Hubungan antara Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik dengan Kadar Kolesterol Darah Pria dan Wanita Dewasa di Bogor

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI PANGAN DAN
AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR KOLESTEROL DARAH
PRIA DAN WANITA DEWASA DI BOGOR

TUNGGUL WALOYA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan antara
Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik dengan Kadar Kolesterol Darah Pria dan
Wanita Dewasa di Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2013
T unggul Waloya
NIM I14080016

RINGKASAN
Penelitian ini dilakukan untuk untuk menganalisis hubungan antara
konsumsi pangan dan aktivitas fisik dengan kadar kolesterol darah. Adapun tujuan
khusus penelitian ini yaitu, (1) mendapatkan data karakteristik responden, (2)
menganalisis hubungan pengetahuan gizi terhadap asupan kolesterol responden,
(3) menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar kolesterol darah
yang meliputi asupan lemak, karbohidrat, protein, kolesterol, asupan serat pangan,
aktivitas fisik dan jenis kelamin
Desain penelitian yang dilakukan ini adalah crossectional. Penelitian
dimulai pada bulan Juli hingga Oktober 2012. Lokasi penelitian bertempat di
wilayah kota dan kabupaten Bogor. Wilayah kota meliputi kecamatan Bogor
Timur (Sukasari dan Katulampa), kecamatan Bogor Selatan (Lawang Gintung dan
Empang) dan kecamatan Bogor Tengah (Sempur). Wilayah kabupaten meliputi
kecamatan Dramaga (Cikarawang), kecamatan Ciomas (Ciapus dan Sukaharja)

dan kecamatan Ciampea (Cibanteng dan Cihideung Ilir). Sampel pada penelitian
ini adalah orang dewasa (laki-laki dan wanita) berusia 25-60 tahun yang
bermukim di lokasi penelitian sebanyak 64 orang. Data yang diperoleh melalui
pengukuran dan wawancara dengan bantuan kuesioner. Data yang dikumpulkan
meliputi data krakteristik sampel, berat badan, tinggi badan, pengetahuan gizi,
aktivitas fisik, konsumsi pangan dan kadar koleterol darah. Data diolah dengan
menggunakan menggunakan program Microsoft. Excel 2007 dan program analisis
data yang tersedia. Tahapan analisis data dimulai dari coding, entry, cleaning, dan
selanjutnya analysis.
Tingkat pendidikan responden pria dan wanita secara total tidak
menunjukkan adanya perbedaan, begitu juga dengan pengetahuan gizinya.
Tingkat aktivitas sebagian besar termasuk kategori sedang nilai PAL rata-rata
responden pria sebesar 1,79 dan wanita 1,60 namun tidak berbeda nyata (p>0,05).
Sebagian besar responden tergolong dalam keluarga kecil, dengan rata-rata besar
keluarga responden sebanyak 4-5 orang dan tingkat pendapatan keluarga
responden pria lebih rendah dari wanita. Sebagian besar responden di kabupaten
maupun kota tergolong dalam status gizi normal, dan tidak ditemukan responden
yang hiperkolesterolemia. Sebagian besar responden memiliki kadar kolesterol
darah yang normal, dengan rata-rata sebesar 179,78 mg/dl (kabupaten) dan 179,01
mg/dl (kota) namun tidak berbeda nyata (p>0,05).

Tingkat kecukupan energi sebagian besar responden berada dalam kategori
defisit berat, begitu pula dengan asupan karbohidrat, protein dan serat pangan
rata-rata responden yang sebagian besar masih di tergolong defisit. Asupan lemak
rata-rata responden sebagian besar sudah sesuai anjuran. Sebagian besar
responden mengonsumsi kolesterol rata-rata < 200 mg/hari (sesuai anjuran).
Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
nyata antara asupan pengetahuan gizi dengan asupan kolesterol (p>0,05). Hasil
regresi stepwise menunjukkan bahwa asupan protein tidak berpengaruh nyata
terhadap kadar kolesterol darah (p>0,05), demikian pula halnya dengan asupan
karbohidrat dan asupan kolesterol. Pada p 7 orang)

2

12,5

1

6,25

Pria


Total

Wanita

n

%

n

%

68,75 8

50

13 81,25

Pria


Wanita

n

%

n

%

15

46,88

24

75

Besar keluarga


Rata-rata

7 43,75 2

12,5

14

43,75

6

18,75

1

6,25

3


9,38

2

6,25

4-5 orang

6,25

1

4-5 orang

4-5 orang

4-5 orang

Pendapatan keluarga (Rp)

