Ekonomi makro 002

(1)

Nama

:

Febrina

Nim

:

13612068

Prodi

:

S1 Manajemen ( Sore 2 )

Dosen

:

Ir. Firmansyah Kusasi,Ma

1. Perbedaan analisis Klasik dan Keynes

Analisis perbedaan antara Klasik dan Keynes dalam berbagai aspek : A. Karakteristik Ekonomi Klasik:


(2)

1. Landasan teorinya berdasarkan hukum “Say” yang menyatakan penawaran akan menciptakan permintaan.

2. Perekonomian akan berada di bawah full employment. 3. Harga umum bersifat fleksibel.

4. Setiap aktivitas produksi sekaligus akan berdampak pada peningkatan output dan peningkatan penghasilan pemilik faktor-faktor dengan nilai yang sama

5. Semua penghasilan dibelanjakan di pasar barang. 6. Tidak perlu intervensi pemerintah.

7. Informasi pasar sempurna dan alokasi sumber ekonomi berjalan secara efisien dan produktif.


(3)

B. Ide dasar Keynes:

1. Ingin membangun teori umum (general theory)/ (overall theory)/ aggregate.

2. Dalam moneter atau uang dipandang sebagai alat tukar, satuan hitung, dan penyimpan nilai.

3. teori suku bunga.

4. Peranan investasi menentukan peluang kerja.

5. Aspek psikologis, ketidakrasionalan yang menyebabkan ketidakstabilan. Itulah komponen yang akan dibentuk oleh Keynes menjadi ekonomi makro yang dikemas dalam bukunya general theory of employment interest, money dari teori tersebut banyak kritikan dan sanggahan terutama mempertanyakan kapan full employment dapat tercapai. Yang ada adalah mendekati kondisi full employment. Kemudian mekanisme pasar menurut Keynes, tidak ada campur tangan pemerintah. Dalam pandangan Keynes, sebuah sumber daya akan teralokasi, model manusia homoeconomicus.

6. Ada gula ada semut (supply create its own human), penawaran akan mencapai perminataan / hukum say.

7. Mekanisme suku bunga merupakan mekanisme untuk memperbaiki kesamaan tabungan dan investasi, untuk mengkonsumsi lebih banyak dimasa yang akan datang industri yang


(4)

dimaksud adalah kumpulan unit-unit usaha yang sama/kumpulan unit-unit usaha yang menghasilkan output sejenis.

Perbedaannya :

1. Klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar akan

selalu menuju keseimbangan sedangkan Keynes percaya bahwa perekonomian ada masanya pemerintah yang turun tangan untuk mengendalikan perekonomian.

2. Klasik bertumpu pada masalah mikro sedangkan Keynes bertumpu pada

masalah-masalah makro.

3. Klasik berlandaskan pata hukum “Say” yaitu “penawaran akan menciptakan permintaannya

sendiri” sedangkan Keynes menganggap itu sebuah kekeliruan karena biasanya permintaan lebih kecil dari penawaran. Alasannya karena sebagian pendapatan yang diterima masyarakat akan ditabung, dan tidak semuanya dikonsumsi.dengan demikian, permintaan efektif biasanya lebih kecil dari total produksi.

4. Pendapat Klasik bahwa jumlah tabungan akan selalu sama dengan jumlah investasi sedangkan

Keynes membantah pernyataan tersebut dengan alasan bahwa, motif orang untuk menabung tidak sama dengan motif pengusaha untukuntuk menginvestasi. Pengusaha melakukan investasi didorong oleh keinginan untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya. Sedangkan sektor rumah tangga melakukan penabungan didorong oleh motif berjaga-jaga.

5. Klasik beranggapan bahwa posisi keseimbangan sumber daya, termasuk didalamnya sumber

daya tenaga kerja akan dimanfaatkan secara penuh. Seandainya terjadi pengangguran, pemerintah tidak perlu melakukan tindakan/kebijaksanaan apa pun. Sedangkan Keynes beranggapan bahwa dalam kenyataan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik. Dimanapun para pekerja mempunyai semacam serikat buruh yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah.


