Hubungan Konsumsi Pangan, Aktivitas Fisik dan Status Gizi dengan Tekanan dan Glukosa Darah pada Mahasiswa IPB

HUBUNGAN KONSUMSI PANGAN, AKTIVITAS FISIK DAN
STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DAN GLUKOSA DARAH
PADA MAHASISWA IPB

FAJAR SAFITRI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Konsumsi
Pangan, Aktivitas Fisik dan Status Gizi dengan Tekanan dan Glukosa Darah pada
Mahasiswa IPB adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2014
Fajar Safitri
NIM I14124041

Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait

ABSTRACT
FAJAR SAFITRI. Hubungan Konsumsi Pangan, Aktivitas Fisik dan Status Gizi
dengan Tekanan dan Glukosa Darah pada Mahasiswa IPB. Dibimbing oleh
DODIK BRIAWAN.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan konsumsi pangan,
aktivitas fisik dan status gizi dengan tekanan dan glukosa darah pada mahasiswa
Mayor Ilmu Gizi. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study
dengan jumlah subjek sebanyak 120 orang terdiri dari 17 mahasiswa dan 113
mahasiswi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi yang
ditemukan sebesar 7% dan untuk diabetes mellitus tidak ditemukan. Frekuensi
kebiasaan makan seperti jajanan asin dan manis, olahan asin dan manis, makanan

instan dan makanan berlemak dikonsumsi hanya 1-2 kali/minggu. Hasil
menunjukkan bahwa 64.2% subjek mempunyai persen kontribusi lemak yang
lebih dan 99.2% memiliki asupan natrium yang cukup. Terdapat 81.7%
memiliki tingkat aktivitas fisik yang ringan. Terdapat 95.8% subjek mempunyai
IMT normal, 96.7% subjek mempunyai lingkar pinggang normal dan 95% subjek
mempunyai RLPP normal. Hasil uji regresi logistik berganda menunjukkan tidak
ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, riwayat kesehatan keluarga,
frekuensi kebiasaan makan, konsumsi makanan, aktivitas fisik dan status gizi
dengan tekanan darah dan glukosa darah (p> 0,05).
Kata kunci : glukosa darah, mahasiswa, tekanan darah.

ABSTRACT
FAJAR SAFITRI. Association between Food Consumption, Physical Activity and
Nutritional Status with Blood Pressure and Glucose Undergraduate Students at
Bogor Agricultural University. Supervised by DODIK BRIAWAN.
This study aimed to analyze the association between food consumption,
physical activity and nutritional status with blood pressure and glucose on
undergraduate students major in nutrition sciences. The design was a crosssectional study with 120 subject consisting of 17 male and 113 female students.
The results showed that the prevalence of hypertension was 7% and there was no
student suffering diabetes mellitus. Frequency of eating habits as salty and sweet

snacks, salty and sweet of processed, instant foods and fatty foods consumed only
1-2 times/week. There was 64.2% subject had a percent contribution of fat in
higher categories and 99.2% subject had sufficient sodium intake. There was
81.7% subject had light activity lifestyle. There was 95.8% subject had normal
BMI, 96.7% subject had normal waist circumference and 95% subject had normal
waist hip ratio. The multiple logistic regression showed there was no a significant
relationship between gender, family medical history, frequency of eating habits,
food consumption, physical activity and nutritional status with blood pressure and
blood glucose (p>0.05).
Keyword : blood glucose, blood pressure, students.

HUBUNGAN KONSUMSI PANGAN, AKTIVITAS FISIK DAN
STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DAN GLUKOSA DARAH
PADA MAHASISWA IPB

FAJAR SAFITRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi

dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Hubungan Konsumsi
Pangan, Aktivitas Fisik dan Status Gizi dengan Tekanan dan Glukosa Darah pada
Mahasiswa IPB dapat diselesaikan. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan MCN selaku pembimbing skripsi
yang telah memberi saran yang bermanfaat atas penelitian ini.
2. Bapak dr. Naufal Muharam Nurdin, S. Ked selaku dosen penguji dan
pemandu seminar yang telah banyak memberikan masukan untuk
penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Prof. Dr. Ir Evy Damayanthi, MS selaku dosen pembimbing
akademik yang telah membimbing penulis selama masa perkuliahan.
4. Kedua orang tua : H. Zainal Dj (Ayah), H. Sumiyati (Ibu), Ari P
(kakak) dan seluruh keluarga besar atas segala doa dan dukungan
morilnya.
5. Teman seperjuangan penelitian: Muh Yulianto, Hafiduddin, Wilda,
Rekyan “Dedew”, Nida Nadia R dan Rhidati U atas semua dukungan,
dan kerja sama selama pengumpulan data.
6. Mahasiswa TPB Mayor Gizi Masyarakat Angk. 50 yang sudah
bersedia menjadi sampel penelitian.
7. Para pembahas seminar : Liris Nurfi’ah, Nadia Kholila, Miftahur
Rahmah, Mar’atus Sholihah.
8. Teman-teman Gizi Masyarakat Alih jenis 6 “Nutrigenomic 6” : Titis,
Liris, Cicit, Irma, Nida, Astri dan seluruh keluarga besar GM AJ 6 atas
pertemanan dan semangatnya.
Demikian yang penulis sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan
ataupun kekhilafan yang penulis lakukan. Semoga karya ilmiah ini dapat
memberikan manfaat.

