2 Pembatasan Masalah 1 Deskripsi Konflik Sosial Organisasi Gerakan Aceh Merdeka Di Aceh

Demotekay, dan seorang pembantu umum. Karena Mereka menganggap bahwa bentuk perjuangan yang dilakukan untuk mencapai kemerdekaan Papua atau Irian Jaya adalah kerja sama dengan pemerintah Indonesia. {http:groups.yahoo.comgroupirianjayamessage869} d Termasuk yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam yang membentuk Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan mendirikan seluruh wilayah Indonesia menjadi sebuah Republik Islam dengan melancarkan sejumlah serangan terhdap Negara Indonesia. Hal ini juga menjadi tujuan kelompok-kelompok Islam militan di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Pemberontakan ini berakhir pada tahun 1962. Pemberontakan berakhir karena pada saat itu Pemerintahan Soekarno memberikan jaminan bahwa Aceh akan diberi status sebagai sebuah daerah istimewa dengan otonomi luas di bidang agama, hukum adat dan pendidikan. Tetapi, selama bertahun-tahun, janji yang diberikan kepada masyarakat secara umum tidak terpenuhi. Yang akibatnya muncul pemberontakan separatis yang dimulai 4 Desember 1976, ketika Muhammad Hasan di Tiro mendeklarasikan kemerdekaan Aceh. Mereka menamai pemberontakan itu dengan nama Gerakan Aceh Merdeka GAM yang mempunyai tujuan yaitu berniat untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. {http:www.kbri- canberra.org.aus_issuesaceharticlesarticles_jalanpanjang.htm}

1. 2 Pembatasan Masalah

Setelah kita lihat dari latar belakang diatas, ada banyak konflik separatis yang sudah terjadi di Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan latar belakang masing- masing yang sangat menggugahkan semangat mereka ntuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republic Indonesia walaupun itu adalah hal yang sangat salah. Dalam Karya Tulis kali ini saya hanya akan membahas konflik separatis yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam saja yang membentuk suatu gerakan separatis dengan nama Gerakan Aceh Merdeka atau GAM. Untuk lebih jelasnya dapat anda 6 semua ketahui di BAB II dalam Deskripsi Konflik Sosial Organisasi …..Nanggroe Aceh Darussalam.

1. 3 Maksud dan tujuan

Maksud dari penulisan Karya Tulis ini yaitu: a. Mengetahui seluk beluk tentang konflik yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam. Sedangkan tujuan dari penulisan Karya Tulis ini adalah: a. Mengetahui seberapa kokohnya persatuan dan kesatuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. b. Mengetahui seberapa kuatnya system pertahanan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. c. Untuk memenuhi salah satu tugas dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 7

BAB 2 ANALISIS MASALAH TERJADINYA KONFLIK SOSIAL DI ACEH,

FAKTOR PENYEBAB DAN SOLUSI PEMECAHAN MASALAH.

