 1 Bab 2 Sumber Daya Alam Tanah, Air, dan Udara, Sub Bab Sumber Daya Air.

c. SMA kelas X semester 1 Bab 5 Lingkungan Perairan, Sub Bab Perairan Darat, sub-sub Bab Air Sungai.

4. Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan penentu kebijakan untuk memperbesar dampak sosial budaya yang positif dan menekan dampak sosial budaya yang negatif dalam kaitannya dengan pemanfaatan air sungai di perkotaan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Objek penelitian adalah air Sungai Musi di Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Kota Palembang.

2. Subjek penelitian adalah parameter kekeruhan, temperatur, warna, Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) dan Chemical Oxygen Demand (COD).

3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian adalah Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang tahun 2012.

4. Ruang lingkup ilmu Geografi Fisik dengan ilmu bantu Hidrologi yang menurut International Glossary of Hidrology (1974) dalam I Gede Sugiyanta (2003:2) menjelaskan bahwa Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya, peredarannya dan agihannnya, sifat-sifat fisika dan kimia, serta reaksi dengan lingkungannya, termasuk hubungannnya dengan makhluk hidup.

Digunakan ruang lingkup ilmu hidrologi dalam penelitian ini dikarenakan dalam ruang lingkup Geografi Fisik terdapat salah satu aspek yaitu Hidrologi yang mengkaji hubungan timbal balik antara lingkungan dalam hal ini adalah lingkungan perairan sungai dan manusia.


(11)

(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A.Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Geografi

Menurut R. Bintarto dalam Sumadi (2003:4) mengemukakan definisi geografi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala muka bumi dan pristiwa yang terjadi di muka bumi baik fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya, melaui pendekatan keruangan, ekologi dan kewilayahan.

Penelitian ini menggunakan dua metode pendekatan yaitu pendekatan keruangan dan pendekatan ekologi. Hal ini, sesuai dengan pendapat Wardiyatmoko (2006:11) yang mengemukakan bahwa pada ilmu geografi, dalam melakukan pendekatan sekurang-kurangnya harus melakukan dua jenis pendekatan, yaitu yang berlaku pada sistem keruangan dan yang berlaku pada sistem ekologi atau ekosistem.

Pendekatan ekologi merupakan studi mengenai interaksi antara organisme hidup dengan lingkungan (Bintarto,1979:18). Pendekatan ini mengkaji hubungan antara lingkungan dengan manusia, dalam hal ini manusia sebagai makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungannya dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya.

2. Sungai

Sungai adalah bagian dari muka bumi yang rendah atau miring berupa alur tempat air tawar mengalir, baik ke laut maupun ke sungai induknya (I Gede Sugiyanta:56).


(13)

Pengaturan terhadap pemanfaatan sungai menjadi hal yang penting karena menyangkut nilai ambang batas pencemaran. Dasar penentuan manfaat sungai adalah dominasi pemanfaatan di wilayah itu, berdasarkan kualitas air saat itu. Peran aktif dari kalangan pemakai air maupun mereka yang secara potensial mencemari air diharapkan dapat mengatasi permasalahan kuantitas dan kualitas air. Hal ini dikarenakan sungai mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia diantaranya:

1)Sungai banyak mengandung potensi yang bernilai ekonomi seperti pasir, batu kali, dan kerikil.

2)Sungai dapat memberikan mata pencarian penduduk seperti pengambilan pasir, batu-batu, pencarian bijih emas, intan, timah alluvial, dan perikanan.

3)Air terjun sungai dapat dimanfaatkan untuk sumber PLTA

4)Sungai dapat digunakan untuk kepentingan pengairan, misalnya dengan dibuat waduk. 5)Sungai berfungsi untuk menambah kesuburan tanah karena banyak mengandung mineral

yang dibutuhkan suatu tanaman.

6)Hasil pengendapan sungai dapat menghasilkan dataran alluvial yang subur.

7)Sungai mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan suatu industri yang banyak memerlukan air, misalnya industri bata, genting, dan lain-lain.

8)Sungai untuk wahana lalu lintas air.

Dalam hal ini Sungai Musi yang mengalir di Kelurahan 1 Ulu memiliki banyak manfaat bagi masyarakat sekitar Kelurahan 1 Ulu dalam pemanfaatan sumber air dalam berbagai kegiatan sehari-hari.

3. Kualitas Air

Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air untuk dipergunakan bagi pemenuhan tertentu bagi kehidupan manusia, seperti untuk mengairi tanaman, minuman ternaknya dan kebutuhan manusia langsung seperti untuk minum, mandi, mencuci dan sebagainya. Kualitas air


(14)

ditentukan oleh kandungan sedimen tersuspensi dan bahan kimia yang terlarut di dalam air tersebut.

Menurut Wisnu (2004:74) menjelaskan bahwa indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui:

1. Adanya perubahan suhu air

2. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen 3. Adanya perubahan warna , bau, dan rasa air

4. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut 5. Adanya mikroorganisme

6. Meningkatnya radioaktif air lingkungan.

Standar-standar kualitas merupakan harga-harga yang ekstrim (biasanya minimum) yang digunakan untuk menunjukakan tingkat konstituen atau sifat-sifat dimana air menjadi ofensif secara estetik, tidak sesuai secara ekonomik maupun tidak layak secara higienik untuk beberapa penggunaan yang dimaksudkan.

Menurut Suripin (2002:148) kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi dan cuci, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi, dan transportasi. Kualitas air mencangkup tiga karakteristik, yaitu sifat fisik, kimia, dan biologi.

3.1Kualitas Fisik

Menurut Robert dan Roestam (2005:171) kualitas air/sifat fisik air bungan domestik pada umunya dinyatakan dalam Temperatur, Warna, Bau dan Kekeruhan. Untuk lebih jelasnya sifat-sifat tersebut dapat dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 2. Karakteristik Fisik dari Air Buangan Domestik

Parameter Penjelasan

Temperatur Suhu dan air buangan sedikit lebih tinggi dari air minum. Temperatur ini dapat mempengaruhi aktifitas microbial,


(15)

solubilitas dari gas dan viskositas.

Warna Air buangan segar biasanya berwarna agak abu-abu. Dalam kondisi septik air buangan akan berwarna hitam.