250
mg/dl (hiperkolesterolemia). Terlihat pula bahwa prevalensi batas tinggi lebih
banyak terjadi pada responden pria, hal ini juga diperkuat oleh hasil uji beda t-test,
yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar kolesterol darah yang nyata
antara responden pria dengan wanita secara total (p0,05).
Artinya, meskipun secara rata-rata setiap asupan zat gizi maupun zat gizi lebih
tinggi pada responden pria, namun tidak terdapat perbedaan yang nyata dalam hal
asupan berdasarkan jenis kelamin.
Tingkat Kecukupan dan Kategori Asupan Zat Gizi dan Non Gizi
Data asupan zat gizi dan non gizi responden kemudian dikategorikan
untuk menilai kecukupan dan kesesuaian asupan tersebut. Tingkat kecukupan dan
kategori asupan zat gizi dan non gizi responden dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 Tingkat kecukupan, kategori asupan zat gizi dan non gizi responden
Kabupaten
Zat gizi
dan non gizi

Pria

Kota


Wanita

Pria

Total
Wanita

Pria

Wanita

n

%

n

%


n

%

n

%

n

%

n

%

Defisit

15


93,75

16

100

12

75

11

68,75

27

84,37

27

84,37

Normal

0

0

0

0

2

12,5

3

18,75

2

6,25

3

9,375

Lebih

1

6,25

0

0

2

12,5

2

12,5

3

9,37

2

6,25

Defisit

6

37,5

0

0

2

12,5

1

6,25

8

25

1

3,13

Normal

7

43,75

9

56,25

10

62,5

3

18,75

17

53,13

12

37,50

Lebih

3

18,75

7

43,75

4

25

12

75

7

21,87

19

59,38

Defisit

15

93,75

11

68,75

10

62,5

9

56,25

26

78,13

20

62,50

Normal

0

0

5

31,25

6

37,5

5

31,25

6

18,75

10

31,25

Lebih

1

6,25

0

0

0

0

2

12,5

1

3,13

2

6,25

Karbohidrat

Lemak

Protein

Energi
Defisit berat

12

75

5

31,25

9

56,25

4

25

21

65,62

9

28,13

Defisit Sedang

2

12,5

3

18,75

1

6,25

2

12,5

3

9,37

5

15,62

Defisit ringan

0

0

5

31,25

2

12,5

2

12,5

2

6,25

7

21,87

Normal

1

6,25

3

18,75

2

12,5

7

43,75

3

9,37

10

31,25

Kelebihan energi

1

6,25

0

0

2

12,5

1

6,25

3

9,37

1

3,13

Sangat kurang

14

87,5

9

56,25

11

68,75

12

75

25

78,13

21

65,62

Kurang

2

12,5

7

43,75

5

31,25

4

25

7

21,87

11

34,37

Serat Pangan

Berdasarkan Tabel 10, asupan karbohidrat rata-rata responden sebagian
besar masih defisit, hal ini dikarenakan asupan pangan sumber karbohidrat yang
masih kurang memadai. Hanya sebagian kecil responden yang asupan
karbohidratnya normal dan masih terdapat respoden yang asupan karbohidratnya
berlebih. Asupan lemak sebagian besar responden tergolong normal, namun masih
terdapat responden yang asupan lemaknya tergolong defisit atau lebih. Asupan
protein sebagian besar responden tergolong defisit, dikarenakan asupan pangan
sumber protein yang masih kurang memadai.

11
Tingkat kecukupan energi sebagian besar responden berada dalam
kategori defisit berat. Sebagian besar responden pria tergolong defisit berat,
sedangkan pada responden wanita sebagian besar tergolong normal, akan tetapi
masih cukup banyak pula responden wanita yang tergolong defisit. Hal ini
disebabkan asupan lemak, karbohidrat dan protein yang tidak cukup atau tidak
sesuai anjuran. Hasil yang serupa juga didapat dari penelitian-penelitian lain yang
dilakukan oleh Puspitasari (2006), Sari (2011) dan Rahmariza (2012). Hasil
penelitian tersebut melaporkan bahwa tingkat kecukupan energi orang dewasa
sebagian besar tergolong defisit.
Asupan serat rata-rata sebagian besar responden berada pada kategori
sangat kurang. Asupan serat pangan rata-rata respoden berkisar antara 7,90-8,31
g/kap/hari, angka ini masih jauh dari asupan serat pangan yang dianjurkan yaitu
sebesar 25-30 g/hari. Penelitian lain yang dilakukan Jahari dan Sumarno (2001)
melaporkan bahwa rata-rata tingkat asupan serat pangan penduduk indonesia
adalah 10,5 g/kap/hari. Hasil penelitian Badrialaily (2004) melaporkan bahwa
rata-rata asupan serat pangan sebesar 7,4- 8,2 g/kap/hari, sampel yang digunakan
adalah mahasiswa IPB. Penelitian yang dilakukan oleh Zulaika (2011) juga
menemukan bahwa asupan serat pangan rata-rata orang dewasa masih dalam
kategori kurang, yaitu sebesar 13,4-14,9 g/kap/hari.

