Yesus Putera Allah dan Juru Selamat

235 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

B. Yesus Putera Allah dan Juru Selamat

Kompetensi Dasar: 1.9. Bersyukur atas pribadi Yesus Kristus sebagai sahabat sejati, tokoh idola, dan Juru Selamat. 2.9. Responsif dan proaktif menerima pribadi Yesus Kristus sebagai sahabat sejati, tokoh idola, dan Juru Selamat. 3.9. Memahami pribadi Yesus Kristus sebagai sahabat sejati, tokoh idola, dan Juru Selamat. 4.9. Melakukan aktivitas misalnya menuliskan releksi tentang pribadi Yesus Kristus sebagai sahabat sejati, tokoh idola, dan Juru Selamat. Indikator Hasil Belajar: Pada akhir pelajaran, peserta didik dapat: 1. Mengungkapkan pandangannya tentang Yesus sebagai Tuhan; 2. Mengungkapkan pandangannya tentang Yesus sebagai Anak Allah; 3. Mengungkapkan pemahamannya tentang Yesus sebagai Juru Selamat; 4. Menjelaskan arti Yesus sebagai Tuhan bagi umat Kristiani; 5. Menjelaskan arti Yesus sebagai Anak Allah bagi umat Kristiani; 6. Menjelaskan arti Yesus sebagai Juru Selamat bagi umat Kristiani; 7. Menjelaskan makna percaya kepada Yesus sebagai Tuhan, Putera Allah, dan Juru Selamat bagi dirinya sendiri. Bahan Kajian 1. Pandangan atau pemahaman. 2. Arti Yesus sebagai Tuhan bagi umat Kristiani. 3. Arti Yesus sebagai Anak Allah bagi umat Kristiani. 4. Arti Yesus sebagai Juru Selamat bagi umat Kristiani. 5. Arti Yesus sebagai Tuhan, Putera Allah, dan Juru Selamat untuk dirinya. Pendekatan Pendekatan Kateketis dan Pendekatan Saintiik Metode Studi literatur, informasi, releksi 236 Buku Guru Kelas X SMASMK Sumber Belajar 1. Kitab Suci Perjanjian Baru 2. Puisi: Litani Domba yang Kudus 3. Komisi Kateketik KWI, Pendidikan Agama Katolik: Menjadi Murid Yesus, untuk SMAK Kelas X. Kanisius Yogyakarta, 2010. 4. Konferensi Wali Gereja Indonesia, Iman Katolik, Kanisius Yogyakarta, 1995 5. Katekismus Gereja Katolik, Nusa Indah, Flores, 1995 Waktu 3 Jam Pelajaran. Apabila pelajaran ini dibawakan dalam dua kali pertemuan secara terpisah, maka pelaksanaannya diatur oleh guru. Pemikiran Dasar Dalam masyarakat, kita mengenal adanya orang-orang yang karena sebab tertentu memiliki gelar. Ada gelar yang sifatnya akademis, ada gelar yang berkaitan dengan kebangsawanan, ada gelar yang berkaitan dengan ketokohan dalam bidang tertentu. Idealnya, orang yang memiliki gelar tersebut, hidupnya mencerminkan kemampuan atau perilaku yang sesuai. Dalam Kitab Suci, kita menemukan berbagai gelar yang diberikan Allah sendiri maupun oleh Umat beriman maupun yang dinyatakan sendiri oleh Yesus. Gelar-gelar itu antara lain: Mesias, Kristus, Anak Allah, Putera Allah, Firman, Gembala, Pintu, Pokok Anggur, Kebangkitan dan Hidup, dan sebagainya. Dari sekian banyak gelar yang dimiliki Yesus, tidak semua gelar akan diuraikan. Ada tiga gelar Yesus, yakni gelar Yesus sebagai Tuhan, Putera Allah, dan Juru Selamat yang cukup penting untuk dipahami. Gelar “Yesus Tuhan” rupanya menjadi gelar yang amat penting, sebab gelar tersebut kerap muncul dalam Perjanjian Baru, walaupun dengan variasi yang senada, antara lain: “Yesus Tuhan”; “Tuhan Yesus”; “Tuhan kita”; dan “Tuhan kita Yesus Kristus”. Bahkan, dalam surat-surat Paulus, gelar ini dipakai lebih dari 200 kali. Gelar kedua “Yesus Anak Allah” merupakan gelar yang paling kerap diucapkan. Gelar ketiga, “Juru Selamat” atau “Penyelamat”. Yesus datang untuk menggapai dambaan manusia yang paling mendalam, yaitu keselamatan. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, Yesus disebut dan diakui sebagai Juru Selamat, karena Ia membebaskan umat dari dosa lihat Matius 1: 21 dan mendekatkan manusia kepada Allah lihat Ibrani 7: 25. Gelar-gelar tersebut diyakini kebenarannya berkat iman akan Yesus. Hanya mereka yang mengimani Yesus akan merasakan makna dari gelar-gelar tersebut. 237 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Dalam pelajaran ini, akan dijelaskan ketiga gelar Yesus tersebut. Gelar ini mempunyai dasar biblisnya. Kita diajak mengimani gelar-gelar tersebut dengan melihat kesesuaian gelar tersebut dalam sabda dan tindakan Yesus. Walaupun demikian, karena kita pun mengimani Yesus, barangkali kita pun dalam menghayati Yesus dapat memberi gelar kepada Yesus. Oleh karena itu, dalam pelajaran ini para peserta didik dibimbing untuk tidak hanya sekedar tahu arti gelar Yesus sebagai Tuhan, melainkan menyadari arti gelar itu bagi hidupnya. Kegiatan Pembelajaran Doa Pembuka: Ya, Yesus Kristus yang baik, Para rasul telah mewariskan kepada kami, pengalaman dan penghayatan iman mereka akan Engkau. Mereka mengimani Engkau sebagai Anak Allah, sebagai Tuhan dan Juru Selamat Curahilah kami dengan Roh Kudus-Mu agar melalui pelajaran hari ini kami pun dapat mengimani Engkau dan menyatakan kebaikanMu kepada sesama kami Amin Langkah Pertama: Memahami Kebiasaan Pemberian Gelar dalam Masyarakat a. Guru mengajak para peserta didik untuk menginventarisasi berbagai gelar atau sebutan yang dimiliki tokoh-tokoh masyarakat. Misalnya: “penegak hukum”, “bapak pembangunan”, “guru teladan”, “pelayan masyarakat” ,“wakil rakyat”, Nelson Mandela sebagai “Duta batik Internasional” b. Guru meminta peserta didik menanggapi gelar atau sebutan tersebut dengan mengemukakan: siapa yang mendapat gelar atau sebutan tersebut, sejauhmana pemberian gelar itu sudah sesuai dengan kenyataan hidup yang diperlihatkan oleh tokoh tersebut. c. Guru meminta peserta didik menyimak sajak berikut: 238 Buku Guru Kelas X SMASMK Litani Domba Kudus Oleh: W.S. Rendra Yesus Kecil, domba yang kudus Lapangkanlah dada-Mu, ya Domba Kudus Yang terbantai di tengah siang Limpahkanlah kiranya berkat-Mu bagai air Yang berdarah bagai anggur Meluaplah ampun dari samudera kasih-Mu Yang menyala bagai kandil Kami semua adalah milik-Mu Duhai, daging korban yang sempurna. Ia tempat lari segala jiwa yang papa Ia bunga putih, keputihan dan bunga-bunga Ia burung dara dari gading. Ia utusan Bapa dan diri-Nya. Ia tebing yang dipukuli arus air Lapangkanlah dadaMu, ya Domba Kudus Yang disobek oleh dendam Yang dipaku di kayu topengan dosa Yang menggenggam duri-duri di daging-Nya Yang ditelanjangi dan membuka hati-Nya Yang mengampuni si penikam durjana Yang tersungkur tiga kali dan bangkit lagi. Yang berpeluhkan bintik-bintik darah. Limpahkanlah kiranya berkatMu bagai air Raja tanpa emas tanpa permata Raja yang dimahkotai duri Raja yang menyusuri jalanan para miskin Raja yang dibaptiskan pertapa dina Raja yang membangunkan Lazarus dari kubur Raja yang diminyaki pelacur dipalingi muka Raja yang ditampar pada pipinya Meluaplah ampun dari samudera kasih-Mu Anak buah tubuh perawan dan benar perawan Anak yang dihadapi tiga raja dari Timur Anak yang mengucap kalimat ilahi Anak yang putih bagai mawar putih 239 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Anak yang menutup mata disiba bunda-Nya Anak emas dari kawanan kijang emas Anak penuh bunga di mata bunda-Nya Kami semua adalah milik-Mu Domba korban segala umat manusia Domba yang berlutut di taman Zaitun Domba yang dibantai dan bangkit dari kematian Domba yang duduk di kanan Bapa Domba anak dari segala terang Domba yang manis, domba kami