ekonomi 002

(1)

I.

ILMU EKONOMI

Apa k a h I lm u Ek on om i I t u ?

Di dalam kehidupan sehari- hari, m ungkin kit a selalu berpikir unt uk m em beli barang- barang yang sangat kit a but uhkan. Jika m asih ada sisa m ungkin kit a bisa m em beli barang lainnya. Nam un j ika t idak m em iliki sisa, m aka kit a m enangguhkan unt uk m em beli barang it u lain w akt u. Sebuah keluarga dengan penghasilan yang pas- pasan t idak m ungkin set iap t ahunnya bisa m enggant i m obilnya dengan m obil baru, dan t idak m ungkin pula set iap bulannya pergi rekreasi. Sem ua ini t erj adi karena adanya kendala ( ket erbat asan) keuangan, sehingga m em buat keluarga t ersebut t idak m am pu m em enuhi seluruh keinginannya.

Dem ikian pula sebuah perusahaan yang ingin m encapai sukses agar bisa m engalahkan saingannya, akan m enem ui kendala ( ket erbat asan) . Tidaklah m ungkin sebuah perusahaan akan langsung sukses m engalahkan saingannya t anpa berusaha keras at aupun m em iliki m odal yang sangat besar. Ket erbat asan yang paling ut am a dit em ui oleh perusahaan adalah m odal, sehingga akan m enent ukan besar kecil perusahaan. Selanj ut nya yang m enj adi kendala adalah skill dari t enaga kerj a. Perusahaan yang baru berdiri, akan m em iliki t enaga ahli yang lebih sedikit dibanding perusahaan yang besar dan sudah lam a berdiri. Unt uk m em iliki t enaga ahli yang banyak, t ent u saj a perusahaan harus m em bayar dengan m ahal. Padahal perusahaan it u um um nya m em iliki m odal yang t erbat as. Jadi, perusahaan j uga harus m enent ukan pilihan- pilihan yang ut am a, dan t idak m ungkin selur uh keinginannya t erpenuhi sem uanya dengan cepat .

Kasus serupa j uga t erj adi pada sebuah negara. I ndonesia m isalnya m em iliki t anah yang luas dan j um lah penduduk yang besar. Nam un t eknologinya


(2)

m asih sangat t erbat as. Dari pot ensi sum ber daya yang dim iliki ini, I ndonesia t idak dapat m enj adi negara indust ri yang m aj u karena t eknologinya rendah. Akan t et api, I ndonesia berdasarkanan sum ber daya yang dim iliki sangat cocok unt uk m em bangun sekt or pert anian dan perkebunan, karena kedua bidang ini m em erlukan t anah yang luas dan t enaga kerj a yang banyak.

Dari ket iga cont oh di at as dapat kit a sim pulkan bahw a di dalam m em enuhi seluruh kebut uhan m anusia yang t idak t erbat as, selalu dit em ui kendala ( ket erbat asan) . Kendalanya adalah sum ber daya. Sum ber daya it u dapat berupa uang, m odal, t eknologi, pendidikan, keahlian, kekayaan alam dan lain- lain. Berdasar kan kasus- kasus ini, m aka perlu kiranya kit a unt uk m em pelaj ari ilm u ekonom i. Karena ilm u ekonom i adalah ilm u yang m em pelaj ari upaya m anusia baik secara individu m aupun m asyarakat dalam m enent ukan pilihan- pilihan t er hadap sum ber daya yang t er bat as j um lahnya unt uk m em enuhi kebut uhan yang t idak t erbat as j um lahnya.

Ke la n gk a a n da n Pilih a n

Sebuah barang disebut langka j ika j um lah keinginan t erhadap suat u barang lebih besar daripada j um lah yang t ersedia. Misalnya pada saat t erj adi isu akan naiknya harga m inyak t anah, m aka orang- orang akan m em beli m inyak t anah dalam j um lah besar, t erut am a pedagang m inyak t anah agar dapat m em peroleh keunt ungan besar. Karena j um lah pasokan sudah t ert ent u, dan orang- orang m encari m inyak t anah, m aka kem udian m inyak t anah m enj adi langka.

Berdasarkan t erj adinya kelangkaan t ersebut , m aka m uncul apa yang disebut barang ekonom i. Ba r a n g e k on om i m erupakan barang yang j um lah perm int aannya lebih banyak dibandingkan j um lah barang yang t ersedia. Barang ekonom i m erupakan barang yang m em punyai nilai ( harga) . Jika barang ekonom i ini sem akin banyak j um lahnya m aka harganya sem akin m urah, dan sem akin sedikit j um lahnya m aka harganya sem akin m ahal. Cont oh: em as, karena j um lahnya t erbat as sedangkan pem inat nya sem akin lam a sem akin banyak m aka harganya sem akin m ahal. Sedangkan harga


(3)

durian pada saat m usim , harganya akan sem akin m urah karena sem akin banyak j um lahnya.

Law an dari barang ekonom i adalah barang bebas. Ba r a n g be ba s m erupakan barang yang j um lah persediaannya lebih banyak dibandingkan perm int aannya. Barang bebas ini karena j um lahnya sangat banyak, t idak ada harga ( nilainya) . Cont oh: udara, air di sungai, pasir di sungai. Nam un air bersih dari PAM ada harganya, karena banyaknya orang yang m em but uhkan sedangkan persediaannya t erbat as. Dem ikian pula m inum an air m inum m ineral. Barang bebas ini t idak difokuskan pem bahasannya di dalam t eor i ekonom i. Hanya barang- barang ekonom i saj a yang dibahas.

Pada penj elasan di aw al, barang ekonom i m uncul karena perm int aannya lebih besar dibandingkan ket ersediaan barang t ersebut . I ni berart i m anusia sebenarnya m em erlukan barang yang lebih banyak dibandingkan yang t ersedia. Nam un dia m engalam i ket erbat asan, m isalnya uang. Unt uk it u dia harus m elakukan pem ilihan barang m ana saj a yang paling dia sukai unt uk dibeli. Jika ada barang lain yang j uga dia sukai, karena j um lah uangnya t erbat as, m aka dia akan m em bat alkan at au m enunda pem belian barang lain t ersebut . Misalnya, seseorang m em iliki uang Rp 10.000. Harga bakso sat u porsi berikut m inum adalah Rp 10.000, dan unt uk m enont on film sat u kali j uga bernilai Rp 10.000. Uang yang dim iliki orang it u bisa digunakan unt uk m enont on film sekali, at au bisa pula unt uk m em beli bakso berikut m inim um annya. Sebenarnya orang t ersebut ingin dua- duanya, nam un karena dia hanya m em iliki uang Rp 10.000 dia harus m em ilih m ana yang t erlebih dahulu ia beli. Apakah t iket nont on at au m akan bakso. Di sinilah seseorang it u harus m enent ukan pilihannya.

Orang t ersebut akhir nya m em ut uskan unt uk m em beli sat u t iket nont on film . Maka dia harus m engorbakankan t idak m em akan bakso sat u por si. Nah, karena dia m enont on berart i kehilangan kesem pat an unt uk m enikm at i bakso. Kehilangan kesem pat an ini disebut sebagai biaya hilangnya kesem pat an (oppor t u n it y cost) . Jadi kit a dapat m enyebut kan bahw a oppor t u n it y cost

dari nont on film adalah m akan bakso. Karena gara- gara m enont on film orang it u harus m engorbankan unt uk t idak m em akan bakso.


(4)

M a sa la h Ek on om i

Sepert i yang dij elaskan di at as, m asalah yang dihadapi oleh m anusia secara um um adalah kebut uhannya yang t idak t erbat as, sedangkan sum ber daya at au fakt or- fakt or produksi yang digunakan unt uk m em produksi barang-barang yang diinginkan it u t erbat as. Sum ber daya at au fakt or- fakt or produksi t erdir i dari seluruh kom ponen yang digunakan unt uk m em produksi barang sepert i t anah, m odal ( capit al) , t enaga kerj a, dan sem angat kew irasw ast aan ( ent repreneurship)

Karena ket erbat asan ini, kem udian m anusia harus m em ilih barang- barang apa saj a yang harus dipr oduksi agar t ercapai kepuasan m aksim um , w alaupun t idak sem ua barang yang diinginkan it u t erpenuhi sem uanya. I nilah yang m enj adi m asalah ekonom i. Masalah- m asalah ekonom i adalah:

1. Barang dan j asa apa yang akan dihasilkan (w hat ) 2. Bagaim ana barang dan j asa t ersebut dihasilkan ( how ) 3. Unt uk siapa barang dan j asa t ersebut dihasilkan ( for w hom )

W h a t ( Ba r a n g a pa ya n g dih a silk a n )

Guna m enj aw ab pert anyaan ini, kit a harus t erlebih dahulu m elihat apa yang m enj adi kebut uhkan yang m endesak oleh m asyarakat . Jika banyak m asyarakat yang m em but uhkan m aka diproduksilah barang t ersebut , karena dengan m em produksi barang yang sangat dibut uhkan m asyarakat t ersebut , berart i sebagian besar keinginan m asyarakat t erpenuhi. Cont oh m esin cuci. Dahulu orang t idak m em but uhkan m esin cuci, karena ibu rum ah t angga m asih m em punyai w akt u yang cukup luang unt uk m encuci sendiri secara m anual. Karena banyak w anit a yang bekerj a, sehingga dibut uhkan alat yang dapat m em percepat dan m em perm udah unt uk m encuci pakaian t ersebut .