Bau Air buangan segar biasanya mempunyai bau seperti sabun atau bau lemak. Dalam kondisi septic akan berbau sulfur dan kurang sedap. Kekeruhan Kekeruhan pada air buangan sangat

tergantung sekali pada kandungan zat padat tersuspensi. Pada umunya air buangan yang kuat mempunyai kekeruhan yang tinggi. Sumber : LPM-ITB (1994) dalam Robert dan Roestam (2005:171)

3.2Kualitas Kimia

Kualitas atau sifat kimiawi dari air buangan domestik biasanya dinyatakan dalam bentuk organik dan anorganik dan biasanya perbandingan 50% zat organik dan 50% zat anorganik. Komposisi tipikal dari air buangan domestik dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Karakteristik Kimiawi dari Air Buangan Domestik

Parameter (mg/L) Konsentrasi

Kuat Medium Lemah

Total zat padat (TS)

- Zat padat terlarut (DS) - Zat padat tersuspensi

(SS) 1200 850 350 720 500 220 350 250 100

BOD5 400 220 110

TOC 290 160 80

COD 1000 500 250

N total 85 40 20

P total 15 8 4

C1+ 100 50 30

Alkalinity (Ca CO3) 200 100 50

Lemak 150 100 50


(16)

3.3. Baku Mutu Limbah Cair

Baku Mutu merupakan standar yang digunakan untuk mengukur sesuatu, dalam hal ini adalah air sungai. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 bahwa air bersih adalah air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kualitasnya harus memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Berikut ini disajikan pada Tabel 3 standar baku mutu air limbah menurut Keputusan Menteri No. 51 tahun 1995 sebagai acuan dalam penelitian ini.

Tabel 4. Baku Mutu Limbah Cair Keputusan MENLH KEP-51/MENLH/10/1995

Parameter Mutu Limbah Cair

Sifat Fisik : Temperatur Bau

Warna

Sifat Kimia : pH

BOD (Biochemical Oxygen Demand) COD (Chemical Oxygen Demand)

400C

Tidak Berbau Jernih

6,0 - 9,0 150 mg/l 300 mg/l Sumber : Laboratorium Fakultas MIPA Universitas Lampung

Dalam penelitian ini yang akan menjadi titik tekannya adalah sifat fisik dan sifat kimia air. Sifat fisik air meliputi kekeruhan, temperatur, dan warna. Sedangkan sifat kimia meliputi Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrit, Nitrat dan COD (Chemical Oxygen Demand). Di bawah ini terdapat definisi yang menjelaskan beberapa parameter tersebut sebagai berikut :


(17)

Menurut Suripin (2002:149), menyatakan bahwa air yang mengandung material kasat mata dalam larutan disebut keruh. Kekeruhan dalam air terdiri dari liat, lempung, bahan organik, dan mikroorganisme. Kekeruhan terutama disebabkan erosi tanah di DAS maupun aliran sungai. Air sungai biasanya lebih keruh bila musim hujan dibandingkan pada kondisi normal. Kekeruhan tergantung pada konsentrasi partikel-partikel yang ada di dalam air. Tingkat kekeruhan air biasanya diukur dengan alat yang disebut turbidmeter. Kekeruhan untuk air minum dibatasi tidak lebih dari 10 mg/lt (skala silica), lebih baik kalau tidak melebihi 5 mg/lt.

Standar baku mutu yang digunakan dalam penelitian ini adalah menurut Sharma, RK (1993) dalam Suripin (2002:157), kekeruhan untuk standard air bersih tidak melebihi dari 25 NTU, dan lebih baik bila kekeruhan air itu < 25 NTU. Jika angka kekeruhan <25 NTU dikatakan baik, jika angka kekeruhan sama dengan 25 NTU dikatakan sedang, dan jika angka kekeruhan >25 NTU dikatakan buruk. Kekeruhan dapat diukur dengan lilin turbidity.

b. Temperatur

Menurut Surupin (2002:149) temperatur air merupakan hal yang penting dalam kaitannya dengan penggunanya, pengolahan untuk menghilangkan bahan-bahan pencemar serta pengangkutannya. Temperatur air tergantung pada sumbernya. Temperatur normal di alam (tropis) sekita 200C sampai 300C. Untuk sistem air bersih temperatur ideal berkisar antara 50C sampai 100C.

Sementara menurut Sharma, RK (1993) dalam Suripin (2002:157), temperatur untuk kualitas standard air bersih yaitu tidak melebihi batas dari 200C. Sementara Menurut Keputusan MENLH KEP-51/MENLH/10/1995 standar temperatur air memiliki batas sampai 400C, menentukan standar temperature air dalam penelitian ini menggunakan standar temperatur Keputusan MENLH KEP-51/MENLH/10/1995.

Pengukuran temperatur dilakukan di lokasi perairan sungai dengan menggunakan thermometer air raksa Celcius. Caranya yaitu thermometer dicelupkan beberapa saat,


(18)

kemudian diangkat dan akan terlihat temperatur yang ditunjukkan oleh termometer air raksa tersebut.

c. Warna Air

Air murni tidak berwarna. Warna dalam air diakibatkan oleh adanya material yang larut atau koloid dalam suspensi atau mineral. Air yang mengalir melewati rawa atau tanah yang mengandung mineral dimungkinkan untuk mengambil warna material tersebut. Batas intensitas warna yang dapat diterima adalah 5 mg/lt Sinar matahari secara alamiah mempunyai sifat disinfeksi dan menggelantang pada bahan pewarna air tetapi pengaruhnya hanya pada kedalaman beberapa centimeter dari permukaan air keruh. Untuk air yang jernih, pengaruh penggelantangan dapat mencapai kedalaman 1,5 m (Suripin, 2002:149).

Menurut Wisnu (2004:75) mengemukakan bahwa bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri yang berupa bahan organik dan bahan anorganik seringkali dapat larut di dalam air. Apabila bahan buangan dan air limbah industri dapat larut dalam air maka akan terjadi perubahan warna air. Air dalam keadaan normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan jernih. Selain itu, degradasi bahan buangan industri dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan warna air. Tingkat pencemaran air tidak mutlak harus tergantung pada warna air, karena bahan buangan industri yang memberikan warna belum tentu lebih berbahaya dari bahan buangan industri yang tidak memberikan warna. Seringkali zat-zat beracun justru terdapat di dalam bahan buangan indusri yang tidak mengakibatkan perubahan warna pada air sehingga air tetap tampak jernih.

