5
Akreditasi Sekolah Madrasah tersebut berlaku sampai tahun ajaran 2016 2017
terhitung sejak tanggal ditetapkan. Penelitian ini direncanakan dalam
dua tahap, tahap pertama kurang lebih 4 bulan dan tahap kedua juga dalam empat
bulan. Penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong
2007:6 penelitian
kualitatif yaitu
penelitian yang
bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Strategi penelitian
kualitatif yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan
strategi menyelidiki
fenomena kontemporer di dalam konteks kehidupan
nyata, dengan ketentuan batas-batas antara fenomena dan konteks tidak tampak
dengan tegas
dan memanfaatkan
multisumber bukti Robert K.Yin: 1997, 18. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah informan atau narasumber, tempat dan permasalahan
serta arsip dan dokumen HB.Sutopo: 2006, 56. Sugiyono 2006: 253
menyatakan lima
macam teknik
pengumpulan data
yaitu observasi,
wawancara, kuesioner, dokumen dan gabungan keempatnya. Pengumpulan data
pada penelitian ini dilakukan melalui metode
observasi, wawancara
dan mencatat dokumen. Model analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis interaktif.
Penelitian kualitatif di dalamnya terdapat beberapa
cara untuk mengembangkan validitas data penelitian, antara lain teknik trianggulasi
dan review informan. Model analisis interaktif terdiri dari pengumpulan data,
reduksi data, sajian data dan pengamabilan kesimpulan atau verifikasi data. Penjelasan
secara rinci langkah-langkah penelitian dari awal hingga akhir. Langkah-langkah
tersebut meliputi: 1 persiapan; 2 pelaksanaan; 3 tahap analisis dan
pengolahan data; dan 4 Penyajian SimpulanHasil.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian
Setelah dilakukan
obervasi, pengumpulan data dan analisa, maka dapat
diketahui hasil penelitian ini sebagai berikut :
1. Perencanaan Pendidikan Karakter Di
SMA Kristen Pelita Nusantara Kasih Surakarta
Berdasar penjelasan tim eksekutif SKPNK, informan YO CLHW-01II,
Visi dari Sekolah Kristen Pelita Nusantara Kasih adalah “Membangun anak-anak
bangsa yang berkualitas dan berkarakter”.
Pendidikan karakter di SMA Kristen Pelita Nusantara Kasih yang menjadi visi
commit to user
6
institusi dijabarkan oleh tim eksekutif berdasar filosofi yang dianut pendiri
sekolah yaitu Yayasan Pendidikan Pelita Nusantara Kasih dan gereja GBI Keluarga
Allah. Adapun filosofi sekolah yang dianut dapat dijelaskan dalam tiga prinsip dasar,
yaitu : pertama, Allah adalah sumber segala
kebenaran, pengetahuan
dan hikmat. Filosofi kedua, Manusia adalah
roh yang mempunyai jiwa pikiran, perasaan dan kehendak serta tinggal di
dalam tubuh. Filosofi ketiga, Pendidikan adalah pemuridan. Berdasar filosofi ketiga
ini pendidikan tidak semata mengisi pikiran siswa dengan berbagai ilmu
pengetahuan, baik ilmu sains, bahasa, agama maupun yang lainya. Akan tetapi
pendidikan sebagai usaha dalam membawa siswa untuk bertumbuh dalam proses
pengenalan dirinya di hadapan Tuhan dan mencapai
potensi maksimal
masing- masing siswa sesuai dengan keunikan
masing-masing. Oleh
karena itu
pendidikan karakter di Sekolah Kristen Pelita Nusantara Kasih sangat ditekankan,
disamping pembelajaran sains, bahasa dan ilmu pengetahuan lainnya.
Nilai karakter yang hendak dibangun dalam diri siswa siswi SMA Kristen Pelita
Nusantara Kasih terdapat 12 nilai karakter. Kesemua nilai karakter tersebut
akan diusahakan terbentuk selama 3 tahun masa sekolah siswa. Tiap tahun siswa
mendapat 4 nilai karakter yang ditekankan. Nilai-nilai itu adalah untuk kelas X nilai
yang mendapat penekanan adalah Penuh perhatian
Attentiveness
, Taat
Obedience
, Tertib
Orderliness
, Jujur
Truthfulness
; kelas XI mendapat materi penekanan Rajin
Diligence
, Tepat waktu
Punctuality
, Bertanggung
jawab
Responsibility
, Dapat
diandalkan
Dependability
, sedangkan untuk kelas XII ditekankan pada nilai Hormat
Honor
, Santun
Deference
, Saleh
Virtue
, Pengendalian Diri
Self Control
. Tiap semester penekanan ada 2 karakter, jadi
setiap tahun ada 4 karakter yang mendapat tekanan dalam kegiatan belajar mengajar
di sekolah. Tetapi bukan berarti karakter lainnya tidak disinggung dalam KBM.
Spesifikasi tersebut dimaksudkan hanya sebagai pedoman penekanan dalam rangka
perencanaan pendidikan karakter hingga berhasil guna secara efektif.