(5)

2. Analisis Makro Ekonomi

The Classical

Teori klasik menyatakan bahwa tidak mungkin terjadi kelebihan produksi yang di sebabkan oleh produksi itu sendiri atau apapun yang di produksi pabrik, pekerja pasti akan mampu membelinya. Selain itu menurut teori klasik harga dan upah adalah fleksibel sehingga pasar akan cepat menjadi baik atau kembali pada keseimbangan. Analisa klasik ini berkisar pada Hukum Pasar Say, teori ini dicetuskan tahun 1803 oleh ahli ekonomi Perancis yaitu J. B. Say. Beliau menyatakan bahwa tidak mungkin terjadi kelebihan produksi yang disebabkan oleh produksi itu sendiri. Hal ini kadang dinyatakan dengan “Penawaran menciptakan permintaannya sendiri”. Hukum say berdasar pada pandangan bahwa tidak ada perbedaan mendasar dari ekonomi moneter dengan ekonomi barter. Banyak ahli ekonomi yang percaya dengan teori klasik ini. Diantaranya adalah: David Ricardo, John Stuart Mill, Alfred Marshall, dan J.B. Say. Mereka percaya pada pandangan makro ekonomi klasik bahwa produksi berlebih adalah tidak mungkin. Pandangan klasik dinyatakan dengan jelas oleh ahli ekonomi Inggris terkemuka A. C. Pigou yang menulis selama masa depresi besar. Kesimpulannya, dalam pandangan klasik ekonomi hanya punya penyimpangan sesaat dan temporer dari full employment dan pemanfaatan penuh, tidak akan terjadi resesi atau depresi panjang dan berkelanjutan. Permintaan juga tidak bisa memengaruhi tingkat pengangguran dan output nyata. Maka, kebijakan moneter dan fiskal hanya mempengaruhi tingkat harga ekonomi, beserta pembentukan GDP nyata.

Keynesian

Menurut pengamatan teori Keynesian, perekonomian pasar modern dapat terperangkap dalam keseimbangan kesempatan kerja tidak penuh, keseimbangan supply dan demand yang outputnya jauh di bawah potensial dan sebagian besar tenaga menganggur. Berbeda dengan ekonomi klasik yang percaya bahwa akan ketidakmungkinan pengangguran berlanjut, ahli ekonomi di tahun


(6)

1930an tidak bisa mengabaikan banyaknya pengangguran di jalan-jalan yang memohon pekerjaan. Dan munculah teori keynesian yang dikenalkan oleh Keynes melalui bukunya yang berjudul “The General Theory of Employment, Interest, and Money”. Melalui kebijakan moneter dan fiskal, pemerintah dapat merangsang perekonomian dan membantu memelihara tingkat output dan kesempatan kerja yang tinggi. Pendekatan Keynesian menyajikan sintesis baru yang menyapu perekonomiandan mengubah secara dasar cara ahli ekonomi dan pemerintah berpikir mengenai siklus usaha dan kebijakan ekonomi. Jadi bisa di bilang antara Keynesian dan teori klasik mempunyai pandangan yang berkebalikan dalam menyikapi peran pemerintah dalam perekonomian. Menurut pandangan teori Keynesian peran pemerintah dalam menentukan kebijakan baik moneter maupun fiskal itu sangat di butuhkan oleh suatu negara agar perekonomian stabil, sedangkan menurut teori klasik, mereka percaya bahwa hanya dengan sektor swasta saja (tanpa ikut campur dari pemerintah) perekonomian di suatu negara dapat menjadi stabil karena fleksibelnya tingkat harga dan upah. Analisis Keynes ini menciptakan revolusi dalam makroekonomi, terutama pada ahli ekonomi muda yang hidup selama depresi besar di tahun 1930an dan merasa sesuatu sangat salah pada model klasik.