Bogor, Desember 2014


Fajar Safitri

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Hipotesis Penelitian
Manfaat Penelitian
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
Cara Penarikan Subjek
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data

Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Subjek
Kejadian Hipertensi
Kejadian Hiperglikemi
Konsumsi Pangan dan Asupan Gizi
Aktivitas Fisik
Status Gizi
Hubungan Konsumsi Pangan dengan Tekanan Darah
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah
Hubungan Status Gizi dengan Tekanan Darah
Hubungan Konsumsi Pangan dengan Glukosa Darah
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Glukosa Darah
Hubungan Status Gizi dengan Glukosa Darah
Faktor Risiko Hipertensi
Faktor Risiko Hiperglikemi
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA


iv
iv
v
vi
1
1
3
3
3
4
4
5
5
6
6
8
13
14
14

15
16
17
22
24
25
27
28
29
29
30
30
31
31
31
32
32

DAFTAR TABEL
1

2
3
4
5
6
7

Physical Activity Ratio (PAR) berbagai aktivitas fisik
Pengelompokkan asupan dan tingkatan kecukupan zat gizi
Klasifikasi tekanan darah
Klasifikasi kadar glukosa darah sewaktu dan puasa
Sebaran subjek berdasarkan karakteristik
Sebaran subjek berdasarkan klasifikasi hipertensi
Konsumsi pangan subjek yang dapat meningkatkan tekanan darah

9
11
12
12
15

15
18

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Konsumsi pangan subjek yang dapat meningkatkan glukosa darah
Sebaran frekuensi kebiasaan makan dengan tekanan darah
Sebaran frekuensi kebiasaan makan dengan glukosa darah
Sebaran subjek berdasarkan tingkat kecukupan zat gizi
Rata-rata lama kegiatan berdasarkan jenis aktivitas fisik
Sebaran subjek berdasarkan kebiasaan olahraga
Sebaran subjek berdasarkan tingkat aktivitas fisik
Sebaran subjek berdasarkan status gizi
Hubungan frekuensi kebiasaan makan yang berisiko dengan tekanan darah
Hubungan asupan lemak dan natrium dengan tekanan darah
Hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah
Hubungan antara status gizi dengan tekanan darah

19
20
20
22
23
23
24
25
26
27
28
28

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6

Bagan kerangka pemikiran
Diagram alir penarikan subjek
Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul
Alat ukur tekanan darah digital Omron
Alat ukur glukosa darah digital Accu-Check
Sebaran subjek berdasarkan klasifikasi tekanan darah

5
6
7
7
8
16

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Daftar makanan, harga dan kandungan zat gizi untuk mahasiswa
Perbedaan tingkat kecukupan gizi dan aktivitas fisik
Korelasi lingkar pinggang dan RLPP dengan IMT
Korelasi frekuensi kebiasaan makan dan asupan gizi dengan tekanan darah
Korelasi aktivitas fisik dan status gizi dengan tekanan darah
Perbedaan tekanan darah sistolik-diastolik yang status gizi normal dan obese
Korelasi frekuensi kebiasaan makan dan asupan gizi dengan glukosa darah
Korelasi aktivitas fisik dan status gizi dengan glukosa darah
Perbedaan glukosa darah puasa yang status gizi normal dan obese
Uji multiple logistic regression seluruh variabel dengan kejadian hipertensi

