Profil ITB Buku Pelantikan Rektor Institut Teknologi Bandung tahun 2015 (edit) - ver 16 Jan 2015

2. Profil ITB

Institut Teknologi Bandung ITB, didirikan pada tanggal 2 Maret 1959. Kampus utama ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia.Walaupun masing- masing institusi pendidikan tinggi yang mengawali ITB memiliki karakteristik dan misi masing-masing, semuanya memberikan pengaruh dalam perkembangan yang menuju pada pendirian ITB. Sejarah ITB bermula seja awal abad kedua puluh, atas prakarsa masyarakat penguasa waktu itu.Gagasan mula pendirianya terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang menjadi sulit karena terganggunya hubungan antara negeri Belanda dan wilayah jajahannya di kawasan Nusantara, sebagai akibat pecahnya Perang Dunia Pertama. De Techniche Hoogeschool te Bandung berdiri tanggal 3 Juli 1920 dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschapyang hanya mempunyai satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw. Didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan Proklamasi Kemerdekaan serta wawasan ke masa depan, Pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya Institut Teknologi Bandung pada tanggal 2 Maret 1959 . Berbeda dengan harkat pendirian lima perguruan tinggi teknik sebelumnya di kampus yang sama, Institut Teknologi Bandung lahir dalam suasana penuh dinamika mengemban misi pengabdian ilmu pengetahuan dan teknologi, yang berpijak pada kehidupan nyata di bumi sendiri bagi kehidupan dan pembangunan bangsa yang maju dan bermartabat. Kurun dasawarsa pertama tahun 1960-an ITB mulai membina dan melengkapi dirinya dengan kepranataan yang harus diadakan.Dalam periode ini dilakukan persiapan pengisian-pengisian organisasi bidang pendidikan dan pengajaran, serta melengkapkan jumlah dan meningkatkan kemampuan tenaga pengajar dengan penugasan belajar ke luar negeri. Kurun dasawarsa kedua tahun 1970-an ITB diwarnai oleh masa sulit yang timbul menjelang periode pertama.Satuan akademis yang telah dibentuk berubah menjadi satuan kerja yang juga berfungsi sebagai satuan sosial-ekonomi yang secara terbatas menjadi institusi semi-otonomi.Tingkat keakademian makin meningkat, tetapi penugasan belajar ke luar negeri makin berkurang.Sarana internal dan kepranataan semakin dimanfaatkan. Kurun dasawarsa ketiga tahun 1980-an ditandai dengan kepranataan dan proses belajar mengajar yang mulai memasuki era modern dengan sarana fisik kampus yang makin dilengkapi. Jumlah lulusan sarjana makin meningkat dan program pasca sarjana mulai dibuka.Keadaan ini didukung oleh makin membaiknya kondisi sosio-politik dan ekonomi negara. Kurun dasawarsa keempat tahun 1990-an perguruan tinggi teknik yang semula hanya mempunyai satu jurusan pendidikan itu, kini memiliki dua puluh enam Departemen Program Sarjana, termasuk Departemen Sosioteknologi, tiga puluh empat Program Studi S2Magister dan tiga Bidang Studi S3Doktor yang mencakup unsur-unsur ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bisnis dan ilmu-ilmu kemanusiaan. Dasawarsa ini akan menghantarkan ITB ke fajar abad baru yang ditandai dengan munculnya berbagai gagasan serta pemikiran terbaik untuk pengembangannya. Beberapa diantaranya antara lain: Bahwa cepatnya pelipatgandaan informasi di abad baru akan menuntut pelaksanaan pendidikan yang berpercepatan, tepat waktu, terpadu, berkelanjutan, dan merupakan upaya investasi terbaik. Dalam upaya ini ITB ingin menegakkan Program Sarjana di atas pondasi