Neo Classical

Teori ini dikembangkan oleh Robert Lucas (Chicago), Thomas Sargent (Chicago and Stanford), dan Robert Barro (Harvard). Pendekatan ini sebenarnya hampir sama dengan pendekatan klasik dalam menekankan peran upah dan harga fleksibel, tapi memasukkan ciri baru yang disebut harapan rasional untuk menjelaskan pengamatan seperti kurva Phillips. Makroekonomi klasik baru ini menyatakan bahwa (1) harga dan upah fleksibel, artinya adalah harga dan upah menyesuaikan diri dengan cepat untuk mengimbangi penawaran dan permintaan. (2) orang menggunakansemua informasi yang tersedia dalam membuat keputusan, ini merupakan asumsi baru yang diambil dari perkembangan modern, artinya orang membentuk harapan mereka berdasarkan informasi yang tersedia dan oemerintah tidak bisa menipu rakyat karena rakyat cukup informasi dan mempunyai akses pada informasi yang sama dengan pemerintah. Kedua postulat ini adalah inti dari pendekatan klasik baru. Misal dalam area ekonomi untuk masalah pengangguran, para ahli ekonomi klasik baru ini berfikir bahwa kebanyakan pengangguran adalah voluntary. Dalam pandangan mereka, pasar buruh menyesuaikan dengan cepat setelah kejutan seperti perubahan upah untuk meyeimbangkan kembali penawaran dan permintaan.


(7)

Orang menganggur karena mereka berhenti dari pekerjaan mereka untuk mencari pekerjaan yang membayar lebih tinggi bukan karena upah terlalu tinggi, seperti dalam pengangguran upah melekat. Teori ini menganggap bahwa kebijakan fiscal dan moneter yang di kemukakan oleh Keynesian untuk memerangi pengangguran merupkan suatu ketidakefektifan. Para ahli ekonomi klasik baru menyatakan fluktuasi siklus usaha adalah situasi keseimbangan dimana perusahaan dan pekerja bingung oleh kejutan harga dan uang.

Neo Monetarist Keynesian

Pada dasarnya teori Neo Monetarist ini mempunyai hubungan yang dekat dengan teori Keynesian. Aliran Monetarisme menyatakan bahwa penawaran uang adalah penentu primer dari pergerakan jangka pendek dari GDP nominal dan pada pergerakan jangka panjang dari harga. Tentu, makro ekonomi Keynesian juga mengenal peran kunci uang dalam menentukan AD. Meskipun kedua teori ini mempunya hubungan yang cukup dekat, akan tetapi keduanya juga mempunyai perbedaan. Perbedaan utama antara aliran monetaris dan Keynesian terdapat pada pendekatan yang berbeda pada penentuan AD. Monetaris percaya bahwa AD dipengaruhi hanya oleh penawaran uang dan bahwa dampak uang pada AD stabil dan dapat diandalkan. Mereka juga percaya bahwa kebijakan fiscal atau perubahan otonom dalam belanja, kecuali didampingi perubahan moneter, hanya sedikit sekali dampaknya pada output dan harga. Sementara teori Keynesian menyatakan sebaliknya, menyatakan dunia lebih kompleks. Walau setuju bahwa uang memiliki dampak penting pada AD, output dan harga, mereka berpendapat banyak factor lain selain uang yang menentukan atau mempengaruhi AD, aliran Monetaris menganggap bahwa perubahan dari penawaran uang adalah factor primer yang menentukan output dan pergerakan harga. Perbedaan utama yang kedua di antara keduanya adalah mengenai perilaku penawaran agregat. Keynesian menekankan inersia pada harga dan upah. Monetaris berfikir bahwa Keynesian membesarkan kelekatan harga-upah dan bahwa kurva AS jangka pendek cukup curam, tidak vertical tapi jauh lebih curam dari pada pendapat Keynesian. Dalam satu contoh yang paling mengagumkan dari persetujuan, baik monetaris maupun Keynesian sekarang cenderung percaya bahwa kebijakan stabilisasi di Amerika Serikat harus dijalankan terutama melalui kebijakan moneter.