36
43
43
43
43
43
44
44
44
44

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit kardiovaskuler menempati urutan pertama penyebab kematian di
dunia meskipun pengobatan di bidang ini sangat maju pesat. Mahalnya biaya
pengobatan mengakibatkan tidak semua masyarakat mendapatkan pelayanan yang
optimal. Pencegahan merupakan langkah yang harus dilakukan sedini mungkin,
salah satu cara yaitu dengan memperkenalkan masyarakat dengan faktor risiko
penyakit tersebut (Zhu et al. 2002). Kumpulan faktor risiko penyakit
kardiovaskuler dapat meningkatkan risiko kejadian maupun kematian oleh
penyakit kardiovaskuler yang disebut sindroma metabolik (Zhu et al. 2002 dan
Yoo et al. 2004). Reaven (1988), menyatakan bahwa sindrom metabolik
merupakan sekumpulan kelainan metabolisme, yang ditandai dengan obesitas
viseral, meningkatnya kadar trigliserida, meningkatnya kadar glukosa, rendahnya
kadar High Density Lipoprotein (HDL) dan hipertensi (Aru dan Sudoyo et al.
2006).
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi atau yang lebih
dikenal dengan penyakit darah tinggi ditandai dengan nilai pengukuran tekanan
darah seseorang yang tinggi untuk tekanan darah sistolik maupun untuk tekanan
darah diastoliknya. Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat.
Hipertensi tidak hanya terjadi pada orang dewasa atau usia lanjut, tetapi juga
dapat terjadi pada anak-anak dan remaja. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2013 menunjukkan sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum
terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18
tahun ke atas ditemukan hipertensi di Indonesia sebesar 25.8% dimana hanya
9.5% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi (Depkes 2013).
Hipertensi sering tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari bila telah
menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak
jarang hipertensi ditemukan secara tidak sengaja pada waktu pemeriksaan
kesehatan rutin atau datang dengan keluhan lain.
Selain hipertensi, diabetes mellitus juga merupakan masalah kesehatan
masyarahat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Diabetes
mellitus atau yang lebih dikenal dengan penyakit kencing manis ditandai dengan
nilai pengukuran glukosa darah seseorang yang tinggi baik glukosa darah puasa
dan/atau glukosa darah sewaktu. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013
menunjukan kecenderungan prevalensi diabetes mellitus di Indonesia sebesar
2.1%. Global status report on NCD World Health Organization (WHO) tahun
2010 melaporkan bahwa diabetes mellitus menduduki peringkat ke-6 sebagai
penyebab kematian. Sekitar 1.3 juta orang meninggal akibat diabetes dan 4%
meninggal sebelum usia 70 tahun. Pada Tahun 2030 diperkirakan diabetes
mellitus menempati urutan ke-7 penyebab kematian dunia. International Diabetes
Federation (IDF) menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara urutan ke-7
dengan prevalensi diabetes tertinggi, di bawah China, India, USA, Brazil, Rusia
dan Mexico. Di Indonesia diperkirakan pada tahun 2030 akan memiliki
penyandang DM (diabetisi) sebanyak 21.3 juta jiwa (Depkes 2012).

2
Peningkatan tekanan darah atau hipertensi dan diabetes mellitus yang
cukup tinggi membuat kementerian kesehatan berupaya mencegah dan
menanggulanginya dimulai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dengan
cara memperkenalkan faktor-faktor risiko yang terkait. Faktor-fator risiko yang
terkait terbagi atas 2 jenis yaitu, faktor yang tidak dapat dikontrol/diubah seperti
umur, jenis kelamin, riwayat penyakit dan faktor yang dapat dikontrol, seperti
pola makan yang salah, kurangnya aktivitas fisik, dan obesitas.
Pola makan atau konsumi pangan adalah salah satu faktor yang dapat
dimodifikasi dan mempengaruhi kejadian hipertensi dan diabetes mellitus. Salah
satu zat gizi makro dan mikro yang berperan dalam peningkatan tekanan darah
adalah lemak dan natrium. Tesfaye et al. (2007) menyatakan bahwa konsumsi
pangan tinggi lemak dan energi dapat menyebabkan obesitas dan berakhir pada
peningkatan tekanan darah. Studi meta analisis menunjukkan hasil penurunan
tekanan darah sistolik sebesar 4 mmHg dan penurunan tekanan darah diastolik
sebesar 2.5 mmHg setelah diturunkan asupan natrium sebesar 50 mmol (He
2003). Hasil penelitian tentang hubungan pola makan dengan penyakit diabetes
mellitus menunjukkan bahwa pola makan Western (barat) pada penduduk pria di
Amerika Serikat berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit diabetes
mellitus (Van Dam et al. 2002). Penduduk Fiji yang mengonsumsi energi dan
lemak lebih banyak memiliki risiko lebih tinggi terhadap diabetes mellitus
dibandingkan dengan penduduk Jepang dan Vietnam (Tomisaka et al. 2002).
Peningkatan tekanan darah dipengaruhi berbagai macam faktor,
diantaranya adalah kurangnya aktivitas fisik. Studi yang membandingkan beda
efek intensitas olahraga menunjukkan olahraga dengan intensitas ringan hingga
sedang lebih efektif menurunkan tekanan darah dibandingkan intensitas berat dan
juga lebih efektif pada usia lanjut (Kokkinos 2009). Hasil studi epidemiologi juga
menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas fisik meningkatkan sensitifitas insulin
dan menurunkan risiko berkembangnya DM tipe 2 (WHO 2003b).
Indikator status gizi yang dikaitkan dengan penyakit kardiovaskuler antara
lain Indeks Massa Tubuh (IMT), Lingkar Pinggang (LiPi) Rasio Lingkar
Pinggang-Pinggul (RLPP). IMT mempunyai hubungan yang kuat dengan tekanan
darah (Zhou 2008). IMT ≥ persentil 95th berhubungan kuat dengan peningkatan
tekanan darah ≥ persentil 90th (RR = 3.8; 95% CI; 2.6 – 5.4) (Moore 2006). Pada
remaja laki – laki dan perempuan dengan IMT ≥ persentil 90th mempunyai
tekanan darah sistolik tinggi sebesar 35.7% dan 14.0%, dan tekanan darah
diastolik tinggi sebesar 24.7% dan 15.9% (Plachta-Danielzik 2008). Lingkar
pinggang menggambarkan akumulasi lemak intra-abdominal atau lemak viseral.
Bertambahnya ukuran LiPi berkaitan erat dengan peningkatan faktor risiko
penyakit kardiovaskuler (Seidell 2001). Pada remaja laki – laki dan perempuan
dengan LiPi ≥ persentil 90th mempunyai tekanan darah sistolik tinggi sebesar
35.9% dan 9.2%, dan tekanan darah diastolik tinggi sebesar 21.6% dan 12.1%
(Plachta-Danielzik 2008). Canoy et al. (2004) melaporkan bahwa rasio lingkar
pinggang pinggul berhubungan positif dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Penelitian Weinstein et al. (2004) menyimpulkan risiko timbulnya
diabetes melitus meningkat dengan naiknya Indeks Massa Tubuh, dimana terdapat
hubungan linier antara IMT dengan kadar glukosa darah. Penelitian di Pakistan
pada tahun 2010 menunjukkan bahwa penderita hiperglikemia memiliki lingkar
pinggang lebih dari 100 cm pada pria dan 87.5 cm pada wanita sebanyak 22%