penguasaan ilmu-ilmu dasar yang kokoh sehingga lulusannya senantiasa mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang datang dengan cepat. Program Pasca Sarjana menjadi ujung tombak peningkatan kualitas dan kuantitas, efisiensi dan efektivitas, serta relevansinya terhadap kebutuhan, sehingga kontribusi ITB bagi pembangunan nasional akan menjadi lebih besar dan tinggi nilainya. Bahwa penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu dilakukan secara utuh dan terpadu, dalam suatu kiprah sebagai Research and Development University.Pengembangan keilmuan dan teknologi di ITB didasarkan pada kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan bangsa. Dengan demikian ITB akan mengembangkan dirinya dalam riset dan manufaktur, teknologi komunikasi dan informasi, transportasi darat-laut dan dirgantara, lingkungan, serta bio-teknologi dan biosains. Bahwa misi pengabdian kepada masyarakat diharapkan dapat membangun wawasan bisnis untuk kemandirian yang merupakan modal awal untuk menegakkan otonomi perguruan tinggi.Wawasan bisnis untuk kemandirian tersebut diarahkan guna meraih prestasi pelaksanaan kewajiban dan tugas pendidikan dan penelitian setinggi-tingginya. Bahwa pengembangan ITB diharapkan berpijak pada kekuatan institusi berupa penggunaan informasi sebaik-baiknya, terpeliharanya Staf Pengajar yang kompeten yang tinggi mutu kemampuan dan pengabdiannya, sistem pendidikan yang terintegrasi, dan kerjasama yang terjalin erat dengan pemerintah, industri dan lembaga penelitian dan pendidikan di dalam dan luar negeri. Sehingga pengembangan yang direncanakan dapat dipantau secara berkelanjutan dan terukur menurut pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, pengembangan sumber daya manusia, sarana fisik, kepranataan norma dan tata kerja, serta ekonomi, sosial budaya dan keamanan. Bahwa keinginan untuk mengembangkan ITB terungkap dengan semangat dan sikap ITB yang mengakui adanya kebenaran keilmuan, kebenaran keilmuan yang dapat didekati melalui observasi disertai analisis yang rasional.Bahwasanya mengejar dan mencari kebenaran ilmiah tersebut adalah hak setiap insan di bumi, dan ilmu pengetahuan serta teknologi agar dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mensejahterakan umat manusia, dan masyarakat bangsa Indonesia pada khususnya. Kurun dasawarsa kelima tahun 2000-an Institut Teknologi Bandung yang status hukumnya sebagai instansi pemerintah dalam bentuk jawatan negeri pada tanggal 26 Desember 2000, Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 155 tahun 2000 telah menetapkan Institut Teknologi Bandung sebagai suatu Badan Hukum Milik Negara. Perguruan Tinggi Negeri dengan status Badan Hukum adalah sesuatu tanpa preseden dalam sejarah Pendidikan Tinggi di Indonesia. Hal ini diawali dengan terbitnya PP No. 61 tahun 1999 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Negeri sebagai Bahan Hukum yang kemudian disusul diterbitnya PP No. 155 tahun 2000 tentang Penetapan Institut Teknologi Bandung menjadi Bahan Hukum Milik Negara. Maka dengan terbitnya PP 155 tersebut, sejak tanggal 26 Desember 2000 yang lalu ITB resmi menjadi Badan Hukum sebagaimana layaknya badan hukum lainnya yang dibenarkan melaksanakan segala perbuatan hukum yang tidak melanggar hukum serta peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pertimbangan pertama yang ditinjau dalam PP No. 61 secara singkat adalah adanya globalisasi yang menimbulkan persaingan yang tajam.Maka untuk