Aluvium. Sedangkan Batuan Terobosan, berkomposisi andesitik.
Gambar 3. Peta Geologi Disederhanakan, Daerah Sumbawa, Provinsi NTB Sumber P3G
Batuan tertua, adalah Satuan Gunungapi Tersier termasuk Satuan breksi-tuf Tmv. Satuan
Gunungapi Tersier terutama terdiri dari batuan breksi bersifat andesit dengan lapisan-lapisan tuf
pasiran, tuf batuapung dan batupasir tufan dan di beberapa tempat mengandung lahar, lava, lava
andesit dan basal, mendominasi hampir seluruh daerah Sumbawa.
Satuan Batuan Sedimen Tersier termasuk Batupasir Tufan Tms, Batulempung Tufan
Tpc, dan Batugamping Koral Tmcl. Batupasir Tufan terutama terdiri dari batupasir tufan
berlapis cukup baik, batulempung, tuf ini pada umumnya bila melapuk menjadi lempung
berwarna hijau dan adanya mineral pirit, juga di beberapa tempat terdiri dari breksi. Sentuhan
antara satuan batuan gunungapi Tersier dalam hal ini adalah Satuan Breksi Tuf Tmv dan
satuan batuan sedimen Tersier. Endapan permukaan Qal terdiri dari kerikil, pasir,
lempung, dan pasir pantai yang terutama bersusunan andesit.
Batupasir Tufan Tms tidak begitu jelas, akan tetapi mungkin berupa silangjari. Fosil-fosil yang
ditemukan pada lensa batugamping Tmcl yang terdapat pada kedua satuan ini juga mengandung
batupasir gampingan. Sebarannya mengelompok di bagian selatan Sumbawa Besar. Secara tidak
selaras diendapkan batulempung Tufan Tpc yang terdiri dari lapisan-lapisan pasir dan kerikil
hasil rombakan batuan gunungapi, berlapis baik. Satuan ini berumur Tersier Atas dan tersebar di
daerah Sumbawa bagian barat. Kemudian diendapkan Terumbu Koral Terangkat Ql yang
terdiri dari terumbu koral dan pecahan batugamping koral yang di beberapa tempat
mengandung kepingan hasil gunungapi, berumur Miosen Atas sampai Plistosen.
Batuan gunungapi Kuarter tua terdiri dari breksi gunungapi, bersusunan andesit, hasil letusan
Tanah Merah, termasuk breksi Tanah Merah Qot berumur relatif, ditafsirkan berdasarkan
morfologi dan tingkat pelapukannya, tersebar di daerah Labuhan Haji sampai Bangkulua.
Sedangkan Hasil Gunungapi tua terdiri dari breksi gunungapi, lahar, tuf, abu dan lava,
bersusunan andesit dan basal. Tersebar di daerah OT. Sangenges dan OT. Sakedet. Diatasnya
diendapkan hasil gunungapi Kuarter muda termasuk Satuan Lava Breksi Qhv yang berasal
dari G. Tambora, terdiri dari aliran lava, breksi, lahar, tuf dan abu gunungapi., dan termasuk
gunungapi muda. Struktur Geologi di daerah penyelidikan tidak
terlepas dari adanya penekukan Lempeng Samudra Hindia-Australia di bawah Lempeng
Asia Tenggara, sehingga berpengaruh terhadap daerah penyelidikan.
Struktur yang ada berupa sesar berarah umum timurlaut - baratdaya dan sebagian kecil berarah
utara – selatan. Sesar yang berarah barat – timur terdapat di D. Banggo, sesar normal yang
melalui sebelah selatan kota D. Banggo diperkirakan bagian selatannya yang turun
dibandingkan dengan bagian utaranya, sedangkan P3G menyatakan bahwa bagian utara
yang relatif turun jika dibandingkan dengan bagian selatannya, sesar yang melalui Tanjung
Sahe diperkirakan berarah timurlaut-baratdaya, di P3G tidak ada. Sedangkan kaldera terdapat di
daerah D. Tanah Merah dan G. Tambora. 3.2. Analisis Geokimia
3.2.1. Analisis Univariat. Untuk menentukan berapa populasi dan apakah termasuk kedalam
kurva normal atau tidak, maka kita dapat mengolahnya memakai program GPICK
diantaranya, sehingga kita tidak keliru dalam penafsiran datanya.
TEMBAGA CU. Rentang nilai tembaga mulai dari bawah batas deteksi 13 ppm – 88 ppm. Rata-
rata aritmatiknya 37,96 ppm dan simpangan baku 16,25 ppm. Dapat dikelompokkan menjadi 7
populasi, dengan pembagian kelas I 53,3 ppm, kelas II 44,6 – 53,3 ppm, kelas III 39,2 – 44,6
ppm, kelas IV 34,2 – 39,6 ppm, kelas V 28,6 – 34,2 ppm, kelas VI 23,8 – 28,6 ppm, kelas VII 0
– 23,8. Populasi lebih kecil 39,2 ppm sebagai latar belakang dengan nilai lebih besar dari 53,3
ppm dianggap sebagai anomali geokimia . Penyebaran unsur tembaga yang paling tinggi
pada conto nomor AD 5010, 88 ppm 596820 9072206, aliran sungainya S. Guwu Cirah dari
D. Dorambolo anak G. Tambora. Harga tinggi kedua berharga 83 ppm, dari hulu S. Kecil dari
D. Donggocilo yang mengalir keselatan. YR 5062 637698 9030099, dan harga tinggi ketiga
YR 5059 644626 9037011 dengan harga 81
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 16-4
ppm di S. Moci. Di lokasi YR 5061 639979 9034029, di Sungai kecil di bagian barat daya S.
Moci semuanya dari D. Mata. Conto tinggi keempat pada lokasi YR 5060 79 ppm, terletak
diantara lokasi ketiga. Conto tinggi kelima pada lokasi YR 5063 77 636440 9029569 ppm,
kearah barat lokasi YR 5062. Berdasarkan pengolahan univariat maka penyebaran unsur
tembaga di daerah Pasanggrahan G. Tambora, daerah D. Rewo dan di daerah OT. Penotok,
yang mana menurut P3G adanya unsur Cu sebesar 3000 ppm dan 50 ppm untuk unsur Pb.
TIMBAL Pb. Rentang nilai timbal mulai dari 7 ppm sampai 35 ppm dengan rata-rata
aritmatiknya 17,74 ppm serta simpangan baku 4,75 ppm. Dilihat dari kurva probabilitasnya
MapInfo dapat dikelompokkan menjadi 7 populasi, kelas I 21,2 ppm, kelas II 18,4 –
21,2 ppm kelas III 16,8 – 18,4 ppm, kelas IV 15,3 – 16,8 ppm, kelas V 13,6 – 15,3 ppm, kelas
VI 11,3 – 13,6 dan kelas VII 0 – 11,3 ppm. Populasi mencakup nilai 21,2 ppm dianggap
sebagai anomali geokimia, dan nilai yang lebih kecil dari 16,8 ppm dapat diamsumsikan sebagai
populasi latar belakang. Harga tertinggi 35 ppm, pada conto nomor AD
5111 614623 9034132 di S. Latoa. Harga ke II sebesar 29 ppm 586206 9026378, dilokasi AD
5125 di daerah Plampang S.Gali. Harga ke III di lokasi YR 5076 28 ppm 627010 9025546 di
S. Pamail dari D. Tanah Merah. Penyebaran IV pada lokasi AD 5120 617916 9030424 sebesar
27 ppm, di S. Ampana.. Harga V pada lokasi AD 5111 609198 9033379 di daerah S. Latoa dan
YR 5084 584993 9016367 di daerah S. Panan. Penyebaran unsur timbal menurut pengolahan
hasil univariat tersebar di daerah D. Mata sampai D. Tanah Merah dan di daerah D. Rewo.
