Persiapan Penelitian PENGARUH VARIASI BENTUK DAN POSISI PENEMPATAN FILTER ZEOLIT KIMIA-FISIK EKSTERNAL TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR KARBURATOR 4-LANGKAH

b. Larutan asam HCl Larutan HCl ini digunakan untuk mengaktivasi zeolit secara kimia pada persiapan bahan. Setiap 1 gram zeolit diaktivasi dengan 7 ml larutan HCl 1:7. c. Air rendaman zeolit Air ini berasal dari air yang direndam dengan zeolit hingga PH air mendekati 7. Air rendaman zeolit digunakan untuk mencuci zeolit yang telah diaktivasi kimia. d. Tapioka Tapioka yang digunakan sebagai perekat dalam pembuatan zeolit pelet.

B. Persiapan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan filter zeolit eksternal yang telah dimodifikasi sehingga mudah dalam perawatannya dengan cara membuat kembali sesuai dengan contoh yang ada di pasaran. Kemudian filter zeolit eksternal dihubungkan dengan filter udara internal dengan menggunakan penghubung berupa selang berukuran 1 inci yang kemudian udara mengalir ke karburator lalu ke ruang bakar. Dalam penelitian ini akan menggunakan 3 variasi bentuk filter zeolit yaitu bentuk tabung, kotak, dan kerucut. Berikut adalah persiapan dari penelitian ini. a. Membuat dimensi dari masing – masing bentuk filter eksternal dengan luas permukaan yang sama yaitu sebesar 367,5 cm 2 .  Kotak Panjang = 28,27 cm ; Lebar = 13 cm  Tabung Diameter = 9 cm ; Tinggi = 13 cm  Kerucut Diameter alas = 9 cm ; Diameter atas = 4 cm ; Panjang garis pelukis = 18 cm; Tinggi = 13 cm b. Memotong kawat strimin dan plat sesuai dimensi yang ada. Kawat strimin berfungsi sebagai rangka pada filter sedangkan plat berfungsi sebagai diameter alas dan atas filter. Kemudian bentuk rangka dengan kawat strimin dan rekatkan pada plat dengan menggunakan lem plastik steel. Beri saluran masuk pada filter dan pasang pipa berukuran 1 inci. Di bawah ini gambar hasil dari pembuatan filter eksternal. Gambar 23. Hasil Pembuatan Filter Eksternal c. Persiapan air rendaman zeolit Pada persiapan ini, diberikan perlakuan perendaman zeolit terhadap air sumur dengan tujuan untuk menyerap kandungan mineral yang terdapat dalam air sehingga kadar H 2 O meningkat. Sebelum direndam zeolit dicuci hingga bersih Gambar 24a. Variasi massa zeolit yang digunakan adalah sebanyak 10, 20 dan 30 dari total volume air sumur dan variasi waktu perendaman selama 3, 6, 12, dan 24 jam Gambar 24b dan dilakukan pengukuran dengan menggunakan PH meter untuk mendapatkan PH air yang mendekati 7 Gambar 24c.Air hasil rendaman yang memiliki PH mendekati 7 lalu di simpan Gambar 24d. Gambar 24a Gambar 24b Gambar 24d Gambar 24c Gambar 24. Proses Perendaman Air Dengan Zeolit d. Aktivasi asam Zeolit diaktivasi menggunakan larutan asam HCl yang memiliki konsentrasi larutan 1,0 N. Sebelum dilakukan pencampuran, diawali dengan menimbang zeolit sesuai yang dibutuhkan Gambar 26a lalu membuat larutan HCl dengan konsentrasi tersebut Gambar 26b. Zeolit dan larutan dicampur dengan perbandingan 1:7 untuk tiap normalitas. Zeolit dan larutan kimia diaduk menggunakan mixer selama 1 jam dengan tujuan agar pencampuran merata Gambar 25c. Kemudian zeolit disaring dengan kain penyaring untuk menghilangkan larutan aktivasi asam dan kemudian dicuci dengan air hasil rendaman zeolit hingga PH dari zeolit tersebut netral. Lalu zeolit tersebut dikeringkan dengan panas matahari selama 3 jam Gambar 25d. Zeolit tersebut ditimbang kembali dengan tujuan melihat reduksi yang terjadi setelah dilakukan aktivasi kimia, kemudian dipanaskan Gambar 25e dengan menggunakan oven selama 1 jam pada suhu 110 C dengan tujuan zeolit benar – benar kering serta mudah dalam penumbukan untuk dijadikan bubuk. 