Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 1 - 2010
dapat dialirkan sebagai sumber energi. Teknologi gasifikasi batu bara ini juga telah
diterapkan sebagai campuran bahan bakar mesin diesel untuk keperluan PLTD dengan
kapasitas 250 kV.
4 Pembriketan Batu Bara Pembriketan batu bara dilakukan beberapa
perusahaan antara lain PT. BA dan swasta dengan produksi per tahun saat ini rata-rata
sekitar 60 ribu ton pertahun, sedangkan kapasitas mesin terpasang sebesar 210 ribu
ton. Diharapkan produksi briket batu bara secara bertahap bisa naik 25 per tahun
yang terdiri atas batu bara karbonisasi dan non karbonisasi. Briket batu bata dapat
berperan sebagai energi pengganti BBMMinyak Tanah di Pulau Jawa dan luar
Pulau Jawa. PTBA adalah produsen briket terbesar saat ini dengan produk briketnya
terutama adalah briket yang terkarbonisasi. Pada dasarnya Briket batu bara adalah
bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu, yang tersusun dari partikel batu bara
kokassemi kokas halus yang telah mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu,
agar bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani dalam pemanfaatannya.
Untuk mengupayakan keamanan pasokan batu bara domestik dalam jangka panjang,
pemerintah menetapkan Kebijakan DMO Batu Bara Domestic Market Obligation atau
Kewajiban Pemasokan Dalam Negeri Batu Bara dan Kebijakan Penetapan Harga Patokan Batu
Bara.
d. Kebijakan Domestic Market Obligation DMO Batu Bara
Kewajiban DMO Batu bara Kebijakan DMO batu bara merupakan
kebijakan produsen batu bara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Undang-undang No. 30
Tahun 2007 tentang Energi mengamanatkan terjaminnya ketahanan energi nasional melalui
kewajiban Pemerintah untuk menyediakan cadangan penyangga energi.
Kebijakan DMO batu bara sangat
diperlukan untuk menjamin ketahanan energi nasional. Kemudian berdasarkan UU No. 4 Tahun
2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara, pasal 5 ayat 2 s.d. 5, pemerintah untuk
kepentingan nasional wajib melaksanakan pengendalian produksi dan ekspor. Di dalam
implementasinya Pemerintah Daerah nantinya wajib mematuhi ketentuan jumlah yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Contoh Penghitungan DMO
Sumber data kebutuhan batu bara : PLN dan Depperind, 2008
Pada dasarnya perusahaan pertambangan batu bara harus mendukung keamanan pasokan
batu bara untuk dalam negeri, dengan cara menjual batu bara yang diproduksikannya
kepada pemakai batu bara dalam negeri sesuai dengan yang dibutuhkan. Sebagai contoh adalah
kebutuhan DMO batu bara tahun 2008 sebesar 68 juta ton lalu dibagikan secara proporsional
kepada perusahaan batu bara nasional. Perusahaan pertambangan batu bara dapat
menjual batu bara yang diproduksikannya ke luar negeri, apabila kebutuhan batu bara dalam
negeri telah terpenuhi. Konsekuensi dari hal ini adalah:
1 Harus ditetapkan besarnya kebutuhan batu bara dalam negeri, dan
2 Harus ditetapkan Persentase Minimal Penjualan Batu Bara Dalam Negeri
PMPBDN atas produksi batu bara dari perusahaan pertambangan batu bara.
Besarnya kebutuhan batu bara dalam negeri dan PMPBDN merupakan suatu besaran
yang dinamis dan dapat berubah setiap waktu.
A. PLTU
41,18 1. PLTU Existing PLN + IPP
34,50 2. PLN Percepatan
4,05 3. PLN non Percepatan
1,26 4. IPP Baru
0,14 5. Non PLN
1,23 B.
Semen 8,10
C Industri Metalurgi
9,40 D
Tekstil dan Produk Tekstil 7,60
E Pupuk
1,80
Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 1 - 2010
Kedua hal ini harus dihitung dan ditetapkan pemerintah, misalnya sekali dalam setahun.
Penentuan besarnya kebutuhan batu bara ditentukan secara bersama oleh Menteri ESDM
c.q. Direktur Jenderal Mineral, Batu bara dan Panas Bumi Dirjen Minerbapabum; Menteri
Perindustrian; asosiasi industri pemakai batu bara; asosiasi perusahaan produsen batu bara;
dan asosiasi perusahaan niaga trader batu bara.
Penetapan Volume DMO Batu bara Penetapan PMPBDN dilakukan oleh
Menteri ESDM c.q. Dirjen Minerbapabum pada setiap bulan Juni tahun berjalan, yang digunakan
sebagai patokan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya RKAB perusahaan
pertambangan batu bara pada tahun selanjutnya, dan RKAB dari perusahaan pertambangan batu
bara harus memenuhi PMPBDN yang ditetapkan.
Pada saat ini, harga batu bara dari perusahaan pertambangan batu bara di
Indonesia sangat bervariasi. Variasi harga batu bara ini dipengaruhi oleh kualitas batu bara, titik
penjualan batu bara, dan adanya transfer pricing, serta belum dimasukkannya seluruh kewajiban
pembayaran kepada pemerintah ke dalam harga batu bara, dan lain sebagainya.
Harga Patokan Batubara HPB ditetapkan berdasarkan beberapa prinsip mendasar antara
lain penetapan harga jual batu bara spot maupun kontrak jangka tertentu oleh
perusahaan pertambangan harus diketahui dan disetujui oleh Menteri ESDM c.q. Dirjen
Minerbapabum; dan setiap perusahaan pertambangan harus menjual batubaranya
dengan harga wajar. Harga Patokan Batu Bara diusulkan mengacu pada publikasi harga batu
bara yang diakui secara internasional termasuk
c. Penetapan Harga Patokan Batubara HPB