Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia
Nurhayati Siregar
Program Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Manajemen
Universitas Sumatera Utara
Abstrak Sejak krisis moneter tahun 1997 puluhan bank konvensional yang ditutup dan
dimerger, sementara bank syariah justeru berkembang. Sebelum krisis hanya ada 1 Bank Umum Syariah (BUS) dan 9 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), pada tahun 2002 sudah menjadi 2 BUS, 6 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 83 BPRS. Penyaluran dana yang dilakukan oleh Bank Syariah terus meningkat. Perbandingan dana yang disalurkan dengan dana pihak ketiga atau financing to deposit ratio (FDR) pada bank syariah jauh lebih tinggi dibanding loan to deposit ratio (LDR) pada bank konvensional (112,3 : 38,2). Rasio ini menunjukkan bahwa fungsi intermediasi Bank Syariah lebih besar dibanding dengan Bank Konvensional. .
Sebagaimana pengalaman bank konvensional ada beberapa faktor yang mempengaruhi Penyaluran dana, yakni Dana Pihak Ketiga (DPK), Bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan Pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap penyaluran dana atau pembiayaan bank syariah. Dengan menggunakan analisis deskriptif penelitian ini juga melihat bank syariah yang biasanya dianggap sebagai bank yang menjalankan sistem bagi hasil.
Dengan menggunakan analisis regresi, penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bonus SWBI berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap penyaluran dana. Artinya, bila bonus SWBI naik maka bank syariah tidak membeli SWBI tetapi tetap menyalurkan dananya ke masyarakat. Sementara variabel DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dana. Artinya, kenaikan DPK akan meyebabkan naiknya penyaluran dana bank syariah dan sebaliknya penyaluran dana akan turun bila jumlah DPK turun. Variabel NPF ditemukan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran dana. Artinya, kenaikan NPF akan menyebabkan penyaluran dana berkurang atau sebaliknya menurunnya jumlah NPF akan menaikkan jumlah penyaluran dana bank syariah kepada masyarakat.
Persepsi umum yang berlaku selama ini ialah menganggap bahwa bank syariah ialah bank yang melakukan bisnis berdasarkan bagi hasil. Tetapi berdasarkan analisis diskriptif ditemukan bahwa dari seluruh pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah hanya 17,06 persen yang berdasarkan bagi hasil. Masing-masing terdiri dari 15,22 persen dalam bentuk jenis pembiayaan bagi hasil Mudharabah dan 1,84 persen dalam bentuk jenis pembiayaan Musyarakah. Sementara jenis pebiayaan jual beli dengan cara markup harga 77,67 persen yaitu Murabahah 70,93 persen dan Istshna' sebesar 6,74 persen. Hal ini karena jenis pembiayaan jual beli lebih sederhana atau diminati masyarakat dan resiko gagal bayarnya kecil.
Kata-kata Kunci: Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) Dana Pihak Ketiga (DPK) Pembiayaan Bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Penyaluran Dan atau Pembiayaan
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara