Keragaan Kapal Tuna Longline Samudera Jaya Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga BBM di PPN Palabuhanratu

KERAGAAN KAPAL TUNA LONGLINE SAMUDERA JAYA
SEBELUM DAN SETELAH KENAIKAN HARGA BBM DI PPN
PALABUHANRATU

IRRENE VARA LOVANI

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keragaan Kapal Tuna
Longline Samudera Jaya Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga BBM di PPN
Palabuhanratu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Irrene Vara Lovani
NIM C44090024

ABSTRAK
IRRENE VARA LOVANI. Keragaan Kapal Tuna Longline Samudera Jaya
Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga BBM di PPN Palabuhanratu. Dibimbing
oleh RETNO MUNINGGAR dan IIN SOLIHIN.
Salah satu komoditas utama dari PPN Palabuhanratu adalah spesies ikan
tuna. Nelayan di Palabuhanratu sering menggunakan tuna longline sebagai alat
tangkap untuk menangkap spesies ikan tuna. Dalam perikanan tuna longline,
nelayan memerlukan investasi dan bahan bakar dalam jumlah besar. Selama
periode 2007 - 2011 kenaikan harga BBM terjadi pada tahun 2008. Kenaikan
harga BBM memberikan dampak negatif dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui penurunan jumlah kapal, alat tangkap dan nelayan
tuna longline selama periode 2007 – 2011 dan menganalisis keragaan kapal tuna
longline dengan menggunakan analisis kelayakan usaha. Seluruh data primer
diperoleh dari kuisioner dan wawancara dan data sekunder berasal dari literatur.

Hasil penelitian ini adalah terdapat penurunan jumlah nelayan dan jumlah kapal
yang menggunakan PPN Palabuhanratu sebagai fishing base, dengan persentase
masing-masing sebesar 2,35% dan 2,55% per tahun. Namun, terjadi peningkatan
jumlah alat tangkap sebesar 31,12% per tahun. Berdasarkan analisis kelayakan
usaha kapal tuna longline Samudera Jaya, nilai IRR adalah 20%, Net B/C ratio
adalah 2,47, NPV sebesar Rp 486.927.481. Hal ini menunjukkan bahwa kapal
tuna longline masih layak dan menguntungkan dalam melakukan usaha perikanan.
Kata kunci : kenaikan harga BBM, PPN Palabuhanratu, tuna longline

ABSTRACT
IRRENE VARA LOVANI. Performance of Tuna Longliner „Samudera Jaya‟
Before and After Fuel Price Rising in PPN Palabuhanratu. Supervised by RETNO
MUNINGGAR and IIN SOLIHIN.
One of the prime commodities from Palabuhanratu national fishing port is
tuna. Fishermen in Palabuhanratu often use tuna longline as fishing gear to catch
tuna. In tuna longline fisheries, the fishermen need a large number of investment
and fuel for tuna longliner. During 2007 – 2011 period, fuel price increased in
2008. The rising fuel price has negative effects on daily life. This research has
purposes to know the decreasing number of tuna longliners, tuna longlines and the
fishermen during 2007 – 2011 and to analyze the performance of tuna longliner by

using feasible analysis. All primary data is derived from questionnaire and
interview and secondary data is derived from literature study. The result of this
research were the number of tuna longline fishermen and tuna longliners which
were based on PPN Palabuhanratu decreased by 2,35% and 2,55% per year. But,
the number of tuna longlines increased 31,12% per year. Based on feasible
analysis of tuna longliner named Samudera Jaya, IRR rate was 20%, Net B/C ratio
was 2,47, and the NPV was Rp 486.927.481. It can be showed that tuna longline
was still feasible and worth in fisheries business.
Keywords : fuel price rising, palabuhanratu fishing port, tuna longline

KERAGAAN KAPAL TUNA LONGLINE SAMUDERA JAYA
SEBELUM DAN SESUDAH KENAIKAN HARGA BBM DI PPN
PALABUHANRATU

IRRENE VARA LOVANI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan
pada

Departemen Pemanfaatan Sumber daya Perikanan

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Keragaan Kapal Tuna Longline Samudera Jaya Sebelum dan
Setelah Kenaikan Barga BBM di PPN Palabuhanratu
Irrene Vara Lovani
Nama
C44090024
NIM
Program Studi: Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

セN@
Retno Muninggar, S.Pi, ME

Pembimbing I

Tanggal Lulus:

1..\ .'

Dr. lin Sol hin, S.Pi, M.Si
Pembimbing II

Judul Skripsi : Keragaan Kapal Tuna Longline Samudera Jaya Sebelum dan
Setelah Kenaikan Harga BBM di PPN Palabuhanratu
Nama
: Irrene Vara Lovani
NIM
: C44090024
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Disetujui oleh

Retno Muninggar, S.Pi, ME

Pembimbing I

Dr. Iin Solihin, S.Pi, M.Si
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 ini ialah
kenaikan harga bahan bakar minyak, dengan judul Keragaan Kapal Tuna Longline
Samudera Jaya Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga BBM di PPN
Palabuhanratu.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Retno Muninggar, S.Pi, ME dan Dr. Iin Solihin, S.Pi, M.Si selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan saran, nasehat, dan bimbingan selama
pembuatan skripsi.
2. Almarhum Dr. Ir. Dinarwan, MS selaku dosen pembimbing terdahulu.
3. Dr. Eko Sri Wiyono, S.Pi M.Si yang telah bersedia menjadi dosen penguji
tamu dan memberikan berbagai masukan, kritik, dan saran yang membangun
untuk skripsi ini.
4. Ibu Vita Rumanti, S.Pi, MT selaku Wakil Ketua Komisi Pendidikan
Departemen Pemanfaatan Sumber daya Perikanan atas kritik, saran dan
arahannya.
5. Papa, Mama, adik Irvina, dan keluarga yang senantiasa memberikan doa,
kasih sayang, dukungan, dan pengertiannya.
6. Seluruh teman-teman PSP, Risna Sunita, Rachmiati Amaryllis yang selalu
menemani, memberikan semangat, dukungan, dan bantuannya.
7. Kepada seluruh dosen Pemanfaatan Sumber daya Perikanan atas segala ilmu
pengetahuan dan dukungannya.
8. Pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.