H ow ( Ba ga im a n a ba r a n g it u dih a silk a n )

Masalah ini m enyangkut car a at au t eknik unt uk m em anfaat kan sum ber daya sedikit m ungkin unt uk m em produksi barang yang dibut uhkan. Manusia t erus berusaha unt uk m em enuhi sem ua kebut uhannya. Dengan dit em ukannya t eknik- t eknik khusus unt uk m em buat barang dan j asa dengan


(5)

j um lah sum ber daya yang t erbat as t adi akan t idak sem akin cepat habisnya. Cont oh: seorang pet ani yang t idak m enggunakan m esin dalam m enanam berasnya . Karena j um lah sum ber daya yang t erbat as, m aka dalam sat u hekt ar hanya m am pu m em produksi 2 t on kilo gram . Jika dia m enggunakan sum ber daya lain sepert i t rakt or, pupuk yang cukup, m aka dalam sat u hekt ar dapat m em peroleh 4- 5 t on beras. Dengan dem ikian j um lah barang dan j asa bisa sem akin banyak seiring dengan sem akin bert am bahnya j um lah m anusia dan j um lah kebut uhannya.

Un t u k sia pa ba r a n g it u ? ( For w h om )

Barang yang diproduksi harus m em enuhi kebut uhan m asyarakat . Hal ini m enyangkut pem bagian barang- barang yang ada. Ada barang yang khusus dibuat unt uk anak- anak, dan ada pula yang khusus unt uk orang dew asa. Ada pula barang yang dibuat unt uk m em enuhi kebut uhan m asyar akat golongan m enengah ke at as, dan ada pula barang yang dibuat unt uk m em enuhi kebut uhan m asyarakat golongan m enengah ke baw ah. Jadi barang it u ada variasinya, t ergant ung siapa yang akan m enggunakannya.

Dari m asalah- m asalah ekonom i ini, kem udian dibuat lah solusi at au penyelesaiannya sesuai dengan prinsip- prinsip ekonom i. Prinsip ekonom i berbunyi bagaim ana m endapat kan hasil yang m aksim um dengan m enggunakan sum ber daya yang t ert ent u besarnya, dan bagaim anan m endapat kan hasil yang t ert ent u dengan m enggunakan sum ber daya yang m inim um . Jadi unt uk m enyelesaikan apa yang diproduksi, bagaim ana m em produksinya dan unt uk siapa barang it u diproduksi, harus sesuai dengan prinsip- prinsip ekonom i. I ni lah yang m enj adi perhat ian (concern) di dalam pem bahasan t eori ekonom i.

La t ih a n

1. Mengapa kit a perlu m em pelaj ari ilm u ekonom i?

2. Apa saj a yang m enj adi m asalah- m asalah ekonom i, dan bagaim ana cara m anusia unt uk m engat asi m asalah- m asalah ekonom i t ersebut .

3. Apa yang dim aksud dengan opport unit y cost ? Berikan sebuah ilust rasi unt uk m enj elaskan opport unit y cost


(6)

II.

EKONOMI MAKRO

PEN D AH ULUAN

I lm u Ekonom i secara garis besar dibagi at as, yait u ekonom i m akro dan ekonom i m ikr o. Dalam ekonom i m ikr o yang dibicarakan adalah unit - unit individu sepert i perusahaan dan rum ah t angga. Jadi yang dibahas adalah m engenai perilaku unit - unit individu t adi. Maka di dalam t eor i ekonom i m ikr o ada t eori prilaku produsen, prilaku konsum en, bagaim ana m encapai kepuasan yang opt im al bagi konsum en, j uga bagaim ana pr odusen dapat m em peroleh keunt ungan yang m aksim al, dan lain- lain. Jadi yang m enj adi ini perhat ian adalah individunya.

Sedangkan dalam t eori m akro ekonom i prilaku- prilaku individu t adi digabung m enj adi sat u, at au secara agregat ( keseluruhan) . Jadi yang m enj adi perhat ian t idak lagi produksi sat u perusahaan dan harga suat u barang, t et api produksi t ot al dan t ingkat harga um um . Kit a m elihat perekonom ian secara nasional. Pada ekonom i m akro yang m enj adi perhat ian adalah t ingkat infasi, pengangguran, neraca pem bayaran, dan pert um buhan ekonom i.

Teori ekonom i m akro diaj arkan agar kit a dapat m enget ahui perm asalahan-perm asalah ekonom i m akro dan m enganalisisnya sehingga dapat m engam bil kebij akan- kebij akan m akro yang dapat m enyelesaikan perm asalahan ekonom i nasional. Ada em pat m asalah ekonom i secara garis besar:


(7)

1 . M a sa la h k e st a bila n h a r ga ( in fla si )

Kest abilan harga m eruj uk kepada keadaan suat u negara/ w ilayah yang t erdapat harga barang/ j asa relat if t idak berubah ( t et ap) . Keadaan ini sering disebut inflasi yang rendah. lnflasi secara definisi adalah kenaikan harga secara um um yang t erj adi secara t erus m enerus. I nflasi m enj adi m asalah karena hal ini m enyangkut daya beli m asyarakat suat u negara. Jika harga um um m engalam i kenaikan ( inflasi) t et api t idak diim bangi dengan kenaikkan pendapat an per kapit a, m aka j elas daya beli m asyarakat m enj adi sangat berkurang. Jika daya beli sem akin berkurang berart i negara t ersebut m enj adi bert am bah m iskin. I nflasi secara t erus m enerus akan m engakibat kan suat u negara m enj adi hancur perekonom iannya. I nflasi selain m em buat m asyarakat m enj adi m iskin, j uga m engakibat kan produsen kesulit an unt uk berproduksi dan m enj ual barang- barangnya. I nflasi ak an m cm pengaruhi t ingkat suku bunga perbankan. Jika inflasi t inggi, m aka suku bunga perbankan akan naik, apalagi unt uk suku bunga pinj am an. Sehingga j elas akan m enyulit kan sem ua orang, baik it u produsen, m aupun konsum en. Bila ini t erj adi t erus m enerus, m aka kit a akan t erperosok ke dalam Lingkaran Set an Kem iskinan. Dalam lingkaran set an kem iskinan, dim ulai dari kondisi pendapat an nasional ( GDP/ GNP ) yang rendah, sehingga m engakibat kan saving m asyarakat rendah. Saving ( t abungan ) yang rendah akan m engakibat kan invest asi j uga rendah. I nvest asi rendah akan m em buat produksi rendah, pengangguran t inggi. Produksi rcddah, pengangguran t inggi akan m engakibat kan GDP/ GNP t et ap rendah. I ni t erus berlangsung, sehingga kit a t erj erum us dalam lem bah kem iskinan.

2 . M a sa la h Pe n ga n ggu r a n

Adanya pengangguran berart i m enunj ukkan perekonom ian negara it u t idak dalam kondisi full- em ploym ent . Ada fakt or produksi yang t idak t erpakai ( berlebih) yait u t enaga kerj a. Mem ang kondisi idealnya suat u negara harus berada di dalam keadaan fullem ploym ent , akan t et api unt uk m encapai kondisi ini t idak inungkin. Sangat j arang t erj adi. Bahkan Keynes, m engat akan bahw a kondisi perekonom ian suat u negara selalu berada dalam keadaan under- em ploym ent , kalau pula t erj adi keadaan full em ploym ent it u hanya kebet ulan saj a. Mem ang t ingkat


(8)

penggangguran selalu t erj adi di negara m anapun. Dan ini m em ang m enj adi concern ( pusat perhat ian ) para pem im pin bangsa dan para ekonom . Makanya di dalaln kam panye suat u par t ai polit ik, m asalah ini m enj adi salah sat u priorit as bagi m ereka, yait u m enurunkan t ingkat pengangguran. Pengangguran t ent u t idak baik bila t erj adi, karena dapat m enim bulkan keraw anan sosial sepert i pencurian, krim inalit as, dll.

3 . M a sa la h Ke se im ba n ga n N e r a ca Pe m ba ya r a n

Neraca pem bayaran m erupakan inform asi keadaan keuangan sat u negara secara um um . Jika negara t ersebut m em iliki kondisi yang surplus berart i negar a it u m em iliki cadangan devisa yang besar. Apa gunanya cadangan devisa it u ? Cadangan ini digunakan unt uk kegiat an t ransaksi perdagangan luar negeri. Cadangan ini digunakan unt uk m em biayai im por barang- bar ang dari luar negeri. Sem akin besar cadangan suat u negara berart i sem akin sehat negara it u, karena m am pu m em beli barang lebih banyak. Analoginya bila seseorang yang m em iliki t abungan yang banyak. Sem akin banyak t abungannya, berart i dia m em iliki kem am puan unt uk m em beli barang yang lebih banyak. Bagaim ana cara m cm perbesar cadangan ? Cadangan dapat diperbesar dengan berbagai m acam cara. Cara pe r t a m a adalah dengan m elakukan ekspor. Sem akin besar ekspor , m aka cadangan negara it u sem akin besar. Cara k e du a, adalah dengan m engundang invest or asing agar m au m elakukan invest asi di negara kit a. Cara ini ada baiknya dan ada buruknya. Baiknya,m asuknya invest or asing ke dalam negeri, akan m eningkat kan produksi dan m engurangi angka pengangguran. Apalagi kalau invest asinya j angka panj ang. Keburukannya, invest asi asing ini t idak dapat selalu t et ap di suat u negara. Sangat t ergant ung sesuai dengan keinginan si invest or. Kalau perekonom ian st abil, m aka

banyak invest or yang dat ang ke negara it u, t api sebaliknya j ika negara dalam keadaan t idak m enent u ( full of uncert aint y ) m aka invest or akan segera m enarik kem bali uangnya yang t elah di invest asikannya. Perist iw a kerusuhan yang t erj adi di I ndonesia adalah salah sat u cont ohnya. Ket ika t erj adi perist iw a Mei 1998, banyak invest or yang lar i ke luar negeri, dan invest or asing yang t adinya m au invest asi t idak j adi


(9)

yang paling t idak disenangi sebenar nya yait u dengan m elakukan pinj am an luar negeri. Pinj am an luar negeri seharusnya m enj adi alt ernat if t erakhir bagi suat u negara j ika negara t ersebut ingin m enyelam at kan dirinya dari kehancuran. Dalam j angka pendek, pinj am an ini m em ang sangat berart i unt uk m em ulihkan keadaan perekonom ian yang hancur. Sepert i I ndonesia, karena pem erint ah m em iliki kesulit an dalam hal keuangan, agar pem bangunan t erus berlangsung, m aka pinj am an luar negeri t idak dapat dihindarkan. Pem anfaat an ut ang luar negeri secara bij ak sangat berart i bagi suat u negara, karena dengan dem ikian pem bangunan dapat t erus berlangsung, angka pengangguran berkurang, akt ivit as ekonom i t um buh dan pendapat an nasional akan t erus bert am bah. Bila pert um buhan ekonom i t et ap t inggi, m aka negara akan m em peroleh penerim aannya dari ekspor m aupun dari paj ak. Dengan dem ikian pem erint ah akan dapat m em bayar kem bali ut ang luar negerinya.