(8)

New Keynesian economics merupakan school of thought dalam ekonomi makro modern yang berkembang dari ide John Maynard Keynes. Keynes menulis buku The Theory of Employment, Interest, and Money tahun 1930an, dan pengaruh pemikirannya sangat kuat di kalangan akademisi dan pembuat kebijakan sampai dengan tahun 1960. Namun demikian pada tahun 1970-an, ekonomi New Classical seperti Robert Lucas, Thomas J. Sargent, dan Robert Barro mempertanyakan pemikiran dari revolusi Keynesian. Label “New Keynesian” mengambarkan para ekonom (pada tahun 1980-an) yang merespon dari kritik new classical dengan melakukan penyesuaian aliran original Keynesian. Pokok ketidaksepakatan antara ekonom new classical dan New Keynesian adalah seberapa cepat wages dan price melakukan penyesuaian. Para ekonom New Classical membangun teori ekonomi makro dengan mengasumsikan bahwa wages dan price adalah fleksibel. Mereka percaya bahwa pada pasar terjadi “market clearing” – keseimbangan supply dan demand- dengan penyesuaian harga yang dengan cepat. Para ekonom New Keynesian percaya bahwa model “market clearing” tidak dapat menjelaskan fluktuasi ekonomi dalam jangka pendek, dan mereka menawarkan model dengan “sticky” wages dan prices. Teori new Keynesian mengacu pada stickiness of wages and prices untuk menjelaskan mengapa terjadi adanya involuntary unemployment dan mengapa kebijakan moneter mempunyai pengaruh yang kuat aktivitas ekonomi. Tradisi yang panjang dalam ekonomi makro (termasuk kedua perspektif Keynesian dan monetarist) menekankan bahwa kebijakan moneter akan mempengaruhi orang bekerja dan produksi dalam jangka pendek, sebab harga akan merepon sluggishly adanya perubahan dalam money supply. Menurut pandangan ini, jika money supply menurun, orang-orang akan mengurangi pembelanjaan uang dan permintaan barang akan menurun. Karena harga dan upah adalah inflexible dan tidak segera menurun, maka penurunan pengeluaran masyarakat akan menyebabkan penurunan penurunan produksi dan layoffs pekerja. Ekonom New Classical mengkritisi tardisi isi sebab penjelasan teoritis tentang perilaku penyesuaian harga dan upah yang lambat kurang masuk akal. Banyak penelitian New Keynesian berupaya untuk mengatasi kekurangan ini.

Tokoh-tokoh yang mengemukakannya : 1. J.B Say


(9)

2. Keynes

3. Robert Lucas


(10)

5. Robert Barro


(1)

2. Analisis Makro Ekonomi

The Classical

Teori klasik menyatakan bahwa tidak mungkin terjadi kelebihan produksi yang di sebabkan oleh produksi itu sendiri atau apapun yang di produksi pabrik, pekerja pasti akan mampu membelinya. Selain itu menurut teori klasik harga dan upah adalah fleksibel sehingga pasar akan cepat menjadi baik atau kembali pada keseimbangan. Analisa klasik ini berkisar pada Hukum Pasar Say, teori ini dicetuskan tahun 1803 oleh ahli ekonomi Perancis yaitu J. B. Say. Beliau menyatakan bahwa tidak mungkin terjadi kelebihan produksi yang disebabkan oleh produksi itu sendiri. Hal ini kadang dinyatakan dengan “Penawaran menciptakan permintaannya sendiri”. Hukum say berdasar pada pandangan bahwa tidak ada perbedaan mendasar dari ekonomi moneter dengan ekonomi barter. Banyak ahli ekonomi yang percaya dengan teori klasik ini. Diantaranya adalah: David Ricardo, John Stuart Mill, Alfred Marshall, dan J.B. Say. Mereka percaya pada pandangan makro ekonomi klasik bahwa produksi berlebih adalah tidak mungkin. Pandangan klasik dinyatakan dengan jelas oleh ahli ekonomi Inggris terkemuka A. C. Pigou yang menulis selama masa depresi besar. Kesimpulannya, dalam pandangan klasik ekonomi hanya punya penyimpangan sesaat dan temporer dari full employment dan pemanfaatan penuh, tidak akan terjadi resesi atau depresi panjang dan berkelanjutan. Permintaan juga tidak bisa memengaruhi tingkat pengangguran dan output nyata. Maka, kebijakan moneter dan fiskal hanya mempengaruhi tingkat harga ekonomi, beserta pembentukan GDP nyata.