semua Lapangkanlah dada-Mu, ya Domba Kudus. Limpahkanlah berkat-Mu bagai air Meluaplah ampun dari samudera kasih-Mu Kami semua adalah milik-Mu Pengkhianat, penjinah, perampok Pembunuh, pendusta dan pemberontak. Lapangkanlah dadaMu, Ya Domba Kudus d. Guru memberi kesempatan peserta didik menanggapi gelar-gelar Yesus yang diungkapkan dalam sajak di atas. Bila diperlukan, tanggapan bisa dipandu dengan pertanyaan, misalnya: • Dari sekian banyak gelar Yesus yang diberikan oleh si penulis sajak, gelar mana yang menarik? atau tidak menarik? Mengapa? • Mengapa si penyair memberikan gelar tersebut ? e. Bila dipandang perlu Guru dapat menegaskan beberapa gagasan pokok berikut: • Gelar atau julukan yang disandang seseorang biasanya terkait dengan keberhasilannya dalam bidang tertentu, jasa-jasa yang disumbangkan bagi masyarakat, karena tugasnya atau karena kepribadiannya. Nelson Mandela almarhum diberi gelar Duta batik internasional, atas jasanya ikut mempromosikan batik sebagai karya bangsa Indonesia di kancah Internasional. • Gelar yang disandang seseorang mengandung konsekuensi langsung maupun tidak langsung kepada orang yang menerimanya. Berkat gelar sebagai Duta Batik Internasional yang diterima oleh Nelson Mandela dari pemerintah Indonesia, maka hampir dalam setiap acara resmi, bahkan keseharian, Nelson Mandela lebih banyak memakai baju batik. Tetapi konsekuensi tersebut tidak dianggap beban sama sekali oleh Nelson Mandela, ia bahkan merasa sangat menikmati berpakaian batik. 240 Buku Guru Kelas X SMASMK Dan yang mengagumkan, orang Afrika sendiri menyukai penampilan Nelson dengan pakaian batiknya, bahkan mereka menyebut pakaian batik sebagai Baju Nelson. • Antara pemberi gelar dengan yang diberi gelar biasanya mempunyai hubungan istimewa. Contoh puisi di atas, hanya mungkin tercipta dari seseorang yang mempunyai hubungan istimewa dengan subjek yang digambarkan. Hubungan tersebut lebih-lebih hubungan iman. WS Rendra, saat itu masih Katolik, ia begitu mengimani Yesus Kristus. Karena imannya itu ia mencoba menggambarkan Yesus Kristus menurut penghayatannya. Langkah Kedua: Gelar-Gelar Yesus dalam Kitab Suci dan Maknanya Bagi Iman Kita a. Peserta didik diberi kesempatan untuk mendatar berbagai gelar Yesus dan mencari letaknya dalam Kitab Suci Perjanjian Baru dan menjelaskan maknanya b. Bila dipandang perlu, guru dapat memberikan pokok-pokok gagasan berikut Dalam Kitab Suci, khususnya Kitab Suci Perjanjian Baru, Yesus memiliki banyak gelar. Dari sekian banyak gelar tersebut, ada tiga gelar yang sering disebut, yakni gelar Yesus sebagai “Tuhan”, “Anak Allah”, dan “Juru Selamat”. Yesus itu TUHAN Gelar Yesus sebagai “Tuhan”. Gelar itu dituliskan dalam beberapa variasi, antara lain: Yesus Tuhan, Tuhan Yesus, Tuhan kita, Tuhan kita Yesus Kristus . Bahkan, dalam surat-surat Paulus gelar ini dipakai lebih dari 200 kali. Kata “Tuhan” dalam bahasa Yunani “Kyrios” berarti “Dia yang mengatur seseorang atau sesuatu”. Yesus Tuhan berarti Yesus yang memiliki kuasa untuk mengatur atau memimpin. Yesus adalah pemimpin yang diurapi Allah bandingkan Lukas 2: 11, yang dipilih dan dilantik langsung oleh Allah. • Gelar “Tuhan” dikaitkan dengan peranan Yesus sebagai Penyelamat manusia bandingkan 2Petrus 1: 11. Wibawa kemuliaan bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk menyelamatkan. • Gelar “Tuhan” terkait erat dengan kemuliaan dan kedatangan-Nya kembali dengan kemuliaan-Nya pada akhir zaman, untuk mengadili atau menghakimi. • Gelar “Tuhan” menunjukkan wibawa atau kuasa Yesus yang tidak dapat dibantahkan oleh siapapun, sebab apa yang disampaikanNya merupakan perintah Tuhan sendiri bandingkan 1Korintus 9: 14. Anak manusia adalah Tuhan atas hari Sabat bandingkan Markus 2: 28. 