4 . M a sa la h Pe r t u m bu h a n Ek on om i

Pert um buhan ekonom i dapat dilihat dar i adanya peningkat an di dalam GDP ( Gr oss Dom est ic Product ) at au GNP ( Gross Nat ional Product ) . Adanya peningkat an dalam GDP berart i m enunj ukkan adanya peningkat an pendapat an per kapit a. Pendapat an per kapit a m erupakan pendapat an m asyarakat per individu. GDP j uga m erupakan angka yang m enunj ukkan t ot al produksi suat u negara. Sem akin t inggi GDP berart i t ot al produksi sem akin besar. Cum a yang m enj adi yang m enj adi perm asalahan di sini biasanya adalah pem bagian pendapat an nasional yang t idak m erat a. Oleh karena it u t idaklah m enj adi cerm inan sebuah negara yang m em iliki GDP rendah, sem ua m asyar akat nya m iskin, dan bila sebuah negara m em iliki GDP besar, sem ua w arga negar a m asyarakat nya kaya. Unt uk it u pem erint ah harus m engeluarkan kebij akan- kebij akan yang dapat m engurangi kesenj angan pendapat an ant ar w arga negaranya.


(10)

La t ih a n

1. Jelaskan secara ringkas apa yang m enj adi m asalah pokok ekonom i m akro? Berikan cont oh unt uk m endukung j aw aban.

2. Apa yang dim aksud dengan lingkaran set an kem iskinan (vicious cir cle)? Apakah I ndonesia pernah m engalam i hal t ersebut ?


(11)

III.

PENGUKURAN PENDAPATAN NASI ONAL

Pendapat an nasional adalah t ot al produksi barang/ j asa yang dihasilkan oleh m asyarakat di suat u negara pada sat u w akt u t ert ent u. I ndikat or yang um um digunakan unt uk m enghit ung pendapat an nasional adalah GDP (Gross Dom est ic Product) at au dalam bahasa I ndonesia disebut dengan PDB ( Produk Dom est ik Brut o) . I ndikat or lain yang j uga sering digunakan adalah GNP (Gross Nat ional Product ) at au PNB ( Pendapat an Nasional Brut o) .

Ada 3 pendekat an yang digunakan dalam m enghit ung pendapat an nasional: 1. Pendekat an Pr oduksi

2. Pendekat an Pendapat an 3. Pendekat an Pengeluaran

Pe n de k a t a n Pr odu k si ( Pr odu ct ion Appr oa ch )

Dalam pendekat an ini pendapat an nasional dihit ung berdasarkan perhit ungan dari j um lah nilai akhir barang dan j asa yang dihasilkan oleh m asyarakat dalam suat u perekonom ian pada periode t ert ent u. Nilai barang dan j asa yang dim aksud adalah nilai akhira barang dan j asa at au nilai t am bah ( value added) barang.

Nilai akhir adalah nilai barang yang siap dikonsum si dan t idak lagi digunakan dalam proses produksi berikut nya. Sedangkan nilai t am bah adalah selisih ant ara nilai suat u barang dengan biaya yang dikeluarkan unt uk proses produksi t erm asuk nilai bahan baku yang digunakan. Pendapat an nasional dihit ung dengan m enghit ung nilai barang akhir at au m enj um lahkan sem ua nilai t am bah.


(12)

Misal kit a akan m enghit ung pendapat an nasional dari pakaian j adi. Nilai pendapat an nasional dari pakaian j adi dapat dihit ung dari nilai akhir pakaian j adi t ersebut . Cara lain m enghit ungnya adalah dengan m enam bahkan nilai t am bah dari set iap proses pem buat an pakaian t ersebut , yait u dari nilai t am bah Kapas, nilai t am bah Benang, nilai t am bah Kain, dan nilai t am bah Pakaian Jadi. Unt uk lebih det ail kit a lihat t able berikut :

Ta be l 3 .1 . Pe r h it u n ga n Pe n da pa t a n N a sion a l I n du st r i Pa k a ia n Ja di

Jenis Produsen Hasil Nilai Akhir Nilai Tam bah

Produsen I Kapas 500 500

Produsen I I Benang 1.000 500

Produsen I I I Kain 2.500 1.500

Produsen I V Pakaian Jadi 5.000 2.500

Ju m la h 5.000

Nilai pakaian j adi adalah 5.000, at au nilai yang t er t era pada nilai akhir dan j uga penj um lahan nilai t am bah dari pakaian j adi. Jadi pendapat an nasional unt uk pakaian j adi t idak dengan m enj um lahkan kapas, benang, kain dan pakaian j adi. I nilah yang disebut dengan double count ing. Jadi unt uk lebih baiknya m enghit ung pendapat an nasional dengan m enghit ung nilai t am bah dari m asing- m asing produksi.

Di I ndonesia m enghit ung pendapat an nasional j uga m enggunakan pendekat an produksi, yait u dengan m enj um lah produksi seluruh sekt or lapangan usaha dalam kegiat an produksi, yang t erlihat dalam t able berikut :


(13)

Ta be l 3 .2 . Pe r h it u n ga n Pe n da pa t a n N a sion a l pe r Se k t or a l

N o. Se k t or Ek on om i N ila i

1. Pert anian, pet ernakan, kehut angan, dan perikanan Rp xxx

2. Pert am bangan, dan Penggalian Rp xxx

3. I ndust ri pengolahan Rp xxx

4. List r ik, gas dan air m inum Rp xxx

5. Bangunan Rp xxx

6. Pengangkut an dan kom unikasi Rp xxx

7. Perdagangan Rp xxx

8. Bank dan Lem baga Keuangan Lainnya Rp xxx

9. Sewa Rp xxx

10. Pem erint ah dan Pert ahanan Rp xxx

11. Jasa- j asa lain Rp xxx

Ju m la h GD P Rp x x x

Pe n de k a t a n Pe n da pa t a n ( I n com e Appr oa ch )

Pendapat an nasional yang dihit ung dengan m enggunakan pendekat an pendapat an yait u dengan j alan m enghit ung sem ua pendapat an dari m asing-m asing pendapat an dari fact or produksi yait u pendapat an dari t anah, asing-m odal, t enaga kerj a, dan kew irausahaan. Pendapat annya berupa sew a, bunga, upah dan profit . Dengan m enghit ung keem pat pendapat an t ersebut , kit a akan m endapat kan pendapat an nasional dari pendekat an pendapat an

Pe n de k a t a n Pe n ge lu a r a n ( Ex pe n dit u r e Appr oa ch )

Pendapat an nasional yang dihit ung dengan m enggunakan pendekat an pengeluaran yait u dengan m enj um lahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh sem ua pelaku ekonom i, baik it u rum ah t angga, perusahaan, pem erint ah dan sekt or luar negeri.

Pengekuaran dari rum ah t angga adalah konsum si rum ah t angga, pengeluaran perusahaan adalah invest asi, pengeluaran pem erint ah adalah seluruh belanj a pem erint ah dan pengeluar luar negeri adalah ekspor net t o ( selisih ekspor dan im por) . Dengan m enj um lahkan keseluruhan dari


(14)

pengeluaran t ersebut akan diperoleh pendapat an nasional. Cont oh perhit ungan pendapat an nasional dengan m enggunakan pendekat an pengeluaran

Ta be l 3 .3 . Pe n da pa t a n N a sion a l de n ga n Pe n de k e t a n Pe n ge lu a r a n

- Pengeluaran Konsum si Rum ah Tangga Rp xxx

- Pengeluaran Konsum si Pem erint ah Rp xxx

- Pem bent ukan Modal Dom est ik Brut o Rp xxx

- Ekspor net t o barang dan j asa Rp xxx

Ju m la h GD P Rp x x x

- Dit am bah pendapat an net t o fact or produksi dari luar negeri (net fact ors incom e from abr oad)

Rp xxx

Ju m la h GN P Rp x x x

- Dikurangi Paj ak t idak langsung Rp xxx

- Dikurangan penyusut an Rp xxx

Ju m la h N a t ion a l I n com e Rp x x x

- Dikurangan paj ak langsung net t o ( paj ak langsung – pem bayaran t ransfer )

Rp xxx

Pe n da pa t a n D isposa ble ( Yd) Rp x x x

Pe n ge r t ia n GD P da n GN P

Dalam m enghit ung pendapat an nasional t erdapat dua m acam konsep perhit ungan, yait u dengan konsep kew ilayahan dan konsep kew arganegaraan. Jika kit a m enghit ung pendapat an nasional dari j um lah seluruh pr oduksi yang dihasilkan m asyarakat baik it u Warga Negara Pribum i dan Warga Negara Asing dalam suat u negara disebut GDP ( Gross Dom est ic Brut t o) . GDP dihit ung berdasar konsep kew ilayahan, sedankan j ika m enghit ung pendapat an nasional dari j um lah seluruh produksi yang dihasilkan oleh m asyarakat I ndonesia, baik it u di dalam m aupun di luar negeri, ini disebut GNP ( Gross Nat ional Product ) . GNP dihit ung berdasarkan konsep kew arganegaraan.