SENG Zn. Rentang mulai dari harga diatas batas deteksi 5 ppm yaitu 41 ppm hingga 259
ppm, dengan rata-rata 90,52 ppm dan standar deviasi 35,28 ppm. Dari kurva probabilitasnya
dapat dikelompokkan menjadi 7 populasi dengan pembagian secara berurutan , 135 ppm
dianggap sebagai anomali geokimia, kelas II antara 110 - 135 ppm, kelas III antara 93 - 110
ppm, kelas IV antara 80 - 93 ppm, kelas V 70 - 80 ppm, kelas VI antara 57 – 70 ppm dan kelas
VII 0 – 57 ppm. Populasi latar belakang mencakup nilai 80 – 93 ppm, populasi nilai
diatas 135 ppm dianggap sebagai anomali geokimia.
Harga tertinggi di lokasi conto YR 5076 62710 9025546 sebesar 259 ppm, berasal dari S.
Tiram, sama tinggi dengan harga timbal ke III di daerah ini. Harga tinggi ke II pada lokasi AD
5102 640394 9044860 sebesar 237 ppm, tersingkap di S. Kepi. Harga tinggi ke III sebesar
208 ppm 624234 9019812, pada daerah sebelah selatan S. Tiram. Harga tinggi kr IV pada conto
YR 5075 621720 9019037 di daerah S. Tiram. Harga tinggi keV pada lokasi conto 5125.
Penyebarannya di daerah Pelampang S. Gali, sama dengan harga timbal ke II. Penyebaran
unsur seng menurut hasil pengolahan univariat di daerah D. Mata sampai daerah OT. Danakala,
serta sedikit di daerah D. Wodi. PERAK Ag. Rentang harga dari 0,5 - 7 ppm,
dengan rata-rata aritmatik 1,86 ppm, dengan simpangan bakunya 0,91 ppm. Kurva
probabilitas dapat dibagi menjadi 4 populasi. Populasi I yaitu 2.28 ppm 580922 9031638,
di daerah Plampang kelas II 1.77 – 2.28 ppm, kelas III 1.425 – 1.77 ppm dan kelas ke IV 0.5 –
1.42 ppm. Anomali geokimia diambil dari harga 3 ppm, sedangkan latar belakang geokimia
diambil dari harga 2.28 ppm. Penyebaran unsur perak terdapat di daerah Kawinda Nae, daerah
Pasanggrahan, dan sedikit di daerah Tj. Katupa, serta daerah D. Ramu dan D. Labumbu, di
bagian hulu sungai Br. Kalong, dimana adanya peninggian unsur tembaga dan adanya intrusi
andesit
. Harga tertinggi I pada lokasi AD 5128
580922 9031638, dengan harga 7 ppm. Harga ke II pada lokasi AD 5004 626333 9059260
sebesar 6 ppm dan harga ke III pada lokasi AD 5013 589858 9077923, harga tinggi ke IV
pada conto AD 5024 dan AD 5037, tersebar di S. Kapanca dan Sideri, dari G. Tambora. Karombo
G. Tambora dan di daerah D. Larumbu serta di daerah OT. Pamalat .
KOBAL Co. Rentang harganya mulai dari 6 hingga 63 ppm, dengan rata–rata aritmatika
23,24 dan standar deviasi 9,14. Kurva probabilitas memperlihatkan adanya 6 populasi,
yang pembagiannya adalah sbb: kelas I 33,9 ppm, kelas II dengan nilai 28,1 – 33,9 ppm, kelas
III 23,8 – 28,1 ppm, kelas IV 20,2 – 23,8 ppm, kelas V 17,2 – 20,2 ppm dan kelas VI 13,3 –
17,2 ppm dan harga 13,3 ppm. Harga anomali geokimia diambil diatas harga 33,9 ppm.