Konsumsi Pangan yang Mengandung Kolesterol pada Responden
Pangan mengandung kolesterol yang dikonsumsi responden digolongkan
menjadi beberapa kelompok, mengacu pada cholesterol food group (Paul et al.
2013) dengan beberapa penyesuaian. Konsumsi pangan tersebut dapat dilihat pada
Tabel 11.
Tabel 11 Konsumsi pangan yang mengandung kolesterol
Kabupaten
Kelompok
pangan

Daging dan
olahannya
Minyak
dan lemak
hewani
Susu dan
olahannya
Produk
bakery
Jeroan dan
olahannya
Telur
Ikan dan
olahannya
Total

Kota

Total

Pria
rata-rata
(g/kap/hr)

Wanita
rata-rata
(g/kap/hr)

Pria
rata-rata
(g/kap/hr)

Wanita
rata-rata
(g/kap/hr)

Pria
rata-rata
(g/kap/hr)

Wanita
rata-rata
(g/kap/hr)

27,23

55,56

27,3

43,02

27,26

0,00

0,25

0,29

0,19

18,33

32,66

29,31

4,19

8,96

5,09

Asupan
kolesterol
Pria
Wanita
(mg)

(mg)

49,29

28,09

53,50

0,14

0,22

0,30

0,45

37,41

23,82

35,03

5,54

8,55

10,89

9,30

7,54

9,13

6,27

6,98

7,17

12,61

8,46

8,85

7,81

32,43

29,18

14,90

17,76

17,53

26,24

16,21

22

68,75

93,28

20,23

16,19

13,88

16,78

17,05

16,48

16,17

16,60

89,97

138,55

111,81

141,4

100,89

139,98

157,55

208,54

Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa pangan yang menjadi sumber
utama kolesterol adalah telur, dengan asupan kolesterol yang disumbangkan pada
responden pria dan wanita masing-masing sebesar 68,75 mg/kap/hari dan 93,28

12
mg/kap/hari. Konsumsi rata-rata telur dan olahannya berkisar antara 14.90-26
g/kap/hari, angka kisaran konsumsi telur nasional yang dikeluarkan Susenas
(2011) tidak jauh berbeda, yaitu sebesar 17,04 g/kap/hari.
Pangan mengandung kolesterol yang banyak dikonsumsi responden setelah
telur adalah daging dan olahannya, dengan asupan kolesterol yang disumbangkan
rata-rata berkisar 28,09-53,50 mg/kap/hari. Konsumsi rata-rata daging dan
olahannya berkisar antara 27.3-55.56 g/kap/hari data ini lebih tinggi dari data
konsumsi daging nasional yang dikeluarkan hasil Susenas (2010) yaitu sebesar
13,8 g/kap/hari. Konsumsi jeroan dan olahannya juga cukup banyak
menyumbangkan kolesterol, rata-rata asupan kolesterol dari kelompok pangan ini
sebesar 29,18-32,43 mg/kap/hari dengan asupan kolesterol dari jeroan unggas
menyumbang lebih banyak. Asupan kolesterol dari ikan dan olahannya berada
dalam rentang 16,17-16,60 mg/kap/hari. Konsumsi rata-rata ikan dan olahannya
berada dalam rentang 13,88-20,23 g/kap/hari, dengan konsumsi ikan air tawar
lebih banyak dibanding yang lainnya. Data konsumsi ikan pada penelitian ini
lebih rendah dari data hasil Susenas (2010) yaitu sebesar 45,15 gr/kap/hari.
Produk bakery mempunyai kandungan kolesterol yang berasal dari bahan
bakunya. Asupan kolesterol dari kelompok pangan ini rata-rata berkisar 6,27-6,98
mg/kap/hari, dengan produk yang banyak dikonsumsi antara lain bolu, cake,
martabak, pie dan nastar. Kelompok pangan susu dan olahannya menyumbangkan
kolesterol rata-rata sebesar 5,54-8,55 mg/kap/hari. Konsumsi rata-rata susu dan
produk olahannya berkisar antara 18,33-37,41 g/kap/hari, dengan susu kental
manis adalah yang terbanyak di konsumsi responden. Data konsumsi susu pada
penelitian ini lebih tinggi dari data hasil Susenas (2010) yaitu sebesar 6,94
gr/kap/hari.
Mentega merupakan lemak yang berasal dari hewani yang mengandung
kolesterol. Namun konsumsi responden terhadap mentega jumlahnya kecil sekali,
asupan kolesterol dari minyak dan lemak hewani rata-rata berkisar antara 0,300,45 mg/kap/hari.
Asupan kolesterol responden dapat ditentukan setelah mengetahui konsumsi
pangan sumber kolesterol responden dan kadar kolesterol pada pangan tersebut.
Menurut Almatsir (2006), batas anjuran konsumsi kolesterol dalam makanan
adalah ≤ 300 mg/hari. Tabel 12 menunjukkan asupan kolesterol responden.
Tabel 12 Asupan kolesterol responden
Asupan Kolesterol

