Satuan Morfologi Perbukitan Terjal Satuan Morfologi Pedataran Satuan Batugamping,

234 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 PENDAHULUAN Pelaksanaan penyelidikan di Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat adalah melakukan eksplorasi umum bahan baku semen dengan maksud agar diperoleh data sebaran dan potensi batugamping dan lempung yang lebih optimal, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara administrasi daerah eksplorasi umum sebagian besar berada di Distrik Manokwari Utara dan Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, secara geografis terletak diantara koordinat 133° 45 3,21 - 134° 1 43,38” Bujur Timur dan 0° 41 36,62 - 0° 47 30,32 Lintang Selatan Pencapaian lokasi dapat dicapai dari Jakarta ke Manokwari dengan menggunakan pesawat udara, dari kota Manokwari ke arah barat melalui pantai utara sejauh kurang lebih 30 km melalui jalan aspal dan jalan berbatu, karena sampai saat ini jalan tersebut sedang dalam tahap pembangunan jalan Trans Papua, antara Sorong-Manokwari. GEOLOGI UMUM Daerah penyelidikan termasuk dalam lembar Manokwari N. Ratman, dkk., 1989, secara fisiografi Manokwari meliputi tujuh satuan fisiografi, yakni : Pegunungan Tengah Kepala Burung, Dataran Arfak, Daerah pebukitan, Terumbu koral terangkat dan lintap gisik, Pematang batugamping, Dataran alluvium dan dataran pantai, Bukit pencil batuan gunungapi. Stratigrafi daerah Kabupaten Manokwari pada lembar tersebut tersusun oleh lima mendala geologi, yaitu Bongkah Blok Kemum, Bongkah Tamrau, Bongkah Arfak, Sistem Sesar Sorong dan sesar Ransiki dan Cekungan Manokwari. GEOLOGI DAN POTENSI BAHAN GALIAN Morfologi daerah penyelidikan berdasarkan hasil pengamatan lapangan dapat dikelompokkan menjadi 2 satuan morfologi, yaitu :

a. Satuan Morfologi Perbukitan Terjal

Satuan morfologi ini menempati kurang lebih 85 dari luas daerah penyelidikan, 235 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 ditempati oleh batugamping koral dari Terumbu Koral Terangkat, satuan batugamping, Formasi Manokwari dan Satuan Lempung, Formasi Befoor yang terlipat.

b. Satuan Morfologi Pedataran

Satuan morfologi ini merupakan daerah yang relatip datar. Merupakan daerah sebaran endapan aluvial yang secara umum terdapat pada daerah aliran sungai yang relatip lebar dan endapan pantai di sepanjang pantai utara. Satuan batuan di daerah penyelidikan dari muda ke tua terdiri dari 4 satuan batuan, yaitu : a. Satuan Endapan Aluvium Satuan batuan ini berupa endapan aluvial sungai dan pantai, terdiri dari pasir, lumpur, kerikil dan sisa tumbuhan, tersebar cukup luas pada daerah-daerah aliran sungai, seperti daerah aliran S. Prafi di bagian barat daerah penyelidikan dan sepanjang pantai utara berumur Kuarter.