Sedangkan latar belakang geokimia diambil pada harga 23,8 ppm. Harga tertinggi berlokasi di
daerah S. Ampana sebesar 63 ppm, pada conto AD 5119 615865 9032323, harga tinggi ke II
pada lokasi AD 5118 614623 9034132 dengan harga 51 ppm, di daerah yang sama dengan AD
5119. Harga tinggi ke III pada conto AD 5120 617916 9030424 di daerah S. Ampana dan
conto YR 5051 642186 9045344 di daerah S. Napa. Penyebaran unsur kobal berdasarkan
program univariat tersebar di daerah D. Tanah Merah sampai D. Pidang.
NIKEL Ni. Rentang harga mulai dari 4 – 37 ppm, dengan harga rata – rata aritmatika 16,96
ppm dan standar deviasi 6,45 ppm. Kurva
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 16-5
probabilitasnya membentuk 7 populasi, dengan pembagian kelas tertinggi 22,4 ppm, kelas ke
II 19,4 – 22,4 ppm, kelas ke III antara 17,4 – 22,4 ppm, kelas ke IV antara 15,5 – 17,4 ppm,
kelas ke V antara 13 – 15,5 ppm, kelas ke VI antara 9,9 – 13 ppm dan lebih kecil dari 9,9 ppm.
Pengambilan nilai tertinggi anomali dimulai dari harga 22,4 ppm. Sedangkan latar belakang
diambil dari harga 17,4 ppm. Harga tertinggi pada conto YR 5051 642186 9045344 sebesar
37 ppm, terdapat di S. Napa. Harga tinggi ke II pada lokasi AD 5109 620985 9041844
berharga 35 ppm di daerah D. Pidang. Harga tinggi ke III AD 5032 579256 9089978 sebesar
32 ppm, di daerah S. Saripekat Guwu Noa G. Tambora, Harga tinggi ke IV pada conto AD
5044 dan YR 5060. Penyebaran unsur nikel merurut pengolahan univariat di daerah
Kadingding Nae sampai Lab. Kananga, di daerah D. Rewo dan di daerah D. Pidang.
MANGAN Mn. Rentang harga 311 – 3.561 ppm, dengan rata – rata aritmatik 671,26 ppm
dan standar deviasi 339,18 ppm. Kurva probabilitasnya membentuk 7 populasi dengan
pembagian secara berurutan adalah: kelas I 960 ppm, kelas II 780 – 960 ppm, kelas III 680 – 780
ppm, kelas IV 610 – 680 ppm, kelas V 560 – 610 ppm, kelas VI 470 – 560 ppm, kelas VII 310
ppm. Pengambilan batas deteksi untuk penentuan anomali adalah mulai dari harga 960 ppm.
Sebagai latar belakang geokimia diambil lebih kecil dari 680 ppm. Nilai tertinggi terdapat pada
lokasi AD 5119 515865 9032323 dengan harga 3561 ppm, di S. Ampana. Harga tinggi II
lokasi AD 5015 588994 9084394 dengan nilai 1549 ppm, terdapat di daerah S. Guru Kara D
Tambora sama dengan yang III. Harga tinggi III 1503 ppm pada lokasi AD 5014 587210
9081548. Harga tinggi IV AD 5128 580922 9031638 dengan nilai 1270 ppm, harga tinggi V
sebesar 1234 ppm, AD 5047 591456 9033641 di daerah Plampang. Penyebaran unsur mangan
berdasarkan pengolahan univariat tersebar di daerah S. Guru Karo sampai S. Sogo, dan sedikit
di daerah dekat Tg. Sarontok . LITIUM Li. Rentang harga antara 3 – 17 ppm,
dengan rata-rata aritmatika 7,56 dan standar deviasi 2,49 ppm dari kurva probabilitasnya,
dibagi menjadi 7 populasi yang masing- masingnya terbagi menjadi kelas I = 10,2 ppm,
kelas II = 8,6 – 10,2 ppm, kelas III = 7,7 – 8,6 ppm, kelas IV = 7,2 – 7,7 ppm, kelas V = 6,6 –