Warna yang berasal dari pemakaian zat kimia oleh industri tekstil, pengrajin batik, dan pabrik pengolahan merupakan suatu senyawa organik yang akan memberikan nilai COD dan BOD. Pemeriksaan warna ditentukan dengan membandingkan secara visual warna dari sampel dengan larutan standar warna yang diketahui konsentrasinya.


(19)

Pemeriksaan warna air dalam penelitian ini didasarkan pada Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No.16 Tahun 2005, yakni air dapat dikatakan baik apabila air tersebut jernih atau tidak berwarna. Sebaliknya, air dikatakan buruk apabila berwarna.

d. Hidrogen Sulfida (H2S)

Hidrogen sulfida adalah senyawa dari 2 unsur zat kimia yaitu gas hydrogen dan belerang yang kadang kala kita sebut juga hydrogen sulfur. H2S merupakan suatu gas beracun yang mudah menyala dan tidak berwarna serta larut dalam air. Dalam kosentrasi yang agak tinggi dapat menyebabkan secara cepat orang jadi pingsan bila mencium baunya. H2S yang sangat rendah kosentrasinya dapat diketahui karena baunya yang sangat menusuk seperti telur busuk, tetapi hal ini hanya berlaku jika gas tersebut dijumpai untuk pertama kalinya kita cium. Pada kosentrasi yang lebih tinggi mempunyai bau dan rasa agak manis dan segera dapat melumpuhkan saraf penciuman sehingga gas H2S ini tidak dapat diketahui berdasarkan penciuman. Biasanya Industri besar banyak yang mempunyai limbah H2S. Penelitian ini menggunakan acuan standar deviasi ambang batas air yang diperbolehkan menurut Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No.16 tahun 2005 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai di Provinsi Sumatera Selatan yaitu 0,002 ml/ltr

e. Nitrit (NO2)

Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat (nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) oleh karena itu, nitrit bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Nitrit juga bersifat racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen, disamping itu juga nitrit


(20)

membentuk nitrosamin (RRN-NO) pada air buangan tertentu dan dapat menimbulkan kanker. Keberadaan nitrit menggambarkan berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah.

Penelitian ini menggunakan acuan standar deviasi ambang batas air yang diperbolehkan menurut Gubernur Sumatera Selatan No.16 tahun 2005 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai di Provinsi Sumatera Selatan yaitu 0,06 ml/L.

f. Nitrat (NO3)

Nitrat (NO3) dan nitrit (NO2) adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di permukaan.

Nitrat merupakan senyawa yang banyak dihasilkan dari limbah, baik limbah kotoran manusia, limbah industri, atau limbah organik lain seperti: hasil samping penggunaan pupuk pertanian. Senyawa nitrat dapat menahan perembesan air ke dalam tanah dan banyak mencemari sumber air dangkal. . Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah.

Penelitian ini menggunakan acuan standar deviasi ambang batas air yang diperbolehkan menurut Gubernur Sumatera Selatan No.16 tahun 2005 tentang Peruntukan Air dan Standar Baku Mutu Air Sungai di Provinsi Sumatera Selatan yaitu 10 ml/L.


(21)

g. Chemical Oxygen Demand (COD)

Menurut Wisnu (2004:92) COD adalah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Dalam hal ini bahan buangan organik akan dioksidasi oleh Kalium bichromat menjadi gas-gas Co2 dan H2O serta sejumlah ion Chrom. Warna larutan air lingkungan yang mengandung bahan buangan organik sebelum reaksi oksidasi adalah kuning, Setelah reaksi oksidasi berwarna hijau. Makin banyak kalium bichromat yang dipakai pada reaksi oksidasi, bearti semakin banyak oksigen yang diperlukan. Ini berarti bahwa lingkungan air makin banyak tercemar oleh bahan organik. Dengan demikian maka seberapa jauh tingkat pencemaran air lingkungan dapat ditentukan.

Pembuangan air limbah ke badan air dengan kandungan beban COD dan BOD diatas 200 mg/liter akan menyebabkan turunnya jumlah oksigen dalam air. Kondisi tersebut mempengaruhi kehidupan biota pada badan air terutama biota yang hidupnya bergantung pada oksigen terlarut di air. Hal tersebut di atas menyebabkan berkurangnya potensi yang dapat digali dari sumber daya alam badan air yang telah tercemar. Pengaruh lain adanya kandungan COD dan BOD dalam air yang melebihi batas waktu 18 jam, akan menyebabkan penguraian (degradasi) secara anaerob sehingga menimbulkan bau dan kematian ikan dalam air.

Jika pada perairan terdapat bahan organic yang resisten terhadap degradasi biologis, misalnya tannin, fenol, polisacharida dan sebagainya, maka lebih cocok dilakukan pengukuran COD daripada BOD. Dengan demikian, dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan penelitian terhadapa parameter BOD juga disebabkan karena keterbatasan kemampuan dalam pengambilan sampel air ke dasar sungai.


(22)

Standar baku mutu yang akan digunakan dalam penelitian ini menurut Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No.16 Tahun 2005 menentukan bahwa batas standar derajat pencemaran berdasarkan COD yaitu 10 mg/l. Apabila nilai COD sudah melebihi 10 mg/l maka sudah melebihi batas standar baku mutu air.

B. Kerangka Pikir

Air Sungai Musi yang merupakan sungai terpanjang di provinsi Sumatera Selatan saat ini kondisinya sangat memprihatinkan, terutama yang berada di titik kelurahan 1 ulu. Kondisi air Sungai Musi bercampur dengan limbah rumah tangga yang tinggal di pinggiran sungai serta gas-gas buangan kapal/transportasi para nelayan. Hal inilah yang menimbulkan air sungai menjadi berbau dan keadaan warnanya cokelat kehijauan. Namun, dengan melihat kondisi seperti itu ternyata masih banyak masyarakat yang tinggal di bantaran sungai yang memanfaatkan air Sungai Musi untuk keperluan MCK.

Menurut anggapan beberapa warga mengatakan bahwa kegiatan itu sudah membudaya dan menjadi tradisi masyarakat tersebut hingga sekarang sehingga sulit untuk dihilangkan. Masyarakat banyak yang belum menyadari bahwa aktivitas yang telah mereka lakukan akan mengakibatkan dampak negatif bagi kehidupannya sendiri seperti berbagai penyakit kulit atau pun penyakit dalam lainnya seperti disentri dan kolera.