(15)

Net fact ors incom e from abroad adalah selisih dari pendapat an m asyarakat dom est ik dari fact or produksi yang dim iliki di luar negeri dengan pendapat an w arga negara asing dari fact or produksi yang dim ilikinya di dalam negeri suat u negara. Nilai NFI A I ndonesia m asih negat if. Art inya orang asing m asih lebih banyak m em peroleh pendapat an di I ndonesia disbanding orang I ndonesia yang m em peroleh pendapat an dari luar negeri. Hal ini dapat dilihat dari nilai GNP I ndonesia yang lebih kecil dari GDPnya.

GD P N om in a l da n GD P Riil

GDP nom inal adalah nilai out put yang dihasilkan berdasarkan harga- harga yang berlaku pada w akt u out put t ersebut diproduksi.

GDP r iil adalah nilai out put yang dihasilkan pada sat u wakt u t er t ent u berdasar pada harga t ahun dasar t ert ent u ( harga konst an) . Misal dalam GDP riil 1990 dihit ung berdasar t ahun dasar 1980.

Ta be l 3 .4 . GD P N om in a l V S GN D Riil

Harga per Unit GD P

Jenis Barang dan

Jasa

Jum lah 1983 1990 Riil t a h u n da sa r 1 9 8 3

N om in a l 1 9 9 0

Beras 40 kg 300 500 12.000 20.000

Pakaian 2 pot ong 10.000 15.000 20.000 30.000

Rekr easi 1 t iket 1.000 1.500 1.000 1.500

3 3 .0 0 0 5 1 .5 0 0

Dengan m enghit ung nilai GDP riil dan GDP nom inal di at as, kit a dapat m enghit ung inflasi ant ara t ahun 1983 sam pai t ahun 1990 yait u dengan cara:

1

1983

1990

Pr

1990

min

inf

=

tahundasar

iil

GD

al

GDPno

lasi

inflasi = 1,56 – 1 = 0,56 at au 56%

Jadi dari t ahun 1983 sam pai dengan t ahun 1990 t ingkat inflasi sudah m encapai 56% .


(16)

IV.

ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL DUA SEKTOR

Perekonom ian suat u negara digerak kan oleh pelaku- pelaku kegiat an ekonom i. Pelaku kegiat an ekonom i secara um um dikelom pokkan kepada em pat pelaku, yait u rum ah t angga, perusahaan ( sw ast a) , pem erint ah dan ekspor- im por. Unt uk m em perm udah dalam m enganalisis pendapat an nasional, m aka pada t ahap aw al dilakukan analisis pendapat an nasional dua sekt or. Dalam pendekat an ini, perekonom ian diasum sikan hanya digerakkan oleh 2 ( dua) orang pelaku kegiat an ekonom i, yait u rum ah t angga dan sw ast a.

Ar u s M e lin gk a r (

Cir cu la r Flow

) da la m Pe r e k on om ia n 2 Se k t or

Bent uk yang sederhana dari analisis pendapat an nasional adalah analsis dua sekt or. Bent uk ini m engasum sikan bahw a dalah perekonom i t erdapat dua pelaku ekonom i yait u rum ah t angga dan sw ast a ( perusahaan) . Dalam perekonom ian, sekt or sw ast a m erupakan sat u- sat unya produsen barang dan j asa, dan proses produksi dilaksanakan dengan m enggunakan fakt or- fakt or produksi yang dim iliki oleh rum ah t angga. Fakt or produksi t ersebut ant ara lain t anah, t enaga kerj a, m odal dan ent repreneurship ( kew irausahaan) . Penghasilan yang diperoleh rum ah t angga dari m enj ual fakt or- fakt or produksi t erdiri dari sew a ( pendapat an dari t anah) , bunga ( pendapat an dari kapit al) , upah ( pendapat an dan t enaga kerj a) dan profit ( pendapat an dari ent repreneurship) .


(17)

Kem udian, rum ah t angga diasum sikan m erupakan sat u- sat unya pem beli barang dan j asa yang dihasilkan oleh sw ast a. Pem belian barang dan j asa t ersebut dibayar dengan penghasilan yang diperolehnya dari m enj ual fakt or-fakt or produksi.

Gam bar 4.1. Arus Melingkar dalam Perekonom ian 2 Sekt or

Gam bar di at as m enunj ukkan bahw a pada aw alnya rum ah t angga m enj ual fakt or- fakt or produksi yang dim ilikinya kepada perusahaan ( sw ast a) . Kem udian dari penj ualan fakt or pr oduksi t ersebut , r um ah t angga m endapat an penghasilan yang t erdiri dari sew a, bunga, upah dan profit . Selanj ut nya adanya penggunaan fakt or- fakt or produksi oleh perusahaan, m aka perusahaan akan m enghasilkan barang dan j asa. Barang dan j asa ini kem udian dij ual kepada rum ah t angga. Dengan penghasilan yang dim ilikinya, rum ah t angga dapat m em beli barang dan j asa yang diproduksi oleh sw ast a.

Dalam berkonsum si, rum ah t angga t idak sepenuhnya m engeluarkan penghasilannya unt uk m em beli barang dan j asa t ersebut . Sebagian dari pendapat annya dit abungkan. Apabila keadaan ini kit a gam barkan kem bali dalam arus m elingkar dalam perekonom ian 2 sekt or, m aka ada sedikit t am bahan dari gam bar yang t erdahulu.

Rumah Tangga

Swasta

tanah, kapital, tenaga kerja dan entrepreneurship

Barang dan jasa Sewa, bunga, upah dan profit


(18)

Gam bar 4.2. Arus Melingkar dengan I nj eksi dan Kebocoran

Pada gam bar ini, m uncul dua akt ivit as ekonom i yang baru yait u t abungan dan invest asi. Tabungan rum ah t angga dianggap sebagai kebocoran dalam arus m elingkar. Kebocoran m aksudnya m engurangi kem am puan dari pendapat an secara riil apabila digunakan unt uk kegiat an lain sepert i konsum si. Nam un t abungan t idaklah disebut sebagai kebocoran apabila ia digunakan unt uk invest asi. Tabungan yang sem ula m engurangi pendapat an nasional, apabila digunakan unt uk invest asi I nvest asi disebut sebagai inj eksi, karena invest asi dapat m enam bah pendapat an nasional.

Tingkat pendapat an nom inal dalam m odel perekonom ian dua sekt or t ergant ung kepada j um lah pengeluaran agregat yang direncanakan yait u rencana unt uk m enabung dan invest asi. Jika rum ah t angga ingin m enabung dengan j um lah yang lebih banyak dari keinginan pengusaha unt uk invest asi, m aka penerim aan perusahaan akan lebih kecil dari pem bayaran pendapat an nom inal dan produk si akan t urun. Nilai out put akan lebih besar dibandingkan pengeluaran agregat yang direncanakan. Sem ent ara it u, out put akanakan m eningkat apabila keinginan unt uk berinvest asi m elebihi keinginan unt uk m enabung at au pengeluaran agregat yang direncanakan lebih besar dari nilai out put . Nilai pengeluaran agregat yang direncakanan akan sam a dengan nilai out put apabila t abungan sam a dengan invest asi yang direncanakan.

Analisis Pendapat an Nasional dengan Pendekat an Mat em at is dan Grafis

Rumah Tangga

Swasta

tanah, kapital, tenaga kerja dan entrepreneurship

Barang dan jasa Sewa, bunga, upah dan profit

Pengeluaran untuk membeli barang dan jasa

Tabungan

Investasi


(19)

Dalam m enganalisis pendapat an nasional, kit a m em iliki beberapa asum si, ant ara lain:

1. I nvest asi adalah invest asi yang aut onom ous, yait u t idak dipengaruhi oleh variabel lainnya.

2. Konsum si adalah fungsi linear dan posit ip dari t ingkat pendapat an disposable ( Yd)

3. Tabungan j uga m em iliki fungsi linear dan posit ip dari t ingkat pendapat an disposable ( Yd)

4. Tidak ada paj ak t idak langsung, m aka pendapat an nasional ( Y) sam a dengan agregat pendapat an disposable.

Jum lah konsum si agregat dan t abungan agregat suat u negara adalah sam a dengan pendapat an nasional ( Y) .

S C

Y = +

Sem ent ara it u fungsi konsum si dan t abungan dipengaruhi oleh pendapat an disposable. Pendapat an disposable diperoleh dari pendapat an nasional dikurangi dengan paj ak. Nam un karena dalam analisis ini t idak ada paj ak, m aka pendapat an nasional m em iliki nilai yang sam a dengan pendapat an nasional.

d d d

d

Y b C

S

bY C Y S

C Y S

bY C C

Yd Y

) 1 (

) (

0 0 0

− + − =

+ − =

− =

+ = =

Dim ana:

C = Konsum si

Y = Pendapat an Nasional Yd = Pendapat an Disposable C0 = aut onom ous consum pt ion


(20)

Persam aan m at em at is di at as m enggam barkan t ent ang persam aan fungsi konsum si dan fungsi t abungan. Dalam fungsi konsum si t erdapat aut onom ous consum pt ion. Aut onom ous consum pt ion m enunj ukkan j um lah konsum si m asyarakat apabila ia t idak m em iliki pendapat an apapun ( Y = 0) . Misalnya seseorang yang t idak bekerj a dan t idak m em iliki penghasilan, ia harus t et ap berkonsum si yait u m akan. Makan di sini disebut sebagai aut onom ous consum pt ion.

Cont oh:

Fungsi konsum si adalah C = 100 + 0,8 Y. Sem ent ara it u fungsi invest asi adalah I = 50, berapakah keseim bangan pendapat an nasional?

