Pengembangan Kelembagaan Pendidikan Tinggi

Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013 19 kimia menyadari bahwa ilmu kimia memiliki peran penting dalam kehidupan di alam semesta ini setelah ilmuan tersebut pengetahuannya telah mencapai pemahaman tingkat tinggi, tetapi sang ilmuan tidak mampu untuk mengkomunikasikannya secara sederhana kepada halayak tentang pentingnya ilmu kimia dalam kehidupan ini, dan akibatnya tingkat pentingnya ilmu kimia di alam semesta ini hanya diketahui oleh para ilmuan kimia itu sendiri. Karya- karya ilmuan kimia hasil penemuan para ahlinya hanya dikomunikasikan kepada para ahli kimia lainnya dan paling jauh kepada para pemerhati ilmu kimia, terlebih karya-karya tersebut sangat mendalam sehingga tidak mudah untuk difahami oleh halayak.Kaitan kimia dan kehidupan sehari-hari kita tidak mampu menguraikannya secara teknik dan keilmuan sehingga peminat ilmu kimia terus merosot, terlebih sifat pragmatis manusia semakin meningkat. Akankah Ilmu Kimia itu punah, siapa yang bertanggung jawab, tentu barisan pertama adalah guru Kimia yang kadang dilecehkan oleh ahli kimia yang lulusan non keguruan yang menganggap diri menguasai kimia secara paripurna, lalu sejauh ini apakah ia telah memberikan kemanfaatan pada orang lain dibandingkan guru kimia. Jadi guru kimia adalah barisan utama pelestari ilmu kimia di dunia ini.

