Metode Penelitian METODE PENELITIAN

34

3.4.4. Perawatan bibit di pembibitan

Bibit yang sudah diaklimatisasi kemudian dirawat menggunakan atap shading net dengan intensitas cahaya 50 selama 3 minggu. Lalu dilanjutkan pada intensitas cahaya 75 selama 1 minggu dan terakhir bibit dirawat tanpa shading net selama 2 minggu sebelum di tanam di kebun percobaan. Penanda perlakuan menggunakan plastik berwarna ribbon color yang berukutan 3 x 3 cm dan dilekatkan pada polybag. Pupuk yang digunakan pertumbuhan bibit adalah NPK 15:15:15 diaplikasikan sebanyak 2 gpolybag pada umur 0, 2 dan 4 minggu. Pupuk cair berupa campuran Urea 5 g + KCl 3,75 gl air diaplikasikan sebanyak 50 ml larutanpolybag pada umur bibit 0-8 minggu dengan frekuensi tiga kali seminggu. Pupuk daun yang digunakan adalah Bayfolan pada konsentrasi 2 mll air diaplikasikan dengan dosis 20 ml larutanbibit dengan frekuensi seminggu dua kali. Pupuk hayati yang diaplikasikan berkonsentrasi 1,25 mll air sebanyak 100 ml larutanpolybag pada umur bibit lima dan delapan minggu. Bibit disiram setiap hari apabila tidak turun hujan. Bibit yang memperlihatkan gejala offtype, CMV atau BSV dieradikasi, aktifitas ini dilakukan setiap minggu hingga bibit siap tanam. Rumput yang tumbuh di dalam polybag dikendalikan dengan cara dicabut secara manual.

3.4.5. Penyiapan lahan tanam

Lahan percobaan diolah pada kedalaman ± 40 cm dengan urutan aktifitas sebagai berikut: 1 tanah dibalik dengan menggunakan moldboard yang ditarik dengan traktor Jhon Deere 6930 berkekuatan 170 HP, 2 butiran tanah dihaluskan menggunakan cronavator yang ditarik dengan traktor Newholland TS90 35 berkekuatan 90 HP dilakukan dua minggu kemudian, 3 ajir bambu ditancapkan sebagai penanda jalur traktor pembuat parit antar dua baris tanaman, 4 parit dibuat antara dua baris tanaman dengan menggunakan ridger yang ditarik dengan traktor Jhon Deere 6100B berkekuatan 90 HP, 5 tali dan bambu ajir dipasang pada jarak tanam, 6 pembuatan lubang tanam dengan menggunakan cangkul dengan volume lubang tanam 0,18 m 3 dengan perbandingan ukuran panjang x lebar x dalam adalah 60 x 60 x 50 cm. Pupuk kandang sapi yang sudah terdekomposisi sebanyak 20 kglubang tanam ± 0,072 m 3 , sehingga kandungan bahan organik di dalam lubang tanam ± 40. Pupuk kandang sapi diaduk dengan lapisan atas tanah secara bertahap, sehingga dihasilkan campuran yang lebih merata.

3.4.6. Penanaman di lahan percobaan

Tanaman ditanam dalam jarak tanam 2 x 3 m. Penentuan jarak tanam menggunakan bantuan tali yang dibentangkan sepanjang areal penanaman. Satu unit percobaan terdiri atas 20 tanaman yang disusun dalam satu baris tanaman. Seleksi bibit terakhir dilakukan pada saat sebelum penanaman dengan mengamati bibit yang kurang seragam, offtype, gejala CMV dan BSV. Pupuk fosfat diaplikasikan dengan cara diaduk rata dengan media tanam hingga kedalaman 20 cm pada tujuh hari sebelum tanam. Pupuk nitrogen dan kalium diaplikasikan sehari setelah tanam. Pupuk-pupuk tersebut ditebar secara merata pada radius 5 cm melingkar batang, kemudian ditutup dengan tanah.

Dokumen yang terkait

Induksi Tunas Pisang Barangan (Musa acuminata L.) Asal Nias Utara Melalui Kultur Jaringan Dengan Pemberian 2,4-D Dan Kinetin

6 75 58

Potensi Cendawan Endofit Dalam Mengendalikan Fusarium Oxysporum F.SP. Cubense Dan Nematoda Radopholus Similis COBB. Pada Tanaman Pisang Barangan (Musa Paradisiaca) Di Rumah Kaca

0 42 58

Uji Sinergisme F.oxysporum f.sp cubense Dan Nematoda Parasit Tumbuhan Meioidogyne spp. Terhadap Tingkat Keparahan Penyakit Layu Panama Pada Pisang Barangan (Musa sp.) di Rumah Kassa

0 39 72

Uji Efektivitas Pestisida Nabati Terhadap Perkembangan Penyakit Layu Fusarium ( Fusarium oxysporum f.sp cúbense ) Pada Beberapa Varietas Tanaman Pisang ( Musa paradisiaca L. )

2 30 74

Adaptabilitas Pisang Barangan (Musa acuminata L.) Pada Berbagai Jenis Media Aklimatisasi Dan Tingkat Salinitas

0 25 84

Sinergi Antara Nematoda Radopholus similis Dengan Jamur Fusarium oxysporum f.sp. cubense Terhadap Laju Serangan Layu Fusarium Pada Beberapa Kultivar Pisang (Musa sp ) Di Lapangan

3 31 95

Efektivitas Formulasi Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Pisang Kepok (Musa balbisiana cv. kepok)

0 5 15

EFEKTIVITAS FORMULASI Bacillus subtilis DAN Pseudomonas fluorescens UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN PISANG KEPOK (Musa balbisiana cv. kepok)

0 4 15

Efektivitas Formulasi Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens Untuk Mengendalikan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Pisang Kepok (Musa balbisiana cv. kepok).

1 4 15

EFEKTIVITAS FORMULASI Bacillus subtilis DAN Pseudomonas fluorescens UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM PADA TANAMAN PISANG KEPOK (Musa balbisiana cv. kepok)

0 13 15