Oleh sebab itu, keberadaan Sungai Musi di Kelurahan 1 Ulu dimungkinkan sudah melebihi ambang batas standar baku mutu air limbah baik secara fisik, biologis, dan kimia. Hal ini, tentu akan mempengaruhi kualitas air untuk memenuhi segala macam kebutuhan manusia.

C. Hipotesis


(23)

1. Keadaan kekeruhan air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012 kurang baik?

2. Keadaan temperatur air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012 kurang baik?

3. Keadaan warna air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012?

4. Keadaan Hidrogen Sulfida (H2S) air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012 kurang baik?

5. Keadaan Nitrit (NO2) air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012 kurang baik?

6. Keadaan Nitrat (NO3) air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012 kurang baik?

7. Keadaan Chemical Oxygen Demand (COD) air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 tahun 2012 kurang baik?


(24)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan atau mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian berdasarkan fakta-fakta atau gejala secara ilmiah, Cara penelitian yang dimaksud meliputi kegiatan: (1) mencari, (2) mencatat, (3) merumuskan, (4) menganalisis, (5) menyusun laporannya.

Penelitian ini memerlukan dua pendekatan yaitu pendekatan Keruangan dan pendekatan Ekologi yang disebut pendekatan kompleks wilayah. Hal ini sesuai dengan penjelasan

Bintarto (1979:24), “Kombinasi antara analisa keruangan dan analisa ekologi disebut analisa kompleks wilayah.” Maka untuk mengetahui hal ini digunakan teknik observasi dan teknik

wawancara dengan lurah 1 Ulu dan penduduk sekitar Sungai Musi di Kelurahan 1 Ulu.

B. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah keseluruhan unit Sungai Musi dari hulu ke hilir yang melintasi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang.

C. Teknik Pengambilan Sampel Air

Sampel adalah sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Margono, 2000:121). Sedangkan menurut Moh. Pabundu Tika (2005:24) menjelakan bahwa sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi.


(25)

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive Sampling (Sampel Purposif), yaitu sampel yang dipilih secara cermat dengan mengambil objek penelitian yang selektif dan mempunyai ciri-ciri yang spesifik sehingga dapat dianggap cukup representatif (Moh. Pabundu Tika, 2005:50)

Teknik ini digunakan untuk menentukan titik pengamatan di lapangan yang disesuaikan dengan teori yang akan digunakan. Area pengamatan penelitian yang tersebar pada sungai mencangkup tiga area pengamatan , yakni bagian hulu, bagian tengah, dan bagian hilir. Setiap area pengamatan terdiri dari satu sampai dua titik pengamatan;

1)Area pengamatan pada bagian hulu terdiri dari satu titik pengamatan yaitu titik pengamatan 5 yang ditentukan pada badan aliran Sungai Ogan.

2)Area pengamatan bagian tengah terdiri dari dua titik pengamatan yaitu titik pengamatan 1 yang berada pada badan aliran sungai berlokasi di Kertapati dan titik pengamatan 2 di LK 5 (Kelurahan 1 Ulu)

3)Area pengamatan bagian hilir aliran sungai terdiri dari dua titik pengamatan yaitu titik pengamatan 3 yang berada di LK 5 (Kelurahan 1 Ulu) dan titik pengamatan 4 berlokasi di Kelurahan 2 Ulu.


(26)

Mengenai sampel air yang akan diteliti menurut Sudjadi Cs (1972) dan Chapman (1961) dalam Mul Mulyani (1992:36) untuk mendapatkan contoh air yang dapat dianggap mewakili air yang diteliti diperlukan ketelitian yang seksama, contoh air dari suatu tempat di dapat dengan jalan mencampurkan beberapa contoh yang telah terkumpulkan pada waktu yang berbeda-beda, disesuaikan dengan keadaan setempat dan musim. Contoh air sungai diambil dari tempat yang airnya mengalir.

Sedangkan menurut Richard Lee (1990:316) mengemukakan bahwa pengambilan contoh kualitas air biasanya terdiri atas pengambilan suatu volume contoh dari sungai, danau atau sumber-sumber lainnya; ada tiga metode dasar pengambilan contoh-contoh air, yaitu 1)


(27)

pengambilan contoh secara bebas, 2) pengambilan contoh secara komposit (majemuk), dan 3) pengambilan contoh secara terpadu.

Penelitian ini menggunakan kombinasi metode pengambilan secara komposit dan terpadu, yaitu pengambilan contoh tubuh air dapat dilakukan pada waktu tertentu dan rangkaian contoh air yang diambil dilakukan secara bebas. Pengambilan contoh secara komposit dan terpadu sangat berguna untu mendapatkan wakil suatu contoh dari tubuh air secara keseluruhan.

D.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian (Margono, 2000:82). Penelitian ini menggunakan variabel penelitian yaitu kualitas air sungai dengan parameter : Sifat fisik yang meliputi Kekeruhan, Temperatur, dan Warna air. Sedangkan sifat kimia meliputi Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3), dan COD.

Penghitungan variabel dalam penelitian ini disesuaikan dengan standar baku mutu kualitas air yang telah ditetapkan. Adapun penilaian kualitas air Sungai Musi di Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Variabel untuk menilai kualitas air Sungai Musi di Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Kota Palembang Tahun 2012.

No. Variabel Kriteria Klasifikasi

2 Hidrogen Sulfida (mg/l) *) <0,002 mg/l 0,002 mg/l >0,002 mg/l

Baik Sedang Buruk 3 Nitrit (mg/l) *) <0.06 mg/l

0,06 mg/l >0,06 mg/l

Baik Sedang

Buruk Nitrat (mg/l) *) <10 mg/l Baik


(28)

Sumber : *) Peratura n Gubern ur Sumater a Selatan N0.16 Tahun 2005 **) Suripin (2002:1 49) ***) Keputus an MENLH KEP-51/MENLH/10/1995

E.Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan jenis data primer yang diperoleh langsung dari pengukuran di lapangan dan hasil uji laboratorium.

1. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2000:158). Penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung, yaitu peneliti bersama atau berada langsung dengan objek yang akan diteliti. Penggunaan teknik ini dimaksudkan untuk mendapatkan data kondisi umum Kelurahan 1 Ulu yaitu keadaan air sungai di beberapa titik pengamatan, kondisi topografi kelurahan 1 Ulu, serta kondisi tempat tinggal masyarakat khususnya yang berada di pinggiran Sungai Musi di Kelurahan 1 Ulu.

10 mg/l >10 mg/l

Sedang Buruk 4 COD (mg/l) *) <10 mg/l

10 mg/l >10 mg/l

Baik Sedang

Buruk 5 Kekeruhan **) < 25 (NTU)

25 (NTU) > 25 (NTU)

Baik Sedang Buruk 6 Temperatur ***) <20oC

20-40 oC >40 oC

Baik Sedang

Buruk 7 Warna *) Tidak berwarna/Jernih

berwarna

Baik Buruk


(29)

2. Wawancara (Interview)

Menurut Moh. Pabundu Tika (2005:49) menjelaskan bahwa wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer yaitu informasi secara langsung dari responden mengenai gambaran umum lingkungan penelitian tanpa menggunakan daftar pertanyaan. Adapun subjek yang menjadi responden adalah wakil camat Seberang Ulu 1, lurah 1 Ulu, serta masyarakat sekitar kelurahan 1 Ulu.

3. Studi Kepustakaan

Teknik studi kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan, mempelajari data dan informasi dari berbagai sumber serta mencari dan memahami isi buku-buku yang memuat beragam kajian teori serta literatur yang relevan dalam penyusunan penelitian ini.

4. Pengukuran di Lapangan

Pengukuran di lapangan dilakukan dengan pertimbangan keterwakilan data karena data akan berubah bila dipisahkan dari badan sungai. Parameter yang digunakan dalam pengukuran lapangan ini meliputi temperatur dan warna.

Langkah kerja dalam pengukuran parameter di lapangan sebagai berikut: 1)Pengukuran temperatur air sungai

Alat yang digunakan untuk mengukur temperature air sungai adalah thermometer. Keadaan air sungai pada saat pengukuran lapangan harus dalam kondisi yang normal yaitu air tidak begitu deras atau pun kering. Pengukuran ini dilaksanakan pada waktu pagi menjelang siang. Cara mengukurnya yaitu dengan mencelupkan alat termometer ke dalam air sungai selama satu menit kemudian dicatat suhunya.


(30)

2)Pengukuran warna

Pengukuran warna dapat dilakukan dengan mudah namun butuh ketelitian yaitu dengan mengamati warna air sungai secara langsung melalui indera penglihatan saja.

5. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data sekunder dari suatu instansi atau lembaga tertentu. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data profil dan data Monografi Kelurahan 1 Ulu, data jumlah penduduk dari Kantor Kecamatan Seberang Ulu 1. Selain itu, teknik dokumentasi ini juga dilakukan dengan pengambilan foto/pemotretan di lingkungan penelitian.

6. Uji Laboratorium

Kegiatan uji laboratorium ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang kualitas air Sungai Musi di Kelurahan 1 Ulu yang menggunakan acuan yang telah ditetapkan dalam penelitian dengan parameter penelitian sifat kimia yaitu kekeruhan, Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrit (NO2), Nitrat (NO3) dan COD.

Langkah kerja untuk pengukuran parameter penelitian tersebut dalam teknik uji laboratorium adalah sebagai berikut:

1)Teknik Pengukuran Kekeruhan

Sampel air yang akan diteliti yaitu 800 ml dimasukkan ke dalam aquadest, kemudian elektroda dicelupkan ke dalam sampel air maka alat langsung menunjukan nilai kekeruhan dan suhunya yang tercatat pada alat.


(31)

2)Teknik Pengukuran Nitrit (NO2)

Metode yang dilakukan adalah dengan metode spektrofotometri. dan bantuan larutan asam sulfanilat serta Naphtylamin Etilen Diamin Dihidroksida (NEDA) dengan tahap awal adalah mengukur nilai absorbansi dengan spektrofotometer sebagai kalibrasi NO2 yang telah ditambahkan air suling bebas nitrit hingga konsentrasi 0.01; 0.02; 0.05; 0.075; 0.1 mg N-NO2/liter. Selanjutnya dilakukan dengan mengukur nilai absorbansi air yang telah dicampur dengan larutan asam sulfanilat dan NEDA tersebut.

3)Teknik pengukuran Nitrat (NO3)

Sampel air disaring dengan menggunakan kertas saring whatman, diambil 5 ml dan dimasukan ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambahkan berturut-turut 0,5 ml larutan brucine 2% dan 5 ml H2SO4 pekat p.a. ke dalam sampel air tersebut sambil dikocok. Kemudian sampel air dikocok lagi dengan tabung pengocok sampai homogen dan dibiarkan selama 30 menit. Setelah 30 menit larutan diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 432 nm.

4)Hidrogen Sulfida (H2S)

Teknik analisa pengujian H2S adalah mengukur total sulfida, yang meliputi hidrogen sulfida tak terionisasi (H2S), sulfida terionisasi (HS- dan S2-), dan asam sulfida metalik terlarut yang ada dalam bahan tersuspensi. Ada banyak cara dan alat untuk pengujian H2S, diantaranya metode iodometrik dan kolorimetrik. Berikut dijelaskan pemeriksaan kadar Hidrogen Sulfida dengan menggunakan metode Iodometri :

Standarisasi larutan Na2S2O3 dengan KIO3

1. Mengambil 10,0 ml larutan baku KIO3 dengan pipet volumetri dan masukkan kedalam erlenmeyer


(32)

3. Menambahkan 5 ml KI/ NACl 10%

4. Menitrasi dengan larutan standar Na2S2O3 yang akan ditentukan sampai warna kuning muda

5. Menambahkan 2 ml amylum 1% sebagai indikator. 6. Titrasi sampai warna biru tetap hilang.

7. Selanjutnya hasil dapat dihitung dengan menggunakan rumus.

5)Teknik pengukuran Chemical Oxygen Demand (COD)

Metode pengukuran COD yaitu menggunakan peralatan reflux, penggunaan asam pekat, pemanasan dan titrasi. Nilai COD dapat ditentukan dalam waktu dua jam.

F.Analisis Data

Menurut Suharsimi Arikunto (1993:209) mengemukakan bahwa riset deskriptif yang bersifat eksploratif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena. Dalam hal ini peneliti hanya ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu.