meningkatkan daya saing nasional dibutuhkan PT yang dapat membangun masyarakat madani yang demokratis dan mampu bersaing secara global.Untuk itu PT, termasuk ITB, harus memperoleh kemandirian, otonomi dan tanggung jawab yang lebih besar. Penekannya ada pada adanya proses globalisasi 3.Majelis Wali Amanat Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2013 tentang STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum PTN BH telah ditandatangani oleh presiden RI tertanggal 14 Oktober 2013. Dengan demikian ITB telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai PTN BH yang memiliki otonomi pengelolaan dalam akademik dan non- akademik. Sesuai dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 pada tanggal 10 Agustus 2012, status hukum ITB resmi menjadi PTN Badan Hukum. Dengan menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 66 ayat 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, perlu ditetapkannya Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2013 tentang Statuta Institut Teknologi Bandung; maka pada tanggal 14 Oktober 2013, Statuta ITB sebagai peraturan dasar pengelolaan ITB yang digunakan sebagai landasan penyusunan peraturan dan prosedur operasional di ITB, resmi ditetapkan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam Statuta ITB, dijelaskan bahwa Majelis Wali Amanat MWA, merupakan organ tertinggi di ITB yang menyusun dan menetapkan kebijakan umum ITB serta mengawasi pelaksanaannya. MWA mendelegasikan penyelenggaraan kegiatan Tridharma serta seluruh kegiatan penunjang dan pendukung lainnya kepada Rektor. Selain itu, MWA juga mendelegasikan fungsi penetapan norma dan kebijakan akademik ITB serta pengawasan pelaksanaannya kepada SA. Anggota MWA diangkat untuk masa jabatan 5 tahun, kecuali anggota MWA yang berasal dari mahasiswa yang diangkat untuk masa jabatan 1 tahun.Pengurus MWA terdiri atas 1 orang ketua, 1 orang wakil ketua, dan 1 orang sekretaris eksekutif. Sesuai dengan hasil rapat perdana MWA ITB di kantor Mendikbud pada tanggal 14 Mei 2014, telah disahkan pengurus MWA ITB 20142019 sebagai berikut:  Ketua : Ir. Betti S. Alisjahbana  Wakil Ketua : Prof. Jann Hidajat Tjakraatmadja  Sekretaris Eksekutif : Prof. Emmy Suparka Sebagaimana disebutkan dalam Statuta ITB pasal 20, ayat 3, MWA memiliki tugas dan wewenang: 1. menyetujui usulan perubahan Statuta ITB; 2. menetapkan kebijakan umum ITB; 3. menetapkannormaITBdantolokukurkinerjaITB bersama SA; 4. mengesahkan rencana jangka panjang dan menengah, serta rencana kerja dan anggaran tahunan yang diusulkan oleh Rektor; 5. mengawasi pengelolaan ITB; 6. mengangkat dan memberhentikan Rektor; 7. menyetujui usulan pengangkatan Wakil Rektor yang menangani urusan akademik yang diajukan oleh Rektor; 8. melakukan evaluasi tahunan atas kinerja Rektor dan SA; 9. membangun dan membina jejaring dengan individu serta institusi eksternal; 10. mengangkat dan memberhentikan ketua serta anggota KA; 11. melakukan ikhtiar dalam pengembangan aset dan kekayaan ITB serta menjaga kesehatan keuangan ITB; dan 12. menangani atau mengambil keputusan tertinggi penyelesaian atas masalah-masalah yang ada di dalam ITB. Anggota MWA adalah sebagai berikut : Ex-Officio: 1. Menteri Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi 2. Gubernur Jawa Barat 3. Ketua Senat Akademik 4. Rektor ITB Wakil Masyarakat 5. Ir. Betti S. Alisjahbana 6. Dr. Kuntoro Mangkusubroto 7. Dr. Syafruddin A. Temenggung 8. Marzuki Usman, SE., MA Wakil Senat