241 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti • Gelar “Tuhan” merupakan seruan doa dan ibadat. Itulah sebabnya dalam doa-doa orang Kristen berseru Yesus sebagai Tuhan. Yesus adalah satu- satunya Junjungan bandingkan 1Korintus 8: 5. Bila orang Kristen berkumpul dan bernyanyi, mereka bernyanyi bagi Tuhan. Seruan “Yesus Tuhan” adalah seruan iman. Kepercayaan khas orang Kristen adalah kepercayaan akan Yesus, Kristus Tuhan bandingkan Roma 10: 9. Roh Kuduslah yang mengantar orang sampai pada pengakuan bahwa Yesuslah Tuhan bandingkan 1 Korintus 12: 3. Yesus adalah Anak Allah Gelar “Anak Allah” menunjukkan hubungan khas antara Yesus dan Allah. Tidak ada hubungan yang begitu erat dan mesra seperti Yesus dan Allah bandingkan Yohanes 10: 30. Dalam hubungan yang erat tersebut tetap terlihat bahwa antara Yesus dan Bapa berbeda. Yesus tidak sama dengan Allah Bapa. Allah Bapa berbeda dengan Yesus sang Anak bandingkan Yohanes 14: 28. Anak dan Bapa memiliki peranan yang berbeda. Hubungan antara Bapa dan Anak itu tampak dalam “ketaatan”. Yesus taat sempurna terhadap Allah, Bapa-Nya bandingkan Yohanes 4:34. Seluruh hidup dan pribadi Yesus melayani dan melaksanakan kehendak Bapa, dan semua itu dijalankan dengan ketaatan secara total, bahkan taat sampai mati di kayu salib. • Gelar “Anak Allah” juga menunjukkan pengetahuan dan pengenalan Yesus yang istimewa tentang Allah. Hanya Anaklah yang mengenal Bapa dengan baik bandingkan Matius 11: 27. Pengetahuan-Nya bukan sekedar pemahaman intelektual, melainkan lebih sebagai sikap pribadi. • Gelar “Anak Allah” juga memperlihatkan “kewibawaan Yesus”. Yesus adalah Anak Allah yang berwibawa. Yesus adalah Juru Selamat Yesus datang untuk menanggapi kerinduan manusia yang paling mendalam yaitu keselamatan secara paripurna. Keselamatan itu dinyatakan dengan pembebasan manusia dari dosa bandingkan Matius 1: 21 dan mendekatkan kembali manusia kepada Allah bandingkan Ibrani 7: 25. Seluruh kata dan perbuatan-Nya terarah pada upaya mendekatkan hubungan manusia dan Allah bandingkan Roma 5: 10. Melalui perjuangan-Nya, Yesus menyatakan bahwa keselamatan yang diberikan Allah itu semata-mata sebagai kasih karunia Allah bandingkan Kisah Para Rasul 15: 11. Keselamatan yang dialami manusia bukan pertama- tama usaha manusia, melainkan karunia kasih-Nya bandingkan 1Korintus 1: 21. Walaupun demikian, Allah tetap bersikap aktif dalam mengupayakannya. 242 Buku Guru Kelas X SMASMK Keselamatan itu berkembang dalam pewartaan bandingkan Yakobus 1: 21. Yesus mewartakan bahwa keselamatan itu bagaikan biji yang ditaburkan, yang mulai dari hal-hal kecil tetapi akan bertumbuh dan menghasilkan buah berlimpah bandingkan Matius 13: 1-9. Keselamatan yang ditawarkan Yesus itu tetap diteruskan dalam Gereja dan terlaksana secara sakramental. Sakramen dalam Gereja mengungkapkan tindakan Allah yang menyelamatkan. Kedudukan Yesus sebagai Juru Selamat sekaligus menegaskan bahwa Ia datang untuk menolong manusia karena manusia tidak dapat menolong dirinya sendiri. Ia tampil sebagai jalan dan sarana mencapai keselamatan yang ditawarkan Allah itu. Janji itu pula yang menjadi kekuatan dan harapan yang pasti, bahwa pada saatnya keselamatan itu akan dinyatakan secara penuh. c. Guru mengajak peserta didik untuk berdiskusi, merumuskan konsekuensi bagi orang yang mengimani Yesus Kristus dengan gelar-gelar di atas