Dengan demikian, penelitian ini menggunakan teknik uji laboratorium dan dianalisis secara deskriptif-eksploratif dengan pendekatan kualitatif yaitu dengan mengeksplorasi dan mengelompokkan fakta yang ada dalam suatu kesimpulan. Data-data yang diperoleh akan dianalisis, disusun, diperinci secara sistematis dan selanjutnya diinterpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan daya nalar dan pola pikir peneliti dalam menghubungkan fakta-fakta informasi.


(33)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarakan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan cara pengambilan sampel air Sungai Musi di lima titik pengamatan kemudian dianalisis dan dibahas mengenai kualitas air sungai maka dapat disimpulkan bahwa kualitas air Sungai Musi yang mengalir di Kelurahan 1 Ulu dan sekitarnya secara umum telah tercemar karena melebihi ambang batas standar baku mutu yang telah ditentukan.

Hasil penelitian yang diperoleh dari lima titik sampel yang ditinjau dari aspek fisik maupun kimia menunjukan tingkat kekeruhan dikategorikan buruk di atas ambang batas standar baku mutu dengan nilai rata-rata 43,26 NTU, rata-rata temperatur atau suhu masih tergolong baik/stabil yaitu 25,96oC dengan kondisi air berwarna dan berbau. Sementara untuk aspek kimia menunjukan tingkat kandungan Nitrat dan Nitrit yang masih berada di bawah ambang batas standar baku mutu yaitu dengan nilai rata-rata Nitrat 4,604 mg/l dan untuk Nitrit sebesar 0,013 mg/l. Kondisi ini berbeda dengan parameter H2S dan COD yang memiliki kadar diatas ambang batas standar baku mutu yang telah ditentukan, yakni rata-rata nilai H2S sebesar 0,026 mg/l dan 16,8 mg/l untuk COD.

B. Saran

1. Bagi warga yang tinggal di bantaran sungai pada khususnya dan seluruh masyarakat pada umumnya hendaknya mengubah kebiasaan buruk mereka yang cenderung merusak


(34)

ekosistem sungai seperti membuang limbah ke sungai dan melaksanakan segala aktivitas MCK di sungai. Hal ini apabila dibiarkan terus-menerus tentu akan mengganggu kelangsungan hidup manusia itu sendiri serta lingkungan sekitar.

2. Kepada industri-industri atau pabrik yang berdiri dekat dengan Sungai Musi seharusnya tetap memiliki dan menambahkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk penyaringan dan pengolahan limbah cair agar meminimalisir dampak negatif yang timbul dan berpengaruh pada kualitas air, sehingga keberadaan sungai Musi dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan aman dan sesuai dengan kebutuhan yang baik.

3. Aparatur pemerintah terkait khususnya dari pihak RT, Kelurahan ataupun BAPEDALDA Kota Palembang untuk berperan aktif menghimbau serta memberikan berbagai layanan penyuluhan kesehatan lingkungan sehingga warga bisa lebih memiliki kesadaran diri dalam memperhatikan dan menjaga kondisi lingkungan sekitarnya.


(35)

KUALITAS AIR SUNGAI MUSI DI KELURAHAN 1 ULU

KECAMATAN SEBERANG ULU 1 PALEMBANG

TAHUN 2012

(Skripsi)

Oleh:

IIS AMBARWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(36)

KUALITAS AIR SUNGAI MUSI DI KELURAHAN 1 ULU

KECAMATAN SEBERANG ULU 1 PALEMBANG TAHUN 2012

Oleh

IIS AMBARWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(37)

RIWAYAT HIDUP

Iis Ambarwati lahir di Kotagajah pada tanggal 12 Desember 1990, anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Sunardi dan Ibu Sri Sudarti. Penulis telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 06 Kotagajah pada Tahun 2002. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 02 Kotagajah diselesaikan pada Tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 01 Kotagajah diselesaikan pada Tahun 2008.

Pada Tahun 2008 penulis diterima sebagai Mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi melalui jalur Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif pada organisasi kampus yaitu:

1. Menjadi anggota Korp Muda BEM Unila (KMB U) Tahun 2008.

2. Menjadi anggota Panitia Khusus Pemilihan Raya Universitas (Pansus Pemira U) pada Tahun 2009.

Penulis melaksanakan Program Orientasi Pendidikan Tinggi (PROPTI) pada tanggal 25-29 Agustus 2008. Melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan 1 (KKL 1) di Kalianda, Lampung Selatan. Melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan 2 (KKL 2) di Bandung-Pangandaran. Melaksanakan Program Pengalaman Lapangan di MAN Kibang Budi Jaya Tulang Bawang Barat pada tahun 2011.


(38)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Lokasi Pengambilan Sampel Air Sungai Musi Kelurahan 1

Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang Tahun 2012…………... 27

2. Peta Administratif Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang Tahun 2012……….. 37

3. Batas Besar Nilai Q dari Masing-Masing Tipe Curah Hujan Schmidth-Fergusson………..…….. 40

4. Kondisi Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Tahun 2012………... 41

5. Kondisi Rumah Panggung Warga kelurahan 1 Ulu………. 44

6. Peta Area Pengamatan Sungai Musi di Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang Tahun 2012………. 49

7. Sungai Ogan………...……... 50

8. Sungai Musi di Kertapati dan LK 5……… 51

9. Sungai Musi di LK 5 dan Kelurahan 2 Ulu……….... 52

10. Peta Kualitas Air Sungai Musi Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang Tahun 2012………. 62


(39)

DAFTAR ISI

Halaman I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………... 1

B. Identifikasi Masalah ……… 6

C. Rumusan Masalah ……… 7

D. Tujuan Penelitian ……… 7

E. Kegunaan Penelitian ……… 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ……… 9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ……… 11

1. Pengertian Geografi………... 11

2. Sungai ……… 12

3. Kualitas Air……...………... 13

B. Kerangka Pikir……… 22

C. Hipotesis………. 23

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ……… 25

B. Objek Penelitian ……… 25

C. Teknik Pengambilan Sampel Air……… 26

D. Definisi Operasional Variabel……… 28

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data………... 30

1. Observasi……… ……….. 30

2. Wawancara ………... 30

3. Studi Kepustakaan ……… 31

4. Pengukuran di Lapangan……….. . 31

5. Dokumentasi ………. 32

7. Uji Laboratorium ………. 32

F. Analisis Data……… 34

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Geografis Daerah Penelitian………. 34

