Kelayakan Aspek Materi Kelayakan Media Latihan

79 Tabel 30. Rerata Persentase Kelayakan Aspek Desain Pada Setiap Penilaian No Tahapan penilaian Total Rerata Persentase Kategori 1. Penilaian Ahli Media 90,9 Layak 2. Uji Coba Kelompok Kecil 84,58 Layak 3. Uji Coba Kelompok Besar 86,87 Layak Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa penilaian kelayakan aspek materi pada tahap penilaian ahli media, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar termasuk dalam kategori “layak”. Kategori ini sudah memenuhi syarat kelayakan media latihan buku saku pengenalan teknik dasar tenis lapangan. C. Analisis Prospektif Media Latihan Media latihan buku saku pengenalan teknik dasar tenis lapangan didesain dengan konsep mengenalkan gerakan teknik dasar tenis lapangan dan konsep membaca dan mempraktekkan sehingga atlet peserta didik tidak merasakan kebosanan, meningkatkan kecerdasan, ketangkasan, interaktif, dan dapat meningkatkan motivasi atlet peserta didik dalam belajar teknik dasar tenis lapangan. Dari hasil analisis produk media selama uji coba produk dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Atlet peseta didik: a. Atlet peserta didik lebih termotivasi dan tidak mengalami kebosanan dalam berlatih teknik dasar melalui media buku saku pengenalan teknik dasar tenis lapangan, karena materi yang disampaikan dalam buku saku 80 diseuaikan dengan usia atlet peserta didik dan terdapat tahapan dari yang sederhana ke yang lebih sulit. b. Peserta didik lebih interaktif selama menggunakan media latihan buku saku pengenalan teknik dasar tenis lapangan. 2. Pelatih: a. Pelatih lebih efisien dalam menyampaikan materi latihan, media ini didesain atlet peserta didik dapat mempelajari teknik dasar tenis lapangan secara mandiri. b. Pelatih lebih mudah mengelola atlet peserta didik dengan media ini, sehingga suasana latihan lebih kondusif dan latihan dapat terkontrol. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disebutkan oleh Azhar Arsyad 1997: 24 tentang salah satu manfaat praktis dari penggunaan media latihan dalam proses belajar mengajar yaitu pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi siswa, metode akan lebih bervariasi, sehiingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, dan siswa lebih banyak melakukan kegiatan pelatihan sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, mendemonstrasikan, dan lain-lain. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang disebutkan oleh Sukintaka 1992: 1 yaitu bahwa rasa senang pada peserta didik merupakan modal utama untuk menimbulkan situasi yang kondusif untuk melaksanakan pendidikan atau proses belajar gerak.