d. Guru memberi kesempatan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasilnya e. Guru bersama peserta didik merumuskan bersama pokok-pokok gagasan, misalnya: Jika kita mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, maka itu berarti: • Kita menjadikan Yesus sebagai pimpinan atau junjungan yang mengarahkan hidup kita. Hidup kita setiap hari ada di dalam pimpinan- Nya. • Kita menjadikan kata-kata Yesus sebagai kata terakhir, sebab kata- kataNya adalah sabda Tuhan. Kata-kata-Nya adalah ukuran terakhir dan tertinggi. • Pengakuan kita terhadap Yesus merupakan pengakuan iman yang merupakan semboyan perjuangan sampai tuntas. Yesus Tuhan dulu dan sekarang. Pengakuan ini adalah suatu sikap penyerahan diri kepada-Nya dengan segala risiko. Jika kita mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, maka itu berarti: • Yesus merupakan teladan bagi kita dalam hal ketaatan kepada kehendak Allah daripada ketaatan kepada kehendak sendiri. • Yesus adalah pribadi yang menampilkan wibawa dan pesona Ilahi. Orang yang berhadapan dengan Yesus berarti berhadapan dengan wibawa dan pesona Ilahi itu. • Yesus dekat dengan Allah yang tersuci dan pantas dihormati. Sebutan itu menumbuhkan rasa devosi dan penyerahan diri. 243 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Jika kita mengakui bahwa Yesus adalah Juru Selamat, maka itu berarti: • Kita bersedia mengikuti-Nya dan bersedia dibaptis sebagai tanda iman akan tawaran keselamatan dari Yesus. • Kita menjadikan Yesus sebagai Penolong untuk sampai kepada Allah, karena kita tidak dapat menolong diri kita sendiri di hadirat Allah. • Kita percaya bahwa Yesus telah membebaskan kita dari dosa dan maut; percaya bahwa kita adalah orang-orang yang telah diselamatkan. Untuk menunjukkan diri sebagai orang yang telah diselamatkan, kita hidup sesuai dengan irman-Nya. Langkah Ketiga: Menghayati Gelar-Gelar Yesus dalam Kehidupan Sehari-hari a. Guru mengajak para peserta didik hening dan bereleksi. Untuk bereleksi, guru dapat menuntun dengan pertanyaan: Siapa Yesus bagimu? Bila kamu menghayati Yesus seperti itu, apa konsekuensi yang harus kamu emban dalam kehidupan sehari-hari? Hasil releksi ditulis. b. Guru memberi kesempatan peserta didik untuk mensharingkan hasil releksinya kepada temannya. c. Selesai sharing guru dapat melanjutkan releksi, dengan tuntunan sebagai berikut: • Ajaklah peserta didik untuk hening • Setelah hening, guru membacakan kutipan Matius 16:13-20 13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid- murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” 14 Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” 16 Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” 17 Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di Surga. 18 Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya 244 Buku Guru Kelas X SMASMK 19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di Surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di Surga.” 20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia Mesias. • Guru menyampaikan renungan: Mengenal dan mengimani Kristus itu proses yang tidak bisa terbangun seketika. Hal yang sama dialami oleh para murid-murid Yesus terhadap Yesus. Mereka selalu bersama-sama dengan Yesus, tetapi rupanya tidak semua murid Yesus mengenal secara mendalam pribadi Yesus. Itulah sebabnya ketika Yesus menguji mereka dengan pertanyaan: “Menurut kamu siapakah Aku?” ada yang menjawab: “Ada yang mengatakan….”, Jawaban itu bukan keluar dari penghayatan pribadi… jawaban itu menujukkan bahwa