Jaw aban:

Unt uk m encari keseim bangan pendapat an nasional dapat dicari m elalui dua cara, yait u pendekat an pengeluaran dan pendekat an inj eksi- kebocoran.

a. Pendekat an Pengeluaran

750

150

2

,

0

150

8

,

0

50

8

,

0

100

=

=

=

+

+

=

+

=

eq

Y

Y

Y

Y

Y

Y

I

C

Y

b. Pendekat an I nj eksi- Kebocoran

750

150

2

,

0

50

2

,

0

100

2

,

0

100

8

,

0

100

=

=

=

+

=

+

=

+

=

eq

Y

Y

Y

I

S

Y

S

Y

C

Apabila keseim bangan pendapat an nasional t ersebut kit a gam barkan dalam grafis dua dim ensi, m aka diperoleh gam bar sepert i berikut :


(21)

Gam bar 4.3. Keseim bangan Pendapat an Nasional

Pada gam bar yang dibagian at as t erdapat sebuah garis yang m em bagi dua kuadran sam a besar at au sudut kem iringan garis adalah 45 deraj at . Garis t ersebut m enunj ukkan bahw a t ot al pendapat an adalah sam a dengan t ot al pengeluar an. ( Y = E) . Dengan fungsi k onsum si C = 100 + 0,8 Y, keseim bangan pert am a t erj adi pada saat Y = C.

500 100 2

, 0

8 , 0 100

= =

+ = =

Y Y

Y Y

C Y

500

750

Y

I

S = - 100 + 0,2 Y

50

C = 100 + 0,8 Y

0

500

750

Y

Y= C + I

Y= E

E


(22)

Garis fungsi konsum si akan berpot ongan dengan garis keseim bangan ( Y= E) pada saat keseim bangan pendapat an nasional adalah 500. Pada saat it u t abungan sam a dengan nol.

500 ) 500 ( 8 , 0 100 8 , 0 100 = + = + = C C Y C

Karena nilai C = Y, m aka t abungan t idak ada ( nol) .

Pada saat invest asi berj um lah 50, m aka garis pengeluaran bergeser ke at as. Fungsi pengeluaran sekarang adalah Y = C + I . Keseim bangan pendapat an nasional t erj adi pada saat Y = 750. Pada saat it u, nilai invest asi akan sam a dengan nilai t abungan.

750

150

2

,

0

150

8

,

0

50

8

,

0

100

=

=

=

+

+

=

+

=

eq

Y

Y

Y

Y

Y

Y

I

C

Y

50 50 ) 750 ( 2 , 0 100 2 , 0 100 = = = + − = + − = I S S S Y S

La t ih a n

1. Apabila diket ahui fungsi konsum si m asyarakat suat u negara adalah C = 50 + 0,75Y, hit unglah:

a. Keseim bangan pendapat an nasional pada saat Y = C

b. Apabila ada invest asi sebesar I = 100, berapa keseim bangan pendapat an nasional yang baru?

c. Hit ung keseim bangan konsum si dan keseim bangan t abungan saat it u


(23)

V.

ANALISIS MULTIPLIER

Adanya perubahan pada pengeluaran ot onom yakni pada invest asi ot onom (aut onom ous invest m ent) m em buat keseim bangan pendapat an nasional j uga akan berubah. Nam un besarnya perubahan keseim bangan pendapat an nasional yang baru t idak sam a dengan perubahan invest asi. I nilah yang disebut dengan efek m ult iplier ( efek pengganda) .

Ke ce n de r u n ga n Kon su m si M a r gin a l ( M PC)

Pada bab sebelum nya kit a m em iliki fungsi konsum si C = C0 + bY, dim ana b

adalah koefisien variabel pendapat an disposable.

Y

C

b

Y

b

C

bY

C

C

Δ

Δ

=

Δ

=

Δ

+

=

0

Berdasarkan persam aan di at as, bahw asannya b m erupakan nilai m arginal konsum si t erhadap pendapat an ( m arginal propensit y t o consum e = MPC) . Marginal Propensit y t o Consum e at au kecenderungan konsum si m arginal adalah perubahan konsum si apabila adanya perubahan pendapat an. Nilai MPC adalah 0 – 1. Nilai 0 berart i t idak ada t am bahan konsum si apabila ada t am bahan pendapat an dispoble. Sem ent ara it u, apabila t erj adi nilai MPC adalah 1, m aka besarnya perubahan konsum si sam a dengan bersarnya perubahan pendapat an.


(24)

Gam bar 5.1. Marginal Propensit y t o Consum e ( MPC)

Pr ose s M u lt iplie r

Adanya perubahan pada variabel invest asi m enyebabkan pengeluaran agregat m enj adi berubah. Nam un pert am bahan dari keseim bangan pendapat an nasional t idak sebesar pert am bahan invest asi t ersebut .

Cont oh:

Fungsi konsum si adalah C = 100 + 0,8Y. Pada m ulanya invest asi adalah I = 50. Sesuai dengan perhit ungan, keseim bangan pendapat an nasional adalah Ye = 750. Apabila invest asi kem bali ber t am bah 50 sehingga I + ΔI = 100, m aka keseim bangan pendapat an nasional m enj adi:

1000

200

2

,

0

50

50

8

,

0

100

=

=

+

+

+

=

Δ

+

+

=

e

Y

Y

Y

Y

I

I

C

Y

Kalau kit a perhat ikan, keseim bangan pendapat an nasional yang baru t idak bert am bah 50 dari keseim bangan pendapat an nasional sebelum nya, t et api lebih besar dari it u. I ni m enunj ukkan bahw a t erj adi proses penggandaan ( m ult iplier ) .

Pada saat invest asi bert am bah langsung m enyebabkan pengeluaran agregat

ΔC

ΔY

C

Y

C


(25)

pendapat an dan kem udian akan m enyebabkan konsum si m enj adi berubah pula. Dengan bert am bahnya konsum si akan m enyebabkan pengeluaran agregat kem bali bert am bah dan proses ini bert am bah t erus.

I . I nvest asi bert am bah Æ pengeluaran agregat bert am bah 50 I I . Pengeluaran bert am bah Æ pendapat an pekerj a bert am bah lalu

dikonsum sikan. MPC = 0,8 m aka C bert am bah m enj adi ( 0,8x50)

40

I I I . Bert am bah konsum si pekerj a Æ penerim aan bagi pedagang, dan kem udian pendapat an it u dibelanj akan lagi ( 0,8 x 40)

32

I V. dan set erusnya

M

Tam bahan pendapat an nasional m enj adi 250

Secara m at em at is proses m ult iplier t erj adi sebagai berikut :

)

1

(

)

1

(

0 0 0 0 0 0

b

I

C

Y

I

C

Y

b

I

bY

C

Y

I

C

Y

+

=

+

=

+

+

=

+

=

Apabila t erj adi perubahan pada invest asi ot onom ( I0) m aka pert am bahan

pendapat an nasional m enj adi

)

1

(

1

)

1

(

b

k

I

Y

I

Y

b

I

Y

b

Y

I

=

=

Δ

Δ

Δ

=

Δ

Δ

+

Δ

=

Δ

Adanya t am bahan invest asi m enyebabkan t erbent uknya angka m ult iplier ( kI)

sebesar 1/ ( 1- b) . Apabila kit a m engikut kepada angk a MPC = b = 0,8 m aka kI

= 5. Dengan t am bahan invest asi sebesar 50 (ΔI = 50) , m aka t am bahan pendapat an nasional m enj adi


(26)

250

50

5

50

2

,

0

1

)

8

,

0

1

(

1

=

Δ

×

=

Δ

×

=

Δ

Δ

×

=

Δ

Y

Y

Y

I

Y

Dengan dem ikian keseim bangan pendapat an nasional yang baru adalah Ye = Y0 + ΔY = 500 + 250 = 750.

La t ih a n :

1. Apabila diket ahui fungsi konsum si m asyarakat suat u negara adalah C = 50 + 0,75Y. I nvest asi aw al adalah sebesar I = 80. Hit unglah

e. Keseim bangan pendapat an nasional

f. Apabila invest asi ber t am bah lagi sebesar 50, berapak ah keseim bangan pendapat an nasional yang baru?

g. Berapa besar angka m ult iplier invest asinya? h. Gam barkan perhit ungan Saudara t ersebut .


(27)

VI.

ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL TIGA SEKTOR

Pada bagian t erdahulu, t elah dibahas m engenai keseim bangan pendapat an nasional 2 sekt or dim ana pelaku kegiat an ekonom i t erdiri dari dua pelaku kegiat an yait u rum ah t angga dan perusahaan ( sw ast a) . Dalam dunia nyat a, pelaku kegiat an ekonom i bukan hanya m ereka, nam un ada pelaku lainnya yait u pem erint ah. Dengan m asuknya pem erint ah dalam analisis pendapat an nasional, m aka analisis pendapat an nasional m enj adi 3 sekt or.

Ar u s M e lin gk a r Pe r e k on om ia n 3 Se k t or

Peran pem erint ah dalam perekonom ian adalah penyedia barang public. Penyediaan t ersebut m enunt ut adanya pem biayaan. Pem biayaan pem bangunan yang dilakukan pem erint ah berasal dari paj ak. Dengan dem ikian, pem erint ah akan m em ungut paj ak dan m em belanj akannya unt uk pem biayaan pem bangunan. Gam bar peranan pem erint ah dalam perekonom ian 3 sekt or adalah sebagai berikut :

Gam bar 6.1. Arus Melingkar Perekonom ian 3 Sekt or

Rumah Tangga

Swasta

tanah, kapital, tenaga kerja dan entrepreneurship

Barang dan jasa Sewa, bunga, upah dan profit

Pengeluaran untuk membeli barang dan jasa

Tabungan

Investasi

Pemerintah

G G


(28)

Dalam perekonom ian 3 sekt or, peranan pem erint ah t erlihat dari adanya pem ungut an paj ak t erhadap rum ah t angga dan sw ast a. Penerim aan at as paj ak ini oleh pem erint ah dikeluarkan kem bali ke dalam bent uk pem biayaan pem bangunan ( G) yang dinikm at i oleh rum ah t angga m aupun sw ast a. Dalam analisis inj eksi- kebocoran, pem ungut an paj ak dikat egorikan sebagai kebocoran sem ent ara invest asi dim asukkan ke dalam golongan inj eksi.