b. Satuan Batugamping,

Terumbu Koral Terangkat Satuan batuan ini berupa batugamping berwarna putih, abu-abu kecoklatan, keras, berongga, dijumpai koral, membentuk morfologi terjal, pada lerengnya dijumpai bongkah batugamping berukuran dari beberapa cm sampai beberapa m, pelapukannya berupa terarosa berwarna hitam, digunakan penduduk sebagai lahan ladang. Di kampung Mubraidiba, dijumpai kontak batugamping satuan ini dengan batulempung yang diperkirakan masuk dalam Formasi Befoor, dan diperkirakan hubungannya tak selaras, berumur Kuarter N. Ratman, dkk., 1989. Dari hasil pengamatan mikroskopi conto KM-14 menunjukkan di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur klastik, berbutir halus hingga berukuran 6 mm, kemas terbuka, terpilah buruk, bentuk menyudut – menyudut tanggung, berongga sarang, terdiri dari fragmen – fragmen fosil didalam masadasarsemen mikrokristalin karbonat. Selain itu terdapat sedikit mineral opak yang sebagian telah teroksidasi menjadi oksida besi yang berwarna merah kecoklatan, dan butiran sangat halus kuarsa, keduanya terdapat dalam jumlah sangat sedikit. Fragmen Fosil, berukuran hingga 6 mm, beberapa fosil nampak utuh dan sebagian berupa pecahan – pecahan yang menyudut, jenis fosil terutama foriminifera, dengan sedikit koral dan jenis 236 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 fosil lainnya, disusun oleh mikrokristalin kalsit yang berwarna terang, sebagian lagi nampak kusam hingga mendekati opak. Semen masa dasar terdiri dari mikrokristalin kalsit dan fragmen – fragmen fosil berbutir halus, umumnya tak berwarna, sebagian tampak agak kusam, pada beberapa bagian tampak sparry calcite berupa kristal-kristal kalsit yang mengelompok dan disebut Batugamping organik, komposisi Karbonat 98 , sedangkan conto KM-15 di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur klastik, berbutir halus hingga berukuran 6 mm, kemas terbuka, terpilah buruk, bentuk menyudut – menyudut tanggung, berongga sarang, terdiri dari fragmen – fragmen fosil didalam masadasarsemen mikrokristalin karbonat. Selain itu terdapat sedikit mineral opak yang sebagian telah teroksidasi menjadi oksida besi yang berwarna kecoklatan, dan butiran sangat halus kuarsa, keduanya terdapat dalam jumlah sangat sedikit. Fragmen Fosil, berukuran hingga 1 mm, beberapa fosil nampak utuh dan sebagian berupa pecahan – pecahan yang menyudut, jenis fosil terutama foriminifera, dengan sedikit koral dan jenis fosil lainnya, disusun oleh mikrokristalin kalsit yang nampak kusam hingga mendekati opak, sebagian lagi disusun oleh Kristal-kristal kalsit sebagian lagi. Semen masa dasar terdiri dari mikrokristalin kalsit dan fragmen – fragmen fosil berbutir halus, umumnya tak berwarna, sebagian tampak agak kusam, pada beberapa bagian tampak sparry calcite berupa kristal-kristal kalsit yang mengelompok dan disebut Batugamping organik, komposisi Karbonat 99 . c. Satuan Batugamping, Formasi Manokwari Satuan batuan ini berupa batugamping dan batugamping koral, batugamping berwarna putih, masif, keras, perlapisan tidak jelas, di beberapa tempat. Batugamping Koral, berwarna putih kecoklatan, keras, berongga, setempat agak lunak, dan seolah berlapis. Kontak dengan batuan lainnya tidak dijumpai di lapangan, dari rekontruksi penampang geologi hubungannya dengan satuan di bawahnya, Formasi Befoor adalah tak selaras, sedangkan menurut N. Ratman, dkk., 1989, hubungannya adalah selaras dan tak selaras dan berumur Plestosen. Dari hasil pengamatan mikroskopi conto KM-8 menunjukkan di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur klastik, berbutir halus hingga 237 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 berukuran 1 mm, kemas terbuka, terpilah buruk, bentuk menyudut – menyudut tanggung, sedikit berongga sarang, terdiri dari fragmen – fragmen fosil didalam masadasar mikrokristalin karbonat. Pada beberapa bagian tampak urat-urat halus kalsit memotong masa batuan, dan butiran- butiran sangat halus mineral opak. Fragmen Fosil, berukuran hingga 1 mm, beberapa fosil nampak utuh dan sebagian berupa pecahan – pecahan yang menyudut, jenis fosil foriminifera, koral dan lain – lain, disusun oleh mikrokristalin kalsit yang sebagian besar nampak kusam hingga mendekati opak. Mineral opak, berwarna hitam, berbutir sangat halus, terdapat menyebar tidak merata dalam jumlah sangat sedikit trace. Semen masa dasar terdiri dari mikrokristalin kalsit dan fragmen – fragmen fosil berbutir halus, tak berwarna-abu-abu kecoklatan, pada beberapa bagian tampak “sparry calcite”, selain itu terdapat urat kalsit memotong masa batuan dan disebut Batugamping organik, komposisi Karbonat 100 , sedangkan conto KM-23, di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur klastik, berbutir halus hingga berukuran 1,75 mm, kemas terbuka, terpilah buruk, bentuk menyudut – menyudut tanggung, sedikit berongga sarang, terdiri dari fragmen – fragmen fosil didalam masadasar mikrokristalin karbonat. Pada beberapa bagian tampak mineral opak yang tersebar, dan urat kalsit yang memotong masa batuan. Fragmen Fosil, berukuran hingga 1,75 mm, beberapa fosil nampak utuh dan sebagian berupa pecahan – pecahan yang menyudut, jenis fosil foriminifera, koral dan jenis fosil lainnya, disusun oleh mikrokristalin karbonat yang sebagian besar nampak kusam hingga mendekati opak. Mineral opak, berwarna hitam, berbutir sangat halus, terdapat menyebar tidak merata dalam jumlah sangat sedikit. Semen masa dasar terdiri dari mikrokristalin karbonat dan fragmen – fragmen fosil berbutir halus, tak berwarna, agak kusam, pada beberapa bagian tampak “sparry calcite”, selain itu terdapat urat kalsit memotong masa batuan dan disebut Batugamping organik, komposisi Karbonat 99 , sedangkan conto KM-26, di dalam sayatan tipis batuan ini seluruhnya disusun oleh mikrokristalin kalsit mikrit, berwarna abu-abu terang, berbutir sangat halus; pada beberapa bagian terdapat fragmen-fragmen mikrokristalin karbonat yang nampak kusam hingga mendekati opak, sedangkan 238 Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009 mineral opak yang berwarna hitam, kedap cahaya, berbutir sangat halus, tersebar tidak merata, terdapat dalam jumlah sangat sedikit trace dan disebut Batugamping organik, komposisi Karbonat 100 .

d. Satuan Lempung Formasi