3

(Humayun 2010). Pada penelitian Kusama (2005) menunjukkan bahwa RLPP
berhubungan positif dengan diabetes mellitus (OR = 1.53; 95% CI; 1.29 – 1.79).
Berdasarkan penjelasan di atas maka terlihat adanya hubungan antara
konsumsi makan, aktivitas fisik dan status antropometri dengan peningkatan kadar
tekanan darah dan glukosa darah. Hal tersebut melatarbelakangi peneliti untuk
mengetahui hubungan konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status gizi dengan
tekanan darah dan glukosa darah pada mahasiswa TPB IPB.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis
hubungan konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status gizi dengan tekanan dan
glukosa darah pada mahasiswa IPB. Adapun rumusan masalah dalam penulisan
karya ilmiah ini sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status gizi
dengan tekanan darah?
2. Apakah terdapat hubungan konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status gizi
dengan glukosa darah?

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan
konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status gizi dengan tekanan dan glukosa darah
pada mahasiswa.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi karakteristik subjek, meliputi : umur, jenis kelamin, berat
badan, tinggi badan dan riwayat penyakit keluarga.
2. Mengidentifikasi tekanan darah subjek.
3. Mengidentifikasi glukosa darah subjek.
4. Mengidentifikasi konsumsi pangan subjek.
5. Mengidentifikasi aktivitas fisik subjek.
6. Mengidentifikasi status gizi subjek.
7. Menganalisis hubungan konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status gizi
dengan tekanan dan glukosa darah pada mahasiswa.
Hipotesis Penelitian
1. Terdapat hubungan antara konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status gizi
dengan tekanan darah.
2. Terdapat hubungan antara konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status gizi
dengan glukosa darah.
3. Terdapat pengaruh jenis kelamin, riwayat kesehatan keluarga, konsumsi
pangan, aktivitas fisik dan status gizi terhadap tekanan darah.

4
4. Terdapat pengaruh jenis kelamin, riwayat kesehatan keluarga, konsumsi
pangan, aktivitas fisik dan status gizi terhadap glukosa darah
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
keterkaitan hubungan antara konsumsi pangan, aktivitas fisik dan status gizi
dengan tekanan darah dan glukosa darah pada mahasiswa. Selain itu juga dapat
memberikan informasi dalam mengidentifikasi individu yang menderita hipertensi
dan diabetes mellitus.
.

KERANGKA PEMIKIRAN
Tekanan darah adalah kekuatan yang mendorong jantung memompa darah
ke seluruh tubuh dan berubah-ubah sepanjang hari sesuai dengan situasi dan juga
karena pertambahan usia dan berat badan seseorang. Tekanan darah dinyatakan
dengan tekanan sistolik dan diastolik. Glukosa darah atau yang biasa disebut
dengan gula darah adalah jumlah glukosa yang terdapat didalam darah. Glukosa
darah dapat dinyatakan diabetes mellitus apabila glukosa darah puasa melebihi
batas normal.
Peningkatan tekanan darah atau hipertensi dan diabetes mellitus yang
cukup tinggi membuat kementerian kesehatan berupaya mencegah dan
menanggulanginya dimulai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dengan
cara memperkenalkan faktor-faktor risiko yang terkait. Faktor-fator risiko yang
terkait terbagi atas 2 jenis yaitu, faktor yang tidak dapat dikontrol/diubah seperti
umur, jenis kelamin, riwayat penyakit dan faktor yang dapat dikontrol, seperti
pola makan yang salah, kurangnya aktivitas fisik, dan obesitas.
Pola makan atau konsumi pangan adalah salah satu faktor yang dapat
dimodifikasi dan mempengaruhi kejadian hipertensi dan diabetes mellitus. Hal ini
berkaitan dengan konsumsi makanan tertentu yang dapat menstimulasi naiknya
tekanan darah dan glukosa darah. Kandungan gizi yang berdampak nyata terhadap
naiknya tekanan darah dan glukosa darah adalah mineral sodium dan makanan
berlemak. Konsumsi makanan tinggi sodium dan tinggi lemak mempunyai
pengaruh yang bermakna terhadap kejadian hipertensi dan diabetes mellitus.
Aktivitas fisik dengan intensitas ringan hingga sedang lebih efektif
menurunkan tekanan darah dibandingkan intensitas berat. Peningkatan aktivitas
fisik meningkatkan sensitifitas insulin dan menurunkan risiko berkembangnya
diabetes mellitus tipe 2.
Berbagai penelitian menemukan status antropometri berhubungan dengan
tekanan darah dan glukosa darah. Peningkatan IMT menyebabkan peningkatan
pada tekanan darah dan glukosa darah seseorang. Lingkar pinggang juga
berhubungan dengan tekanan darah dan glukosa darah. Lingkar pinggang
merupakan parameter yang lebih akurat untuk mencerminkan obesitas sentral.
Lingkar pinggang yang besar berisiko terhadap peningkatan tekanan darah dan
glukosa darah. Rasio lingkar pinggang pinggul berhubungan dengan tekanan

5

darah dan glukosa darah. Semakin besar rasio lingkar pinggang pinggul maka
tekanan darah dan glukosa darah juga semakin meningkat.. Hubungan antar
variabel yang diamati dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 1.
Karakteristik Subjek
Umur
Jenis kelamin
Berat dan tinggi
badan
Riwayat
penyakit
keluarga

Konsumsi
pangan

Tekanan darah :
Sistolik
Diastolik

Gambar 1

Aktivitas
fisik

Status gizi

Glukosa darah :
GD puasa

Kerangka pemikiran hubungan konsumsi pangan, aktivitas fisik, dan
status gizi dengan tekanan dan glukosa darah pada mahasiswa.

Keterangan
: variabel yang diteliti
: hubungan yang dianalisis
: hubungan yang tidak dianalisis
: variabel yang tidak diteliti

METODE
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study.
Pemilihan tempat dilakukan secara purposive dengan alasan sebagian besar
aktivitas mahasiswa TPB di lakukan di asrama. Pengumpulan data dilakukan di

6
asrama putra-putri TPB IPB dan ruang Badan Konsultasi Gizi di Departemen Gizi
Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor pada bulan
Februari - Maret 2014.
Cara Penarikan Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa TPB program S1
Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor tahun ajaran 2013/2014 yang bersedia diambil
datanya dan pada saat penelitian masih aktif dalam perkuliahan. Total seluruh
mahasiswa adalah 120 orang dengan jumlah mahasiswa yang bersedia
berpartisipasi dalam penelitian ini sebesar 100%. Gambar 2 menjelaskan
mengenai penarikan/penyaringan subjek penelitian.