Kabupaten

Kota

Total

Pria

Wanita

Pria

Wanita

Pria

Wanita

< 200 mg/hari

12

7

12

12

24

19

200-300 mg/hari

4

7

2

4

6

11

> 300 mg/hari

0

2

2

4

2

6

Rata-rata + SD (mg)

167,64+93,09

157,45+99,04

208,71+106,55

198,51+115,58

Nilai minimum (mg)

44,82

52,44

59,63

57,29

44,85

52,44

Nilai maksimum (mg)

298,17

337,66

504,87

466,96

504,84

466,96

Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
mengonsumsi kolesterol rata-rata < 200 mg/hari, hal ini artinya asupan kolesterol
rata-rata masih sesuai anjuran. Terlihat pula bahwa asupan kolesterol responden
wanita lebih dibanding responden pria. Hasil uji beda t-test juga menunjukkan

13
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan asupan kolesterol antara responden pria
dan wanita (p0,05). Hal
ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, menurut Sanjur (1982) pengaruh
pengetahuan gizi terhadap konsumsi makanan tidak selalu linier, artinya semakin
tinggi tingkat pengetahuan gizi, belum tentu konsumsi makanan menjadi baik.
Konsumsi makanan jarang dipengaruhi oleh pengetahun gizi secara tersendiri,
tetapi merupakan interaksi dengan sikap, lingkungan dan faktor ekonomi.
Hubungan Antara Asupan Protein, Karbohidrat, Kolesterol, Serat, Lemak
dan Aktivitas Fisik dengan Kadar Kolesterol Darah
Variabel aktivitas fisik, asupan karbohidrat, protein, lemak, serat dan
kolesterol diuji hubungan fungsionalnya dengan kadar kolesterol darah dengan
menggunakan uji regresi linear ganda Stepwise. Setelah sebelumnya diuji asumsi
terlebih dahulu, yang meliputi uji multikolinearitas, homoskedastisitas, uji
autokerelasi dan kenormalan. Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Hasil regresi model Stepwise variabel-variabel penelitian
Variabel dependen
B
Sig,
Konstanta
364,699
,000
X1 (asupan protein)
-,299
,125
X2 (asupan serat pangan)
-1,678
,069
X5 (asupan lemak)
,317
,084
X6 (aktivitas fisik)
-112,595
,000
JK (Jenis Kelamin)
35,750
,000
Model persamaan terbaik yang dapat dibuat dari Tabel 12 di atas adalah
sebagai berikut: Y = 364,699 – 0,299X1 – 1,678 X2 + 0,317 X5 -112,595 X6 +
35,750 JK, dengan Y adalah kadar kolesterol darah. Persamaan tersebut dapat
menggambarkan pengaruh masing-masing variabel (X) terhadap kadar kolesterol
darah (Y), dengan R2 =0,437. R2 yang diperoleh masih terbilang lemah, secara
simultan keragaman data yang diamati dapat dijelaskan sebesar 43,7%, sedangkan
sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak masuk ke dalam model. Salah
satunya diduga karena responden dalam penelitian ini sebagian besar berstatus
gizi normal, karena terkait kriteria inklusi dan ekslusi penelitian payung, sehingga
cakupan responden masih terbilang sempit.
Berdasarkan Tabel 12, asupan protein tidak berpengaruh nyata terhadap
kadar kolesterol darah (p>0,05), demikian pula halnya dengan asupan karbohidrat
dan asupan kolesterol. Hasil penelitian Wilkinson et al. (1950) menunjukkan
bahwa tidak ada korelasi antara asupan protein dan karbohidrat dengan kadar
kolesterol darah. Penelitian William et al. (1986) menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara asupan protein dengan kolesterol darah, tetapi setelah asupan
protein dikelompokkan berdasarkan sumbernya, terlihat bahwa asupan protein
hewani berhubungan positif dengan kadar kolesterol darah, trigliserida dan