Pe r h it u n ga n Ke se im ba n ga n Pe n da pa t a n N a sion a l

Dalam analisis pendapat an nasional 3 sekt or, keseim bangan pendapat an nasional t erj adi pada saat Y = C + I + G. Keseim bangan pendapat an nasional j uga t erj adi pada saat S + Tx = I + G.

Gam bar 6.2. Keseim bangan Pendapat an Nasional 3 Sekt or

500

750

1000

Y

I+G

S+T

50

C

0

500

750

1000

Y

Y= C + I

Y= E

E

0

Y= C + I + G


(29)

Gam bar di at as m enunj ukkan keseim bangan pendapat an nasional yang baru, ket ika adanya peranan pem erint ah. Dengan m enganggap bahw a fungsi konsum si t et ap C = 100 + 0,8Yd dan invest asi sebesar 50, bert am bahnya peranan pem erint ah sebesar 250 ( G = 250) dan penerim aan pem erint ah sebesar ( Tx= 250) , m aka keseim bangan pendapat an nasional m enj adi 1000.

Secara m at em at is perhit ungan keseim bangan pendapat an nasional adalah sebagai berikut :

a. Pendekat an Pengeluaran

Tx Y Y Y C G I C Y d d − = + = + + = 8 , 0 100

Pendapat an disposable sekarang t idak lagi sam a dengan Y kar ena sudah ada paj ak. Pendapat an disposable adalah pendapat an dikurangi dengan paj ak ( Yd = Y – Tx) .

1000

200

2

,

0

200

8

,

0

250

50

200

8

,

0

100

250

50

)

250

(

8

,

0

100

=

=

=

+

+

+

=

+

+

+

=

eq

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

b. Pendekat an inj eksi- kebocoran.

Y

C

Y

C

Y

C

G

I

Tx

S

8

,

0

100

200

8

,

0

100

)

250

(

8

,

0

100

+

=

+

=

+

=

+

=

+

Karena fungsi konsum si di at as sudah m em asukkan paj ak, m aka fungsi kebocoran m enj adi S+ T = 100 + 0,2 Y

1000

200

2

,

0

250

50

2

,

0

100

=

=

+

=

+

eq

Y

Y

Y


(30)

Baik pendekat an pengeluaran m aupun pendekat an inj eksi kebocoran m endapat kan keseim bangan pendapat an nasional adalah 1000.

Pe m ba ya r a n Tr a n sfe r ole h Pe m e r in t a h

Selain m em ungut paj ak, pem erint ah j uga m elakukan pem berian t ransfer kepada m asyarakat . Pem bayaran t ransfer akan m em pengaruhi pendapat an disposable m asyarakat yang pada akhirnya dapat m erubah pendapat an nasional keseim bangan.

Yd = Y – Tx + Tr

Dim ana Tr = pem bayaran t ransfer ( subsidi)

Cont oh:

Dengan m engam bil soal yang sam a dengan yang t erdahulu dim ana fungsi konsum si C = 100 + 0,8Yd dan invest asi sebesar 50, pengeluaran pem erint ah ( G) = 250 dan penerim aan pem erint ah dari paj ak sebesar ( Tx= 250) . Pem erint ah m em berikan subsidi ( t ransfer) sebesar Tr = 50. Maka keseim bangan pendapat an nasional m enj adi:

1200

240

2

,

0

240

8

,

0

250

50

40

200

8

,

0

100

250

50

)

50

250

(

8

,

0

100

=

=

=

+

+

+

+

=

+

+

+

+

=

eq

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Bert am bahnya subsidi pem erint ah sebesar 50, dapat m eningkat kan keseim bangan pendapat an nasional m enj adi 200. Peningkat an keseim bangan pendapat an nasional yang lebih besar dari t am bahan subsidi ( 50) m enunj ukkannya adanya proses penggandaan. Unt uk it u, perlu dibahas m at eri t ent ang penggandaan pada bagian berikut .


(31)

An gk a Pe n gga n da pa da Pe r e k on om ia n 3 Se k t or

Sepert i cont oh soal di at as, kit a m endapat kan bahw a ket ika suat u variable bert am bah dengan sesuat u nilai, m aka keseim bangan pendapat an nasional bert am bah lebih besar lagi dibandingkan pert am bahan nilai variable it u.

Dalam pr oses penggandaan unt uk m odel perekonom ian 3 sekt or, kit a m em bedakan dua keadaan yait u ( i) angka pengganda dengan paj ak lum psum , ( ii) angka pengganda dengan paj ak proporsional.

Paj ak lum p sum adalah paj ak yang dikenakan pada suat u barang sebesar nilai t ert ent u per unit barang. Sem ent ara paj ak proporsional adalah paj ak yang dikenakan berdasarkan persent ase dari nilai obj ek paj aknya.

Fungsi paj ak lum psum : Tx = T0 ( eksogen)

Fungsi paj ak propor sional : Tx = T0 + t Y ( endogen)

Keseim bangan pendapat an nasional unt uk perekonom ian 3 sekt or adalah:

)

1

(

)

1

(

)

(

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b

G

I

bTr

bTx

C

Y

G

I

bTr

bTx

C

Y

b

G

I

bTr

bTx

C

bY

Y

G

I

bTr

bTx

bY

C

Y

G

I

Tr

Tx

Y

b

C

Y

G

I

bY

C

Y

G

I

C

Y

d

+

+

+

=

+

+

+

=

+

+

+

=

+

+

+

+

=

+

+

+

+

=

+

+

+

=

+

+

=


(32)

)

1

(

)

1

(

)

(

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b

G

I

Tr

b

Tx

b

Y

b

Y

G

I

Tr

b

Tx

b

Y

b

Y

b

G

I

Tr

b

Tx

b

Y

b

Y

G

I

bTr

bTx

bY

C

Y

G

I

Tr

Tx

Y

b

C

Y

G

I

bY

C

Y

G

I

C

Y

d

Δ

+

Δ

+

Δ

+

Δ

Δ

=

Δ

Δ

+

Δ

+

Δ

+

Δ

Δ

=

Δ

Δ

+

Δ

+

Δ

+

Δ

Δ

=

Δ

+

+

+

+

=

+

+

+

+

=

+

+

+

=

+

+

=

Dari persam aan t ersebut , m aka dapat diperoleh m asing- m asing angka pengganda adalah

)

1

(

)

1

(

)

1

(

1

)

1

(

1

b

b

k

Tr

Y

b

b

k

Tx

Y

b

k

G

Y

b

k

I

Y

I Tx G I

=

=

Δ

Δ

=

=

Δ

Δ

=

=

Δ

Δ

=

=

Δ

Δ

Dim ana:

kI = angka pengganda invest asi

kG = angka pengganda pengeluaran pem erint ah

kTx = angka pengganda paj ak

kTr = angka pengganda t ransfer ( subsidi)

Unt uk m encari penam bangan keseim bangan pendapat an nasional akibat t erj adinya bert am bahnya nilai variable inj eksi dapat dilakukan dengan car a m enggunakan proses penggandaan.


(33)

200

50

4

50

.

)

8

,

0

1

(

8

,

0

)

1

(

)

1

(

=

×

=

Δ

=

Δ

Δ

=

Δ

Δ

×

=

Δ

=

=

Δ

Δ

Y

Y

Tr

b

b

Y

Tr

k

Y

b

b

k

Tr

Y

Tr Tr

Tam bahan pendapat an nasional akibat bert am bahnya subsidi adalah 200. Dengan m enj um lahkan hasil proses penggandaan dengan keseim bangan pendapat an yang sebelum nya, m aka kit a akan m em peroleh keseim bangan pendapat an nasional yang baru.

1200

200

1000

0

=

+

=

Δ

+

=

eq eq eq

Y

Y

Y

Y

Y

An gk a Pe n gga n da pa da An gga r a n Be la n j a Be r im ba n g

Anggaran belanj a berim bang art inya penerim aan pem erint ah sam a dengan pengeluarannya. Penerim aan pem erint ah berasal dari paj ak. Oleh karena it u anggaran belanj a berim bang t erj adi pada saat Tx = G.

Apabila dicerm at i hasil perhit ungan keseim bangan pendapat an nasional di at as, bahw a ket ika perekonom ian negara m asih 2 sekt or diper oleh hasil keseim bangan pendapat an nasional 750. Kem udian pada perekonom ian 3 sekt or dit am bah variable paj ak dan pengeluaran pem erint ah. Kedua variable Tx dan G m em ilik i nilai yang sam a yait u 250. Lebih lanj ut , k eseim bangan pendapat an nasional yang baru bernilai 1000. Berart i pendapat an nasional bert am bah 250. I ni m enunj ukkan bahwa apabila Tx= G m aka pert am bahan pendapat an nasional (ΔY) j uga sam a dengan nilai Tx dan G t adi.


(34)

Pem bukt ian secara m at em at is unt uk angka pengganda anggaran belanj a berim bang

G

b

Tx

b

b

Y

G

k

Tx

k

Y

Tx G

Δ

+

Δ

=

Δ

Δ

+

Δ

=

Δ

)

1

(

1

)

1

(

Karena ΔG = Δ Tx m aka

Tx

G

Y

G

b

b

Y

G

b

G

b

b

Y

Δ

=

Δ

=

Δ

Δ

=

Δ

Δ

+

Δ

=

Δ

)

1

(

)

1

(

)

1

(

1

)

1

(

Hasil m at em at is di at as m enunj ukkan bahw a m em ang nilai t am bahan pendapat an nasional sam a dengan penam bahan pengeluaran pem erint ah dan pert am bahan paj ak.

An gk a Pe n gga n da u n t u k M ode l Pa j a k Pr opor sion a l

Penj elasan angka pengganda pada bagian sebelum nya didapat i apabila keseim bangan pendapat an nasional dipengaruhi oleh paj ak lum p sum . Nam un sering t erj adi bahw a paj ak yang dikenakan kepada m asyarakat berupa paj ak propor sional.

