Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan

e. Pada enema barium apendiks tidak terisi. f. Ultrasound: fekalit nonkalsifikasi, apendiks nonperforasi, abses apendiks.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang muncul pada anak dengan kasus apendiksitis berdasarkan rumusan diagnosa keperawatan menurut NANDA 2006 antara lain: Pre Operasi I. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit. II. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,muntah, anoreksia. III. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan. IV. Konstipasi berhubungan dengan distensi abdomen. V. Resiko infeksi berhubungan dengan kemungkinan ruptur. Post Operasi I. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan. II. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat. III. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif. IV. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

C. Intervensi Keperawatan

Intervensi menurut Mc.Closkey 1996 Nursing Intervention Classsification NIC, dan hasil yang diharapkan menurut Johnson 2000 Nursing Outcome Classification NOC , antara lain: Pre Operasi Dx I. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang atau hilang. NOC : Level nyeri, kriteria hasil: 1. Nyeri berkurang 2. Ekspresi nyeri lisan atau pada wajah 3. Kegelisahan atau keteganganotot 4. Mempertahankan tingkat nyeri pada skala 0-10. 5. Menunjukkan teknik relaksasi yang efektif untuk mencapai kenyamanan. NIC : Penatalaksanaan nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri, secara komprhensif meliputi lokasi, keparahan, factor presipitasinya 2. Observasi ketidaknyamanan non verbal 3. Gunakan pendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan cara: masase, perubahan posisi, berikan perawatan yang tidak terburu-buru 4. Kendalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan 5. Anjurkan pasien untuk istirahat 6. Libatkan keluarga dalam pengendalian nyeri pada anak. 7. Kolaborasi medis dalam pemberian analgesic. Dx II. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,muntah, anoreksia. Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nutrisi pasien adekuat. NOC: Status Gizi, kriteria hasil: 1. Mempertahankan berat badan. 2. Toleransi terhadap diet yang dianjurkan. 3. Menunjukan tingkat keadekuatan tingkat energi. 4. Turgor kulit baik. NIC: Pengelolaan Nutrisi 1. Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. 2. Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan. 3. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya. 4. Minimalkan faktor yang dapat menimbulkan mual dan muntah. 5. pertahankan higiene mulut sebelum dan sesudah makan. DxIII. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan suhu tubuh kembali normal 37 C NOC : Thermoregulation,kriteria hasil: 1. Suhu kulit dalam rentang yang diharapkan 2. Suhu tubuh dalam batas normal 3. Nadi dan pernapasan dalam rentang yang diharapkan 4. Perubahan warna kulit tidak ada NIC : Fever Treatment 1. Pantau suhu minimal setiap dua jam, sesuai dengan kebutuhan 2. Pantau warna kulit dan suhu 3. Ajarkan keluarga dalam mengukur suhu untuk mencegah dan mengenali secara dini hipertermia 4. Lepaskan pakaian yang berlebihan dan tutupi pasien dengan hanya selembar pakaian. 5. Berikan cairan intravena Dx IV. Konstipasi berhubungan dengan pola makan yang buruk. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan konstipasi teratasi. NOC: Eliminasi defekasi, kriteria hasil: 1. Pola eliminasi dalam rentang yang diharapkan 2. Mengeluarkan feses tanpa bantuan. 3. Mengingesti cairan dan serat dengan adekuat. NIC: Penatalaksanaan defekasi 1. Pantau pergerakan defekasi meliputi frekuensi, konsistensi,bentuk, volume, dan warna yang tepat. 2. Perhatikan masalah defekasi yang telah ada sebelumnya, rutinitas defekasi dan penggunaan laksatif. 3. Instruksikan pada pasien dan keluarga tentang diet, asupan cairan,aktivitas dan latihan. 4. Awali konferensi keperawatan dengan melibatkan pasien dan keluarga untuk mendorong perilaku positif yaitu perubahan diet. 5. Beri umpan balik positif untuk pasien saat terjadi perubahan tingkah laku. Dx V. Resiko infeksi berhubungan dengan kemungkinan ruptur. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien bebas dari gejala peritonitis. NOC: Pengendalian Resiko, kriteria hasil: 1. Terbebas dari tanda dan gejala peritonitis. 2. Mengindikasikan status gastrointestinal, pernafasan,genitourinaria, dan imun dalam batas normal. 3. Menunjukan gejala dan tanda infeksi dan mengikuti prosedur dan pemantauan. NIC: Pengendalian Infeksi 1. Pantau TTV dengan ketat, khususnya adanya peningkatan frekuensi jantung dan suhu serta pernafasan yang cepat dan dangkal untuk mendeteksi rupturnya apendiks. 2. Observasi adanya tanda-tanda lain peritonitis misal hilangnya nyeri secara tiba-tiba pada saat terjadi perforasi diikuti dengan peningkatan nyeri yang menyebar dan kaku abdomen, distensi abdomen, kembung, sendawa karena akumulasi udara, pucat, menggigil, peka rangsang untuk menentukan tindakan yang tepat. 3. Hindari pemberian laksatif,karena dapat merangsang motilitas usus dan meningkatkan resiko perforasi. 4. Pantau jumlah SDP sebagai indikator infeksi. 5. Lindungi pasien dari kontaminasi silang. Post Operasi Dx. I. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang atau hilang. NOC : Level nyeri, kriteria hasil: 1. Nyeri berkurang 2. Ekspresi nyeri lisan atau pada wajah 3. Mempertahankan tingkat nyeri pada skala 0-10. 4. Menunjukkan teknik relaksasi yang efektif untuk mencapai kenyamanan. NIC: Penatalaksanaan nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri, secara komprhensif meliputi lokasi, keparahan. 2. Observasi ketidaknyamanan non verbal 3. Gunakan pendekatan yang positif terhadap pasien, hadir dekat pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyamannya dengan cara: masase, perubahan posisi, berikan perawatan yang tidak terburu-buru 4. Kendalikan factor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan 5. Anjurkan pasien untuk istirahat dan menggunakan tenkik relaksai saat nyeri. 6. Libatkan keluarga dalam pengendalian nyeri pada anak. 7. Kolaborasi medis dalam pemberian analgesic. Dx II. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keseimbangan cairan pasien normal dan dapat mempertahankan hidrasi yang adekuat. NOC : Fluid balance, kriteria hasil: KH: 1. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal 2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal 3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas, turgor kulit, membran mukosa lembab, 4. Tidak ada rasa haus yang berlebihan NIC : Fluid Management 1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat 2. Monitor vital sign dan status hidrasi 3. Monitor status nutrisi 4. Awasi nilai laboratorium, seperti HbHt, Na + albumin dan waktu pembekuan. 5. Kolaborasikan pemberian cairan intravena sesuai terapi. 6. Atur kemungkinan transfusi darah. Dx. III. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif. Tujuan: Setelah dilakuakan tindakan keperawatan diharapkan tidak terjadi infeksi pada luka bedah. NOC: Pengendalian Resiko, kriteria hasil: .1 Bebas dari tanda dan gejala infeksi. .2 Higiene pribadi yang adekuat. .3 Mengikuti prosedur dan pemantauan. NIC: Pengendalian Infeksi 1. Pantau tanda dan gejala infeksi suhu, denyut jantung, penampilan luka. 2. Amati penampilan praktek higiene pribadi untuk perlindungan terhadap infeksi. 3. Instruksikan untuk menjaga higiene pribadi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi. 4. Lindungi pasien terhadap kontaminasi silang dengan pemakaian set ganti balut yang steril. 5. Bersihkan lingkungan dengan benar setelah. Dx. IV. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan diharapkan pasien dapat beraktivitas tanpa mengalami kelemahan. NOC : Konservasi energi, kriteria hasil: 1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi, dan RR 2. Mampu melakukan aktivitas secara mandiri. NIC : Management Energi 1. Tirah baring pada pasien dan bantu segala aktivitas sehari-hari, atur periode istirahat dan aktivitas 2. Monitor terhadap tingkat kemampuan aktivitas, hindari aktivitas yang berlebihan 3. Tingkatkan aktivitas sesuai dengan toleransi 4. Monitor kadar enzim serum untuk mengkaji kemampuan aktivitas 5. Monitor tanda-tanda vital dan atur perubahan posisi. 6. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat.

D. Evaluasi