Akademik 9. Prof. Jann Hidajat Tjakraatmadja 10. Prof. Emmy Suparka 11. Dr.Ir. Richard Mengko 12. Prof. Rochim Suratman Wakil alumni 13. Dr. Taslim Yunus Wakil tenaga kependidikan 14. Suharto, SH Wakil Mahasiswa 15. Aulia Maharani Akbar Harapan MWA Tentang ITB 5 Tahun ke Depan  Menjadi universitas yang unggul, berani melakukan perubahan-perubahan yang efektif, mampu mandiri sekaligus memiliki jejaring yang luas dan kuat, serta diakui dunia;  Menjadi lembaga pendidikan tinggi yang mampu menghasilkan lulusan yang mumpuni di bidangnya, memiliki integritas, serta memiliki inisiatif dan berani melakukan terobosan berjiwa kepeloporan;  Menjadi lembaga penelitian terpandang Centre of Excellence, yang mampu menjawab permasalahan- permasalahan masyarakat lokal dan nasional, serta mampu memberikan kontribusi yang bermakna untuk meningkatkan daya saing bangsa, yang diakui dunia;  Menjadi lembaga pengabdian kepada masyarakat, yang mampu menjadi motor inovasi dan entrepreneurship nasional, berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan bisnis, untuk menciptakan nilai tambah bangsa Indonesia. Harapan pengembangan ITB : Pendidikan Melaksanakan pendidikan dan mengembangkan inovasi dalam pendidikan terutama dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi. Melengkapi dan mengembangkan pendidikan berbasis akademik bersama dengan ilmu-ilmu korporasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dari waktu ke waktu sehingga para sivitas akademika menjadi terpercaya, memiliki kemampuan berusaha, berkomunikasi dan bekerjasama, serta berkompetisi dengan baik. Menghasilkan lulusan yang dapat menjadi profesional yang handal dan dipercaya, pemimpin yang adil, pengusaha yang jujur dan bermartabat, atau pendidik yang cendikia dan mumpuni dalam ilmunya. Penelitian Melaksanakan penelitian untuk mengembangkan teknologi yang dapat diaplikasikan guna membangun kekuatan perekonomian nasional. Melaksanakan penelitian untuk menghasilkan teknopreneur yang mampu mengembangkan industri dalam negeri yang kompetitif dalam era globalisasi. Melaksanakan penelitian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang-bidang yang prospektif dan bersifat universal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umat manusia Pengabdian kepada Masyarakat Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat membangun kekuatan moral, guna ikut berperan dalam menata kehidupan baru bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menuju masyarakat dunia yang setara, adil dan sejahtera. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang memungkinkan untuk pemberdayaan semua budi daya bangsa, demi mengurangi jurang kaya-miskin antar manusia dan antar negara di seluruh dunia Membangun Kapasitas Institusi Meningkatkan kepercayaan dIri, memberdayakan ITB serta membangkitkan harapan bangsa 4.Sejarah Rektor ITB Rektor pada zaman Technische Hogeschool 1920 – 1925 Prof. Ir. J. Klopper 1925 – 1927 Prof. Dr. J. Clay 1927 – 1928 Prof. Ir. H. C. P. de Vos 1928 – 1929 Prof. Dr. J. Clay 1929 – 1933 Prof Dr. W. Boomstra 1933 – 1934 Prof. Ir. H.C. P. De Vos 1934 – 1935 Prof. C. P. Wolff Schoemaker 1935 – 1936 Prof. C. G. J. Vreedenburgh 1936 – 1937 Prof. Ir. P. P. Bijlaard 1937 – 1938 Prof. J. J. I. Sprenger 1938 – 1939 Prof. Dr. H. R. Woltjer 1939 – 1940 Prof. Dr. W. Boomstra 1940 – 1941 Prof. Jr. J. W. C. Proper 1941 – 1942 Prof. J. J. I. Sprenger Rektor pada zaman Bandung Kogyo Daigaku 1944 – 1945 Isyihara Rektor pada zaman