Fungsi paj ak propor sional adalah:

tY

T

Tx

=

0

+


(35)

)

1

(

)

1

(

)

(

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

bt

b

G

I

bTr

bTx

C

Y

G

I

bTr

bTx

C

Y

bt

b

G

I

bTr

bTx

C

btY

bY

Y

G

I

bTr

btY

bTx

bY

C

Y

G

I

Tr

tY

Tx

Y

b

C

Y

G

I

bY

C

Y

G

I

C

Y

d

+

+

+

+

=

+

+

+

=

+

+

+

+

=

+

+

+

+

+

=

+

+

+

+

=

+

+

+

=

+

+

=

Sedangkan angka pengganda unt uk paj ak pr opor sional adalah:

)

1

(

)

1

(

)

(

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

bt

b

G

I

Tr

b

Tx

b

Y

b

Y

G

I

Tr

b

Tx

b

Y

b

Y

bt

b

G

I

Tr

b

Y

bt

Tx

b

Y

b

Y

G

I

bTr

btY

bTx

bY

C

Y

G

I

Tr

tY

Tx

Y

b

C

Y

G

I

bY

C

Y

G

I

C

Y

d

+

Δ

+

Δ

+

Δ

+

Δ

Δ

=

Δ

Δ

+

Δ

+

Δ

+

Δ

Δ

=

Δ

+

Δ

+

Δ

+

Δ

+

Δ

Δ

Δ

=

Δ

+

+

+

+

=

+

+

+

+

=

+

+

+

=

+

+

=

Dari persam aan t ersebut , m aka dapat diperoleh m asing- m asing angka pengganda adalah

)

1

(

)

1

(

)

1

(

1

)

1

(

1

bt

b

b

k

Tr

Y

bt

b

b

k

Tx

Y

bt

b

k

G

Y

bt

b

k

I

Y

I Tx G I

+

=

=

Δ

Δ

+

=

=

Δ

Δ

+

=

=

Δ

Δ

+

=

=

Δ

Δ

Dim ana:

kI = angka pengganda invest asi


(36)

kTx = angka pengganda paj ak

kTr = angka pengganda t ransfer ( subsidi)

Cont oh:

Fungsi konsum si m asyarakat suat u negara adalah C = 100 + 0,8Yd dan invest asi sebesar 100. Pengeluaran pem erint ah ( G) = 250 dan fungsi paj ak adalah 50 + 0,1Y. Pem erint ah m em berikan subsidi ( t ransfer) sebesar Tr = 50. Maka keseim bangan pendapat an nasional m enj adi:

( i) Pendekat an pengeluaran

607

.

1

450

28

,

0

450

72

,

0

250

100

40

08

,

0

40

8

,

0

100

250

100

)

50

1

,

0

50

(

8

,

0

100

0

=

=

=

+

+

+

+

=

+

+

+

+

=

+

+

+

=

+

+

=

eq

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

G

I

bYd

C

Y

G

I

C

Y

( ii) Pendekat an inj eksi- kebocoran

Y

S

Y

C

Y

Y

C

Y

Y

C

Yd

C

28

,

0

100

72

,

0

100

40

08

,

0

40

8

,

0

100

)

50

1

,

0

50

(

8

,

0

100

8

,

0

100

+

=

+

=

+

+

=

+

+

=

+

=

Karena fungsi konsum si di at as sudah m em asukkan paj ak dan t ransfer, m aka fungsi kebocoran m enj adi S+ T = - 100 + 0,28 Y

607

.

1

450

28

,

0

250

100

28

,

0

100

=

=

+

=

+

+

=

+

eq

Y

Y

Y

G

I

T

S


(37)

Apabila t erj adi kenaikan invest asi sebesar 50, m aka berapakah keseim bangan pendapat an nasional yang baru?

Jaw ab:

179

50

)

08

,

0

8

,

0

1

(

1

50

)

1

(

1

=

Δ

×

+

=

Δ

×

+

=

Δ

Δ

×

=

Δ

Y

Y

bt

b

Y

I

k

Y

I

Sedangkan keseim bangan pendapat an nasional yang baru

786

.

1

179

607

.

1

0

=

+

=

Δ

+

=

eq eq eq

Y

Y

Y

Y

Y

Pem bukt ian dengan perhit ungan pendapat an nasional pendekat an pengeluaran

786

.

1

500

28

,

0

500

72

,

0

50

250

100

40

08

,

0

40

8

,

0

100

50

250

100

)

50

1

,

0

50

(

8

,

0

100

0

=

=

=

+

+

+

+

+

=

+

+

+

+

+

=

Δ

+

+

+

+

=

Δ

+

+

+

=

eq

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

I

G

I

bYd

C

Y

I

G

I

C

Y


(38)

VII.

ANALISIS PENDAPATAN NASIONAL EMPAT SEKTOR

Pada bab ini akan dibahas m engenai keseim bangan pendapat an nasional 4 sekt or, yait u dengan m enam bah sat u lagi pelaku kegiat an ekonom i sekt or luar negeri. Analisis pendapat an nasional 4 sekt or sering j uga disebut sebagai analisis pendapat an nasional dengan perekonom ian t erbuka. Pada bagian t erdahulu perkenom ian m asih t ert ut up karena t idak ada sekt or luar negeri.

Ar u s M e lin gk a r Pe r e k on om ia n 4 Se k t or

Dalam arus m elingkar perekonom ian 4 sekt or, seluruh pelaku kegiat an ekonom i m em iliki ket erkait an, sepert i halnya gam bar di baw ah ini:


(39)

Dalam alur m elingkar 4 sekt or t er lihat m asing- m asing pelaku kegiat an ekonom i m em eliki pendapat an dan pengeluaran. Rum ah t angga m endapat kan pendapat an dari perusahaan karena m enyediakan fakt or produksi di pasar fakt or produksi. Kem udian rum ah t angga m engeluarkannya dalam bent uk konsum si ( C) . Sem ent ara it u perusahaan ( firm ) m endapat kan penghasilan dari m enj ual barang/ j asa di pasar barang ( good m arket ) dan m em iliki pengeluaran dalam bent uk invest asi m aupun pem bayaran paj ak. Perusahaan j uga m endapat kan uang dari pasar keuangan ( financial m arket ) guna m eningkat kan kapasit as produksinya. Pem erint ah m em peroleh pendapat an berupa paj ak dari perusahaan m aupun rum ah t angga. Lalu dikeluarkan dalam bent uk pengeluaran pem erint ah ( G) . Pem erint ah j uga dapat m em peroleh dana pinj am an dari pasar keuangan dalam bent uk penj ualan obligasi at aupun dengan m elakukan pinj am an luar negeri. Sem ent ara it u sekt or luar negeri (rest of t he w orld) m em beli barang dan j asa dari perusahaan baik dan kem udian m enj ualnya ke luar negeri ( X) dan j uga m endat angkan barang dan j asa dari luar negeri unt uk dij ual ke dalam negeri ( im por = M) .

Pe r h it u n ga n Ke se im ba n ga n Pe n da pa t a n N a sion a l

Dalam analisis pendapat an nasional 4 sekt or, keseim bangan pendapat an nasional t erj adi pada saat Y = C + I + G + X - M. Keseim bangan pendapat an nasional j uga t erj adi pada saat S + T + M = I + G + X.

Dalam perhit ungan keseim bangan pendapat an nasional ada perbedaan. Apabila paj ak pada perhit ungan adalah lum psum dan im por adalah eksogen, m aka akan berbeda dengan apabila paj ak bersifat proporsional dan im por adalah endogen. Fungsi im por endogen adalah fungsi im por yang dipengaruhi oleh pendapat an.


(40)

Gam bar 7.2. Keseim bangan Pendapat an Nasional 4Sekt or

Keseim bangan pendapat an nasional unt uk perekonom ian 4 sekt or dengan paj ak lum psum dan fungsi im por eksogen adalah:

)

1

(

)

1

(

)

(

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b

M

X

G

I

bTr

bTx

C

Y

M

X

G

I

bTr

bTx

C

Y

b

M

X

G

I

bTr

bTx

C

bY

Y

M

X

G

I

bTr

bTx

bY

C

Y

M

X

G

I

Tr

Tx

Y

b

C

Y

M

X

G

I

bY

C

Y

M

X

G

I

C

Y

d

+

+

+

+

=

+

+

+

+

=

+

+

+

+

=

+

+

+

+

+

=

+

+

+

+

+

=

+

+

+

+

=

+

+

+

=

Y

I+G+X

S+T+M

C

0

Y= C + I + G

Y= E

E

0


(41)

Cont oh:

Fungsi konsum si m asyarakat suat u negara adalah C = 100 + 0,8Yd dan invest asi sebesar 100. Pengeluaran pem erint ah ( G) = 250 dan paj ak yang dipungut adalah 250. Pem er int ah m em berikan subsidi ( t r ansfer) sebesar Tr = 50. Sedangkan eskpor berj um lah 300 dan im por berj um lah 200. Maka keseim bangan pendapat an nasional m enj adi:

( i) Pendekat an pengeluaran:

950

.

1

390

2

,

0

390

8

,

0

200

300

250

100

40

200

8

,

0

100

200

300

250

100

)

50

250

(

8

,

0

100

=

=

=

+

+

+

+

+

=

+

+

+

+

+

=

eq

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

( ii) Pendekat an inj eksi- kebocoran:

Y

S

Y

C

Y

C

Y

C

Yd

C

2

,

0

60

8

,

0

60

40

200

8

,

0

100

)

50

250

(

8

,

0

100

8

,

0

100

+

=

+

=

+

+

=

+

+

=

+

=

Karena fungsi konsum si di at as sudah m em asukkan paj ak dan t ransfer, m aka fungsi kebocoran m enj adi S+ T = 60 + 0,2 Y

950

.

