Mediakom Edisi 20 Oktober 2009 - [MAJALAH]



Mediakom No.XX/OKTOBER/2009

Etalase
SuSunan REDaKSI

Mediakom
Penanggung Jawab:
dr. Lily S. Sulistiyowati, MM
Pemimpin Umum:
Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPS
Pimpinan Redaksi:
Drs. Sumardi
Redaksi:
Prawito, SKM, MM (koordinator)
Dra. Hikmandari A., M. Ed.
drg. Anitasari SM
Busroni, S.IP
Dra. Isti Ratnariningsih, MARS
Mety Setiowati, SKM

Aji Muhawarman, ST
Reporter:
Resty Kiantini, SKM, M. Kes.
Sri Wahyuni, S. Sos
Giri Inayah, S. Sos
R. Yanti Ruchiati
Fotografi:
Wayang Mas Jendra, S.Sn
Rifani Sastradipraja, S.Sos
Produksi:
Tim Inke Maris & Associates
Alamat Redaksi:
Pusat Komunikasi Publik
Gedung Departemen Kesehatan RI
Blok A, Ruang 107
Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9
Jakarta 12950
Telepon:
021-5201590; 021-52907416-9
Fax:

021- 5223002; 021-52960661
Email:
info@puskom.depkes.go.id
kontak@ puskom.depkes.go.id

Redaksi menerima naskah dari
pembaca: dapat dikirim ke alamat
email redaksi

Selamat Datang
di Taman Bunga, Ibu Menkes

D

alam sambutan serah terima
jabatan Menteri Kesehatan
beberapa waktu lalu, ibu Menkes
yang baru, Dr. Endang Rahayu
Sedyaningsih mengatakan bahwa dipercaya Presiden Republik Indonesia
memimpin Departemen Kesehatan seperti

sedang memasuki taman bunga. Departemen Kesehatan bukan dilihatnya sebagai
hutan belantara yang penuh aral melintang,
melainkan taman bunga yang indah, harum,
semerbak, dan tertata. Pernyataan itu sungguh membanggakan kita semua karena medr. Lily S. Sulistiyowati, MM
mancarkan nada optimisme dalam mengemban tugas Kabinet Indonesia Bersatu II di
Departemen Kesehatan.
Ya, dalam keadaan apapun kita memang harus optimis, seperti spirit yang
dihembuskan oleh Ibu Menkes . Walaupun banyak tantangan dan permasalahan kesehatan yang masih menghadang, dengan semangat dan niat
yang baik, setiap permasalahan pasti akan menemukan jalan keluarnya.
Jalan panjang untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih terbuka lebar dan berpihak kepada masyarakat kurang mampu sudah dibentangkan oleh mantan Menkes Ibu Siti Fadilah Supari. Melalui jalan yang
sama, kita percaya, ibu Menkes akan meneruskan program tersebut. Bahkan
program Jamkesmas dapat ditingkatkan dan disempurnakan agar pada
akhirnya seluruh rakyat Indonesia mempunyai jaminan kesehatan.
Salah satu program lain yang perlu ditindaklanjuti adalah yang kita tampilkan dalam media utama kita edisi ini, yakni tentang UU Kesehatan dan Rumah
sakit. UU yang telah mendapat pengesahan dari DPR, selayaknya terus kita
waspadai di tingkat implementasinya. Dibutuhkan kontrol Pemerintah dan
Masyarakat agar pelaksanaan UU Kesehatan tidak melenceng di perjalanan.
Selain itu, pada bulan Oktober kita memperingati hari Kesehatan Jiwa.
Sedunia dan Hari Cuci tangan Sedunia. Dua kegiatan yang mengandung
makna kebersihan. Jiwa bersih dan tangan yang bersih. Sungguh, memiliki

arti sangat luas di dalam kondisi seperti sekarang. Di dalam jiwa sehat, akan
mendapatkan kualitas manusia yang sehat pula. Dan dari tangan yang bersih,
diharapkan setiap tindakan dan perilaku kita juga turut bersih.
Berkaitan dengan kebersihan dan kesiapsiagaan ini pula, kami juga menampilkan sorotan terhadap upaya swasta dalam menghadapi pandemi.
Sejauh mana kesiapannya. Dan tidak ketinggalan, kami juga sajikan berita
Bencana Padang dan Upaya bantuan yang kita berikan.
Harapan kami, semoga apa yang kami sajikan bermanfaat bagi pembaca.
Dan yang terpenting, Mediakom benar-benar menjadi saluran komunikasi
dan informasi di antara kita semua. Selamat membaca! nRedaksi
No.XX/OKTOBER/2009 Mediakom



Daftar Isi

7

14

10


22
25

18

Cover
dr. Endang Rahayu
Sedyaningsih, MPH, Dr. PH.
Foto
Wayang Mas Jendra, S.Sn

3

Etalase

4

Daftar Isi


6

Surat Pembaca

7

Stop Press

14 Info Sehat
Telinga Kanan Lebih Responsif
Fakta Hepatitis C
Fakta Poliomielitis dan Campak
Bahaya Pola Pikir negatif
Makanan untuk Perlindungan Mata
Tertawalah, Meski Tanpa ada Sebab


Mediakom No.XX/OKTOBER/2009

20 Ragam

Indonesia – amerika Serikat Sepakat
Kerja Sama Bidang Kesehatan
Depkes Kirim Tim advance Kesehatan Haji
Ke arab Saudi
Idul Fitri dan Halal Bi Halal Keluarga Besar
Depkes
Mobil Laboratorium Keliling Badan Pom
Menkes Buka Pertemuan nasional
Program Lingkungan Sehat

25 Media utama
undang undang Kesehatan Disahkan
angin Segar Bagi Masyarakat
Ruu Rumah Sakit Disahkan menjadi
undang undang

Daftar Isi

40


48
56

44
35 Sorot
Penanggulangan Pandemi,
Dunia usaha Harus Terlibat

38 Peristiwa
Depkes Siapkan Manajemen
Penanggulangan Bencana
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Siapkan
Reformasi Kesehatan
Kampanye Imunisasi Campak dan Polio 2009
26.490 Orang Perebutkan 1.745
Kursi CPnS Depkes

46 nasional
Hari Kesehatan Jiwa Sedunia
Kesehatan Jiwa Sebagai Prioritas Global

Hari Cuci Tangan Sedunia:
Cuci Tangan Pakai Sabun, Sederhana
tapi belum Membudaya

51
51 Daerah
Dr.H. Muhammad Sai’i, Msi
Bupati Hulu Sungai Selatan
“Seluruh Desa Hulu Sungai Selatan
Desa Siaga”
Penanganan Kesehatan di Batam

56 Siapa Dia
Reineldis anu
"Jangan Menggurui"
Muhammad SKM
Mengubah Perilaku Warga Kertanegara
drg. Tohap Wong
"Tidak Menggunakan Gigi Palsu, Tidak Cantik"


58 Lentera
Mudik Yoo....!
Menangis itu Sehat

No.XX/OKTOBER/2009 Mediakom



Surat Pembaca

Tanya:
Berkenaan dengan upaya pencegahan penyebaran wabah H1N1 di
lingkungan perusahaan, mengingat
perkembangan informasi mengenai
H1N1 mulai melemah akhir-akhir ini.
Terkait dengan hal tersebut, kami
ingin menanyakan beberapa hal:
1. Bagaimakah perkembangan Pandemi H1N1 di Indonesia sampai
saat ini ?
2. Mengapa sejak awal September 2009, Depkes sudah tidak

melakukan penjaringan data
suspect lagi ?.
3. Saya mendapat informasi dari
pihak Bandara, bahwa sudah
tidak memasang thermoscanner
lagi. Apakah ini menandakan kita
menurunkan level kewaspadaan
terhadap pandemik ini ?
4. Apakah sudah ada informasi
mengenai perkembangan vaksin
untuk virus ini ?
5. Sebanarnya sampai saat ini upaya


