kultur, transfusi utnuk mengatasi anemia, dan penanganan syok septik secara intensif, bila ada.
Bila terbentuk abses apendiks akan teraba massa di kuadran kanan bawah yang cenderung menggelembung ke arah rektum atau vagina. Terapi dini
dapat diberikan kombinasi antibiotik misalnya ampisilin, gentamisin, metronidazol, atau klindamisin. Dengan sediaan ini abses akan segera
menghilang, dan apendiktomi dapat dilakaukan 6-12 minggu kemudian. Pada abses yang tetap progresif harus segera dilakukan drainase. Abses daerah pelvis
yang menonjol ke arah rektum atau vagina dengan fruktuasi positif juga perlu dibuatkan drainase.
Tromboflebitis supuratif dari sistem portal jarang terjadi tetapi merupakan komplikasi yang letal. Hal ini harus dicurigai bila ditemukan demam
sepsis, menggigil, hepatomegali, dan ikterus setelah terjadi perforasi apendiks. Pada keadaan ini diindikasikan pemberian antibiotik kombinasi dengan drainase.
Komplikasi lain yang terjadi ialah abses subfrenikus dan fokal sepsis intraabdominal lain. Obstruksi intestinal juga dapat terjadi akibat perlengketan.
F. Pemeriksaan
Pemeriksaan menurut Betz2002, Catzel1995, Hartman1994, antara lain: 1. Anamnesa
Gejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting adalah: a. Nyeri mula-mula di epigastrium nyeri viseral yang beberapa waktu
kemudian menjalar ke perut kanan bawah. b. Muntah oleh karena nyeri viseral.
c. Panas karena kuman yang menetap di dinding usus. d. Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak
sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri. 2. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosa apendisitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi
kadang kala dapat ditemukan gambaran sebagai berikut: Adanya sedikit fluid level disebabkan karena adanya udara dan cairan. Kadang ada fecolit
sumbatan. pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma
a. Foto polos abdomen dikerjakan apabila hasil pemeriksaan riwayat sakit dan pemeriksaan fisik meragukan
b. Tanda-tanda peritonitis kuadran kanan bawah. Gambaran perselubungan mungkin terlihat “ileal atau caecal ileus” gambaran garis permukaan cairan
udara di sekum atau ileum c. Patognomonik bila terlihat gambaran fekolit.
d. Foto polos pada apendisitis perforasi : 1 Gambaran perselubungan lebih jelas dan dapat tidak terbatas di kuadran
kanan bawah. 2 Penebalan dinding usus sekitar letak apendiks, seperti sekum dan ileum.
3 Garis lemak pra peritoneal menghilang. 4 Scoliosis ke kanan.
5 Tanda-tanda obstruksi usus seperti garis-garis permukaan cairan-cairan akibat paralysis usus-usus lokal di daerah proses interaksi.
3. Laboratorium Pemeriksaan darah : lekosit ringan umumnya pada apendisitis
sederhana lebih dari 13000mm3 umumnya pada apendisitis perforasi. Tidak adanya lekositosis tidak menyingkirkan apendisitis. Hitung jenis: terdapat
pergeseran ke kiri. Pemeriksaan urin : sediment dapat normal atau terdapat lekosit dan eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempel
pada ureter atau vesika. Pemeriksaan laboratorium Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang
menyerang.
Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi lekositosis yang lebih tinggi lagi. Hb hemoglobin nampak normal. Laju endap darah LED
meningkat pada keadaan apendisitis infiltrat. Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.
G. Penatalaksanaan