PASOKAN DAN KEBUTUHAN BIJIH BESI SAAT INI
Dampak Pembatasan Ekspor Bijih Besi Terhadap Penerimaan Sektor ESDM dan Perekonomian Nasional 41
55
produksi yang sangat besar ini diduga disebabkan perusahaan pertambangan bijih besi menambang secara besar-besaran untuk
dijadikan stok menyusul adanya isu akan diberlakukannya kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah mineral pada tahun 2014.
Sumber : www.indexmundi.com Gambar 4.2 Harga Jual Bijih Besi Dunia
Terbukti dengan diberlakukannya kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah mineral pada Januari 2014, produksi bijih besi
menurun tajam sebesar 95 dari 19,60 juta ton pada tahun 2013 menjadi 1,03 juta ton pada tahun 2014. Hampir sebagian besar
perusahaan pertambangan bijih besi menghentikan kegiatan produksinya akibat kebijakan pelarangan ekspor bahan mentah
mineral tersebut. Disisi lain, seiring dengan adanya kelesuan ekonomi Cina dan Rusia terutama kelesuan industri manufaktur dan
properti, berdampak pula pada penurunan harga jual bijih besi, konsentrat besi, pig iron hingga baja. Akibatnya, pengusaha
pertambangan bijih besi dan logam besi di Indonesia untuk sementara mengerem ekspor dan produksi. Harga bijih besi anjlok
dari USD 135 per ton pada tahun 2013 menjadi USD 97 per ton atau turun sekitar 28 pada tahun 2014, dan terus menunjukkan tren
yang menurun hingga tahun 2015 pada level USD 58 per ton. 147
168 129
135 97
58 50
100 150
200
2010 2011
2012 2013
2014 2015
USD ton
Harga Bijih Besi Dunia
Dampak Pembatasan Ekspor Bijih Besi Terhadap Penerimaan Sektor ESDM dan Perekonomian Nasional 42
56
Pada bursa perdagangan bijih besi dunia, produksi bijih besi dunia mengalami sedikit peningkatan yaitu dari sebesar 3.110 juta
ton pada tahun 2013 meningkat 110 juta ton menjadi 3.220 juta ton pada tahun 2014 Tabel 4.2. Peningkatan produksi ini lebih banyak
dipengaruhi oleh meningkatnya kapasitas produksi bijih besi Australia sebagai pemain besar komoditi bijih besi dunia.
Peningkatan kapasitas tambang bijih besi di Australia ini diperkirakan akan meningkatkan produksi bijih besi pada tahun 2015
lebih dari 100 juta ton. Namun peningkatan produksi di Australia dan rendahnya ekspektasi akan membaiknya konsumsi bijih besi Cina
menyebabkan pasar bijih besi dunia mengalami over supply. Hal ini mengakibatkan harga bijih besi dunia terus mengalami penurunan.
Berdasarkan data dari indexmundi.com, harga bijih besi rata- rata pada Januari hingga Agustus 2015 sebesar USD 58 per ton,
turun USD 39 atau sekitar 40 dibandingkan harga rata-rata tahun 2014 yang sebesar USD 97 per ton. Ketergantungan komoditi bijih
besi terhadap Cina sangat besar mengingat Cina memproduksi separuh pasokan baja di dunia dan mengimpor 23 dari total pasar
ekspor bijih besi dunia yang setiap tahun mencapai rata-rata 1,2 miliar ton. Dengan situasi seperti demikian maka jika terjadi
penurunan perekonomian Cina maka efeknya akan terasa mulai dari Indonesia hingga Brazil sebagai salah satu pemain besar bijih besi
dunia setelah Australia.