Mediakom No.XX/OKTOBER/2009

preventif apa saja yang relevan
bisa kita jalankan ?.
Besar harapan kami untuk mendapat
penjelasan yang lengkap. Terima
kasih.
Farid Kasmi
EHS-PT.Astra Daihatsu Motor.
Jawab:
1. Perkembangan terakhir kasus
influenza A H1N1 yang kami rilis
tanggal 3 September 2009 secara
kumulatif di Indonesia total kasus
1.097 orang di 25 provinsi dengan 10 kematian. Sebagai pembanding dari Negara tetangga
seperti Thailand memiliki 14.976
kasus dengan 119 kematian,
Singapura 16 kematian, Malaysia
64 kematian dan Australia 35.095
kasus dengan 155 kematian.
2. Sejak kasus influenza A H1N1
sudah melebihi 1000 kasus,

baik Indonesia maupun Negara
terjangkit lainnya tidak ada
keharusan melaporkan ke WHO,
kecuali penambahan kasus yang
meninggal.
3. Pemasangan thermoscanner
dianggap tidak efektif, sebab
virus sudah berada ditengah-tengah masyarakat Indonesia yaitu
menular dari orang ke orang.
Mengenai tingkat kewaspadaan
pandemi, WHO masih menetapkan pada level 6 (pandemi)
4. Vaksin influenza A H1N1 sudah
tersedia di dunia, tapi persediaan
masih terbatas.
5. Tindakan paling efektif untuk
mencegah tertular virus influenza A H1N1 menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat, seperti:
cuci tangan pakai sabun setelah
melakukan aktifitas, menggunakan masker bagi yang sakit flu
agar tidak menulari orang lain,
dll.

Stop Press
kepada para wartawan yang mewawancarai di kediamannya, Komplek IKIP, Jl. Pendidikan Raya 3 Blok J 55
D, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Di Cikeas, sudah ada tim dari RSPAD Gatot Subroto.
“Saya menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan,
psikotes dan tes wawancara”, ungkap Endang. Selesai
menjalani psikotes, ia langsung bertemu Presiden SBY
dan Wakil Presiden Boediono dan ditanya kesiapannya menjadi Menteri Kesehatan. “Saya katakan, kalau
Bapak memberi kepercayaan kepada saya, tentunya
saya bersedia dan siap”, ujar Endang kepada para
wartawan. Rupanya kedatangan Endang R. Sedyaningsih ke Cikeas luput dari sorotan media massa.
Menjawab pertanyaan tentang kontroversi dikait-kaitkan dirinya dengan laboratorium riset medis
Angkatan Laut Amerika Serikat di Jakarta (Naval
Medical Research Unit/Namru-2), dia dengan tegas

dr. Endang Rahayu
Sedyaningsih, MPH, Dr. PH.
Menteri Kesehatan 2009-2014

T

eka-teki siapa Menteri Kesehatan
terjawab sudah, ketika Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono mengumumkan
susunan Kabinet Indonesia Bersatu II
di Istana Negara, 21 Oktober 2009 jam
22.00. Adalah Endang R. Sedyaningsih,
ditetapkan sebagai Menteri Kesehatan
2009 – 2014 menggantikan Dr. dr. Siti Fadilah Supari,
Sp. JP (K). Berbagai kalangan terkejut, maklum sebelumnya nama Nila Djuwita Moeloek mencuat sebagai
kandidat kuat calon Menkes, karena telah menjalani
uji kelayakan dan kepatutan (audisi) di Puri Cikeas,
Bogor kediaman pribadi Presiden SBY tanggal 18
Oktober.
Endang R. Sedyaningsih juga mengaku kaget dan
tidak percaya saat dihubungi Menseskab Sudi Silalahi,
21 Oktober. Dalam teleponnya, Sudi meminta Endang
segera menghadap Presiden SBY di Puri Cikeas, Bogor.
Ketika itu, Endang R. Sedyaningsih tengah rapat di
Hotel Horizon Bekasi, sehingga ia terpaksa meluncur
sendiri dengan taksi ke Cikeas, karena sopir pribadinya
tidak ada. Tetapi karena dia dan sopir taksi belum
pernah ke sana, Endang sempat tersesat, ceritanya

membatahnya. “Hal itu tidak benar. Sebagai peneliti,
ia bekerja dengan siapa saja, bukan hanya dengan
Amerika tetapi juga dengan Jepang, Belanda, China
dan lain-lain”. Menurutnya, kerja sama dengan internasional penting, yang akan dijalinnya kelak adalah
kerja sama penelitian yang transparan, fair dan saling
menguntungkan.
“Presiden meminta untuk meningkatkan kerja
sama dengan dunia internasional baik dengan
Amerika Serikat, Jepang, China, WHO dan lain-lain
tetapi bukan dengan Namru”, ujarnya.
Endang R. Sedyaningsih merupakan wanita kedua
sebagai Menteri Kesehatan dan satu dari lima wanita
dalam pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Sebelum
dipercaya sebagai Menkes, ia adalah Peneliti Utama
Puslitbang Bio Medis dan Farmasi Badan Litbangkes
dan pernah menjabat Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan (Puslitbang) Bio Medis dan Farmasi
Badan Litbangkes Depkes.
Lahir di Jakarta, 1 Februari 1955, Endang R. Sedyaningsih adalah lulusan FK Universitas Indonesia
tahun 1979. Gelar Master on Public Health dan Doktor
Kesehatan Masyarakat diperoleh di Harvard Univer-

No.XX/OKTOBER/2009 Mediakom



Stop Press
Daftar Riwayat Hidup
: DR. dr. ENDANG RAHAYU
SEDYANINGSIH, MPH.PH
Tempat Tgl Lahir : Jakarta, 01 Pebruari 1955
Agama
: Islam
Nama

Pendidikan
Sekolah Dasar Umum Pancasila, Jakarta (1966)
Sekolah Menengah Pertama Negeri 35, Jakarta (1969)
Sekolah Menengah Atas Negeri 4, Jakarta (1972)
Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
(1979)
MPH, Harvard University, USA (1992)
Doktor Kesehatan Masyarakat, Harvard University
(1997)

Suami : DR. MJN MAMAHIT Sp.OG
Anak
1. Arinanda Wailan Mamahit (29 th)
2. Awandha Raspati Mamahit (25 th)
3. Rayinda Raumanen Mamahit (18 th)
Penghargaan
1. Penulis Artikel Terbaik ke-2 Bandan Litbangkes
2000
2. Presentasi Poster Terbaik ke-3 pada Conferensi
Asia Pasifik ke-3 tentang Perjalanan Kesehatan.
Alamat Rumah
Jl. Pendidikan raya 3 Blok J55, Duren Sawit, Jakarta

Menkes dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH.