25a 25b 25c 25e 25d Gambar 25. Proses Aktivasi Asam e. Pembuatan Pelet Zeolit Setelah menjadi bubuk Gambar 26a maka harus diayak dengan menggunakan ayakan 100 mesh Gambar 26b. Bubuk zeolit tersebut dicampur dengan air hasil rendaman zeolit dan tapioka yang telah dipanaskan dengan campuaran air 20 yang memiliki PH mendekati 7 dengan perbandingan 74 zeolit, 6 tepung tapioka, dan 20 air. Selanjutnya diaduk hingga menjadi adonan yang merata tercampur Gambar 26c. Setelah menjadi adonan maka adonan akan digiling dengan menggunakan ampia Gambar 26d hingga diperoleh ketebalan 3 mm dan dicetak dengan menggunakan cetakan Gambar 26e. Adapun bentuk dan ukuran dari zeolit pelet yaitu diameter 10 mm, tebal 3 mm Gambar 26f. Selanjutnya dilakukan aktivasi fisik dengan cara memasukkan ke dalam oven dengan temperatur 200 C selama 1 jam setelah itu zeolit didinginkan dengan suhu ruangan. 26a 26b 26c 26f 26e 26d Gambar 26. Proses Pembuatan Pelet Zeolit f. Aktivasi Fisik Setelah pelet terbentuk, pelet selanjutnya diaktivasi fisik dengan cara dioven dengan variasi temperatur 200 C 1 jam. Setelah selesai diaktivasi Pelet dikeluarkan dari oven dan didinginkan di temperatur ruangan pendinginan alami. Pelet zeolit yang sudah dingin tadi dimasukkan ke dalam plastik kedap udara agar tidak terkontaminasi dengan udara luar. Gambar 27. Proses Aktivasi Fisik g. Pembuatan Frame Untuk Penempatan Pelet Zeolit Frame dirangkai dengan menggunakan jalinan kawat lembut yang mudah dibentuk kawat strimin, ukurannya disesuaikan dengan ruang yang tersedia pada filter zeolit eksternal. Di dalam frame, pelet zeolit akan dibungkus menggunakan kain halus. Setelah semua terpasang, pelet zeolit siap untuk diuji. Gambar 28. Frame Pelet Zeolit h. Pemasangan Frame Pada Filter Eksternal Setelah frame selesai lalu dipasang pada filter eksternal untuk dilakukan pengujian. Berikut ini adalah gambar hasil dari pemasa - ngan pada filter eksternal. Gambar 29. Pemasangan Frame Pada Filter Eksternal i. Pemasangan Rpm Meter dan Tangki Bahan Bakar Buatan Berikut adalah gambar pemasangan dari rpm meter dan tangki bahan bakar buatan. Gambar 30. Pemasangan Rpm Meter dan Tangki Bahan Bakar Buatan j. Pemasangan Filter Zeolit Eksternal Pada Sepeda Motor Untuk pemasangan filter ini, terlebih dahulu agar mempersiapkan selang berukuran 1 ¼ inci dan pipa 1 inci. Selang ini digunakan sebagai saluran penghubung antara filter zeolit eksternal dan internal. Potong selang tersebut selang utama sepanjang 10 cm lalu pasang pada saluran masuk filter internal dan ikat dengan menggunakan klem berukuran 2 inci Gambar 33. Potong kembali selang dengan panjang 15 cm kemudian beri potongan pipa sepanjang 7 cm sebagai penghubung selang yang terpasang pada saluran masuk filter internal selang utama. Kemudian beri sambungan siku ukuran 1 inci. Potong kembali selang sepanjang 22 cm lalu beri sambungan siku ukuran 1 inci. Lalu potong kembali selang sepanjang 30 cm untuk menghubungkan filter eksternal. Pasang besi siku 2 inci sepanjang 40 cm untuk meletakkan filter zeolit eksternal. Pasang klem untuk mengikat filter zeolit eksternal. Untuk instalasi pemasangan pada bagian belakang, jenis selang dan pipa yang digunakan sama dengan instalasi pemasang bagian depan. Namun panjang selang yang dibutuhkan disesuaikan dengan kondisi sepeda motor. Gambar 31. Pemasangan Selang Penghubung dan Siku Berikut ini adalah instalasi pemasangan penempatan depan pada filter zeolit eksternal. Gambar 32. Pemasangan Pada Penempatan Depan Berikut ini adalah instalasi pemasangan penempatan belakang pada filter zeolit eksternal. Gambar 33. Pemasangan Pada Penempatan Belakang c. Persiapan Sepeda Motor Untuk Pengujian Sebelum pengujian, motor telah di tune up secara berkala agar motor dalam kondisi yang baik. Menjelang pengujian mesin dipanaskan beberapa menit lalu pengujian dilakukan. Selama dilakukannya proses pengujian, sepeda motor diservis rutin dalam rentang waktu tertentu untuk menjaga kondisinya agar selalu prima pada setiap pengujian.