1.Letak Astronomis dan Administratif ………...……… 35

2. Kondisi Fisis Geografis………. 36


(40)

b. Keadaan Hidrologis……….. 40

c. Keadaan Penduduk……….. 41

a.Kepadatan Penduduk ……… 41

b.Komposisi Penduduk………... 44

1)Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur………. 45

2)Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin………. 46

3)Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian……… 47

B.Deskripsi Hasil Penelitian Kualitas Air Sungai Musi di Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang Tahun 2012………. 48

1. Kondisi Fisik dan Kimia Air Sungai Musi……… 48

a. Kondisi Air Sungai Musi Pada Area Pengamatan Hulu………… 48

b. Kondisi Air Sungai Musi Pada Area Pengamatan Tengah……… 50

c. Kondisi Air Sungai Musi Pada Area Pengamatan Hilir…………. 51

2. Penyajian Data………. 52

3. Analisis Kualitas Air Sungai Musi………. 54

a. Analisis Kualitas Air Sungai Musi dari Setiap Area Pengamatan 54

1)Kualitas Air Sungai Musi pada Area Pengamatan Hulu………. 55

2)Kualitas Air Sungai Musi pada Area Pengamatan Tengah……. 57

3) Kualitas Air Sungai Musi pada Area Pengamatan Hilir……… 59

b.Analisis Kualitas Air Sungai Musi dari Setiap Parameter …….….. 63

1) Kekeruhan……… 63

2) Temperatur……… 63

3) Warna Air………. 64

4) Hidrogen Sulfida (H2S)……… 64

5) Nitrit (NO2)……….. 65

6) Nitrat (NO3)………. 65

7) Chemical Oxygen Demand (COD)………. 65

V. SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan……… 67

B.Saran………. 68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(41)

1

DAFTAR PUSTAKA

Aninditya Budhi Permana. 2010. Biochemical Oxygen Demand (BOD) & Chemical Oxygen Demand (COD). Handout. Diakses Rabu, 01 Februari 2012. Pukul: 10.30 WIB. Bandarlampung. http:// biyarko.blogspot.com. Budhisantoso, dkk. 1991. Pemanfaatan Air Sungai Pada Masyarakat Kota

Palembang. Jakarta.:Depdikbud.

Benyamin Lakitan. 1994. Dasar-dasar Klimatologi. Jakarta. PT. Raja Gravindo Persada.

Bintarto. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta:LP3S.

Endrah. 2010. Analisa Kimia sampel Air Sungai:Pengukuran Kualitas Air. Handout. Diakses Rabu, 01 Februari 2012. Pukul: 09.25 WIB. Bandar Lampung. http://endrah.blogspot.com/2010/04/turbidimeter.html.

Herman Tiluata, dkk. 1985. Studi Kependudukan. Jakarta. Konsorsium Fakultas Ilmu Sosial Bekerjasama BKKBN.

I Gede Sugiyanta. 2003. Hidrologi. Bandarlampung:Universitas Lampung.

Ida Bagoes Mantra. 1998. Langkah-langkah Penelitian Survai Usulan Penelitian dan Laporan Penelitian. BPFG-UGM. Yogyakarta.

Keputusan MENLH KEP-51/MENLH/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair. Linsley, dkk. 1996. Hidrologi untuk Insinyur. Jakarta:Erlangga.

Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta. Mohammad Ali. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung:ANGKASA. M. Subarjo. 2006. Meteorologi dan Klimatologi. Bandarlampung:Universitas

Lampung.

Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta:Bumi Aksara. Mul Mulyani Sutedjo. 1992. Analisa tanah, Air dan jaringan Tanaman. Jakarta:

Rineka Cipta.

Otto Soemarwoto. 1991. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.

Peraturan Gubernur Propinsi Sumatera Selatan No.16 Tahun 2005 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai di Propinsi Sumatera Selatan.


(42)

2

Richard Lee. 1990. Hidrologi Hutan. Yoyakarta:Gadjah Mada University Press. Robert J. Kodoatie, dkk. 2002. Pengelolaan Sumber Daya Air dalam Otonomi

Daerah. Yogyakarta :ANDI Yogyakarta.

Robert J. Kodoatie dan Roestam Sjarif. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta:ANDI Yogyakarta.

Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta

Sumadi. 2003. Filsafat Geografi. Bandarlampung:Universitas lampung.

Suripin, M.Eng. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.

Usman Rianse dan Abdi. 2009. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi. Bandung: ALFABETA.

Wisnu Arya Wardhana. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi). Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.


(43)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Persebaran Jumlah Penduduk di Kecamatan Seberang Ulu 1

Palembang Tahun 2012………. 4

2. Karakteristik Fisik dari Air Buangan Domestik………….… 14 3. Karakteristik Kimiawi dari Air Buangan Domestik………... 15 4. Baku Mutu Limbah Cair Keputusan MENLH KEP-51/MEN

LH/10/1995………. 16

5. Variabel untuk Menilai Kualitas Air Sungai Musi di Kelura- han 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang Tahun

2012………. 29

6. Data Curah Hujan Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang

Ulu 1 Palembang Tahun 2012……… 38

7. Pembagian Iklim Schmidth-Fergusson Berdasarkan Nilai Q.. 39 8. Lebar dan Kedalaman sungai Musi di Kelurahan 1 Ulu

Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang Tahun 2012…….... 42

9. Komposisi Penduduk Menurut Umur di Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang

Ulu 1 Palembang Tahun 2012………. 45

10.Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang Tahun 2012.. 46

11.Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kelu- rahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang Tahun

2012……….... 48

12.Kualitas Kimia Air Sungai Musi di Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang Tahun 2012……… 53

13.Kualitas Fisik Air Sungai Musi di Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1

Palembang Tahun 2012……….. 54

14.Rekapitulasi Kualitas Air Sungai Musi Menurut Peraturan Gubernur Sumatera Selatan N0.16 Tahun 2005………. 55


(44)

MOTTO

“…niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang

beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan…”

(Qs. Al-Mujadalah:11)

“Hari ini adalah totalitas perjuangan dan hari esok adalah mimpi

indah yang akan nyata…”


(45)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua : Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. ……….