“Membangun upaya Promotif,
Preventif, dan Perilaku Hidup
Sehat Sedini Mungkin”

S

ebagai Menteri Kesehatan yang baru,
Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih MPH
menekankan kebijakan kesehatan lima
tahun ke depan akan lebih banyak beorientasi pada upaya promotif, preventif dan
perubahan perilaku hidup sehat yang akan
dilakukan sedini mungkin, mulai anak
masuk sekolah. Program kerja itu akan dilakukan bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional.
Hal ini disampaikan Menkes dalam jumpa pers
dirumahnya, di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Ia
juga menekankan pencapaian target pembangunan
MDGs ( Millennium Development Goals) bidang kesehatan. “Sekarang pencapaiannya sudah ada kemajuan.
Tapi kedepan pencapaian itu akan dipercepat, sehingga
dapat melampaui target yang ditetapkan”, katanya.
Pemerintah masih harus bekerja keras untuk mencapai target MDGs bidang kesehatan, diantaranya
menurunkan angka kematian bayi, angka kematian ibu,
meningkatkan umur harapan hidup dan menurunkan
angka gizi buruk. “Meningkatkan akses masyarakat


Mediakom No.XX/OKTOBER/2009

terhadap air bersih dan sanitasi, juga harus mendapat
perhatian”, tegasnya.
Menkes juga akan melakukan reformasi kesehatan,
dengan diawali penerapan pengelolaan pemerintahan
yang baik di tingkat departemen sejak ia memimpin.
Reformasi yang dimaksud bukan berarti meninggalkan program yang sudah dijalankan dan menggantinya
dengan program baru. “ Semua program yang sudah dijalankan pastinya bertujuan baik. Program-program yang
sudah bagus dan pro rakyat akan dilanjutkan termasuk
Jamkesmas”, tegasnya.

Sertijab
Serah terima jabatan (sertijab) antara Dr. Siti Fadilah
Supari dengan Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih sebagai
Menkes baru berlangsung meriah. Tepatnya, tanggal 22
Oktober 2009, bertempat di Aula lantai 2 gedung baru
Depkes. Kemeriahan itu terjadi karena dihadiri oleh
undangan, wartawan cetak dan elektronik yang lebih
banyak dibanding biasanya.
Dr. Siti Fadilah menggandeng tangan Dr. Endang

Stop Press
sity, Amerika Serikat tahun 1992
dan 1997. Beberapa pelatihan yang
pernah diikuti diantaranya International Course on Maternal & Child
Nutrition tahun 1989, dan Training
Workshop on Disease Outbreak
Response tahun 1997.
Hasil perkawinannya dengan
dr. MJN Mamahit, Sp.OG, dikaruniai
3 orang putra dan putri, Arinanda
Wailan Mamahit (L, 29 th), Awandha
Raspati Mamahit (L, 25 th), dan Rayinda Raumanen Mamahit (P, 18 th).
Endang Sedyaningsih memulai
karirnya di Departemen Kesehatan

Rahayu memasuki ruang sertijab,
seluruh peserta langsung bertepuk
tangan riuh. Maklum, keduanya
sempat terjadi kontroversi di media
cetak maupun elektronik karena salah
persepsi.“Tapi semua kontroversi itu
selesai setelah acara sertijab. Semua
sepakat untuk bersatu saling memberi masukan dan bekerjasama untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat”, ketika mengaminkan do’a
penutup untuk kesehatan bersama.
Saat itu, Siti Fadilah Supari memberi sambutan cukup panjang dan
rinci tentang keberhasilan pembangunan kesehatan yang sudah dicapai saat ini. Siti menjelaskan dirinya
bersama jajaran kesehatan telah
menghasilkan 4 buah undang-un-

sejak tahun 1990. Tahun 2004
sebagai pejabat fungsional dengan pangkat Peneliti Madya. Pada
26 Januari 2007 dipercaya oleh
Menkes Siti Fadilah Supari sebagai
Kepala Puslitbang Biomedis dan
Farmasi. Pada 24 Juli 2008 sebagai
peneliti Madya dan sejak 1 Agustus
2008 sebagai Peneliti Utama pada
Puslitbang Biro Medis dan Farmasi.
Sebagai seorang peneliti, Endang R. Sedyaningsih sudah dua
kali memperoleh penghargaan
yaitu sebagai Penulis Artikel terbaik
ke-2 Badan Litbangkes tahun 2000,

dang berkaitan dengan kesehatan,
Jamkesmas, obat murah, poskestren,
desa siaga, revitalisasi posyandu dan
pemberdayaan masyarakat.
Setelah paparan itu, dr. Siti fadilah
lalu minta maaf kepada dr. Endang,
karena selama ini sering memarahinya. Ucapan maaf tak hanya kepada
Endang, tapi juga kepada seluruh
Jajaran Departemen Kesehatan.
“Saya minta maaf, mungkin selama
ini saya sering marah-marah. Sejujurnya saya bukan tipikel pemarah.
Sekali lagi saya mohon maaf, marah
saya itu sama saja dengan senyum
saya”, kelakarnya.
Berikutnya, ketika Dr. Endang
memberi sambutan. Suaranya
pelan, bahkan tak terdengar karena

Presentasi Poster Terbaik ke-3 pada
Conferensi Asia Pasifik ke-3 tentang
Perjalanan Kesehatan. Karya ilmiahnya juga banyak. Diantaranya
adalah Pengembangan Jaringan
Virologi dan Epidemiologi Influenza
di Indonesia (2007), Karakteristik
Kasus-kasus Flu Burung di Indonesia (Juli 2005-Mei 2006), dan Kajian
Penelitian Sosial dan Perilaku yang
Berkaitan dengan Infeksi Menular
Seksual, HIV/AIDS di Indonesia
(1997-2003), dan sebagainya. n
Smd

mikrofon mati. Setelah mengucap
salam, Ia langsung mengomentari
pembicara pertama yang panjang
lebar menceritakan masa jabatan
lima tahun. “Saya akan bicara sangat
pendek, sesuai masa jabatan saya
yang baru satu hari”, ucap Menkes
baru yang disambut tertawa hadirin.
Menkes mengakui telah banyak
kemajuan yang diperoleh selama 5
tahun pembangunan kesehatan, tapi
masih banyak yang harus disempurnakan dan dituntaskan. Oleh sebab
itu, saya minta dukungan seluruh
jajaran Depkes untuk melaksanakan
program kesehatan yang akan
dirilisnya. “ Kalau dulu bu Siti bilang
Depkes ini seperti hutan rimba,
maka saya sekarang menyebutnya
taman bunga”, tepuk tangan kembali
membahana.
Dr. Siti Fadilah terus tersenyum,
saat Menkes berbicara. “Namanya
juga Kabinet Indonesia bersatu jilid
II, jadi tidak perlu bongkar pasang
lagi, hanya melanjutkan mana yang
sudah dan mana yang belum berjalan,” imbuh Menkes.
Mengakhiri sertijab, keduanya
menunjukkan kemesraan dengan
berpelukan, cium pipi kanan dan pipi
kiri didepan publik, pertanda tak ada
persoalan diantara mereka. npra
No.XX/OKTOBER/2009 Mediakom



Stop Press

Penanggulangan Kesehatan
Gempa Bumi
Di Padang Dan Sekitarnya
Peristiwa alam kembali terjadi di bumi Indonesia. Gempa berkekuatan 7,6 pada Skala Richter mengguncang Sumatera Barat pada kedalaman 71 Km yang berlokasi di 0,84 LS – 99,65 BT (57 Km Barat
Daya Pariaman – Sumbar). Gempa bumi yang terjadi tanggal 30
September 2009 pukul 17.16 lalu mengakibatkan Kota Padang dan
Pariaman mengalami kerusakan parah. Selain mengakibatkan ribuan unit rumah, beberapa rumah sakit, ratusan rumah ibadah, dan
ribuan gedung sekolah maupun gedung pemerintah rusak, juga
mengakibatkan ratusan ribu orang menjadi korban.

P

emerintah yang mulai terbiasa menghadapi bencana, segera melakukan
tindakan cepat. Wakil Presiden Jusuf Kalla
(Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika sedang berada di luar negeri) memberikan arahan, mengkoordinasikan dan
mendukung kegiatan penanggulangan
bencana, dengan menugaskan enam menteri meninjau
lokasi bencana dengan membawa serta bantuan, yaitu:
Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menkes Siti Fadilah Supari,
Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri Sosial Bachtiar
Chamsjah dan Menteri Perhubungan Jusman Syafii
Djamal.

