VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Usahatani kakao di Kabupaten Lampung Timur secara ekonomi menguntungkan
dan layak untuk dikembangkan, dengan nilai NPV Rp 87.981.381,60, IRR 66,8, Net
BC 4,33, Gross BC 1,95, dan Payback period 4,48 tahun. 2. Peningkatan biaya produksi sebesar 7,47, penurunan harga jual sebesar 11,45,
penurunan produksi sebesar 11,06, dan gabungan antara peningkatan biaya produksi sebesar 7,47, penurunan produksi sebesar 11,06, serta kenaikan
harga jual sebesar 28,76 secara ekonomi tetap memberikan keuntungan terhadap usahatani kakao di Kabupaten Lampung Timur.
3. Usahatani kakao di Kabupaten Lampung Timur memiliki keunggulan kompetitif
dan komparatif, dengan nilai PCR 0,51 dan DRC 0,41, yang berarti bahwa usahatani kakao di Kabupaten Lampung Timur mempunyai daya saing tinggi.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah: 1. Petani diharapkan terus mengembangkan usahatani kakao, karena secara ekonomi
usahatani kakao menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.
2. Pemerintah diharapkan dapat menetapkan dan mengaktifkan program pengembangan usahatani kakao, sehingga dapat meningkatkan mutu hasil kakao,
misalnya program pelatihan dan pendidikan kepada petani untuk melakukan fermentasi biji kakao.
3. Peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan dan mengembangkan penelitian
sejenis, sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan perbandingan.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Indonesia merupakan negara agraris, di mana sektor pertanian menjadi kegiatan ekonomi yang utama. Sektor pertanian mencakup sub-sektor tanaman bahan
makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Timur, 2009. Menurut Irawan 2003 dalam Ibramsyah 2006,
sektor pertanian memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional, karena merupakan sumber pendapatan, pembuka kesempatan kerja, pengentas kemiskinan,
dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Lampung merupakan salah satu daerah yang mengembangkan pertanian sebagai
sumber utama kegiatan ekonomi dan memberikan sumbangan terbesar terhadap pendapatan daerah 38,63 pada tahun 2008. Hal ini tejadi karena Provinsi
Lampung memiliki sumber daya alam yang mendukung serta sebagian penduduknya bekerja di sektor pertanian. Dengan kata lain, sektor pertanian menduduki posisi
teratas dalam sumbangannya terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB Provinsi Lampung, seperti disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. PDRB Provinsi Lampung atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha,
tahun 2006-2008
No. Lapangan Usaha
2006 juta rupiah
2007 juta rupiah
2008 juta rupiah
1. Pertanian, peternakan,
kehutanan, dan perikanan
18.166.620,11 22.732.965,82 28.773.832,05
2. Pertambangan dan
2.152.283,71 2.190.111,88
2.306.687,03
penggalian 3.
Industri pengolahan 6.146.604,43
8.313.987,95 9.726.558,97
4. Listrik dan air bersih
360.462,66 401.210,45
441.550,28 5.
Bangunan 2.650.103,32
3.079.057,18 3.278.268,15
6. Perdagangan, restoran,
dan hotel 7.573.094,71
8.714.733,36 10.158.964,22
7. Angkutan dan
komunikasi 3.813.853,99
5.094.877,47 6.660.142,21
8. Keuangan, persewaan,
dan jasa perusahaan 2.968.016,43
3.665.181,66 4.772.936,99
9. Jasa-jasa
5.287.949,55 6.729.840,47
8.371.658,87 PDRB
49.118.988,91 60.921.966,47 74.490.598,79
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2009 Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai PDRB sektor pertanian terus meningkat sejak
tahun 2006 sampai tahun 2008. Hal ini menunjukkan bahwa pertanian memiliki potensi yang besar di Provinsi Lampung dan memiliki peranan yang besar bagi
perekonomian Provinsi Lampung. Untuk dapat terus meningkatan pendapatan daerah dari sektor pertanian, maka perlu
dilakukan peningkatan kegiatan pertanian di Provinsi Lampung. Salah satu sub- sektor pertanian yang dapat dikembangkan adalah sub-sektor perkebunan. Sub-sektor
perkebunan di Provinsi Lampung memiliki potensi yang besar, karena lahan perkebunan di Provinsi Lampung sangat luas dan hasil dari perkebunan tersebut
memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Provinsi Lampung. Kontribusi dari sub-sektor perkebunan terhadap perekonomian Provinsi Lampung dapat
diketahui melalui Produk Domestik Regional Bruto PDRB Provinsi Lampung dari sektor pertanian, seperti tersaji pada Tabel 2.