Populasi : 120 orang

Laki-laki : 17 orang
Bersedia berpatisipasi
dalam penelitian

Perempuan : 113 orang
Bersedia berpatisipasi
dalam penelitian

Diberikan kuesioner
untuk dijawab
Gambar 2 Diagram alir penarikan subjek

Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer yang diperoleh melalui
pengisian kuesioner, wawancara dan pengukuran secara langsung oleh subjek
yang dilaksanakan setelah jam kuliah. Data primer yang diperoleh dengan cara
pengisian adalah karakteristik subjek meliputi nama, tanggal lahir, dan jenis
kelamin, data riwayat kesehatan meliputi riwayat hipertensi dan diabetes mellitus
kedua orang tua dan keluarga subjek, pola konsumsi pangan meliputi frekuensi
kebiasaan jajanan asin (keripiki asin, chiki, biskuit asin), olahan asin (telur asin,
ikan asin, makanan bersantan, makanan yang diawetkan dengan garam), jajanan
manis (donat, jelly kemasan, kue basah, es campur, jus buah, jus pop ice), olahan
manis (bolu, dodol, buah kaleng, sirup, selai, makanan yang diawetkan dengan
gula), makanan instan (makanan kemasan/kaleng, mie instan, bubur instan, pasta
instan) dan makanan berlemak (fast food, gorengan, keju, cake, udang) subjek
seminggu terakhir, data aktivitas fisik dengan mengisi kuesioner aktivitas fisik
pada hari kuliah dan hari libur, dan data kebiasaan berolahraga mencakup jenis

7

olahraga, durasi olahraga dan frekuensi olahraga. Data primer yang dilakukan dengan
cara wawancara yaitu data asupan gizi yang diperoleh melalui food recall 2x24 jam
(hari kuliah dan hari libur).
Data primer yang dilakukan dengan cara pengukuran meliputi, pengukuran
berat badan dengan menggunakan timbangan injak digital dengan ketelitian 0.1 kg,
tinggi badan dengan menggunakan microtoise dengan ketelitian 0.1 cm, lingkar
pinggang-pinggul dengan menggunakan pita centimeter dengan ketelitian 0.1 cm.
Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggul berdasarkan WHO (2008a).
Diukur dalam posisi tegak dan tenang. Baju atau penghalang pengukuran
disingkirkan. Lingkar pinggang diukur pada titik tengah antara ujung bawah
tulang rusuk dan puncak tulang iliac (pinggul). Subjek harus berada dalam
keadaan santai dan bernapas secara alami untuk meminimalkan tarikan ke dalam
dari abdominal. Untuk pengukuran lingkar pinggul disekitar bagian terluas atau
menonjol dari pinggul. Pita pengukur tidak menekan kulit terlalu ketat dan sejajar
dengan lantai. Cara pengukuran lingkar pinggang-pinggul dapat dilihat pada
Gambar 3.

Gambar 3 Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar pinggul

Data tekanan darah sistolik dan diastolik. Tekanan darah diukur dengan
menggunakan alat digital tekanan darah Omron. Pengukuran tekanan darah dalam
posisi duduk, setelah sebelumnya diistirahatkan minimal 15 menit atau setelah
wawancara. Lengan baju disingkirkan kemudian kenakan manset pas melingkar
pada bagian lengan kiri atas. Atur letak manset hinggan 1-2 cm diatas siku lengan.
Manset direkatkan hingga pas di lengan. Tekan tanda START pada alat digital,
tunggu beberapa menit alat tersebut akan memompa dan manset akan
mengembung untuk mengukur tekanan sistolik dan siatolik. Setelah itu manset
akan mengempis dan data hasil pengukuran akan muncul di layar alat tersebut
yaitu data tekanan darah sistolik dan diastolik.

Gambar 4 Alat ukur tekanan darah digital Omron
Data glukosa darah. Glukosa darah diukur dengan menggunakan digital
Accu-check. Siapkan peralatan yang dibutuhkan yaitu kapas beralkohol, jarum
lancet, alat penusuk (lancing device), alat glucose meter dan test strip. Cuci dan

8
keringkan kedua tangan sebelum pengambilan sampel untuk menghindari
kontaminasi. Jarum lancet dimasukkan ke alat penusuk. Ujung jari manis bagian
kiri yang akan ditusuk dibersihkan dengan kapas beralkohol untuk menghindari
infeksi. Tusukkan jarum ke ujung jari, lap darah pertama yang keluar dengan
kapas atau tissue. Tekan dengan pelan jari yang sudah ditusuk tadi untuk
membantu mengeluarkan darah, tapi jangan terlalu kuat agar sampel darah tidak
bercampur dengan cairan otot. Test strip dimasukkan ke alat glucose meter,
tempelkan ujung jari yang ditusuk tadi ke test strip sampai terbasahi merata. Bila
sampel darah sudah memadai maka alat akan mulai mengukur dan data hasil
pengukuran akan muncul di layar alat tersebut yaitu data glukosa darah.
Tempelkan kapas beralkohol ke ujung jari yang tertusuk untuk menghentikan
pendarahan.