Kirim Bantuan
Sehari setelah gempa, tanggal 1 Oktober 2009, Departemen Kesehatan langsung mengirimkan bantuan
biaya operasional sebesar Rp. 200.000.000,-dan 91 orang
10

Mediakom No.XX/OKTOBER/2009

Stop Press
ambulans, 1 unit mobil klinik dan 2
unit mobil operasional.

Tim Penanggulangan
Bencana

tim kesehatan terdiri dari 3 orang
petugas Pusat Penanggulangan
Krisis (PPK) Depkes untuk melakukan
pemantauan dan koordinasi dengan
membawa 1 truk obat dan 5 ton
MP-ASI.
Selain mengirim bantuan, Depkes
mengerahkan tim kesehatan dari
berbagai PPK Regional yaitu : DKI
Jakarta terdiri 5 orang dokter bedah umum, 4 orang dokter bedah
orthopedi, 3 orang dokter anestesi, 1
orang dokter bedah syarat, 2 orang
dokter umum, 17 orang perawat dan
2 orang tenaga administrasi. Tim
Kesehatan lainnya berasal dari TNI,
Bulan Sabit Merah Indonesia, Medical Emergency Rescue Committee,
dan dari RS Kartini Bekasi. Mereka
adalah dokter bedah orthopedi,
dokter anestesi, dokter anak, dokter
residen bedah syaraf, dokter kandungan, dokter spesialis kejiawaan,
bidan, perawat, dan beberapa petu-

gas medis lainnya.
PPK Sub Regional Sumatera Barat
mendirikan rumah sakit lapangan
untuk merawat penderita yang
mengalami luka-luka. PPK Regional
Sumatera Utara mengirimkan 5
orang dokter umum, 6 orang perawat, 1 orang perawat mahir, 1 orang
petugas surveilans, 1 orang petugas
kesling, 2 orang supir, 1 paket obat,
100 buah kantong mayat, 30 dus MPASI, 10 kotak masker, 3 buah oksigen,
10 buah spanduk dengan menggunakan 3 unit ambulans dan 1 unit
mobil operasional.
Disamping itu, PPK Regional
Sumatera Selatan juga mengirimkan 4 orang dokter umum, 10 orang
perawat, 2 orang asisten apoteker,
2 orang petugas surveilans, 1 orang
petugas komunikasi, 1 orang petugas administrasi, 4 orang supir, obat,
60 dus MP-ASI, 20 buah kantong
mayat dengan menggunakan 1 unit

Untuk melakukan koordinasi,
memberikan saran dan kerja sama
dengan pihak terkait dalam memberikan bantuan kesehatan terhadap
korban bencana Sumatera Barat,
Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) membentuk Tim
Penanggulangan Bencana Gempa
Bumi Sumatera Barat melalui Keputusan Menkes No. 879/Menkes/SK/
X/2009 tanggal 1 Oktober 2009.
Susunan Tim terdiri dari Pelindung, Pengarah, Ketua Umum, Wakil
Ketua Umum, Ketua I, II, III, Sekretaris
dengan dibantu 6 Tim. Tim Penanggulangan bertugas : Melakukan
koordinasi dengan pihak terkait
dalam rangka memberikan bantuan
kesehatan terhadap korban bencana;
memberikan saran dan pertimbangan kepada petugas kesehatan di lapangan; dan melakukan kerja sama,
komunikasi, maupun jejaring kerja
serta kemitraan dengan berbagai
pihak yang relevan dengan pelaksanaan penanggulangan bencana.
Susunan Tim Penanggulangan
selengkapnya adalah Pelindung,
Menteri Kesehatan, Pengarah, dr.
Sjafii Ahmad, MPH, Sesjen Depkes,
Ketua Umum dr. Budihardja, MPH,
DTM&H, Direktur Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat dan Wakil
Ketua Umum dr. Rustam S. Pakaya,
MPH, Kepala Pusat Penanggulangan
Krisis. Tim dibantu, Ketua I, dr. Farid
W. Husain, Dirjen Bina Pelayanan
Medik, Ketua II, Dra. Kustantinah, Apt.
M.Appt.Sc, Dirjen Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan dan Ketua III,
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Dirjen
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Sekretaris terdiri 6 orang yaitu, dr.
Edi Suranto, MPH, Sekretaris Ditjen
Bina Kesehatan Masyarakat, dr. Mulya
No.XX/OKTOBER/2009 Mediakom

11

Stop Press
A. Hasjmy, Sp.B, M.Kes, Sekretaris Bina
Pelayanan Medik, Dra. Meinarwati,
Apt., M.Kes, Sekretaris Ditjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Drs.
H. Zulkarnain Kasim, SKM, MBA, Sekretaris Badan PPSDM Kesehatan, dr.
Guntur Budi Winarto, MS, Sekretaris
Ditjen PP dan PL dan Indah Yuning
Prapti, SKM, M.Kes, Sekretaris Badan
Litbangkes.
Tim Penanggulangan juga dilengkapi dengan 6 Tim yaitu Tim Pencari
Fakta : dr. Lucky Tjahyono, M.Kes,
Dra. Rahmaniar Brahim, Apt.,M.Kes,
Kepala Dinas Kesehatan Prov.Sumbar
dan Para Kepala Dinas Kab/Kota se
Sumbar. Tim Kesehatan Lingkungan
: dr. H. Wan Alkadri, SS.,MSc., Dirman
Siswoyo, SKM.,M.Kes., dan Kepala
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
Padang. Tim Pendataan Kerusakan
Fisik : Ir. Tugijono, M.Kes, Raden Aryo
Seto Isa, ST, Ir. Azizah, Ir. Thomas
Patria dan Bambang Susanto, BE, AIM.
Tim Surveilans : dr. Andi Muhadir, Hari
Santoso, SKM, M.Kes, Hari Purwanto,
SKM, M.Epid, dan KKP Padang. Tim
Pelayanan Kesehatan : dr. Marwan
Nusri, MPH, dr. H. Kemas Akib, Sp. R.,
MARS, dr. HM Aminullah, Sp.KJ, MM,
dan dr. Bambang Sardjono, MPH. Tim
Logistik : Drs. Purwadi, Apt, MM, ME,
Dra. Nasirah Bahaudin, Apt.MM, Drs.
Sukiman, Drs. Arafah Madjid, Kepala
Balai POM Padang, Ka Dinkes Prov.
Sumbar dan KKP Padang.
Untuk dapat melaksanakan
tugasnya Tim Penanggulangan Bencana Depkes membuka Posko Aju
berlokasi di Kantor Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat di Jl. Perintis
Kemerdekaan No. 65 A Padang. Tim
dipimpin Eselon I secara bergantian.