2. 1 Deskripsi Konflik Sosial Organisasi Gerakan Aceh Merdeka Di Aceh

Letak geografis wilayah dari Nanggroe Aceh Darusalam NAD yaitu pada bagian pojok atas sebelah barat dari Indonesia yaitu pada 2° - 6° LU Lintang Utara dan 95° - 98° LS Lintang Selatan. Wilayah Aceh ini juga diapit oleh Samudra Indonesia di sebelah selatan dan barat, serta Selat Malaka dibagian utara. Aceh tercatat sebagai wilayah yang memiliki sejarah panjang dalam hal bertahan dari penjajah, seperti Belanda dan Inggris. {http:younone.wordpress.com20070504sejarah-bangsa-aceh.html} Dalam dunia Islam Nusantara Indonesia, wilayah Aceh juga dikenal dengan sebutan “Serambi Makkah” yang bermakna bahwa bagian wilayah ini merupakan wilayah terdekat dari tanah suci al-Makkah al-Mukarramah. Ada juga yang menafsirkan bahwa makna Serambi Makkah diberikan oleh para Ulama terdahulu, karena Aceh telah menjadi pusat rujukan ajaran dan fatwa Islam di Negara Indonesia. Sementara pemikir Islam kontemporer Ismal R. Faruqi menjuluki orang Aceh sebagai “One of the oldest and bloodiest struggle of the Muslims have waged against Christian-Colonialist aggression” yang artinya yaitu “Salah satu yang paling tua dan yang paling banyak pengorbanannya dalam memperjuangkan umat Islam melawan agresi Penjajahan Kristen” {http:www.scribd.comdoc801434514DINAMIKAACEH} Di daerah ini terjadi konflik separatis dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang disebut Gerakan Aceh Merdeka atau GAM. Gerakan Aceh Merdeka atau yang sering kita sebut GAM adalah suatu gerakan separatis yang terdapat disemua wilayah Nanggroe Aceh Darrusallam. GAM berdiri pada 4 Desember 1976 atas prakarsa dari Teungku Hasan Muhammad Tiro yang tidak lain adalah keturunan dari Cik Di Tiro seorang pembela bumi Aceh. {http:younone.wordpress.com20070504sejarah-bangsa-aceh.html} Seperti yang sudah dijelaskan dalam latar belakang diatas, GAM ini lahir karena tujuan para anggotanya yang ingin merubah wilayah Indonesia menjadi 8 Wilayah Republik Islam. Awal dari pemberontakan yang dilakukan para anggota GAM yaitu pada masa kemerdekaan lebih tepatnya ketika pemerintahan Soekarno- Hatta baru berumur sebulan, yaitu pada tanggal 15 September 1945 yang pada saat Teuku Muhammad Daud Cumbok, putra Ulee Balang menentang kemerdekaan RI di Aceh. Yang kemudian dikenal dengan “Peristiwa Cumbok”. Sejak saat itulah dikotomi Indonesia-Aceh mulai menguat melalui beberapa peristiwa penting seperti yang tercantum secara kronologis sebagai berikut ini di antaranya: a 15 September 1945, Teuku Muhammad Daud Cumbok, putra Ulee baling Desa Cumbok menentang kemerdekaan RI di Aceh. Kejadian ini dikenal dengan “Peristiwa Cumbok”. b 16 Juni 1948, Presiden Soekarno di Hotel Atjeh di Banda Aceh bersumpah atas nama Allah di depan Daud Beureueh untuk memberikan hak-hak rakyat Aceh dan menyusun rumah tangga sesuai Syariat Islam. c 1949, Daud Beureueh mengalang pengumpulan dana dari rakyat untuk membiayai pemerintah RI. Dalam dua hari terkumpul 500.000 dolar Amerika yang disalurkan 250.000 kepada angkatan perang, 50.000 untuk perkantoran, 100.000 untuk pengembalian pemerintah dari Yogyakarta ke Jakarta dan 1.000 kepada pemerintah pusat melalui AA Maramis. Aceh mengumpulkan 5 kg emas untuk membeli obligasi pemerintah membiayai Perwakilan RI di Singapura, pendirian Kedutaan Besar RI di India dan pembelian dua pesawat terbang untuk transportasi pejabat RI. d 15 Februari 1958, Daud Beureueh bergabung dengan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia PRRI dan Permesta serta memutus hubungan dengan Kartosoewirjo. PRRI, Permesta dan DITII di Aceh mengadakan operasi bersama menumpas orang Soekarno dengan sandi Operasi Sabang-Merauke. e 15 Desember 1961, Daud Beureueh memproklamirkan Republik Islam Aceh di Aceh Utara. f 9 Mei 1962, Daud Beureueh beserta pasukan setia yang dipimpin oleh Teungku Ilyas Leube turun dari gunung di Langkahan Aceh Timur dan menghentikan perang. 