Pendidikan karakter di SMA Kristen Pelita Nusantara Kasih dilaksanakan
terintegrasi di dalam semua mata pelajaran yang ada, baik ko-kurikuler maupun dalam
ekstra kurikuler. SMA Kristen Pelita Nusantara Kasih menetapkan strategi
pembelajaran untuk
mengembangkan siswa yang berkualitas dan berkarakter
adalah : pertama, membangun karakter dan kerohanian siswa berdasar pada nilai-nilai
Kristen yang humanis dan akomodatif. Kedua,
membangun proses
belajar mengajar
yang dinamis,
mengikuti perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
7
perkembangan teknologi dan berkualitas tinggi. Ketiga, menyediakan fasilitas yang
memadai dan modern. Strategi Pendidikan Karakter di
SKPNK meliputi: pertama, membentuk Karakter dan Kerohanian siswa melalui
kegiatan
Devotional time
; chapel; retreat; perayaan hari besar Kristiani; acara-acara
sosial; Pelajaran agama Kristen; Character Building; membuat Kerangka Perilaku dan
Tata Tertib Sekolah; Atmosfer sekolah yang
didesain untuk
memfasilitasi pengembangan disiplin, karakter dan
kerohanian. Kedua,
Membentuk kemampuan Akademik melalui Sumber
materi pembelajaran yang
up to date
dan bervariasi, termasuk didalamnya melalui
internet; Pola
pembelajaran dengan
pendekatan
experential, cooperative , inquiry based learning
; Pelajaran bahasa Inggris yang intensif; Penyetaraan materi
TIK setingkat universitas dan integrasi penggunaan
teknologi informasi
komunikasi dalam pembelajaran lintas bidang studi;
Outing Field trip
; dan 5 hari sekolah Senin
– Jumat. Ketiga, menyediakan Fasilitas yang mendukung:
Ruang kelas
ber-AC dan
sarana multimedia yang lengkap komputer
LCD projector;
Mini class
dengan jumlah maksimum 24 orang per kelas; Lapangan
olah raga
yang representatif;
Laboratorium Bahasa, Komputer Sains; Ruang musik dilengkapi instrumen sesuai
Pembelajaran; Internet dan
free hot spot
; kamar mandi yang bersih, aula sekolah
yang memadai; serta Kantin sekolah yang bersih.
Strategi pembelajaran
di atas
merupakan bentuk perencanaan pimpinan sekolah untuk mencapai visi sekolah, yaitu
“Membangun anak-anak bangsa yang berkualitas dan berkarakter“.
Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dilakukan terencana dengan baik. Di
SMA Kristen Pelita Nusantara Kasih setiap guru diwajibkan untuk memasukkan
nilai-nilai karakter yang menjadi fokus pembentukan pada semester tersebut ke
dalam RPP. Bahkan dianjurkan dalam setiap kali pertemuan agar mengulang-
ulang, membicarakan atau mendiskusikan nilai-nilai karakter tersebut secara luwes,
tidak terpaku pada urut-urutan yang telah dibuat guru dalam RPP. Dalam praktek,
untuk memasukan nilai-nilai karakter yang efektif kepada siswa membutuhkan situasi,
kondisi dan waktu yang tepat agar maksimal, baik saat KBM maupun dalam
pergaulan dengan siswa di luar kelas. Untuk itu, sekolah memberikan pelatihan-
pelatihan kepada guru untuk menyusun RPP, dan cara mengimplementasikan RPP
berkarakter tersebut secara luwes dan tepat.
2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di
SMA Kristen Pelita Nusantara Kasih Surakarta
commit to user
8
Pelaksanaan dari
perencanaan pendidikan karakter yang merupakan
usaha sekolah untuk membangun karakter dan kerohanian siswa SMA Kristen Pelita
Nusantara Kasih dapat dijelaskan sebagai berikut: pertama, membangun karakter dan
kerohanian siswa-siswi yang didasarkan pada nilai-nilai Kristen yang humanis dan
akomodatif. Langkah-langkah
yang diambil adalah dengan: 1 Membangun
Kerohanian Siswa, melalui :
Devotional time, Chapel
,
Retreat
dan Perayaan Hari Besar Kristiani, 2 Membangun Kepekaan
Sosial, 3 Nilai-nilai Karakter Yang Terintergrasi Dalam Semua Pelajaran, 4
Memberikan pelajaran
Character Building
, 5 Keteladanan Guru, 6 Keluarga dan lingkungan, 7 Memberikan
Kerangka Perilaku Siswa di Sekolah, 8 Mensosialisasikan tata tertib sekolah, 9
evaluasi, dan 10 Membangun atmosfer sekolah yang didesain untuk memfasilitasi
pengembangan disiplin, karakter dan kerohanian.