mereka baru mengenal Yesus seperti yang dikatakan orang lain. Mereka mengenal Yesus seperti orang lain. Hanya jawaban Petrus yang menunjukkan jawaban yang berasal penghayatan iman pribadinya kepada Yesus. Hal itu menujukkan pula bahwa Petrus mengenal secara mendalam pribadi Yesus sehingga berani memberi gelar khusus kepada Yesus. Kita pun diajak mengenal dan mengimani Yesus seperti Petrus; mengenal-Nya secara mendalam, sehingga iman kita akan Yesus bukan iman ikut-ikutan, tetapi iman yang keluar dari penghayatan pribadi Doa Penutup: Pelajaran ditutup dengan mendaraskan Litani nama Yesus Puji Syukur No. 208secara bergantian antara guru dan peserta didik Tuhan, kasihanilah kami Tuhan, kasihanilah kami Kristus, kasihanilah kami Kristus, kasihanilah kami Tuhan kasihanilah kami, Kristus dengarkanlah kami Kristus, kabulkanlah doa kami Allah Bapa di Surga, Kasihanilah kami Allah Putera Penebus dunia, Allah Roh Kudus, Allah Tritunggal Mahakudus, Yesus, Hamba Allah Yesus, Anak Daud 245 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Yesus, Anak Manusia Yesus, Anak Allah Yesus, Nabi Agung Yesus, Gembala Yang Baik Yesus, Roti Hidup Yesus, Terang dunia Yesus, Pokok Anggur Yesus, Jalan Kebenaran dan Hidup Yesus, Kebangkitan dan Hidup Yesus, Hakim yang Adil, Yesus, Anak Domba Allah, Yesus, Pengantara, Yesus, Imam Agung Yesus, Anak Terkasih Bapa Yesus, Anak Tunggal Allah Yesus, Yang akan datang kembali Yesus, Kegenapan janji Allah, Yesus, Citra Allah Yesus, Putra Sulung Yesus, Sang Sabda Yesus, sungguh Allah sungguh manusia, Yesus, Penyembuh ilahi Yesus, Pintu Keselamatan, Yesus, Penyelamat dunia, Yesus, Raja Semesta, Yesus, Pengantin Gereja Yesus, Yesus, Rasul Utama Yesus, Sang terpilih Yesus, Kristus Sang Terurapi Yesus, Awal dan Akhir Yesus, Kepala Gereja Yesus, Bintang Timur Cemerlang Yesus,Tuhan Yang Mahakuasa Berbelas kasihanlah kiranya, sayangilah kami, ya Yesus Berbelas kasihanlah kiranya, kabulkanlah doa kami, ya Yesus Dari segala kejahatan bebaskanlah kami, ya Tuhan Dari segala godaan Dari tipu daya setan Dari kematian kekal 246 Buku Guru Kelas X SMASMK Dari kelalaian akan nasihat-Mu Berkat penjelmaan-Mu, selamatkanlah kami, ya Tuhan Berkat kelahiran-Mu, Berkat masa muda-Mu Berkat segala karya-Mu, Berkat segala sabda-Mu, Berkat sengsara-Mu, Berkat salib-Mu, Berkat wafat dan pemakaman-Mu, Berkat kenaikan-Mu ke Surga, Berkat kemuliaan-Mu, Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia, sayangilah kami Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami Yesus , dengarkanlah doa kami Yesus, kabulkanlah doa kami Marilah kita berdoa. hening Ya Allah, Bapa Kami, Putera-Mu, Yesus Kristus telah bersabda: Mintalah, maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat, dan ketuklah maka pintu akan dibukakan. Kami mohon, anugerahilah kami cinta ilahi yang kami dambakan, agar kami mencintai Engkau dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatan Ya Allah, buatlah kami selalu hormat dan cinta akan nama Yesus yang suci, karena Ia selalu membimbing orang-orang yang telah Kauikat dalam cinta kasih- Mu. Engkau takkan melepaskan dari pelukan cinta-Mu orang-orang yang mengakui Engkau dalam nama Putera-Mu. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin 247 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Penilaian Aspek Pengetahuan 1. Jelaskan alasan Yesus layak disebut sahabat sejati bagi murid-murid-Nya ? 2. Sikap apa saja yang perlu dikembangkan dalam upaya membangun persahabatan sejati ? 3. Sikap apa yang sebaiknya dihindari dalam membangun persahabatan sejati? 