METODE DAN PROSES FABRIKASI Material

rendah dari komposit dengan serat karbon, namun unggul dalam peregangan karena material menjadi lebih ulet ductile [9]. Dibalik keunggulan tersebut, serat gelas dapat mengakibatkan terjadinya kanker pada manusia karena serat gelas bersifat racun dan tidak ramah lingkungan. Dengan semakin gencarnya upaya untuk mengembangkan material yang ramah lingkungan, sejak dua dekade terakhir telah diperkenalkan material baru yaitu serat basalt [10, 11]. Dimana serat basalt ditinjau dari sifat mekanis dan kimianya adalah sangat signifikan digunakan sebagai pengganti serat glass hibridisasi dengan serat karbon [11, 12]. Serat basalt adalah serat yang dihasilkan dari proses pecairan batu gunung berapi larva pada temperatur diatas 1300 o C [13], sehingga serat basalt memiliki sifat yang tahan panas [14, 15], disamping itu murah [16]. Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan serat basalt sebagai penguat pada material komposit seperti; Lapresto et.al [17] telah mempelajari karakteristik komposit dengan penguat serat basalt. sedangkan untuk sifat mekanis serat basalt ditinjau dari ketahanan adhesi untuk matrik prloyproppylene dipelajari oleh Antonio Greco et.al [10]. Selanjutnya, beberapa penelitian tentang karakteristik serat basalt terkait dengan penyerapan energi dari material porous dan microstruktur dari chopped serat basalt sebagai penguat beton masing masing diteliti oleh Luo Xin et.al [18] dan Chaohua Jiang et.al [19]. Penelitian ini, dilakukan dengan menggabungkan serat karbon dan serat basal secara laminasi pada matrik tunggal yaitu epoxy. Material dibuat dengan menggunakan metode injeksi yang dikenal dengan sebutan metode vaccum resin transfer molding . Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisa effek laminasi serat karbon dan serat basalt terhadap perlakuan bending dengan variasi jumlah fraksi berat serat basalt, yang masing - masing diuji sebanyak 5 lima spesimen untuk setiap variasi. Analisa scanning electro microscope SEM adalah menguji karakteristik patahan akiabt beben bending.

II. METODE DAN PROSES FABRIKASI Material

Hibridisasi serat karbon dan serat basalt telah dilakukan dalam penelitian ini. Kedua serat serat karbon dan basalt adalah berbentuk anyaman kain plin woven fabrics yang masing-masing diproduksi oleh perusahaan Hyundai Fiber Co. Ltd. Korea, dan Seco-Tech. Korea. Kemudian epoxy diproduksi oleh Jet Korea Industrial Corporation. Serat basalt sebagai material pendatang baru adalah terbentuk dari pengendapan lahar gunung berapi yang tersusun dari unsur-unsur seperti ditunjukkan pada tabel 1. Dari Tabel 1 terlihat bahwa Silikon oksida SiO 2 merupakan unsur tertinggi jumlahnya pada basalt yaitu sekitar 52.8 dibanding usur-unsur pembentuk lainnya. Sifat mekanis untuk masing masing serat adalah ditunjukkan seperti Tabel.2. Table 1 Unsur kimia material Basalt Chemical composition of Basalt rocks SiO 2 52.8 Al2O 3 17.5 Fe 2 O3 10.3 MgO 4.63 CaO 8.59 Na 2 O 3.34 K 2 O 1.46 TiO 2 1.38 P 2 O 5 0.28 MnO 0.16 Cr 2 O 3 0.06 Table 2 Sifat mekanis serat karbon dan serat basalt Karakteristik Serat Basalt Serat Karbon Tegangan putus Mpa 3000-4840 3500-6000 Modulus elastisitas GPa 79.3-93.1 230-600 Breaking Extension 3.1 1.5-2.0 Diameter serat µm 6-21 5-15 Temperatur withstand o C -260-+700 -50..+700 Table 3 Konfigurasi laminasi hibrid komposit epoxy serat karbonbasalt Variasi laminasi Fiber Fraksi berat wt Ketebalan Σ..mm Serat karbon Serat basalt CFRP BFRP C 3 B 4 C 3 C 6 B 4 C 3 B 2 C 3 B 2 C 2 B 2 C 2 B 2 C 2 B 4 C 6 B 2 C 3 B 2 C 3 B 2 C 6 B 2 10 6 6 6 6 6 6 6 10 4 4 4 4 4 4 4 62 62 62 62 62 62 62 62 62 2.1 1.95 2 2 2 2 2 2 2 Proses Fabrikasi Pencetakan material komposit dengan metode injeksi telah banyak dilakukan karena hasil cetakan yang presisi, ketebalan merata, dan mudah dalam proses pengerjaan [20]. Proses pencetakan dengan metode VRTM adalah melalui 5 tahapan yaitu; tahap laminasi serat, tahap penyusunan laminasi pada plat cetakan yang ditutup dengan plastik bag, tahap persiapan matrik pengikat dan preparasi cetakan, tahap injeksi pengikat kedalam cetakan dan tahap curing. Untuk masing masing tahapan ditunjukkan seperti pada Gambar 1. Selanjutnya, variasi laminasi material hibrid komposit ditunjukkan seperti pada Tabel 3. Gambar 1 Tahapan VRTM pada pembuatan hibrid komposit epoxy laminasi karbonbasalt Gambar 2 Skematik Laminasi komposit epoxy dengan serat karbonbasalt Gometri specimen uji bending untuk setiap variasi laminasi menurut standar ASTM D790 ditunjukkan seperti Gambar 3. Pembebanan bending untuk masing –masing variasi material hibrid komposit yang diuji dengan metode three point bending dihitung untuk kecepatan penekanan bending ditentukan dengan persamaan: 2 6 ZL R d  1 dimana; R adalah Rate of crosshead motion, mm in.min, L adalah panjang titik tumpu, mm in, d menyatakan ketebalan spesimen uji mm dan Z adalah kecepatan dari peregangan serat terluar mmmmmin dengan z = 0.01 Gambar 3 Geometri spesimen dan Three point bending test Tegangan dan modulus elastisitas bending masing- masing ditentukan menurut standar ASTM D 790 adalah sebagai berikut: 2 3 2 f PL bd   2 3 3 4 L m E bd  3 dimana; σ f adalah tegangan bending MPa, L adalah jarak tunpuan mm, b mengidentifikasi lebar specimen uji mm dan d adalah ketebalan sepecimen uji mm serta P adalah beban yang dikerjakan pada specimen uji N. E mengidentifikasi bending modulus elasticity GPa dan m menunjukkan slope dari tangen defleksi beban pada curva Nmm Hibridisasi dilakukan adalah untuk memperbaiki kekurangan material baik dari sisi sifat mekanis maupun fisik. Hibridisasi pada penelitian ini dilakukan adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan sifat perpanjangan strain dari komposit dengan penguat karbon. Karakteristik hibridisasi untuk kandungan karbon yang tinggi ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: H h c cf cf cf Bf Bf V E V        4 Kemudian tegangan hibridisasi ditentukan dengan persamaan : H c Bf Bf V     5 dimana: H c  adalah tegangan tarik hibrid komposit, f c  adalah tegangan tarik serat karbon MPa, f c  adalah regangan dari serat carbon dan cf V fraksi volume serat karbon gr serta Bf V menunjukkan fraksi volume untuk serat basalt gr. Pengujian bending telah dilakukan untuk setiap variasi specimen uji dengan nilai rata rata masing- masing ditunjukkan seperti pada tabel 4. Table 4 Rata-rata hasil pengujian bending Variasi laminasi Tegangan bending [MPa] Modulus Elastisitas bending E [GPa] CF C 4 B 1 C 5 C 4 B 2 C 4 C 3 B 3 C 4 C 3 B 4 C 3 C 3 B 5 C 2 BF 860.93 816.28 791.70 759.66 740.20 725.57 428.06 54.17 50.11 49.79 48.05 45.44 44.68 25.37 Table 5 Rata - rata uji bending untuk variasi laminasi berdasarkan metode susunan. Variasi susunan laminasi Tegangan bending σMPa Modulus of Elastisitas E GPa CFRP 860.929 54.172 C 3 B 4 C 3 740.197 45.438 C 6 B 4 738.265 41.104 C 3 B 2 C 3 B 2 736.155 40.331 C 2 B 2 C 2 B 2 C 2 716.033 46.408 B 4 C 6 712.120 39.026 B 2 C 3 B 2 C 3 679.267 34.512 B 2 C 6 B 2 655.720 35.006 B10 428.058 25.374

III. ANALISA DAN DISKUSI Sifat Mekanis Akibat Beban Bending