Posko aJu
Ketua Umum Penanggulangan
Bencana Sumbar, dr. Budihardja,
MPH yang juga menjabat Dirjen Bina
Kesehatan Masyarakat tanggal 5 Oktober 2009 bertempat di Kantor Gubernur melakukan audiensi dengan

1

Mediakom No.XX/OKTOBER/2009

Gubernur Sumatera Barat Gamawan
Fauzi selaku Ketua Satkorlak Penanggulangan Bencana Sumatera Barat.
Dalam kesempatan tersebut,
dr. Budihardja, MPH melaporkan
pendirian Posko AJU untuk mengkoordinasikan dan mendukung
kegiatan penanggulangan bencana
bidang kesehatan di Sumatera Barat
selama masa tanggap darurat dan
rehabiabilitasi-rekonstruksi agar
dapat berjalan dengan baik.
Menurut dr. Budihardja, Posko
Aju memiliki peran yang sangat
besar yaitu mendukung kegiatan
penanganan bencana dalam aspek
kesehatan, koordinasi, kooperasi
dan kolaborasi, evaluasi cepat dalam
penanganan korban meninggal,
luka ringan/berat, sarana kesehatan
yg ada (lumpuh/tidak berfungsi),
kebutuhan tenaga dan sarana (dokter, paramedis, obat, dll), distribusi
Logistik terkait kesehatan (obat, alat
kesehatan, tenaga dll), inventarisasi masalah berkoordinasi dengan
Satlak/Poskotis Kesehatan Provinsi
untuk pemecahan masalah, koordinasi utuk pelaksanaan RHA dan
surveilans, pendataan, pencatatan
dan pelaporan korban setiap hari ke
Depkes, Pusat Krisis serta mencatat
semua bantuan (jumlah, jenis, penempatan bantuan).
Dirjen Bina Kesmas menambahkan bahwa Posko Aju memiliki 6

Tim pelaksana dilengkapi dengan
tim mobile lengkap yang tenaganya
berasal dari Departemen Kesehatan,
Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Tim mobile terpadu yang sudah terbentuk 8
Tim di Kota Padang. Sedangkan Tim
mobile terpadu lainnya menyusul.
Tim mobile lengkap merupakan
tim mobile baik medis-perawatan,
surveilans, penyehatan lingkungan
dan sanitasi, pemberantasan vektor penyakit menular, pencegahan
penyakit menular termasuk imunisasi, pemeriksaandan pengamanan
sumber air bersih dan lainnya yang
berkaitan dengan kesehatan.
Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Depkes Dra. Kustantinah,
Apt, M.Appt.Sc selaku Ketua II, mengatakan bahwa logistik kesehatan
meliputi obat, sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan. Untuk tim logistik memiliki tugas untuk melakukan stok, menghitung kebutuhan
dan menerima bantuan atau donasi dari dalam negeri maupun luar
negeri termasuk negara sahabat. Tim
logistik akan berkoordinasi dengan
BPOM dan Balai Besar POM Sumatera
Barat.
Untuk obat-obatan yang berasal
dari bantuan disyaratkan agar masa
kedaluwarsanya tidak boleh kurang
dari 2 (dua) tahun. Sehingga bantuan
obat-obatan yang kurang dari 2

Stop Press

(dua) tahun akan ditolak. Sedangkan
untuk obat-obatan yang diragukan
khasiatnya akan dilakukan pemeriksaan oleh BPOM dan BBPOM Sumatera Barat, ujar Dirjen Binfar Alkes
ketika melakukan rapat koordinasi
jajaran Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, dr.
Hj. Rosnini Savitri, MKes, mengatakan
bahwa Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Dinas Kesehatan
telah melaksanakan upaya-upaya
tanggap darurat kesehatan dengan
melakukan evakuasi korban selamat
maupun meninggal, tindakan medis
dan keperawatan bagi korban yang
selamat dan memerlukan perawatan
di rumah sakit, mengkoordinasikan
kegiatan posko pelayanan kesehatan, mendistribusikan logistik dan
perbekalan kesehatan yang dibutuhkan oleh RS, Puskesmas maupun
Posko Kesehatan.
Selama masa tanggap darurat,
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat juga telah mempersiapkan
untuk kegiatan persiapan keberangkatan calon jemaah haji embarkasi
Padang, vaksinasi untuk pencegahan penyakit tetanus, campak,
dan penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I), pengendalian vektor penyakit DBD, lalat dan
vektor lain yang dapat menyebarkan

penyakit menular, pemeriksaan dan
pengamanan sumber air bersih.
Selama masa tanggap darurat
pasca bencana, rapat koordinasi sektor kesehatan selalu diadakan secara
rutin pagi hari jam 08.00 WIB. dan
malam hari jam 20.00 WIB untuk memantau perkembangan dan mengevaluasi kegiatan tanggap darurat
kesehatan. Setiap perkembangan keadaan akan dilaporkan ke Satkorlak
Penanggulangan Bencana Provinsi
Sumatera Barat di pendopo Gubernur Sumatera Barat, ujar Kadinkes.
Sementara Direktur SEPIM Kesma
Ditjen P2PL Depkes yang juga Anggota Tim Surveilens dr. Andi Muhadir,
MPH mengatakan bahwa untuk kegiatan surveilans epidemiologi dengan melakukan kegiatan surveilans
aktif untuk menemukan kasus secara
dini penyakit menular (active case
finding) dan surveilans pasif (pasive
case finding). Surveilans aktif ditujukan untuk memberikan informasi kejadian dan pemetaan suatu penyakit
atau kondisi kesehatan lingkungan
tertentu agar dapat ditindaklanjuti
segera dalam penanganannya. Sedangkan surveilans pasif melakukan
pengamatan penyakit dan kondisi
kesehatan lingkungan tertentu yang
bersumber dari tempat pelayanan
kesehatan baik RS, Puskesmas maupun posko kesehatan statis.
Sampai tanggal 14 Oktober, ban-

tuan yang diberikan Depkes berupa :
biaya operasional Rp 500 juta, obatobatan 1,5 ton, kantong mayat 1.850
buah, MP-ASI, tenda dan genset 2
buah, mesin fog 2 buah, kelambu
500 buah, seruni 2 drum, jentika 10
dos, PKD 5 dos, ringer laktat 5.000
buah, oralit 200 ml 5.000 bungkus, IV
catheter 400 set, wing needle anak
100 set, dirigen 200 buah, kaporit
10 drum, lysol 300 liter, penjernih
air tawas 1.000 kg, pot kaporit 200
buah, polybag sampah 5.000 buah, air
rahmat 500 botol, masker 6.000 buah,
baju steril disposible 2.000 buah, ortopedic set 3 set, orthopedic battery 1
set, bor orthopedic manual 1 set, vena
sectio set 3 set, abdominal operation
instrumen 1 set, sterilisator 1 unit,
kertas steril 1 koli, velbed 350 buah,
polycrepe 200 rol, polygip 200 rol,
gips 123 koli, disposible aluminium 88
unit, benang jahit 27 box, silk cassette
1.0 50 rol, silk 3.0 100 box, acrilic 30
set, skin traksi dewasa dan anak 50
buah, cancellous bone scres 30 buah,
tabung O2 10 tabung, tabung N2O 10
tabung, obat dan alat orthopedi 5 koli,
ATS 1.500 IU 500 vial, sarung tangan
3 dos, imunoglobin 10 vial, vaksin TT
sebanyak 20.000 vial, 10.000 jarum
suntik sekali pakai. Selain dari Depkes,
TNI dan Polri bantuan juga mengalir
dari berbagai pihak dalam dan luar
negeri.