Gambar 5 Alat ukur gula darah digital Accu-check

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan menggunakan program
komputer Microsoft Office Excel dan SPSS 13 for Windows. Proses pengolahan
meliputi coding, entri dan analisis.
Karakteristik Subjek.
Data umur responden dihitung berdasarkan pada ulang tahun terakhir yang
telah dijalani. Data jenis kelamin responden dikelompokkan menjadi 2 kelompok
yaitu laki-laki dan perempuan. Data berat badan dan tinggi badan digunakan
untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). Data riwayat keluarga/keturunan
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu ada keturunan jika terdapat riwayat
keturunan langsung dari bapak dan ibu dan/atau tidak langsung dari kakek dan
nenek (kode 1) dan kelompok tidak ada riwayat keturunan (kode 0).
Aktivitas Fisik.
Pengukuran aktivitas fisik diperoleh dari pengisian kuesioner aktivitas
fisik langsung oleh subjek. Berdasarkan WHO/FAO (2001), besarnya aktivitas
fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical
Activity Level) atau tingkat aktivitas fisik. PAL merupakan besarnya energi yang
dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam 24 jam. PAL ditentukan
dengan rumus sebagai berikut:

9

Keterangan:
PAL
PAR

: Physical activity level (tingkat aktivitas fisik)
: Physical activity rate (jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap
jenis aktivitas per jam)

Untuk menghitung nilai PAL seseorang maka perlu diketahui nilai PAR
(Physical Activity Ratio). Nilai PAR berbeda untuk setiap aktivitas fisik yang
dilakukan. FAO/WHO (2001) menentukan nilai PAR untuk berbagai jenis
aktivitas fisik yang dilakukan oleh seseorang sebagaimana yang tercantum dalam
Tabel 1.
Tabel 1 Physical Activity Ratio (PAR) berbagai aktivitas fisik
Aktivitas
Tidur
Berkendara dalam bus/mobil
Aktivitas santai (nonton TV dan mengobrol)
Makan
Duduk
Mengendarai mobil/berkendara
Memasak
Berdiri, membawa barang yang ringan
Mandi dan berpakaian
Menyapu, mencuci baju dan piring tanpa mesin
Mengerjakan pekerjaan rumah tangga
Berjalan
Berkebun
Olahraga ringan (jalan kaki)
Kegiatan yang dilakukan dengan duduk
Transportasi dengan bus
Kegiatan ringan
Sumber : FAO/WHO/UNU (2001)

Physical Activity Ratio
1.0
1.2
1.4
1.5
1.5
2.0
2.1
2.2
2.3
2.3
2.8
3.2
4.1
4.2
1.5
1.2
1.4

Nilai PAR kemudian dikalikan dengan alokasi waktu yang digunakan
untuk melakukan aktivitas fisik tersebut selama 24 jam sehingga diperoleh nilai
PAL. Berdasarkan nilai PAL tersebut maka diketahui kategori tingkat aktivitas
fisik seseorang yaitu, sangat ringan (< 1.40), ringan (1.40 – 1.69), sedang (1.70 –
1.99) dan berat (> 1.99). Data kebiasaan olahraga diperoleh dengan cara mengisi
kuesioner yang meliputi jenis olahraga, durasi olahraga dan frekuensi olahraga
yang dilakukan oleh subjek.
Konsumsi Pangan.
Data konsumsi pangan yang meliputi jenis dan jumlah pangan, kemudian
dikonversikan ke dalam kandungan zat gizi yaitu energi (kkal), protein (g), lemak
(g) dan natrium (mg) dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan
(DKBM). Rumus yang digunakan untuk mengetahui kandungan zat gizi makanan
yang dikonsumsi (Hardinsyah & Briawan 1994) yaitu:

10
KGij= (Bj/100)x Gij x (BDDj/100)
dimana
KGij : Kandungan zat gizi i dan pangan j dengan berat B gram
Bj
: Jenis pangan j (g)
Gij
: Kandungan zat gizi i dalam 100 g BDD pangan j
BDDj : Persen pangan j yang dapat dimakan (%BDD)
Untuk menghitung tingkat kecukupan konsumsi energi dan zat gizi subjek
yang dikoreksi dengan berat badan aktual sehat (dari setiap kelompok usia)
dengan rumus :
AKGi = (Ba/Bs) x AKG
Keterangan :
AKGi : Angka kecukupan energi dan protein
Ba
: Berat badan aktual sehat (kg)
Bs
: Berat badan standar yang tercantum dalam AKG
AKG : angka kecukupan gizi yang di anjurkan WNPG 2013
Rumus di atas hanya diberlakukan pada subjek dengan status gizi normal
sedangkan untuk subjek dengan status gizi kurang, overweight, dan obese
menggunakan koreksi berat badan ideal menurut tinggi badan. Perhitungan tingkat
kecukupan gizi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
TKGi = (Ki/AKGi) x 100%
Keterangan :
TKGi : Tingkat kecukupan zat gizi i
Ki
: Konsumsi zat gizi i
AKGi : Kecukupan zat gizi yang dianjurkan
Pengelompokkan berat badan, energi dan protein berdasarkan AKG 2013
yang sesuai dengan golongan laki-laki dan perempuan pada umur 16-18 tahun dan
19-29 tahun. Pada kelompok umur 16-18 tahun rata-rata untuk orang Indonesia
secara berturut-turut pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah 56kg,
2675kkal dan 66g; dan 50kg, 2125kkal dan 59g. Pada kelompok umur 19-29
tahun secara berturut-turut pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah
60kg, 2725kkal dan 62g; dan 54kg, 2250kkal, 59g.
Perhitungan kandungan zat gizi natrium menggunakan software
nutrisurvey, terdapat 5.3% (wortel, kacang kedelai, pisang lampung, bawang
bombay, kacang bogor, oncom, dan sate kulit) bahan makanan mentah dan
makanan matang yang tidak terdapat pada nutrisurvey sedangkan makanan dan
minuman kemasan berdasarkan nutrition fact pada kemasan. Bahan makanan
mnentah dan makanan matang yang tidak terdapat pada nutrisurvey ada beberapa
makanan yang menggunakan pendekatan terhadap jenisnya dan ada data yang
tidak digunakan.
Kemudian selanjutnya tiap subjek dikelompokkan menurut tingkat
kecukupan energi dan protein serta persen kontribusi lemak dan asupan natrium
(Tabel 2).

