Dasar Tujuan dan Fungsi

KONSEP PENGEMBANGAN KOGNITIF BAB II

A. Pengertian

Pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan.

B. Aspek Utama dalam Pengembangan Kognitif

Pengembangan kognitif merupakan perwujudan dari kemampuan primer yaitu: 1. Kemampuan berbahasa verbal comprehension 2. Kemampuan mengingat memory 3. Kemampuan nalar atau berpikir logis reasoning 4. Kemampuan tilikan ruang spatial factor 5. Kemampuan bilangan numerical ability 6. Kemampuan menggunakan kata-kata word fluency 7. Kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat perceptual speed

C. Ciri-ciri Perilaku Kognitif

1. Berpikir lancar, yaitu menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan dan arus pemikiran lancar. 2. Berpikir luwes, yaitu menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam, mampu mengubah cara atau pendekatan dan arah pemikiran yang berbeda-beda. 3. Berpikir orisinal, yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim atau lain dari yang lain yang jarang diberikan kebanyakan orang lain. 4. Berpikir terperinci elaborasi, yaitu mengembangkan, menambah, memper- kaya suatu gagasan, memperinci detail-detail dan memperluas suatu gagasan.

D. Tahapan Perkembangan Kognitif

Piaget membagi 4 tingkat perkembangan kemampuan otak untuk berpikir mengembangkan pengetahuan Kognitif, yaitu tahapan sensori motorik, pra opreasional kongkrit, operasional kongkrit, dan operasional formal. Anak Taman Kanak-kanak berada pada tahapan pra operasional 2-7 tahun. Dikatakan pra operasional karena anak telah menggunakan logika pada tempatnya. Lebih lanjut, tahapan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan untuk mengorganisasi- kan dan mengkoordinasikan serta mempersepsikan dengan gerakan-gerakan 3 dan tindakan-tindakan fisik. Dalam kenyataannya, pra operasional adalah kemampuan anak untuk mengantisipasi pengaruh dari satu kejadian dalam kejadian yang lain. 2. Perkembangan pra operasional anak, memungkinkan anak berpikir dan menyimpulkan eksistensi sebuah benda atau kejadian tertentu walaupun benda atau kejadian itu berada di luar pandangan, pendengaran, atau jangkauan tangannya. 3. Anak mengerti bahwa perubahan dalam satu faktor disebabkan oleh perubahan dalam faktor lain. misalnya dua buah gelas yang berkapasitas sama tetapi berbeda bentuk dituangi air dengan jumlah yang sama maka anak akan cenderung menebak isi gelas yang tinggi lebih banyak daripada isi gelas yang pendek, karena anak hanya mampu melihat pada ketinggian pada gelas air yang tinggi tanpa memperhitungkan kuantitas atau volume yang sama pada gelas yang pendek tetapi besar. 4. Pada tahap ini anak memiliki angan-angan karena ia berpikir secara intuitif yakni berpikir dengan berdasarkan ilham. Piaget mengemukakan atau mengidentifikasikan tiga tahapan proses membangun pengetahuan: 1. Asimilasi Proses asimilasi berupa proses aktif dalam menggunakan skema untuk merespons lingkungan. Proses asimilasi adalah proses penyatuan informasi baru ke stuktur kognitif yang sudah ada dalam benak anak. 2. Akomodasi Akomodasi merupakan penyesuaian aplikasi skema yang cocok dengan lingkungan yang direspons, atau penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. 3. Equilibrium Equilibrium adalah keseimbangan antara skema yang digunakan dengan lingkungan yang direspons sebagai hasil ketepatan akomodasi, atau penyesuaian antara asimilasi dan akomodasi

E. Kecerdasan Jamak

Kecerdasan merupakan ungkapan dari cara berpikir seseorang yang dapat dijadikan modal dalam belajar. Kecerdasan bagi seseorang memiliki manfaat yang besar selain bagi dirinya sendiri, juga bagi pergaulannya di masyarakat. 4