Korban
Gempa Sumbar menyebabkan
5.040 orang menjadi korban terdiri
: 1.115 orang, korban luka berat 788
orang, luka ringan 2.727 orang dan
pengungsian 410 orang. Pasien yang
masih dirawat di 15 rumah sakit 194
orang. Jumlah pasien yang dioperasi
sebanyak 372 orang dan dipasang
pen 123 orang. Pasien yang dirawat
jalan di Pos Kesehatan, Puskesmas,
Mobile Clinic , RS Lapangan dan
rumah sakit sebanyak 21.337 orang.
Kasus penyakit didominasi dengan
penyakit ISPA dan diare. nSmd/MR
No.XX/OKTOBER/2009 Mediakom

1

Info Sehat
Telinga Kanan
Lebih Responsif

B

erkomunikasi dalam
keramaian ataupun
di tengah musik yang
berdentam keras sering
melelahkan. Suara
terdengar sayup, atau bahkan tidak
jelas sama sekali. Ada tip untuk
membantunya: gunakan telinga
kanan. Ini sesuai dengan penelitian
yang dimuat dalam jurnal Naturwissenschaften.
Peneliti dari University Gabriele
D’Annunzio di Chieti, Italia, menemukan mayoritas orang dalam
klub yang riuh, dapat merespon
permintaan lebih baik jika mendengarkan pertanyaan dengan telinga

kanan.
Peneliti Luca Tommasi dan
Aniele Marzoli mencatat, kegiatan
286 orang yang tengah beraktivitas
dengan latar musik keras. Penelitian kedua dengan cara mendekati
160 orang pengunjung pesta
dan menyerukan kalimat sambil
menunggu telinga kiri atau kanan
yang akan digunakan. Penelitian
ketiga mengajukan permintaan ke
176 orang. Hasilnya, respons diberikan lebih baik oleh mereka yang
mendengar dengan telinga kanan.
Telinga kanan merefleksikan kelebihan otak kiri mengolah informasi
verbal.n

Fakta Hepatitis C

H

epatitis adalah peradangan hati karena
berbagai sebab. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut ”Hepatitis
Akut”. Hepatitis yang berlangsung lebih dari
6 bulan disebut ”Hepatitis Kronis”.
Gejala klinis dari penyakit hepatitis adalah anorexia
(rasa tidak mau makan), gangguan abdominal (gangguan perut), mual, muntah dan disertai ikterus (kuning).
Penyebab Hepatitis biasanya disebabkan virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis yaitu A, B, C,
D dan E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus
lainnya.
Infeksi hepatitis C merupakan penyakit hati kronis
yang diakibatkan oleh virus hepatitis C. Berdasarkan
perkembangan ilmu pengetahuan, dikenal sekurangkurangnya ada 6 tipe utama virus hepatitis C (genotype)
dengan lebih dari 50 subtipenya. Keberagaman genetic
virus hepatitis C memiliki implikasi diagnostic dan klinis
yang menyebabkan sulitnya pengembangan vaksin dan
sedikitnya respon terapi.
Diperkirakan terdapat 180 juta penderita hepatitis
C atau sekitar 3% dari populasi, hal tersebut mengindikasikan bahwa penderita penyakit hepatitis C diperkirakan lebih banyak dibandingkan dengan penderita HIV.
Infeksi virus hepatitis C tidak menunjukkan gejala
yang khas pada penderitanya dan hanya sekitar 15%
dari pasien terinfeksi dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi pada sebagian besar akan menjadi kronis.
Dalam perkembangannnya, organ hati seseorang
penderita penyakit hepatitis C akan mengalami sirosis

1

Mediakom No.XX/OKTOBER/2009

(pengerasan hati) yang
kemudian akan berlanjut menjadi kanker
hati (hepatoseluler
karsinoma).
Virus Hepatitis C
menyebar melalui
kontak dengnan darah
yang terinfeksi, baik
secara tidak sengaja seperti pada pasien transfuse dan
mereka yang menerapkan gaya hidup berisiko tinggi
seperti tatto, tindik, perilaku seks berisiko atau pemakai
obat bius suntik bergantian.
Hingga saat ini belum ada vaksin hepatitis C. Cara
terbaik untuk mencegah adalah dengan mengurangi
risiko paparan dengan virus hepatitis C seperti menghindari perilaku berbagi jarum atau alat-alat pribadi
seperti sikat gigi, alat cukur, dan gunting kuku dengan
orang yang terinfeksi hepatitis C.Virus hepatitis C tidak
menular karena pelukan, keringat dan jabat tangan.
Permasalahan penyakit hepatitis C di Indonesia saat
ini belum dapat dideskripsikan secara rinci, karena masih
banyak kasus hepatitis C yang belum terdata dengan
baik dan tersebar menurut kebutuhan masing-masing.
Oleh karena itu sekarang dimulai pengumpulan data
kasus hepatitis C di beberapa Rumah Sakit, Laboratorium, dan Unit Transfusi Darah (UTD), melalui kerjasama
dengan PT Roche Indonesia serta dukungan dari organisasi profesi seperti Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia
(PPHI). npra, yuli

Info Sehat

Fakta Poliomielitis dan Campak

P

oliomielitis atau polio,
adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang
disebabkan oleh virus.
Agen pembawa penyakit
ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui
mulut, mengifeksi saluran usus. Virus
ini dapat memasuki aliran darah
dan mengalir ke sistem saraf pusat
menyebabkan melemahnya otot dan
kadang kelumpuhan (paralisis).

Virus
polio
Poliovirus adalah
virus RNA kecil
yang terdiri
atas tiga strain
berbeda dan amat menular. Virus
akan menyerang sistem saraf dan
kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa
mengenal usia, lima puluh persen
kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi
polio dari gejala pertama berkisar
dari 3 hingga 35 hari.
Penularan
Polio menular melalui kontak
antarmanusia. Polio dapat menyebar
luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga
tidak tahu kalau mereka sendiri
sedang terjangkit. Virus masuk ke
dalam tubuh melalui mulut ketika
seseorang memakan makanan atau
minuman yang terkontaminasi feses.
Setelah seseorang terkena infeksi, virus akan keluar melalui feses selama
beberapa minggu dan saat itulah

dapat terjadi penularan virus.

Jenis Polio
Polio non-paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan
demam, muntah, sakit perut, lesu,
dan sensitif. Terjadi kram otot pada
leher dan punggung, otot terasa
lembek jika disentuh.
Polio paralisis spinal
Strain poliovirus ini menyerang
saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang
mengontrol pergerakan pada batang
tubuh dan otot tungkai. Meskipun
strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu
penderita dari 200 penderita akan
mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi
pada kaki. Setelah virus polio menyerang usus, virus ini akan diserap oleh
pembulu darah kapiler pada dinding
usus dan diangkut seluruh tubuh.
Virus Polio menyerang saraf tulang
belakang dan syaraf motorik -- yang
mengontrol gerakan fisik. Pada
periode inilah muncul gejala seperti
flu. Namun, pada penderita yang
tidak memiliki kekebalan atau belum
divaksinasi, virus ini biasanya akan
menyerang seluruh bagian batang
saraf tulang belakang dan batang
otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat -- menyebar
sepanjang serabut saraf.
Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat,
virus akan menghancurkan syaraf
motorik. Syaraf motorik tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot
yang berhubungan dengannya tidak
akan bereaksi terhadap perintah

dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan
pada kaki menyebabkan tungkai
menjadi lemas -- kondisi ini disebut
acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi
parah pada sistem saraf pusat dapat
menyebabkan kelumpuhan pada
batang tubuh dan otot pada toraks
(dada) dan abdomen (perut), disebut
quadriplegia.
Polio bulbar
Polio jenis ini disebabkan oleh
tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang.
Batang otak mengandung syaraf motorik yang mengatur pernapasan dan
saraf kranial, yang mengirim sinyal
ke berbagai syaraf yang mengontrol
pergerakan bola mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata,
gusi, dan otot muka; saraf auditori
yang mengatur pendengaran; saraf
glossofaringeal yang membantu
proses menelan dan berbagai fungsi
di kerongkongan; pergerakan lidah
dan rasa; dan saraf yang mengirim
sinyal ke jantung, usus, paru-paru,
dan saraf tambahan yang mengatur
pergerakan leher.
Anak-anak dan Polio
Anak-anak kecil yang terkena
polio seringkali hanya mengalami
gejala ringan dan menjadi kebal terhadap polio. Karenanya, penduduk
di daerah yang memiliki sanitasi baik
justru menjadi lebih rentan terhadap polio karena tidak menderita
polio ketika masih kecil. Vaksinasi
pada saat balita akan sangat membantu pencegahan polio di masa
depan karena polio menjadi lebih
berbahaya jika diderita oleh orang
No.XX/OKTOBER/2009 Mediakom