4. Sebutkan beberapa gelar Yesus dan jelaskan makna gelar-gelar Yesus 5. Jelaskan konsekuensi iman akan gelar Yesus bagi kehidupan iman Aspek Keterampilan 1. Membuat uraian tertulis untuk menjawab pertanyaan berikut: Seandainya Yesus hidup dalam masyarakat Indonesia saat ini, Kepribadian Yesus seperti apa yang akan menonjol dalam perilaku hidupnya sehari-hari? Aspek Sikap 1. Rajin membaca Kitab Suci agar semakin menghayati kepribadian Yesus sang Idola 2. Hormat dan syukur pada Yesus Kristus dalam hidup sehari-hari. Pengayaan 1. Peserta didik mencari kutipan dari Kitab Suci untuk menggambarkan kepribadian Yesus yang: peka terhadap kesulitan sesama, pengampun, ikut bersedih bersama mereka yang ditimpa kematian dan berbagai gelar Yesus 2. Peserta didik menguraikan makna beberapa gelar Yesus yang lain dan konsekuensinya bagi iman sehari-hari Remedial 1. Guru dapat menyodorkan beberapa kutipan Kitab Suci, kemudian peserta didik merumuskan kepribadian Yesus yang hendak digambarkan dalam kutipan tersebut 2. Membuat renungan bertema: “Seandainya Yesus hidup pada masa kini” 248 Buku Guru Kelas X SMASMK Bab VII Roh Kudus dan Allah Tritunggal Dalam pengalaman sehari-hari sebagai orang beriman Katolik, mungkin kita lebih banyak berbicara tentang Allah Bapa dan Putera-Nya Yesus Kristus, pribadi pertama dan pribadi kedua dalam Tritunggal. Peranan Allah Bapa terasa lebih sering disoroti sejak penciptaan, penyertaan-Nya dalam perjalanan jatuh bangunnya Bangsa Israel, sampai pada persiapan menjelang penjelmaan Yesus Kristus. Yesus Kristus, sebagai pribadi kedua, juga lebih mudah dipahami, apalagi lewat penjelamaan-Nya menjadi manusia, karya-Nya dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh para saksi hidup zaman-Nya. Hal yang sering dirasa agak sulit adalah ketika kita memasuki pembicaraan tentang pribadi ketiga, yakni Roh Kudus. Banyak orang merasa berbicara tentang Roh Kudus seolah berbicara sesuatu yang abstrak. Tetapi, iman Katolik adalah Iman yang Trinitas. Kita mengimani Allah yang melaksanakan karya penyelamatannya bagi manusia sepanjang zaman, melalui peran ketiga pribadi: Bapa, Putera dan Roh Kudus. Ketiganya merupakan kesatuan utuh yang tak dapat dipisahkan, walaupun ketiganya berbeda. Peran Bapa, hanya mempunyai arti penyelamatan secara utuh dan universal bila kita kaitkan dengan karya Putera dan Roh Kudus. Karya Putera, hanya mempunyai arti penyelamatan secara utuh bila ditempatkan dalam keseluruhan karya dan rencana Bapa, dan yang masih terus berlangsung berkat Roh Kudus. Demikian pula, kehadiran Roh Kudus dan karya-Nya, hanya dapat dipahami sebagai bagian utuh karya keselamatan bila ditempatkan sebagai roh penghibur dan roh kebenaran yang dimintakan Yesus kepada Bapa untuk menyertai manusia. Melalui pembahasan materi dalam bab ini, peserta didik akan diajak untuk memahami bersama pengertian Tritunggal Mahakudus dan Peranan Roh Kudus bagi gereja. Materi ini cukup berat untuk diproses dan dipahami, baik bagi guru maupun peserta didik. Tetapi, mengingat materi ini merupakan pintu masuk untuk memahami dasar iman kristiani, maka diperlukan kesetiaan untuk mempelajarinya. Secara metodologis, materi dalam bab ini dominan bersifat informatif. Walaupun demikian kegiatan pembelajaran tidak akan membosankan bila peserta didik sendiri terlibat langsung untuk membaca sumbernya, yakni Kitab Suci. Berturut-turut akan dipelajari tentang: A. Tritunggal Mahakudus. B. Peran Roh Kudus bagi Gereja 249 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

A. Tritunggal Mahakudus