1

390

2

,

0

300

250

100

200

2

,

0

60

=

=

+

+

=

+

+

+

+

=

+

+

eq

Y

Y

Y

X

G

I

M

T

S

Apabila paj ak yang dikenakan adalah proporsional dan fungsi im por endogen, m aka keseim bangan pendapat an nasional adalah:

T = T0 + t Y ( fungsi paj ak propor sional)


(42)

)

1

(

)

1

(

)

(

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

m

bt

b

M

X

G

I

bTr

bT

C

Y

M

X

G

I

bTr

bT

C

Y

m

bt

b

M

X

G

I

bTr

bT

C

mY

btY

bY

Y

mY

M

X

G

I

bTr

btY

bT

bY

C

Y

mY

M

X

G

I

Tr

tY

T

Y

b

C

Y

M

X

G

I

bY

C

Y

M

X

G

I

C

Y

d

+

+

+

+

+

+

=

+

+

+

+

=

+

+

+

+

+

+

=

+

+

+

+

+

+

+

=

+

+

+

+

+

=

+

+

+

+

=

+

+

+

=

Cont oh:

Fungsi konsum si m asyarakat suat u negara adalah C = 100 + 0,8Yd dan invest asi sebesar 100. Pengeluaran pem erint ah ( G) = 250 dan fungsi paj ak adalah 50 + 0,1Y. Pem erint ah m em berikan subsidi ( t ransfer) sebesar Tr = 50. Sedangkan ekspor berj um lah 300 dan fungsi im por adalah M = 100+ 0,1Y. Maka keseim bangan pendapat an nasional m enj adi:

( i) Pendekat an pengeluaran

974

.

1

750

38

,

0

750

62

,

0

1

,

0

300

250

100

40

08

,

0

40

8

,

0

100

1

,

0

100

300

250

100

)

50

1

,

0

50

(

8

,

0

100

0

=

=

=

+

+

+

+

+

=

+

+

+

+

+

=

+

+

+

=

+

+

=

eq

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

G

I

bYd

C

Y

G

I

C

Y

( ii) Pendekat an inj eksi- kebocoran

Y

S

Y

C

Y

Y

C

Y

Y

C

Yd

C

28

,

0

100

72

,

0

100

40

08

,

0

40

8

,

0

100

)

50

1

,

0

50

(

8

,

0

100

8

,

0

100

+

=

+

=

+

+

=

+

+

=

+

=

Karena fungsi konsum si di at as sudah m em asukkan paj ak dan t ransfer, m aka fungsi kebocoran m enj adi S+ T = - 100 + 0,28 Y


(1)

BUKU AJAR

TEORI EKON OM I M AKRO

Disusun Oleh:

WAHYU ARI O PRATOMO, SE, M.Ec

Departmen Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi


(2)

KATA PEN GAN TAR

Teknik belaj ar- m engaj ar m erupakan kunci pokok dalam proses pem indahan ilm u dari dosen kepada m ahasiswa. Apabila t eknik yang dilakukan m asih dengan cara “ konvensional” , yait u dosen berdiri di depan m em bacakan m at eri perkuliahan, sem ent ara m ahasisw a m endengar dan m encat at , m aka cara ini j elas t idak lagi m em buat m ahasisw a berkeinginan unt uk belaj ar lebih baik. Teknik baru yang berkem bang saat ini di seluruh perguruan t inggi t ernam a di negara- negara lain adalah dengan m et ode e- learning. Met ode ini dapat m endorong m ahasisw a unt uk belaj ar dim anapun dan kapanpun dia inginkan.

Buku aj ar ini disusun sebagai dukungan t erhadap m et ode e- learning yang t elah diberlakukan di lingkungan Depart em en Ek onom i Pem bangunan FE USU. Seluruh m at eri kuliah disusun sedem ikian rupa sehingga dapat dengan m udah dipaham i. Disam ping it u, m at eri- m at eri pokok perkuliahan set iap m ingguny a t elah t ersedia dalam bent uk handout yang dilet akkan pada w ebsit e Depart em en Ekonom i Pem bangunan.

Terim a kasih yang set inggi- t ingginya diucapkan kepada Rekt or USU, Prof. Chair uddin P. Lubis, DTM&H, Sp. A( K) , Pem bant u Rekt or I sekaligus penanggung j aw ab kegiat an ini, Prof. Dr. I r. Sum ono, MS, sert a Ket ua Program E- Learning USU, Dr s. A Ridw an Siregar, SH, M.Lib. Penulis ber harap agar buku ini berm anfaat bagi seluruh pem baca. Oleh karena it u, krit ik dan saran sangat diharapkan. Wassalam .


(3)

D AFTAR I SI

H a la m a n

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR I SI iii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR v

Bab I I lm u Ekonom i 1

Bab I I Ekonom i Makro 6

Bab I I I Pengukuran Pendapat an Nasional 11

Bab I V Analisis Pendapat an Nasional Dua Sekt or 16

Bab V Analisis Mult iplier 23

Bab VI Analisis Pendapat an Nasional Tiga Sekt or 27

Bab VI I Analisis Pendapat an Nasional Em pat Sekt or 38

Bab VI I I Teori Konsum si 46

Bab I X Teori I nvest asi 61

Bab X Keseim bangan di Pasar Barang 68

Bab XI Keseim bangan di Pasar Uang 75

Bab XI I Keseim bangan Um um Pasar Barang dan Pasar

Uang

87

Bab XI I I Perm int aan Agregat 94

Bab XI V Penawaran Agregat 98

Bab XV Teori I nflasi 105

Bab XVI Kualit as Tenaga Kerj a: I nvest asi pada Hum an

Capit al

116

Bab XVI I Pert um buhan Penduduk dan Pem bangunan

Ekonom i

124

Bab XVI I I Pert um buhan, Kem iskinan dan Dist ribusi

Pendapat an


(4)

D AFTAR TABEL

N o Ju du l Ta be l H a la m a n

Tabel 3.1 Perhit ungan Pendapat an Nasional I ndust ri Pakaian

Jadi

12

Tabel 3.2 Perhit ungan Pendapat an Nasional per Sekt oral 13

Tabel 3.3 Pendapat an Nasional dengan Pendeket an

Pengeluaran

14

Tabel 3.4 GDP Nom inal VS GND Riil 15

Tabel 9.1 Jenis I nvest asi 65


(5)

D AFTAR GAM BAR

N o Ju du l Ga m ba r H a la m a n

Gam bar 4.1 Arus Melingkar dalam Perekonom ian 2 Sekt or 17

Gam bar 4.2 Arus Melingkar dengan I nj eksi dan Kebocoran 18

Gam bar 4.3 Keseim bangan Pendapat an Nasional 21

Gam bar 5.1 Marginal Propensit y t o Consum e ( MPC) 24

Gam bar 6.1 Arus Melingkar Perekonom ian 3 Sekt or 27

Gam bar 6.2 Keseim bangan Pendapat an Nasional 3 Sekt or 28

Gam bar 7.1 Arus Melingkar Perekonom ian 4 Sekt or 38

Gam bar 7.2 Keseim bangan Pendapat an Nasional 4Sekt or 40

Gam bar 8.1 Fungsi konsum si Masyarakat di Am erika Serikat

Tahun 1929 - 1944

48

Gam bar 8.2 Fungsi Konsum si Berdasarkan Dat a Cross Sect ion

Tahun 1935

48

Gam bar 8.3 Fungsi Konsum si Jangka Panj ang Kuznet s 49

Gam bar 8.4 Rachet Effect 52

Gam bar 8.5 Gam bar Rat chet Effect Secara Sederhana 53

Gam bar 8.6 Kurva iI ndifferent dan Garis Anggaran unt uk Konsum si 55

Gam bar 8.7 Life Cycle Hypot hesis 57

Gam bar 8.8 Pergeseran Kurva Konsum si Jangka Pendek 60

Gam bar 9.1 Hubungan ant ara I nvest asi dan Suku Bunga 65

Gam bar 9.2 Kurva I nvest asi 66

Gam bar 9.3 Kurva MEC dan MEI 67

Gam bar 10.1 Proses Terbent uknya Kurva I S Model 2 Sekt or 70

Gam bar 10.2 Proses Terbent uknya Kurva I S Model 3 Sekt or 71

Gam bar 10.3 Proses Terbent uknya Kurva I S Model 4 Sekt or 73

Gam bar 10.4 Pergeseran Kurva I S 74

Gam bar 11.1 Perm int aan Uang unt uk Spekulasi 79

Gam bar 11.2 Kurva LM ( i) 83


(6)

N o Ju du l Ga m ba r H a la m a n

Gam bar 11.4 Pergeseran Kurva LM 85

Gam bar 12.1 Keseim bangan I S- LM 87

Gam bar 12.2 Pergeseran Kurva I S t erhadap Keseim bangan I S- LM 90

Gam bar 12.3 Kurva LM 91

Gam bar 12.4 Efekt ivit as Kebij akan Fiskal 92

Gam bar 12.5 Efekt ivit as Kebij akan Monet er 93

Gam bar 13.1 Kurva Perm int aan Agregat Keynes 95

Gam bar 13.2 Kurva Perm int aan Agregat Pigou 96

Gam bar 14.1 Fungsi Produksi ( Out put ) 99

Gam bar 14.2 Keseim bangan Biaya dan Pendapat an 100

Gam bar 14.3 Kurva Perm int aan Tenaga Kerj a 101

Gam bar 14.4 Kurva Penawaran Agregat Klasik 102

Gam bar 14.5 Kurva Penawaran Agregat Keynes 103

Gam bar 14.6 Keseim bangan AD- AS 104

Gam bar 15.1 I nflasi Akibat Gej olak pada Perm int aan 106

Gam bar 15.2 I nflasi Akibat Gej olak pada Penawaran 107

Gam bar 15.3 Pengaruh I nt erest Rat e dengan Jum lah Uang 111

Gam bar 15.4 Kurva Philips 113

Gam bar 16.1 Teori Hum an Capit al 117

Gam bar 18.1 Teknik Perhit ungan I ndeks Gini 132

Gam bar 18.2 Kurva Lorenz 133