Sekolah Tinggi Teknik Bandung 1945 – 1946 Prof. Ir. Roosseno Rektor pada zaman Sekolah Tinggi Teknik Bandung di Yogya 1946 – 1949 Prof. Ir. Roosseno Rektor pada Institut Teknologi Bandung 2 Mar 1959 – 1 Nov1959 Ketua Presidium: Prof. Ir. Soemono Anggota: Prof. Ir. Goenarso Prof. Dr. Djuhana Wiradikarta Prof. Ir. Soetedjo Panitera: Prof. Dr. Ir. R. M. Soemantri 1 November 1959 – 1964 Prof. Ir. R. O. Kosasih 1964 – 1965 Ir. R. Oekar Bratakoesoemah 1965 – 1969 Letkol Ir. Koentoadji 1969 – 1976 Prof. Dr. Doddy Achdiat Tisna Amidjaja 1976 – Februari 1978 Prof. Dr. Ing. Iskandar Alisjahbana Februari 1978 – Mei 1979 Ketua Rektorium: Dr. Sudjana Sapiie Anggota: Prof. Dr. Moedomo Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, MSME Ir. Djuanda Suraatmadja Mei 1979 – 22 November 1980 Pjs. Rektor: Prof. Dr. Doddy Achdiat Tisna Amidjaja 22 November 1980 – 1988 Prof. Hariadi Paminto Soepangkat, Ph.D. 1988 – 1997 Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, MSME 1997 – 2001 Prof. Ir. Lilik Hendrajaya, M.Sc., Ph.D. 2001 – 2004 Dr. Ir. Kusmayanto Kadiman Oktober 2004 – Januari 2005 Pjs. Rektor: Prof.Dr.Ir. Adang Surahman, M.Sc. 2005 – 2010 Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. 2010 – sekarang Prof. Dr. Akhmaloka Galeri Rektor ITB Prof. Ir. J. Klopper Rector Technische Hogeschool te Bandung 1920 – 1925 Prof. Ir. Roosseno Rektor Sekolah Tinggi Teknik Bandung 1945 – 1949 Prof. Ir. R. O. Kosasih Rektor Institut Teknologi Bandung 1 November 1959 – 1964 Ir. R. Oekar Bratakoesoemah Rektor Institut Teknologi Bandung 1964 – 1965 Letkol. Ir. Koentoadji Rektor Institut Teknologi Bandung 1965 – 1969 Prof. Dr. Doddy Achdiat Tisna Amidjaja Rektor Institut Teknologi Bandung 1969 – 1976 Pjs. Rektor Institut Teknologi Bandung Mei 1979 – 22 November 1980 Prof. Dr. Ing. Iskandar Alisjahbana Rektor Institut Teknologi Bandung 1976 – Februari 1978 Dr. Sudjana Sapiie Ketua Rektorium Rektor Institut Teknologi Bandung Februari 1978 – Mei 1979 Prof. Dr. Moedomo Anggota Rektorium Institut Teknologi Bandung Februari 1978 – Mei 1979 Prof. Ir. Wiranto Arismunandar, MSME Anggota Rektorium Rektor Institut Teknologi Bandung Februari 1978 – Mei 1979 Rektor Institut Teknologi Bandung 1988 – 1997 Ir. Djuanda Suraatmadja Anggota Rektorium Institut Teknologi Bandung Februari 1978 – Mei 1979 Prof. Hariadi Paminto Soepangkat, Ph.D Rektor Institut Teknologi Bandung 22 November 1980 – 1988 Prof. Ir. Lilik Hendrajaya, M.Sc., Ph.D Rektor Institut Teknologi Bandung 1997 – 2001 Dr. Ir. Kusmayanto Kadiman Rektor Institut Teknologi Bandung 2001 – 2004 Prof.Dr.Ir. Adang Surahman, M.Sc. Pjs. Rektor Institut Teknologi Bandung Oktober 2004 – Januari 2005 Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc. Rektor Institut Teknologi Bandung 2005 – 2010 Prof. Dr. Akhmaloka Rektor Institut Teknologi Bandung 2010 – 2015

5. Pemilihan Rektor ITB 2015-2020

Berdasarkan Peraturan MWA tentang Pedoman Tata Cara Pemilihan Rektor ITB 2014-2019, tahapan pelaksanaan pemilihan Rektor ITB 2014 terdiri dari: 1. Tahap Penjaringan Calon Nomine 2. Tahap Pemilihan Nomine 3. Tahap Pemilihan Bakal Calon 4. Tahap Pemilihan Calon 5. Tahap Pemilihan Rektor Dengan pihak yang memutuskan adalah Panel Ahli hingga terpilih Nomine, Senat Akademik dari Nomine hingga Calon Rektor dan Majelis Wali Amanat dari Calon Rektor hingga Rektor Terpilih seperti yang ditunjukkan pada Bagan 1. Bagan 1 Tahapan Proses Pemilihan Rektor ITB, kewenangan dan rencana penjadwalan