ANALISA DAN DISKUSI Sifat Mekanis Akibat Beban Bending

Kemudian tegangan hibridisasi ditentukan dengan persamaan : H c Bf Bf V     5 dimana: H c  adalah tegangan tarik hibrid komposit, f c  adalah tegangan tarik serat karbon MPa, f c  adalah regangan dari serat carbon dan cf V fraksi volume serat karbon gr serta Bf V menunjukkan fraksi volume untuk serat basalt gr. Pengujian bending telah dilakukan untuk setiap variasi specimen uji dengan nilai rata rata masing- masing ditunjukkan seperti pada tabel 4. Table 4 Rata-rata hasil pengujian bending Variasi laminasi Tegangan bending [MPa] Modulus Elastisitas bending E [GPa] CF C 4 B 1 C 5 C 4 B 2 C 4 C 3 B 3 C 4 C 3 B 4 C 3 C 3 B 5 C 2 BF 860.93 816.28 791.70 759.66 740.20 725.57 428.06 54.17 50.11 49.79 48.05 45.44 44.68 25.37 Table 5 Rata - rata uji bending untuk variasi laminasi berdasarkan metode susunan. Variasi susunan laminasi Tegangan bending σMPa Modulus of Elastisitas E GPa CFRP 860.929 54.172 C 3 B 4 C 3 740.197 45.438 C 6 B 4 738.265 41.104 C 3 B 2 C 3 B 2 736.155 40.331 C 2 B 2 C 2 B 2 C 2 716.033 46.408 B 4 C 6 712.120 39.026 B 2 C 3 B 2 C 3 679.267 34.512 B 2 C 6 B 2 655.720 35.006 B10 428.058 25.374

III. ANALISA DAN DISKUSI Sifat Mekanis Akibat Beban Bending

Tabel 5 dan 6 masing – masing menunjukkan nilai rata-rata pengujian bending bending untuk setiap variasi hibrid komposit menurut jumlah serat basalt diinset kedalam komposit karbonpolymer CFRP, dan menurut posisi laminasi antara serat basalt dan serat karbon untuk perbandingan fraksi berat 60:40 wt. Berdasarkan hasil pengujian dilakukan hibridisasi memiliki tegangan diantara tegangan komposit karbonepoxy dan komposit basaltepoxy yaitu tegangan sekitar 700 MPa. Dalam analisa ini, ditunjukkan semakin besar jumlah basalt terlaminasi pada serat karbon tegangan menurun namun masih jauh lebih tinggi dari komposit dengan serat basaltepoxy. Demikian pula untuk modulus elastisitas yang dihasilkan dengan rasio laminasi serat 50:50 wt adalah sebesar 44.68 GPa. Nilai ini menunjukkan bila basalt dihibrid dengan Karbon modulus elastisitasnya meningkat sebesar 43.2. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh [11, 21] menunjukkan bahwa serat basalt memiliki kopetensi yang baik dihibridisasi dengan serat karbon, dimana regangan dari komposit karbonepoksi meningkat. Hal yang sama juga disampaikan oleh [10]. Karakteristik mekanis bending untuk hibrid komposit dengan variasi susunan laminasi antara serat basalt dan serat karbon lihat Tabel 6 menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap tegangan dan modulus elastisitas. Tand panah yang tertera pada tabel menunjukkan arah pembebanan pada hibrid komposit. Pada pengujian ini, diperoleh bahwa dengan serat karbon terletak pada bagian tekan compress memiliki nilai tegangan bending yang tinggi yaitu diatas 700Mpa namun masih lebih rendah dibanding dengan CFRP. Perilaku ini disebabkan karena serat karbon memiliki sifat tegangan bending yang tinggi, akan tetapi lebih panjang nilai regangan yang terjadi untuk serat basalt pada posisi tarik tension area. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Dong et.al [4, 5, 22]. Pengaruh susunan laminasi antara serat karbon dan serat basalt CBCBC menunjukkan hasil modulus elastisitas yang relatif tinggi yaitu sebesar 46.4 GPa, namun tegangan yang dihasilkan lebih rendah dari komposisi CBCB. Gambar 4 Karakteristik patahan pada bending test benda uji CBC dan BCB Sifat Patahan Bending Patahan akibat pembebanan bending telah diamati seperti ditampilkan pada Gambar 4. Pada pembebanan bending specimen uji dapat mengalami dua perilaku patahan yaitu patahan karena tekan compression dan patahan karena tarik tension . Sebagaimana dihasilkan untuk patahan spesimen uji dengan posisi serat karbon berada pada lapisan terluar memiliki tegangan dan modulus yang tinggi lihat Tabel 5 dan 6, masing- masing. Akan tetapi, karakteristik patahan yang terjadi adalah sangat getas brittle seperti ditunjukkan oleh tanda panah pada gambar 4. Sebaliknya, serat basalt menunjukkan patahan yang lebih ulet ductile dimana terlihat adanya deformasi plastis baik pada daerah tekan maupun daerah tarik. Sifat ini ditunjukkan pula dengan besarnya tegangan dan modulus elastisitas bending yang rendah. Gambar 5 Karakteristik patahan bending spesimen uji CBC dan BCB pada SEM analisis Gambar 5 menunjukkan karaktersitik patahan setelah pembebanan bending untuk specimen uji CBC dan BCB yang dianalisa menggunakan SEM pada megnifikasi rendah. Patahan yang terjadi teramati ditunjukkan dengan tanda panah, baik patahan CBC dan BCB terjadi putus tarikan pull out ke arah warp maupun weft . Patahan CBC lebih rata dibandingkan dengan BCB yang patahannya sembarang rupture . Kondisi ini menunjukkan bahwa komposit dengan serat karbon pada bagian sisi memiliki karakteristik patahan yang lebih getas dibanding dengan serat basalt tersusun pada bagian luar. Disamping itu, delaminasi pada arah weft menjadi karakteristik patahan dari komposit dengan penguat sarat karbon. Pengaruh hibridisasi terhadap beban lentur Hibridisasi merupakan satu pendekatan untuk memperbaiki sifat mekanis atau fisis dari material dengan berbasis komposit, yang mana salah satu kerugian material ditingkatkan dengan keunggulan material lainnya dalam satu ikatan tertentu [12]. Hasil penelitian hibridisasi laminasi antara serat karbon dan serat basalt adalah sangat signifikan dampaknya terhadap sifat mekanis material dan juga menurunkan nilai ekonomis serat karbon sehingga dapat diaplikasikan pada produk-produk menengah [23]. Secara teknis effek hibridisasi ditunjukkan seperti pada Gambar 6. Gambar 6 Pengaruh jumlah laminasi serat basalt hibridisasi pada serat karbon

VI. KESIMPULAN