Keynesian

Menurut pengamatan teori Keynesian, perekonomian pasar modern dapat terperangkap dalam keseimbangan kesempatan kerja tidak penuh, keseimbangan supply dan demand yang outputnya jauh di bawah potensial dan sebagian besar tenaga menganggur. Berbeda dengan ekonomi klasik yang percaya bahwa akan ketidakmungkinan pengangguran berlanjut, ahli ekonomi di tahun


(2)

1930an tidak bisa mengabaikan banyaknya pengangguran di jalan-jalan yang memohon pekerjaan. Dan munculah teori keynesian yang dikenalkan oleh Keynes melalui bukunya yang berjudul “The General Theory of Employment, Interest, and Money”. Melalui kebijakan moneter dan fiskal, pemerintah dapat merangsang perekonomian dan membantu memelihara tingkat output dan kesempatan kerja yang tinggi. Pendekatan Keynesian menyajikan sintesis baru yang menyapu perekonomiandan mengubah secara dasar cara ahli ekonomi dan pemerintah berpikir mengenai siklus usaha dan kebijakan ekonomi. Jadi bisa di bilang antara Keynesian dan teori klasik mempunyai pandangan yang berkebalikan dalam menyikapi peran pemerintah dalam perekonomian. Menurut pandangan teori Keynesian peran pemerintah dalam menentukan kebijakan baik moneter maupun fiskal itu sangat di butuhkan oleh suatu negara agar perekonomian stabil, sedangkan menurut teori klasik, mereka percaya bahwa hanya dengan sektor swasta saja (tanpa ikut campur dari pemerintah) perekonomian di suatu negara dapat menjadi stabil karena fleksibelnya tingkat harga dan upah. Analisis Keynes ini menciptakan revolusi dalam makroekonomi, terutama pada ahli ekonomi muda yang hidup selama depresi besar di tahun 1930an dan merasa sesuatu sangat salah pada model klasik.

Neo Classical

Teori ini dikembangkan oleh Robert Lucas (Chicago), Thomas Sargent (Chicago and Stanford), dan Robert Barro (Harvard). Pendekatan ini sebenarnya hampir sama dengan pendekatan klasik dalam menekankan peran upah dan harga fleksibel, tapi memasukkan ciri baru yang disebut harapan rasional untuk menjelaskan pengamatan seperti kurva Phillips. Makroekonomi klasik baru ini menyatakan bahwa (1) harga dan upah fleksibel, artinya adalah harga dan upah menyesuaikan diri dengan cepat untuk mengimbangi penawaran dan permintaan. (2) orang menggunakansemua informasi yang tersedia dalam membuat keputusan, ini merupakan asumsi baru yang diambil dari perkembangan modern, artinya orang membentuk harapan mereka berdasarkan informasi yang tersedia dan oemerintah tidak bisa menipu rakyat karena rakyat cukup informasi dan mempunyai akses pada informasi yang sama dengan pemerintah. Kedua postulat ini adalah inti dari pendekatan klasik baru. Misal dalam area ekonomi untuk masalah pengangguran, para ahli ekonomi klasik baru ini berfikir bahwa kebanyakan pengangguran adalah voluntary. Dalam pandangan mereka, pasar buruh menyesuaikan dengan cepat setelah kejutan seperti perubahan upah untuk meyeimbangkan kembali penawaran dan permintaan.


(3)

Orang menganggur karena mereka berhenti dari pekerjaan mereka untuk mencari pekerjaan yang membayar lebih tinggi bukan karena upah terlalu tinggi, seperti dalam pengangguran upah melekat. Teori ini menganggap bahwa kebijakan fiscal dan moneter yang di kemukakan oleh Keynesian untuk memerangi pengangguran merupkan suatu ketidakefektifan. Para ahli ekonomi klasik baru menyatakan fluktuasi siklus usaha adalah situasi keseimbangan dimana perusahaan dan pekerja bingung oleh kejutan harga dan uang.

