Karakteristik Naskah Islam Indonesia: Contoh dari Zawiyah Tanoh Abee, Aceh Besar

BERKALA ILMIAH PERNASKAHAN NUSANTARA

Jurnrnll mrnnOJJ6J601

Dick van der Meij

Sastra Sasak Selayang Pandang

---------------------------------------------------------Dwi Woro Retno lvfastuti
'Menjadi Jawa': Naskah Cina-Jawa
Idham

N askah Klasik di Kota Tidorc Kcpulauan
Provinsi Maluku Utara
Oman Fathurahman

Karaktcristik Naskah lslam indonesia:
Contoh dari Zawiyah Tanoh A bee, Aceh Besar

MセNイ
JSSN: 2088-9631


Volume 1 , Nomor 1, 2011

Oman Fathurahman

Karakteristik Naskah Islam Indonesia:
Contoh dari Zawiyah Tanoh Abee, Aceh Besar

Abstrak: Tulisan ini akan membahas tentang karakteristik naskah Islam
koleksi Zawiyah Tanoh Abee, Aceh Besar, yang antara lain ditunjukkan melalui
berbagai catatan marginalia yang dibuat oleh penyalin naskah, maupun
melalui catatan sampul yang dibuat belakangan oleh pemilik naskahnya.
Marginalia dan catatan sampul tersebut dapat ditempatkan sebagai salah
satu bentuk sumber penting dalam merekontruksi sejarah sosial Zawiyah
Tanoh Abee, yang merupakan salah satu skriptorium naskah keagamaan di
Sumatra bagian Utara ini.
Selain itu, tulisan ini juga akan mengemukakan karakteristik sejumlah
naskah koleksi Zawiyah Tanoh Abee yang dapat memberikan gambaran
tentang afiliasi dan kecenderungan pemikiran atau mazhab keagamaan
masyarakat Muslim Aceh yang terhubungkan dengannya. Kajian terhadap

naskah-naskah koleksi Zawiyah Tanoh Abee sendiri sebetulnya masih sangat
terbatas dibandingjumlah naskahnya, padahal sebagai warisan sejarah Islam
Aceh abad ke-17 dan 18, naskah-naskah Zawiyah Tanoh Abee jelas sangat
penting kedudukannya, baik dalam konteks perkembangan Islam di Aceh,
maupun Nusantara secara keseluruhan, seperti akan saya kemukakan di
bawah.
Kata Kunci: Aceh, Zawiyah Tanoh Abee, manuskrip Islam, marginalia
Pengantar

S

ejumlah hasil inventarisasi naskah Nusantara yang pernah
dilakukan sejak abad ke-19 telah menunjukkan kekayaan dan
keragaman khazanah tertulis Nusantara yang sangat melimpah.
Puluhan katalogyang mendaftarkan, mencatat, dan memerikan naskah123 JurnalManassa, Vol. I, No. I, 2011

114

Omau Fttdmmlmuw


naskah rulisan tangan (mtmuscripts), selanjutnya akan disebut naskah,
telah diterbitkan. Setiap katalog mengandung ratusan atau ribuan
naskah Nusantara dalam sebuah koleksi. Saking hanyaknya katalog,
beberapa panduan penelusuran karalog pun (cattdogue of cattdogue,)
pernah disusun dan diterbitkan. 2 Katalog-katalog itu sebetulnya juga
belum mencakup semua koleksi naskah Nusantara, baik di dalam
maupun di luar negeri, dan terutama yang tersimpan sebagai 'koleksi

pribadi' di masyarakat.
Dalam contoh Indonesia, tradisi mlis masyarakat di salah sam
wilayal1 Asia Tenggara ini bisa dilacal< hingga berabad-abad ke belakang
sebelum kedarangan Islam, dan sebelum nama Indonesia itu sendiri
lahir. Uli Kozok mencontohkan bahwa berdasarkan basil analisis
radiokarbon, sebuah naskah Tanjung Tanah berbahasa Melayu dan
Sansekerta, diduga kuat sebagai naskah Melayu tertua yang pernah
ada, yalmi berasal dari abaci ke-14 atau awal abaci ke-15. Naskal1, yang
tersimpan di daerah Kerinci, ini berasal dari masa pra-Tslam, serta

dirulis menggunalgap terjadi
pada pertengahan hingga akhir abaci k:e-19 di bawal1 k:epemimpinan

generasi keenam, Syekh Abdul Wahab (w. 1894), satu-satunya anak
Syek:h Muhammad Saleh, dari 14 bersaudara, yang memilik:i minat
dalam hal pengembangan ilmu-ilmu k:eagan1aan. Syek:h Abdul Wahab
inilah yang kemudian dik:enal sebagai 'Teungk:u Chik: Tanoh Abee',
dan pernail menempari jabaran prestisius sebagai Uleebalang 'Kali
Rabbonjale' Mukim 22 pada masa Sultan Ibrahim Mansyur Syah
(1836-1870) dan Sultan Mailmud Syal1 (1870-1874). Ia juga pernail
menjadi penasihat perang bagi para pahlawan Aceh saar terlibat dalam
perlawanan melawan Kolonial Belanda (Yeoh 1994 : 222).
Seperti diceritakan kembali oleh AI Yasa Abu Bakar dan Wamad
Abdullah, pada masa ini kolek:si nask:ah di Perpustakaan Zawiyal1
Tanoh Abee mencapai lebih dari sepuluh ribu judul, mesk:i sayangnya
jumlah k:olek:si tersebut secara perlal1an mengalami k:erusalI-Nus an tara seperti yang selama
ini sering disebut (lihat Azra 1994 atau Fathurahman 1999). Dalam
naskah nomor 212/G74/ZD-G/TN200G berjudul Dttlti'il a!-khayn'it
karangan Abi 'AbdAllah Mul;ammad ibn Sulayman misalnya, terdapat
catatan tambahan di alUz se-!JunUz, Jakarta:
YOI & EFEO, 1999. Setdah tahun 1999, perkembangan penerbitan katalog jug-d.
cukup pcsat.
2. Gambaran tcntang kcragaman khazanah naskah Nusantara sccara umtun, lihat

Chamhert-l.oir & hrhurahman 1999.
3. Dalam wawancara teralJtir penulis paJa tahun 2005, Tgk. H. ;.\:luhammaJ Dahlan
(alm.) mcnycbut angka 3. '500 naskah dalam kolcksi Za-..viyah Tanoh Abcc.1Vkski angka
tcrscbut masih pcrlu divcri±ikasi, sctidaknya hal itu mcnggambarkan mdimpahnya
naskah dabm I