1

Info Sehat

dewasa. Orang yang telah menderita
polio bukan tidak mungkin akan
mengalami gejala tambahan di masa
depan seperti layu otot; gejala ini
disebut sindrom post-polio.
Vaksin efektif
pertama
Vaksin
efektif pertama dikembangkan oleh
Jonas Salk. Salk
menolak untuk mematenkan vaksin
ini karena menurutnya vaksin ini milik
semua orang seperti halnya sinar matahari. Namun vaksin yang digunakan
untuk inokulasi masal adalah vaksin
yang dikembangkan oleh Albert
Sabin. Inokulasi pencegahan polio
anak untuk pertama kalinya diselenggarakan di Pittsburgh, Pennsylvania
pada 23 Februari 1954. Polio hilang di
Amerika pada tahun 1979.
Usaha Pemberantasan Polio
Pada tahun 1938, Presiden Roosevelt mendirikan Yayasan Nasional
Bagi Kelumpuhan Anak-Anak, yang
bertujuan menemukan pencegah
polio, dan merawat mereka yang
sudah terjangkit. Yayasan itu membentuk March of Dimes. Ibu-ibu
melakukan kunjungan dari rumah
ke rumah, anak-anak membantu
melakukan sesuatu untuk orang lain,
1

Mediakom No.XX/OKTOBER/2009

bioskop memasang iklan, semuanya
bertujuan minta bantuan satu dime,
atau sepuluh sen. Dana yang masuk
waktu itu digunakan untuk membiayai penelitian Dokter Jonas Salk
yang menghasilkan vaksin efektif
pertama. Tahun 1952, di Amerika
terdapat 58 ribu kasus polio. Tahun
1955 vaksin Salk mulai digunakan.
Tahun 1963, setelah puluhan juta
anak divaksin, di Amerika hanya ada
396 kasus polio.
Pada tahun 1955, Presiden Dwight
Eisenhower mengumumkan bahwa
Amerika akan mengajarkan kepada
negara-negara lain cara membuat
vaksin polio. Informasi ini diberikan
secara gratis, kepada 75 negara,
termasuk Uni Soviet.
Tahun 1988, Organisasi Kesehatan
Dunia atau WHO mensahkan resolusi
untuk menghapus polio sebelum
tahun 2000. Pada saat itu masih
terdapat sekitar 350 ribu kasus polio
di seluruh dunia. Meskipun pada
tahun 2000, polio belum terbasmi,
tetapi jumlah kasusnya telah berkurang hingga di bawah 500. Polio
tidak ada lagi di Asia Timur, Amerika
Latin, Timur Tengah atau Eropa,
tetapi masih terdapat di Nigeria, dan
sejumlah kecil di India dan Pakistan.
India telah melakukan usaha pemberantasan polio yang cukup sukses.
Sedangkan di Nigeria, penyakit ini
masih terus berjangkit karena pemerintah yang berkuasa mencurigai
vaksin polio yang diberikan dapat
mengurangi fertilitas dan menyebarkan HIV. Tahun 2004, pemerintah
Nigeria meminta WHO untuk melakukan vaksinasi lagi setelah penyakit
polio kembali menyebar ke seluruh
Nigeria dan 10 negara tetangganya.
Konflik internal dan perang saudara
di Sudan dan Pantai Gading juga
mempersulit pemberian vaksin polio.
Meskipun banyak usaha telah
dilakukan, pada tahun 2004 angka

infeksi polio meningkat menjadi
1.185 di 17 negara dari 784 di 15
negara pada tahun 2003. Sebagian
penderita berada di Asia dan 1.037
ada di Afrika. Nigeria memiliki 763
penderita, India 129, dan Sudan 112.

Campak
Penyakit Campak (Rubeola,
Campak 9 hari, measles) adalah suatu
infeksi virus yang sangat menular,
yang ditandai dengan demam, batuk,
konjungtivitis (peradangan selaput
ikat mata/konjungtiva) dan ruam
kulit. Penyakit ini disebabkan karena
infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena
menghirup percikan ludah penderita
campak. Penderita bisa menularkan
infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari
setelah ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak
terjadi setiap 2-3 tahun, terutama
pada anak-anak usia pra-sekolah dan
anak-anak SD. Jika seseorang pernah
menderita campak, maka seumur
hidupnya dia akan kebal terhadap
penyakit ini.

Penyebab
Campak, rubeola, atau measles
adalah penyakit infeksi yang sangat
mudah menular atau infeksius sejak

Info Sehat
awal masa prodromal, yaitu kurang
lebih 4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan
oleh paramiksovirus ( virus campak).
Penularan terjadi melalui percikan
ludah dari hidung, mulut maupun
tenggorokan penderita campak
(air borne disease ). Masa inkubasi
adalah 10-14 hari sebelum gejala
muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif
dan kekebalan pasif pada seorang
bayi yang lahir ibu yang telah kebal
(berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap
campak adalah: - bayi berumur
lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak
mendapatkan imunisasi - remaja

dan dewasa muda yang belum
mendapatkan imunisasi kedua.
Gejala
Gejala mulai timbul dalam waktu
7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu
berupa: - Panas badan - nyeri tenggorokan - hidung meler ( Coryza ) batuk ( Cough ) - Bercak Koplik - nyeri
otot - mata merah ( conjuctivitis )
2-4 hari kemudian muncul bintik
putih kecil di mulut bagian dalam
(bintik Koplik). Ruam (kemerahan di
kulit) yang terasa agak gatal muncul
3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula
(ruam kemerahan yang mendatar)
maupun papula (ruam kemerahan
yang menonjol). Pada awalnya ruam

tampak di wajah, yaitu di depan dan
di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari,
ruam menyebar ke batang tubuh,
lengan dan tungkai, sedangkan ruam
di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita
merasa sangat sakit, ruamnya meluas
serta suhu tubuhnya mencapai 40°
Celsius. 3-5 hari kemudian suhu
tubuhnya turun, penderita mulai
merasa baik dan ruam yang tersisa
segera menghilang.
Demam, kecapaian, pilek, batuk
dan mata yang radang dan merah
selama beberapa hari diikuti dengan
ruam jerawat merah yang mulai pada
muka dan merebak ke tubuh dan ada
selama 4 hari hingga 7 hari.nsmd

Bahaya Pola Pikir negatif

N

egative thinking adalah pola atau cara
berpikir yang lebih condong pada sisisisi negatif dibanding sisi positifnya. Pola
pikir ini bisa tampak dari keyakinan atau
pandangan yang terucap, cara seseorang
bersikap, dan perilaku sehari-hari.
Karena sisi negatif lebih dominan,
tidak heran jika cara berpikir seperti
ini dipenuhi sikap apriori, prasangka,
ketidakpercayaan, kecurigaan, dan
kesangsian, yang seringkali tanpa
dasar atau tanpa nalar sama sekali.
Pola berpikir negatif tidak semata-mata tertuju pada dunia luar
saja. Negatifisme juga bekerja secara
internal atau menyerang diri kita
sendiri. Ini bisa tampak dari keyakinan dan cara pandang terhadap diri
sendiri sehingga memunculkan citra
diri negatif. Contoh; memandang diri
sendiri sebagai tidak berbakat, banyak kelemahan, terbelakang secara
mental, atau bernasib kurang beruntung.
Citra diri negatif tidak terbentuk dalam sekejap.
Persepsi ini muncul dan tertanam sedikit demi sedikit,
terakumulasi berdasarkan jenis-jenis peristiwa atau