14
VLDL. Menurut Lopez et al. (1966), jenis asupan karbohidrat mempengaruhi
kadar kolesterol. Asupan karbohidrat sederhana lebih berpengaruh terhadap kadar
kolesterol dan trigliserida darah ketimbang karbohidrat kompleks.
Penelitian-penelitian yang mengungkap hubungan antara asupan kolesterol
dari makanan terhadap kadar kolesterol darah pun telah banyak dilakukan.
Terdapat dua macam metode penelitian yang digunakan, yaitu metode observasi
dan metode eksperimental. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hasil yang
beragam, dengan penelitian eksperimental lebih banyak menunjukkan
keberhasilan. Observasi Kahn et al. (1969), Mann et al. (1962), Garcia-Palmieri et
al. (1977) tidak menunjukkan adanya hubungan antara asupan kolesterol dengan
kadar kolesterol darah. Penelitian eksperimental Taylor et al. (1960) dalam
McGill (1979) dan Keys (1984), serta Mattson et al. (1972) menunjukkan bahwa
asupan kolesterol berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah dalam batasan
tertentu yaitu 0-300 mg atau 400 mg, setiap 100 mg kolesterol rata-rata
menyebabkan kenaikan 12 mg/dl kolesterol darah.
Hasil penelitian ini, tidak berlawanan dengan hasil-hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa asupan kolesterol mempengaruhi kadar kolesterol darah.
asupan kolesterol adalah salah satu dari banyak faktor yang mempengaruhi, ketika
faktor lainnya tidak dibuat tetap, faktor ini hanya berkontribusi kecil.
Asupan serat pangan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar kolesterol
darah pada alpha

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik dengan Gizi Lebih pada Mahasiswa Akademi Kebidanan Sari Mutiara Medan Tahun 2011

1 49 116

Analisis Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan Darah dan Kolesterol

0 3 117

Hubungan Antara Pola Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Osteoporosis pada Lansia di Panti Werdha Bogor

1 9 69

Hubungan Konsumsi Pangan, Aktivitas Fisik dan Status Gizi dengan Tekanan dan Glukosa Darah pada Mahasiswa IPB

1 13 59

HUBUNGAN ASUPAN SERAT DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DAN WANITA DEWASA Hubungan Asupan Serat dengan Kadar Kolesterol Total pada Pria dan Wanita Dewasa di Posbindu Purwobakti Husada Kota Surakarta.

0 3 18

HUBUNGAN ASUPAN ASUPAN SERAT DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DAN WANITA DEWASA Hubungan Asupan Serat dengan Kadar Kolesterol Total pada Pria dan Wanita Dewasa di Posbindu Purwobakti Husada Kota Surakarta.

3 12 17

PENDAHULUAN Hubungan Asupan Serat dengan Kadar Kolesterol Total pada Pria dan Wanita Dewasa di Posbindu Purwobakti Husada Kota Surakarta.

0 2 5

HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR KOLESTEROL DARAH DAN KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN PADA Hubungan Konsumsi Lemak Dan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Kolesterol Darah Dan Kadar Low Density Lipoprotein Pada Pasien Penyakit Jantung Koro

2 3 18

HUBUNGAN KONSUMSI LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR KOLESTEROL DARAH DAN KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN PADA Hubungan Konsumsi Lemak Dan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Kolesterol Darah Dan Kadar Low Density Lipoprotein Pada Pasien Penyakit Jantung Koro

0 3 13

HUBUNGAN ASUPAN SERAT, KOLESTEROL, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR KOLESTEROL DARAH WANITA DEWASA DI SANGGAR SENAM The Relation of Fiber Intake, Cholesterol, and Physical Activity with Blood Cholesterol Level of Women Adult in Bogor Aerobic Studio Adinda

0 1 10