7,2 ppm, dan kelas VI = 5,8 – 6,6 ppm, kelas VII 5,8 ppm, serta pengambilan harga anomali
mulai dari 10,2 ppm. Nilai tertinggi pada lokasi conto AD 5122 612230 9027384 sebesar 17
ppm, di daerah S.Laminta. Harga tinggi II dengan nilai 14 ppm, pada lokasi YR 5069
630873 90233599 di daerah D. Mata. Harga tinggi III pada lokasi AD 50008 619253
9071730 di daerah S.Heada, AD 5123 619253 9071730 di daerah Labuhan Haji, YR 5081
571519 9048990 di daerah S. Lape, YR 5082 568049 9045727 di daerah S. Lape. Harga
tinggi IV dengan harga 13 ppm dengan nomor AD 5133 dan AD 5134, di daerah S. Lape dan
YR 5087 569371 9016425 di daerah Sibekil. Panyebaran unsur Lithium sekitar S. Hoddo, di
daerah OT. Penotok sesuai dengan adanya intrusi andesit dan di daerah S. Lape dan sekitarnya,
juga adanya intrusi dasit di daerah ini. POTASSIUM K. Rentang harga adalah 1000 –
104.000 ppm, dengan rata-rata aritmatik.11393,65 dengan standar deviasi
13794,10 ppm. Melihat kurva probabilitasnya, dapat dibagi menjadi 7 populasi. Kelas I
30.000ppm, kelas II 16.000 – 30.000 ppm, kelas ke III = 8.000 – 16.000 ppm, kelas ke IV 7.000 –
8.000 ppm, dan kelas V = 6.000 – 7.000 ppm, kelas ke VI 4.000 – 6.000 ppm dan 4..000
ppm. Pengambilan harga anomali dimulai dari harga 30.000 ppm. Sedangkan latar belakang
diambil dari 8.000 ppm. Nilai tertinggi AD 5123 611782 9036360 berharga 104.000 ppm,
tersebar di daerah Labuhan Haji. Harga tinggi II 65400 ppm pada lokasi AD 5007 618295
9066681 di daerah Heada. Harga tinggi III pada lokasi YR 5008 619253 9071730 berharga
27.400 ppm, dan di daerah yang sama dengan harga tinggi ke II. Harga tertinggi IV terdapat
pada lokasi AD 5036 54400 ppm 623031 9092275. Kedapatan unsur potasium berkaitan
dengan adanya batuan volkanik. Penyebaran unsur potasium berdasarkan analisis univariat
tersebar di daerah sebelah tenggara G. Tambora dan sedikit di Tg. Sarantok.
KHROM Cr. Rentang harga adalah 17 – 213 ppm, dengan rata-rata aritmatik 63,04 ppm, serta
standar deviasi 37,62 ppm. Sesuai Kurva probabilitasnya dapat dibagi menjadi 7 populasi,
kelas I dengan nilai 101 ppm, kelas II 79 – 101 ppm, kelas III = 61 – 79 ppm, kelas IV 48 – 61
ppm, kelas V 39 – 48 ppm, dan kelas VI = 31 – 39 ppm kelas VII 31 ppm.. Pengambilan harga
anomali geokimia diambil dari harga 101 ppm, dan latar belakang geokimia 61 ppm. Nilai
tertinggi pada lokasi AD 5118 614623
9034132, dengan harga 213 ppm, di daerah.Ampang. Harga tinggi II pada lokasi YR
5051 642186 9045344 dengan harga 158 ppm, di daerah S. Napa. Harga tinggi III 154 ppm, AD
5032 579256 9089978, dengan harga 154 di daerah S. Saga. Harga tinggi IV 143 ppm, AD
5112 609173 9031887, di daerah Pasanggrahan. Harga tinggi V dengan nilai 141
ppm pada lokasi AD 5120 617916 9030424,
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003 16-6
Faktor 2 : Pb - Zn di daerah Ampang. Penyebaran unsur khrom
berdasarkan analisis univariat tersebar di daerah Kadingding Nae, di daerah D. Pidang sampai Lb.
Haji. Faktor 3 : Cu
Faktor 4 : Pb – Zn - Mn Faktor 5 : Au
3.2.2. Analisis Multivariat