pengalaman hidup yang kita alami. Citra diri negatif akan
membuat kita menjadi pribadi yang sangat tidak efektif
dan sulit berkembang ke arah yang lebih baik. Misalnya,
persepsi diri bahwa kita tidak memiliki bakat. Persepsi ini
bisa berbuntut pada kecenderungan untuk tidak mau
menggali bakat-bakat terpendam.
Bahkan cenderung mengingkari
keberadaan bakat-bakat terpendam
tadi dan membuat kita malas mengasah bakat atau enggan meningkatkan ketrampilan. Dari anggapan yang
keliru inilah proses pengembangan
diri kita terhambat. Kita bisa jauh
lebih sulit berkembang jika persepsi ini mengkristal menjadi sebuah
keyakinan yang mempengaruhi cara
pandang terhadap diri sendiri.
Dampak dari persepsi diri negatif
tersebut adalah perasaan rendah diri
yang begitu mendalam sehingga
membatasi langkah kita serta makin
mempersulit efektifitas hidup kita.
Jika citra diri negatif ini dibiarkan berkembang biak dan
membelenggu cara berpikir, maka kehidupan pribadi
dan sosial kita bisa benar-benar hancur. ngi

No.XX/OKTOBER/2009 Mediakom

1

Info Sehat

Makanan
untuk Perlindungan Mata

M

ata adalah indera
yang sangat penting.
Tanpa mata, kita
tidak dapat beraktivitas secara maksimal. Untuk itu, perlu upaya maksimal
dalam menjaga kesehatan mata,
Diantaranya dengan mengonsumsi
berbagai makanan yang mengandung vitamin A.
Selama ini, wortel terkenal
sebagai sayuran berhasiat untuk
melindungi penglihatan. Padahal
dalam banyak studi diketahui bahwa
untuk melindungi mata diperlukan berbagai jenis nutrien. Banyak
bahan makanan sebagai sumber
1

Mediakom No.XX/OKTOBER/2009

vitamin A yaitu daun katuk, wortel
rebus, andaliman, lamtoro gung,
tempe lamtoro gung, daun singkong
rebus, tepung ikan, ikan belida, telur,
tepung teri, belut, dan jagung.
Berikut ini, contoh makanan buah
yang mengandung tiga nutrien utama untuk melindungi penglihatan:
Telur
Kuning telur kaya akan lutein, yaitu
suatu zat antioksidan yang dapat
mengurangi risiko berkembangnya
katarak. Sumber makanan lain yang
juga kaya lutein antara lain brokoli,
brussels sprout dan buah kiwi.
Jagung
Jagung mengandung berbagai

macam zat-zat terbaik, seperti
zeaxanthin yaitu zat yang dapat
membantu mencegah terjadinya
age-related macular degeneration
(masalah penglihatan yang terjadi
berkaitan dengan usia menua, yaitu
kehilangan penglihatan pada orangorang lanjut usia). Antioksidan ini
juga ditemukan dalam buah jeruk.
Mangga
Mangga diketahui mengandung
beta karoten yang oleh tubuh kita diubah menjadi vitamin A seperti yang
dibutuhkan. Vitamin A membantu
mencegah rabun senja. Paprika
merah juga banyak mengandung
karotenoid yang sehat. ngi

Info Sehat

Tertawalah,

T

ahukah Anda orang dewasa hanya tertawa 15 kali
dalam sehari sedangkan
anak-anak bisa 300 kali
dalam sehari? Melihat sesuatu yang menarik mata saja, anakanak bisa terkekeh-kekeh. Sementara orang dewasa kadang melihat
cerita komedi saja belum tentu bisa
tertawa. Dunia menjadi sangat serius
bagi orang dewasa.
Padahal peneliti sudah membuktikan tertawa bagus untuk kesehatan. Tertawa bisa menghilangkan
stres sebagai sumber dari 70 jenis
penyakit seperti hipertensi, jantung,
depresi, insomnia, migrain, pikun,
alergi, dan lainnya. Tidak pernah ada
yang meragukan humor sebagai
terapi. Tapi mengapa sedikit sekali
orang dewasa saat yang tertawa?
Bagi anak-anak, hidup adalah
sebuah permainan. Itulah yang
membuatnya selalu tertawa. Namun seiring dengan bertambahnya
usia, hidup menjadi lebih serius,
liar, penuh konflik, persaingan yang

Meski Tanpa
ada Sebab
membuat otot-otot di wajah sulit
untuk menerimanya dengan tertawa.
Menurut para ahli, tertawa sangat
berkaitan dengan kesehatan dari
sisi medis. Di Amerika, Inggris dan
negera-negara barat lainnya, sudah
banyak terdapat klinik-klinik yang
menawarkan terapi tertawa. Tidak
masalah jika Anda tertawa tanpa
sebab.
Dr. Madan Kataria, psikiater asal
Mumbai, menekankan pentingnya
tertawa bagi orang dewasa. Menurutnya, yang membedakan frekuensi
tertawa antara anak-anak dan orang
dewasa adalah karena faktor logika.
“Anak-anak bisa tertawa tanpa sebab
karena otaknya belum mengerti
tentang logika, tapi orang dewasa
tertawa jika menurut logikanya ada
yang lucu. Jadi jika tidak ada logikanya, ia tidak tertawa,” jelasnya.
Terapi dan meditasi tertawa
dikombinasikan dengan Hasya
Yoga yang dipandu oleh seorang
Yogic Laughter. Langkah awalnya
yaitu dengan menarik nafas dalam-

dalam, lalu pemanasan yang disebut
dengan Ho, Ho, Ha yang dilanjutkan
dengan melakukan tertawa dalam
hati, tertawa pelan, cekikikan, sedang
hingga terbahak-bahak. Orang yang
malu atau takut tertawa pun bisa
dilatih untuk bisa tertawa.
Tertawa terbahak-bahak juga
diketahui bisa meningkatkan sistem
imun dalam tubuh dengan cara memicu produksi sel-sel limfosit yang
bertindak sebagai pembunuh stres
alami.
Tertawa bisa muncul saat menonton film lucu, berkumpul bersama
teman, melakukan hobi yang disukai,
membaca buku humor, atau bahkan
pura-pura tertawa tanpa sebab sama
sekali.
“Tidak masalah jika harus tertawa
tanpa sebab. Studi sudah membuktikan manfaat tertawa, jadi apa
salahnya mempraktikkan itu walaupun secara logika tidak ada hal yang
patut ditertawakan?,” jelas Kataria. n
gi(sumber www.detik.com)

No.XX/OKTOBER/2009 Mediakom

1

Ragam

Indonesia – amerika Serikat Sepakat Kerja Sama
Bidang Kesehatan

D

alam kunjungannya ke
Amerika Serikat, Menteri
Kesehatan RI Dr.dr. Siti
Fadilah Supari Sp.JP(K)
mengadakan pertemuan
dengan Sekretaris Kesehatan dan
Layanan kemanusiaan Amerika Serikat Kathleen Sebelius di Washington
DC untuk membahas kerja sama di
bidang kesehatan menuju pembentukan sebuah pusat riset biomedis
dan kesehatan publik.
Pada kunjungan ini, Menkes Siti
Fadilah Supari memimpin Delegasi
RI yang beranggotakan, Dirjen P2PL
Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P,
MARS, Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI Prof, dr. Agus Purwadianto, S.H., Staf Khusus Menkes
bidang Kesehatan Publik dr. Widjaja
Lukito, PhD, dan diplomat senior Dr.
Makarim Wibisono.
Kegiatan tersebut merupakan
kelanjutan dari serangkaian pembi0

Mediakom No.XX/OKTOBER/2009

caraan antara Depar