C. Prosedur Pengujian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemanfaatan Filter Udara Eksternal Yang Menggunakan Zeolit Alam Lampung Teraktivasi Basa-Fisik Terhadap Prestasi Mesin Dan Emisi Gas Buang Sepeda Motor Bensin 4 Langkah

7 86 95

PENGARUH APLIKASI FLY ASH BENTUK PELET PEREKAT YANG DIAKTIVASI FISIK TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

4 50 83

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT ALAM LAMPUNG SEBAGAI ADSORBEN PADA SALURAN GAS BUANG TERHADAP PRESTASI DAN KONSENTRASI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

2 9 74

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI, JENIS AIR, DAN KONDISI AKTIVASI DARI ADSORBEN FLY ASH BATU BARA TERHADAP PRESTASI MESIN DAN KANDUNGAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR KARBURATOR 4-LANGKAH

0 4 67

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI, JENIS AIR, KONDISI AKTIVASI DAN CARA PEMBUATAN ARANG DARI ADSORBEN ARANG SEKAM TERHADAP PRESTASI MESIN DAN KANDUNGAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR KARBURATOR 4-LANGKAH

1 17 105

PENGUNAAN ZEOLIT AKTIVASI KIMIA (H2S04 DAN HCl) – FISIK PADA BERAGAM NORMALITAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI MESIN DAN MENURUNKAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

2 62 75

PENGUNAAN ZEOLIT AKTIVASI KIMIA (H2S04 DAN HCl) – FISIK PADA BERAGAM NORMALITAS DALAM MENINGKATKAN PRESTASI MESIN DAN MENURUNKAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

3 47 78

PENGARUH VARIASI JENIS AIR DAN TEMPERATUR AKTIVASI DALAM CAMPURAN FLY ASH BENTUK PELET TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

8 26 45

PENGARUH PENAMBAHAN DAN WAKTU PEMERAMAN KAPUR BARUS (NAPTHALENE) PADA BENSIN TERHADAP PRESTASI DAN EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4-LANGKAH TIPE KARBURATOR

8 156 103

PENGARUH PENGGUNAAN BOTTOM ASH KELAPA SAWIT DENGAN AKTIVASI FISIK TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

1 11 78