Kedua, membangun proses belajar mengajar
yang dinamis,
mengikuti perkembangan teknologi dan berkualitas
tinggi. Langkah-langkah teknis yang dilakukan adalah dengan cara sebagai
berikut: a
Sumber materi pembelajaran yang
up to date
dan bervariasi. Pendidikan karakter di SKPNK tidak
hanya mengandalkan materi Pendidikan Kewarganegaraan dan Agama Kristen,
tetapi juga memberikan materi khusus tentang karakter dalam mata pelajaran
Characer Building
.Sedangkan materi yang digunakan dalam
Character Buiding
adalah materi yang dikembangkan oleh “Character First”.
b Pola pembelajaran dengan pendekatan
experential, cooperative
dan
inquiry based learning
. Kegiatan
belajar mengajar
di SKPNK
lebih menekankan
pada
experential
, dimana pembelajaran melalui pengalaman akan membuat siswa lebih
mudah memahami dibanding seminar. Berbagai metode pembelajaran digunakan
dalam pembelajaran
di SKPNK,
khususnya dalam konteks pendidikan karakter, antara lain metode diskusi,
inkuiri, studi kasus, ceramah, visualgrafis, simulasi maupun bermain peran. Metode
ini digunakan dalam materi pelajaran yang banyak
muatan pendidikan
karakter, seperti dalam pelajaran Pendidikan Agama
Kristen, Pendidikan
Kewarganegaraan maupun
Character Building.
c Mengadakan
Outing
atau
Field trip
untuk mengaplikasikan
teori pembelajaran dalam kelas.
Dengan perencanaan pembelajaran yang mengarah pada dunia kerja, maka
siswa akan belajar berdasar aspek praktis, selain teoritis. Hal tersebut memberikan
motivasi tersendiri bagi anak didik, karena perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
9
mereka belajar tidak hanya untuk nilai, tetapi apa yang dipelajari akan digunakan
dalam pekerjaan. d
Pelajaran bahasa Inggris yang intensif. e
Penyetaraan materi
Teknologi Informasi dan Komputer setingkat
universitas dan integrasi penggunaan teknologi informasi
– komunikasi dalam pembelajaran lintas bidang studi.
f Hari belajar adalah 5 hari bersekolah,
dari hari Senin sampai dengan Jumat. Siswa wajib datang di sekolah pukul
7.30 WIB tepat dan selesai sekolah pukul 14.30 WIB.
3. Hasil Pelaksanaan Pendidikan Karakter
di SMA Kristen Pelita Nusantara Kasih Surakarta
a. Nilai-nilai
Karakter menunjang
prestasi siswa SMA Kristen Pelita Nusantara Kasih.
Dalam bidang akademis, nilai-nilai karakter yang ditanamkan pada siswa siswi
SKPNK membawa dampak pada kelulusan ujian nasional yang selalu berhasil lulus
100. Siswa juga sering mendapat juara dalam lomba Karya Ilmiah Remaja, pidato
bahasa Inggris dan lain-lain pada tingkat lokal dan nasional. Hal tersebut terkait
dengan rasa tenang dalam batin siswa oleh karena keberhasilan memajukan jenis
karakter etos rohani dan etos mutu para siswanya.
b. Pendidikan Karakter di SMA Kristen
Pelita Nusantara
Kasih Berhasil
Mengubahkan Sikap Siswa yang Buruk Menjadi Lebih Baik.
Evaluasi sikap siswa rutin dilakukan guru untuk mengetahui perkembangan
perubahan sikap siswa menuju kebaikan dan dilaporkan ke orang tua secara
periodik. Rasia laptop dan alat-alat elektronik juga rutin dilakukan. Hasil dari
pendidikan karakter di SMA Kristen Pelita Nusantara Kasih Surakarta ini juga
nampak dalam hal tidak pernah terjadinya perkelahian antar siswa, tidak ada kata-
kata jorok atau kasar yang terucap dalam pergaulan antar siswa, minimnya kasus
pornografi dalam file laptop siswa. 4.
Faktor-faktor Yang Mendukung Dan MenghambatPelaksanaan
Pendidikan Karakter di SMA Kristen Pelita
Nusantara Kasih Surakarta Faktor pendukung keberhasilannya
adalah sebagai berikut: 1
Visi dan Misi lembaga yang menekankan pendidikan karakter.
2 Pelaksana pembelajaran guru, staf dan
murid bersepakat untuk melaksanakan pendidikan karakter.
3 Lingkungan keluarga yang mendukung
pelaksanaan pendidikan karakter. Hambatan dalam tahap pelaksanaan
implementasi pendidikan karakter berdasar perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
10
analisa data lapangan adalah sebagai berikut:
a
Kemampuan guru yang berbeda-beda dalam menggunakan metodologi yang
tepat untuk
pembelajaran yang
menekankan pendidikan karakter.
b
Ketidak seragaman
kualitas keteladanan guru dalam melaksanakan
nilai-nilai karkater
yang hendak
dibangun dalam kegiatan belajar mengajar.
c
Lingkungan rumah tempat tinggal peserta didik yang tidak mendukung
upaya pendidikan karakter di Sekolah.
d
Teknologiinformasi yang
disalahgunakan oleh siswa terutama hand phone, smart phone, blackberry
dan laptop atau net book.
B. Pembahasan