Neo Monetarist Keynesian

Pada dasarnya teori Neo Monetarist ini mempunyai hubungan yang dekat dengan teori Keynesian. Aliran Monetarisme menyatakan bahwa penawaran uang adalah penentu primer dari pergerakan jangka pendek dari GDP nominal dan pada pergerakan jangka panjang dari harga. Tentu, makro ekonomi Keynesian juga mengenal peran kunci uang dalam menentukan AD. Meskipun kedua teori ini mempunya hubungan yang cukup dekat, akan tetapi keduanya juga mempunyai perbedaan. Perbedaan utama antara aliran monetaris dan Keynesian terdapat pada pendekatan yang berbeda pada penentuan AD. Monetaris percaya bahwa AD dipengaruhi hanya oleh penawaran uang dan bahwa dampak uang pada AD stabil dan dapat diandalkan. Mereka juga percaya bahwa kebijakan fiscal atau perubahan otonom dalam belanja, kecuali didampingi perubahan moneter, hanya sedikit sekali dampaknya pada output dan harga. Sementara teori Keynesian menyatakan sebaliknya, menyatakan dunia lebih kompleks. Walau setuju bahwa uang memiliki dampak penting pada AD, output dan harga, mereka berpendapat banyak factor lain selain uang yang menentukan atau mempengaruhi AD, aliran Monetaris menganggap bahwa perubahan dari penawaran uang adalah factor primer yang menentukan output dan pergerakan harga. Perbedaan utama yang kedua di antara keduanya adalah mengenai perilaku penawaran agregat. Keynesian menekankan inersia pada harga dan upah. Monetaris berfikir bahwa Keynesian membesarkan kelekatan harga-upah dan bahwa kurva AS jangka pendek cukup curam, tidak vertical tapi jauh lebih curam dari pada pendapat Keynesian. Dalam satu contoh yang paling mengagumkan dari persetujuan, baik monetaris maupun Keynesian sekarang cenderung percaya bahwa kebijakan stabilisasi di Amerika Serikat harus dijalankan terutama melalui kebijakan moneter.


(4)

New Keynesian economics merupakan school of thought dalam ekonomi makro modern yang berkembang dari ide John Maynard Keynes. Keynes menulis buku The Theory of Employment, Interest, and Money tahun 1930an, dan pengaruh pemikirannya sangat kuat di kalangan akademisi dan pembuat kebijakan sampai dengan tahun 1960. Namun demikian pada tahun 1970-an, ekonomi New Classical seperti Robert Lucas, Thomas J. Sargent, dan Robert Barro mempertanyakan pemikiran dari revolusi Keynesian. Label “New Keynesian” mengambarkan para ekonom (pada tahun 1980-an) yang merespon dari kritik new classical dengan melakukan penyesuaian aliran original Keynesian. Pokok ketidaksepakatan antara ekonom new classical dan New Keynesian adalah seberapa cepat wages dan price melakukan penyesuaian. Para ekonom New Classical membangun teori ekonomi makro dengan mengasumsikan bahwa wages dan price adalah fleksibel. Mereka percaya bahwa pada pasar terjadi “market clearing” – keseimbangan supply dan demand- dengan penyesuaian harga yang dengan cepat. Para ekonom New Keynesian percaya bahwa model “market clearing” tidak dapat menjelaskan fluktuasi ekonomi dalam jangka pendek, dan mereka menawarkan model dengan “sticky” wages dan prices. Teori new Keynesian mengacu pada stickiness of wages and prices untuk menjelaskan mengapa terjadi adanya involuntary unemployment dan mengapa kebijakan moneter mempunyai pengaruh yang kuat aktivitas ekonomi. Tradisi yang panjang dalam ekonomi makro (termasuk kedua perspektif Keynesian dan monetarist) menekankan bahwa kebijakan moneter akan mempengaruhi orang bekerja dan produksi dalam jangka pendek, sebab harga akan merepon sluggishly adanya perubahan dalam money supply. Menurut pandangan ini, jika money supply menurun, orang-orang akan mengurangi pembelanjaan uang dan permintaan barang akan menurun. Karena harga dan upah adalah inflexible dan tidak segera menurun, maka penurunan pengeluaran masyarakat akan menyebabkan penurunan penurunan produksi dan layoffs pekerja. Ekonom New Classical mengkritisi tardisi isi sebab penjelasan teoritis tentang perilaku penyesuaian harga dan upah yang lambat kurang masuk akal. Banyak penelitian New Keynesian berupaya untuk mengatasi kekurangan ini.

Tokoh-tokoh yang mengemukakannya : 1. J.B Say


(5)

2. Keynes

3. Robert Lucas


(6)

5. Robert Barro