9 Berawal pada tahun 1972, Daud Beureueh mengumpulkan kekuatan DITII untuk menggalang perlawanan pemerintah pusat dan mengutus Zainal Abidin Menteri Dalam Negeri Pemerintah Islam Negara Aceh menjemput kakaknya Hasan Tiro di Kolumbia Amerika. Hingga pada akhirnya, Pada hari Sabtu pagi tanggal 4 Desember 1976, Hasan Tiro Mendeklarasikan Aceh Merdeka AM di Gunung Tjokkan. Sejak saat itulah beberapa operasi militer di gelar di Aceh. Dan pada rezim Orde Baru puncaknya adalah ditetapkannya Aceh sebagai Daerah Operasi Militer DOM dengan sandi Operasi Jaring Merah. {ajrc-aceh.orgfileMateri20WAGUB20KE20KOREA_PENYELESAIAN 20KONFLIK.pdf} Tidak lama setelah deklarasi kemerdekaan tersebut, kekuatan bersenjata GAM mulai menyerang pasukan pemerintah, hal yang mengundang kembali operasi penumpasan pemberontakan oleh pemerintah. Pada tahun 1983, kekuatan GAM sudah dikalahkan di lapangan dan Di Tiro lari keluar negeri. Ia bersama beberapa pengikutnya akhirnya menjadi warganegara Swedia. Kira-kira dalam dekade 1980-an, GAM menguat lagi, kemudian merasionalisasi status politiknya dan memperkuat sayap militer Angkatan Gerakan Aceh Merdeka AGAM. Dalam periode ini, sebagian dari 400 kader Aceh dilaporkan dikirim ke Libya untuk latihan militer. Tahun 1989, GAM merasa cukup kuat untuk sekali lagi menjajal pemerintah Indonesia, menyerang pasukan pemerintah, warga sipil dan orang-orang yang dicurigai sebagai mata-mata. Pemerintah membalas dengan operasi militer dan tindak penumpasan berskala besar. Pada tahun 1992, tampak bahwa Pemerintah mengendalikan situasi sepenuhnya. Tetapi, operasi militer yang ditandai dengan pelanggaran hak-hak asasi manusia dalam skala, memicu keberatan publik terhadap Pemerintah di Jakarta. Pelanggaran hak asasi manusia di Aceh menjadi sorotan publik tidak lama setelah Presiden Soeharto melengser dari kekuasaan dalam kerusuhan politik Mei 1998. Atas tekanan dari teriakan publik di seluruh Indonesia dari akibat penganiayaan dan pelanggaran hak asasi manusia di Aceh, Pangab Jenderal Wiranto meminta maaf atas ekses-ekses militer dari 1989 sampai 1998 dan mencabut status Aceh sebagai sebuah daerah operasi militer DOM dan menjanjikan penarikan sejumlah besar 10 tentara dari provinsi itu. Walaupun demikian, perdamaian tak kunjung datang karena GAM memanfaatkan demoralisasi militer ini. Mereka melancarkan serangan besar- besaran terhadap Pemerintah. Konfrontasi bersenjatapun pada saat itu dimulai lagi. {http:www.kbri-canberra.org.aus_issuesaceharticlesarticles_jalanpanjang.htm} Namun sayangnya pada pertengahan 1994, organisasi GAM pecah ketika para pejabat GAM yang berbasis di Kuala Lumpur membelot dari kepemimpinan GAM yang berbasis di Swedia, termasuk Hasan di Tiro. Tampaknya perbedaan utama antara dua faksi GAM ini ialah mengenai bentuk pemerintahan Aceh setelah kemerdekaan. Di Tiro lebih suka sebuah monarki dengan dirinya sebagai Sultannya, sedangkan kelompok Kuala Lumpur menghendaki sebuah republik Islam modern. Di Tiro yang mengklaim diri sebagai keturunan Sultan Aceh mendapatkan dukungan dari sebagian terbesar kekuatan GAM yang beroperasi di provinsi itu. {http:www.kbri-canberra.org.aus_issuesaceharticlesarticles_jalanpanjang.htm} Dengan demikian Aceh terlibat dalam konflik anak negeri dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak tahun 1976 hingga ditandatanganinya MoU Damai antara Pemerintah RI dan GAM 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia. {ajrc-aceh.orgfileMateri20WAGUB20KE20KOREA_PENYELESAIAN 20KONFLIK.pdf}

2. 2 Faktor Penyebab Terjadinya Konflik