577
kurang baik. Selanjutnya dalam kegiatan pembelajaran anak di bagi dalam kelompok- kelompok sesuai hasil pengamatan pada pra tindakan. Hal ini bertujuan agar anak melatih
dirinya untuk bekerja sama dengan yang lain, setelah pembagian kelompok kegiatan pembelajaran dilaksanakan dan guru menggunakan melalui metode pemberian tugas dalam
proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dalam setiap siklus satu kali tindakan. Pelaksanaan tindakan
pertama
, guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yaitu anak diberi tugas untuk menyusun balok menjadi suatu bangunan, dan guru memberi
pujian kepada anak yang berhasil dalam kelompoknya sedangkan yang belum berhasil menyusun balok menjadi suatu bangunan diberi motivasi untuk mampu menyusun balok
menjadi suatu bangunan dan meyakinkan anak bahwa mereka pasti bisa. Pada pelaksanaan tindakan
kedua,
guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah dibuat dan pada kegiatan pembelajaran ini anak diperintahkan untuk mengikat tali sepatu dengan benar
tanpa bantuan orang lian, seperti pada kegaiatan pertama anak diperintahkan untuk mengikat tlai sepatu secara individu dan anak yang bisa mengikat tlai sepatu diberi pujian sedangkan
anak yang kurang bisa mengiat tali sepatu dan tidak bisa mengikat tali sepatu sama sekali diberi motivasi.
Pada pelaksanaan tindakan yang
ketiga,
guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yaitu anak diberi tugas untuk belajar memakai baju kemeja. Setiap anak diberi
kesempatan untuk mempragakan cara yang benar dalam memakai baju kemeja dan anak yang bisa memakai baju kemeja dengan baik diberi pujian sedangkan yang kurang mampu
diberi motivasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
1. Hasil Pengamatan Pra Tindakan
Berdasarkan hasil pra tindakan, setelah dirata-ratakan hasil dari ketiga aspek yang diamati yaitu menyusun balok menjadi suatu bangunan, mengikat tali sepatu, dan memakai
baju kemeja dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 3 anak 6,67 yang masuk kategori berkembang sangat baik, 7 anak 15,53 yang masuk kategori
berkembang sesuai harapan, 12 anak 26,67 yang masuk kategori mulai berkembang dan 23 anak 51,13 yang masuk kategori belum berkembang. Hasil pra tindakan ini,
dapat terlihat hanya sedikit anak yang memiliki kemampuan motorik halus anak, karena sebagian besar anak belum mampu untuk memahami kegiatan pembelejaran. Sehingga
dari permasalahan tersebut, maka peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
578
2. Hasil Pengamatan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan tindakan siklus I, setelah dirata-ratakan ketiga aspek yang diamati yaitu menyusun balok menjadi suatu bangunan, mengikat tali sepatu, dan
memakai baju kemeja. diketahui dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 9 anak 20 yang masuk kategori berkembang sangat baik, 10 anak 22,2 yang masuk
kategori berkembang sesuai harapan, 13 orang anak 28,87 yang masuk kategori mulai berkembang dan 13 orang anak 28,87 yang masuk kategori belum berkembang.
Dengan melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus I, jelas terlihat bahwa persentase yang diperoleh dari ketiga aspek pengamatan tersebut belum ada
yang mencapai persentase keberhasilan tindakan dengan kategori baik. Melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus I, ada peningkatakan kemamuan
motorik halus anak dibandingkan dengan hasil pengamatan pra tindakan. Meskipun ada peningkatan kemampuan motorik halus anak masih jelas terlihat bahwa persentase yang
diperoleh belum mencapai persentase keberhasilan tindakan dengan kategori baik untuk 3 aspek penilaian yaitu mampu menyusun balok menjadi suatu bangunan, mengikat tali
sepatu, dan memakai baju kemeja. Adapun faktor yang menyebabkan adanya peningkatan kemampuan motorik halus
anak pada kegaiatan pembelajaran melalui pemberian tugas, karena anak termotivasi mendengarkan penjelasan guru dan dimotivasi dengan berbagai media pembelajaran untuk
melakukan suatu kegiatan serta guru juga memberikan penghargaan berupa pujian pada anak yang melakukan suatu kegiatan yang diperintahkan guru dengan baik. Cara guru
menyampaikan tujuan kegiatan dengan bahasa sederhana dan hangat, sehingga menimbulkan suasana yang harmonis dalam kegiatan pembelajaran. Disisi lain dapat pula
dianalisa masih ada beberapa anak yang belum menunjukkan hasil yang maksimal atau baik peningkatan kemampuan motorik halus anak pada kegiatan pembelajaran. Hal ini
masih perlu dianalisa lagi apakah karena anaknya sendiri yang belum mampu melakukan suatu kegiatan pada kegiatan pembelajaran yang disebabkan faktor dari dalam diri anak.
Melalui metode pemberian tugas belum meningkatkan kemampuan motorik halus anak, kemungkinan disebabkan anak masih takut kepada guru, bisa pula disebabkan ada guru
lain yang ikut masuk dalam proses pembelajaran sehingga mempengaruhi aktivitas anak yang masih malu-malu atau kurang memiliki keberanian. Maka peneliti berusaha untuk
lebih meningkatkan perhatian dan memberi dorongan kepada anak-anak sehingga apa yang disampaikan oleh guru dapat dicerna dengan baik oleh anak. Disamping itu guru akan
579
lebih memberikan motivasi berupa penguatan, dorongan serta semangat dan juga menceritakan sesuatu yang menarik sehingga memunculkan semangat kepada anak didik
agar memiliki kemampuan motorik halus anak.
3. Hasil Pengamatan Siklus II