III. PENGEMBANGAN-PENGEMBANGAN ILMU KIMIA

3.1. Pengembangan Kelembagaan Pendidikan Tinggi

Keputusan DIKTI Tahun 2007 menguraikan bahwa Lembaga Pendidikan Tinggi yang menyelenggarakan Pendidikan Kimia berbasis ilmu Kimia dan mengunakan nomenklatur Kimia adalah: 1. Program Studi Kimia jenjang DIII, S1, S2, S3 dengan Kode Bidang Ilmu, C 2. Program Studi Pendidikan Kimia jenjang S1, S2, S3 dengan kode Bidang Ilmu, L 3. Program Studi Teknik Kimia jenjang S1, S2, S3 dengan kode bidang ilmu, B 4. Program Studi Analisis Kimia jenjang DIII dengan kode bidang ilmu, B 5. Program Studi Petro dan Oleo Kimia jenjang DIII dengan Kode Bidang Ilmu, B 6. Program Studi Industri Kimia Perkebunan jenjang DIII dengan kode bidang ilmu, D Berdasarkan kode bidang ilmu dapat disimpulkan bahwa secara kelembagaan berbagai Program Studi tersebut berada pada Fakultas yang berbeda dan juga dalam rumpun ilmu yang berbeda. Kode C merupakan bidang Ilmu MIPAsains, Kode B bidang Ilmu TeknikKeteknikan, kode L bidang ilmu Pendidikan dan Keguruan, dan kode D bidang ilmu-ilmu pertanian. Pengelompokan rumpun ilmu dilakukan berdasarkan fungsiperan keilmuan tersebut pada masyarakat dan tidak berdasarkan pada rumpun atau kesamaankemiripan ilmu yang dikaji. Program Studi Kimia yang diartikan sebagai Kimia Murni atau Kimia Sains dikelola pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atau FMIPA. Pengelompokan kelembagaan ini didasarkan pada peran atau fungsi keilmuan Kimia yaitu sebagai Ilmu Dasar untuk ilmu terapan, bersama dengan Program Studi Biologi, Fisika, dan Matematika, bahkan bersama beberapa Program Studi lainnya yang dipandang memiliki kajian sains murni untuk mencapai kompetensinya. Keempat Program Studi tersebut memiliki materi kajian yang cukup berbeda sehingga diperlukan sumberdaya yang berbeda pula yaitu sumberdya fasilitas khususnya laboratorium dan staf pengajar atau sumberdaya manusia. Selanjutnya, untuk Program Studi Pendidikan KimiaKimia Pendidikan dikelola dalam bidang ilmu keguruan bersama berbagai Program Studi lainnya yang juga berperan dalam pengajaran. Pada Program Studi Kimia Pendidikan memerlukan laboratorium dan staf pengajar yang sama persis dengan Program Studi Kimia MurniSains. Program Studi Teknik Kimia dan Analisis Kimia masuk dalam rumpun ilmu Teknik atau keteknikan sehingga kelembagaannya masuk pada Fakultas Teknik, kecuali Perguruan Tinggi tertentu yang tidak menggunakan istilah Fakultas Teknik tetapi menggunakan istilah Fakultas Teknik Kimia dan lain-lain. Program-Program Studi tersebut pada dasarnya dapat dikelola dalam satu manajemen atau fakultas jika ditinjau dari segi kemiripan keilmuan yang dikaji. Konsekuensi pengelompokan keilmuan pada kelembagaan pendidikan berdasarkan peranfungsi, dan tidak berdasarkan kesamaan atau kemiripan materi keilmuan yang dikaji telah berakibat pada pemborosan penggunaan sumberdaya baik itu sumberdaya manusia maupun fasilitas.Ditinjau dari segi laboratorium terhadap beberapa Program Studi tersebut memiliki kesamaan jenis peralatan, jenis bahan praktikum, dan kesamaan desain laboratorium yang diperlukan. Jika pengelompokan kelembagaan pendidikan dilakukan berddasarkan kesamaan atau kemiripan keilmuan yang dikaji, akan dapat menghemat anggaran jika berada pada manajemen yang sama misalnya fakultas. Selanjutnya, ditinjau dari segi sumberdaya manusia, staf pengajar keahlian tertentu dapat menjadi pengajar lintas program studi karena memiliki kesamaan atau minimal kemiripan materi ajar.Dengan demikain kebutuhan-kebutuhan sumberdaya terutama fasilitas laboratorium yang merupakan ciri khas Program Studi Keilmuan Kimia, kebutuhan anggaran dapat diminimalisir dibandingkan dengan manajemen terpisah.Selain itu, penyatuan secara kelembagaan pendidikan tinggi kimia berdasarkan kesamaan atau kemiripan keilmuan yang dikaji dapat dengan mudah menghasilkan inspirasi pembuatan program studi baru berdasarkan kebutuhan masyarakat terhadap keilmuan tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, kelembagaan Pendidikan Tinggi sebaiknya dilakukan berdasrkan kesamaan atau kemiripan materi kajian sehingga dapat menghemat sumberdaya, yaitu sumberdaya manusia dan fasilitas pembelajaran. Hubungannya dengan hal tersebut, maka selayaknya adanya Fakultas Kimia yang mengelola beberapa Program Studi berbasis kimia dengan menggunakan istilah: a. Program Studi Kimia Sains Prosiding Seminar Nasional Kimia 2013 20 b. Program Studi Kimia Pengajaran c. Program Studi Kimia Teknik d. Program Studi Kimia Petro dan Oleo e. Program Studi Kimia Industri Perkebunan f. Program Studi dengan basis kimia 50 Farmasi, Metalurgi, Material, dll Saran terkait dengan pengembangan kelembagaan pendidikan tinggi ilmu kimia Indonesia adalah: a. Komunitas Kimia Indonesia segera membuat suatu wadah baru untuk diskusi pengkajian kebijakan-kebijakan Pendidikan Tinggi Kimia Indonesia, yang disebut dengan Asosiasi Pendidikan Tinggi Kimia Indonesia APTKI yang beranggotakan seluruh lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan Program Studi Kimia Kimia Sains, Kimia PengajaranPendidikan, Kimia Teknik, dll b. Pemerintah Indonesia melalui Dinas Pendidikan Provinsi masing-masing untuk memberikan beasiswa S1, S2, dan S3 kepaada pemenang Olimpiade Kimia jika melanjutkan pendidikan pada Program Studi Kimia Kimia Sains, Kimia Teknik, Kimia Pengajaran, dll c. Segera mengusulkan pembentukan Fakultas Kimia yang mengelola berbagai Program Studi Kimia dan Program Studi yang memanfaatkan ilmu Kimia sebagai ilmu dasarnya dengan porsi 50 .

3.2. Pengembangan Materi Kajian Kimia pada Lembaga Pendidikan Tinggi