11

Tabel 2 Pengelompokkan asupan dan tingkat kecukupan zat gizi
Variabel
Tingkat kecukupan energi dan protein

Persen kontribusi lemak

Asupan natrium

Kategori
1. Defisit tingkat berat (< 70% AKG)
2. Defisit tingkat sedang (70-79% AKG)
3. Kurang (80-89% AKG)
4. Cukup (90-119% AKG)
5. Lebih (≥ 120% AKG)
(Depkes 1996)
1. Cukup (≤ 30% total energi)
2. Lebih (> 30% total energi)
(WNPG 2004)
1. Cukup (≤ 1500 mg)
2. Lebih (> 1500 mg) (WNPG 2012)

Konsumsi pangan untuk kebiasaan jajanan asin (keripiki asin, chiki,
biskuit asin), olahan asin (telur asin, ikan asin, makanan bersantan, makanan yang
diawetkan dengan garam), jajanan manis (donat, jelly kemasan, kue basah, es
campur, jus buah, jus pop ice), olahan manis (bolu, dodol, buah kaleng, sirup,
selai, makanan yang diawetkan dengan gula), makanan instan (makanan
kemasan/kaleng, mie instan, bubur instan, pasta instan) dan makanan berlemak
(fast food, gorengan, keju, cake, udang) diperoleh dengan cara mengisi kuesioner
frekuensi selama seminggu terakhir. Pengelompokkan dilakukan berdasarkan nilai
median dari setiap frekuensi kebiasaan makan, kurang dari sama dengan median
disebut tidak sering dan lebih dari median disebut sering.
Status gizi.
Status gizi pada penelitian ini terdiri dari IMT, lingkar pinggang dan rasio
lingkar pinggang pinggul (RLPP). Data IMT diperoleh dari hasil pengukuran
berat badan dan tinggi badan serta tanggal lahir dan tanggal pengambilan data
sebagai acuan penentuan umur subjek yang kemudian diolah oleh software
Anthroplus.
Pengelompokkan IMT untuk subjek diatas 19 tahun menggunakan IMT
yang dikelompokkan berdasarkan Depkes (2003) yaitu normal apabila IMT ≤ 25
kg/m2 dan obese apabila > 25 kg/m2. Subjek dengan usia 17-19 tahun
menggunakan indikator IMT/U yang dikelompokkan berdasarkan WHO (2007)
yaitu normal apabila IMT/U ≤ +2 SD dan obese apabila > +2 SD. Lingkar
pinggang tergolong beresiko/obese jika >90 cm untuk laki-laki dan >80 cm untuk
perempuan (IDF 2006 dalam WHO 2008a). Nilai RLPP dikatakan beresiko/obese
adalah ≥0.90 pada laki-laki dan ≥0.85 pada perempuan (WHO 2008a).
Tekanan Darah
Data hasil pemeriksaan tekanan darah yang dikumpulkan kemudian
dibandingkan dengan batas normal tekanan darah. Tekanan darah diklasifikasikan
berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik menurut hasil konsensus
Perhimpunan Hipertensi Indonesia (PHI). Secara umum subjek dinyatakan
hipertensi apabila tekanan darah ≥140/90 mmHg. Subjek digolongkan hipertensi
jika tekanan darah sistolik atau diastolik tergolong hipertensi maupun keduaduanya. Berikut tabel penggolongan tekanan darah tersebut (Tabel 3).

12
Tabel 3 Klasifikasi tekanan darah
Kategori

Tekanan darah
sistolik (mmHg)
Normal