Sekretaris : Dedy Miswar, S.Si. M.Pd. ……….

Penguji

Bukan Pembimbing: Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. ……….

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(46)

(47)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Oktober 2012

Iis Ambarwati


(48)

PERSEMBAHAN

Bissmillahirahmannirrahim…

Dengan penuh rasa syukur atas kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

Ayahanda dan Ibunda tercinta yang dengan ikhlas, penuh kasih sayang dan sabar dalam membesarkanku, mendoakanku serta menantikan keberhasilanku

Para pendidikku terhormat yang telah memberikan banyak ilmu dan pengetahuannya kepadaku


(49)

Judul Skripsi : KUALITAS AIR SUNGAI MUSI DI KELURAHAN 1 ULU KECAMATAN SEBERANG ULU 1 PALEMBANG TAHUN 2012

Nama Mahasiswa : Iis Ambarwati

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813034026

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. KOMISI PEMBIMBING

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. Dedy Miswar, S.Si. M.Pd. NIP. 19570725 198503 1 001 NIP. 19741108 200501 1 003

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Zulkarnain, M.Si. NIP. 19560108 198503 1 002 NIP.19600111 198703 1 001


(50)

SANWACANA

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya memberikan

kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kualitas

Air Sungai Musi di Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang Tahun 2012” dengan baik.

Penulis sadar bahwa kemampuan dan pengetahuan masih sangat terbatas, maka dengan bimbingan dan kesabaran dari Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. sebagai Pembimbing I dan Bapak Dedy Miswar, S,Si., M.Pd. sebagai Pembimbing II, serta Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si. selaku dosen pembahas sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga selama proses bimbingan menjadi amal ibadah dan Allah SWT menganugerahkan limpahan rahmat, hidayah dan kesehatan lahir bathin kepada tim penguji. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih setulusnya kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama menempuh perkuliahan .

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku pembantu dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku pembantu dekan II yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H. selaku pembantu dekan III yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. Rosana, M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang semoga selalu diberikan kesabaran dan kesehatan lahir batin oleh Allah SWT.

8. Bapak Susaptono, S.E. selaku Kepala Kelurahan 1 Ulu beserta seluruh staffnya yang telah banyak membantu memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. 9. Semua saudaraku di kampung halaman tercinta, paman dan bibi di Natar yang dengan

ikhlas membantu, menjagaku dan menantikan keberhasilanku.

10. Akas Milda beserta keluarga dan Bapak Mulyadi beserta keluarga yang telah berjasa membantuku selama penelitian di Palembang.

11.Sahabat eks Singa Mania (Plasma) yang selalu setia menemani hari-hariku dan telah banyak berkorban serta membantuku selama penelitian di Palembang.

12.Teman-teman Geografi khususnya angkatan 2008 yang tidak bisa kusebutkan satu per satu serta adik dan kakak tingkatku terima kasih atas kebersamaan dan inspirasinya yang telah diberikan selama di kampus tercinta ini, serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga bantuan, doa, dan motivasi serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT amin ya Rabbal’alamin. Akhirnya dengan penuh harapan semoga karya sederhana ini dapat dipergunakan dan bermanfaat.


(51)

Bandar Lampung, September 2012 Penulis


(1)

(2)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Oktober 2012

Iis Ambarwati


(3)

PERSEMBAHAN

Bissmillahirahmannirrahim…

Dengan penuh rasa syukur atas kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

Ayahanda dan Ibunda tercinta yang dengan ikhlas, penuh kasih sayang dan sabar dalam membesarkanku, mendoakanku serta menantikan keberhasilanku

Para pendidikku terhormat yang telah memberikan banyak ilmu dan pengetahuannya kepadaku


(4)

Judul Skripsi : KUALITAS AIR SUNGAI MUSI DI KELURAHAN 1 ULU KECAMATAN SEBERANG ULU 1 PALEMBANG TAHUN 2012

Nama Mahasiswa : Iis Ambarwati

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813034026

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. KOMISI PEMBIMBING

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. Dedy Miswar, S.Si. M.Pd. NIP. 19570725 198503 1 001 NIP. 19741108 200501 1 003

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Zulkarnain, M.Si. NIP. 19560108 198503 1 002 NIP.19600111 198703 1 001


(5)

SANWACANA

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kualitas Air Sungai Musi di Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang Tahun 2012” dengan baik.

Penulis sadar bahwa kemampuan dan pengetahuan masih sangat terbatas, maka dengan bimbingan dan kesabaran dari Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. sebagai Pembimbing I dan Bapak Dedy Miswar, S,Si., M.Pd. sebagai Pembimbing II, serta Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si. selaku dosen pembahas sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga selama proses bimbingan menjadi amal ibadah dan Allah SWT menganugerahkan limpahan rahmat, hidayah dan kesehatan lahir bathin kepada tim penguji. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih setulusnya kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama menempuh perkuliahan .

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S. selaku pembantu dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku pembantu dekan II yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H. selaku pembantu dekan III yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. Rosana, M.Si. selaku Pembimbing Akademik yang semoga selalu diberikan kesabaran dan kesehatan lahir batin oleh Allah SWT.

8. Bapak Susaptono, S.E. selaku Kepala Kelurahan 1 Ulu beserta seluruh staffnya yang telah banyak membantu memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. 9. Semua saudaraku di kampung halaman tercinta, paman dan bibi di Natar yang dengan

ikhlas membantu, menjagaku dan menantikan keberhasilanku.

10. Akas Milda beserta keluarga dan Bapak Mulyadi beserta keluarga yang telah berjasa membantuku selama penelitian di Palembang.

11.Sahabat eks Singa Mania (Plasma) yang selalu setia menemani hari-hariku dan telah banyak berkorban serta membantuku selama penelitian di Palembang.

12.Teman-teman Geografi khususnya angkatan 2008 yang tidak bisa kusebutkan satu per satu serta adik dan kakak tingkatku terima kasih atas kebersamaan dan inspirasinya yang telah diberikan selama di kampus tercinta ini, serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga bantuan, doa, dan motivasi serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT amin ya Rabbal’alamin. Akhirnya dengan penuh harapan semoga karya sederhana ini dapat dipergunakan dan bermanfaat.


(6)

Bandar Lampung, September 2012 Penulis