Bogor, September 2013
Irrene Vara Lovani

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
METODE
Prosedur Pengambilan Data
Prosedur Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perkembangan Produksi Tuna dan Jumlah Unit Penangkapan Ikan Tuna
Longline
Analisis Dampak Kenaikan Harga BBM
Kelayakan Usaha Tuna Longline

Bahasan Terangkum
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
vi
1
1
2
2
3
3
3
4
8

8
13
18
20
21
21
21
22
23
30

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8

9
10
11
12
13
14

Perubahan harga BBM pada periode 2005 sampai 2012
Penerimaan Kapal Tuna Longline Sebelum dan Sesudah Kenaikan
Harga BBM di PPN Palabuhanratu
Perubahan Pengeluaran Kapal Tuna Longline Sebelum dan Sesudah
Kenaikan Harga BBM di PPN Palabuhanratu
Bentuk Cash Flow (Aliran Kas)
Perbandingan Harga Lokal per Je nis Hasil Tangkapan Dominan dari
Tuna Longline
Input Penerimaan Usaha Tuna Longline Sebelum Kenaikan Harga
BBM
Input Penerimaan Usaha Tuna Longline Setelah Kenaikan Harga BBM
Perbandingan Penerimaan Ikan Tuna Sebelum dan Sesudah Kenaikan
Harga BBM
Komponen Biaya Investasi Usaha Tuna Longline
Komponen Biaya Tetap Usaha Tuna Longline
Komponen Biaya Variabel Usaha Tuna Longline
Kelayakan Usaha Tuna Longline Sebelum Kenaikan Harga BBM
(Tahun 2007)
Kelayakan Usaha Tuna Longline Tahun 2007 dengan Asumsi Harga
BBM Naik Menjadi Rp4.500/liter dan Selain Harga BBM Adalah Tetap
Kelayakan Usaha Tuna Longline tahun 2011

2
4
5
7
13
14
15
15
16
16
17
18
19
19

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5

Produksi Ikan di PPN Palabuhanratu (kg)
Produksi Ikan Tuna Longline di PPN Palabuhanratu (kg)
Nilai Produksi Ikan di PPN Palabuhanratu (Rp)
Perkembangan Jumlah Kapal dan Alat Tangkap Tuna Longline di PPN
Palabuhanratu
Perkembangan Jumlah Nelayan Tuna Longline di PPN Palabuhanratu

9
10
10
11
12

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

Cash Flow Sebelum Kenaikan Harga BBM
Cash Flow Sebelum Kenaikan Harga BBM dengan Asumsi Harga
BBM Rp 4.500/liter
Cash Flow Setelah Kenaikan Harga BBM
Cash Flow Jika Harga BBM Rp 5.500
Cash Flow Jika Terdapat 2 kali Trip dalam 1 Tahun
Cash Flow Jika terdapat Subsidi BBM 10%

23
24
25
27
28
29

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu komoditas utama yang didaratkan di PPN Palabuhanratu adalah
ikan tuna. Jenis ikan tuna yang menjadi komoditas utama adalah madidihang atau
yellow fin tuna, tuna mata besar atau big eyes tuna, tuna albakora atau albacora
tuna, dan tuna sirip biru selatan atau southern blue fin tuna. Ikan tuna yang
didaratkan akan didistribusikan ke daerah-daerah, diekspor, diolah, atau dikemas
sebagai bentuk penanganan setelah ikan didaratkan.
Salah satu alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan di
Palabuhanratu untuk menangkap ikan tuna adalah tuna longline. Kapal tuna
longline yang terdapat di PPN Palabuhanratu adalah kapal yang berukuran 10 GT
hingga >30 GT. Alat tangkap tuna longline dioperasikan pada dini hari. Lama trip
tuna longline adalah 3 sampai 6 bulan dan menangkap tuna di fishing ground yang
letaknya di laut lepas seperti Samudera Hindia, sehingga dalam pengoperasian
longline diperlukan bahan bakar minyak dalam jumlah yang cukup besar.
Bahan Bakar Minyak atau yang sering disebut BBM merupakan kebutuhan
yang penting dalam kehidupan masyarakat sebagai salah satu sumber energi untuk
kegiatan operasional rumah tangga, industri, transportasi, pertanian, dan perikanan.
Dalam sektor perikanan tangkap, BBM merupakan komponen operasional penting
untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan.
Harga BBM semakin meningkat bila ditinjau dari tahun 2007 hingga 2011.
Harga BBM meningkat mulai Rp 3.450 menjadi Rp 5.500 pada tahun 2008
sebelum akhirnya menjadi Rp 4.500/liter pada tahun 2010. Meningkatnya harga
BBM dipengaruhi oleh meningkatnya harga minyak dunia dan keinginan
pemerintah untuk menekan besarnya subsidi. Harga BBM yang meningkat ini
berdampak negatif di masyarakat karena bertambahnya inflasi sehingga hargaharga kebutuhan pokok dan transportasi naik, di sisi lain penghasilan tidak
mengalami perubahan. Hal ini menyulitkan kondisi masyarakat miskin dan
pelaku usaha yang memerlukan modal besar dalam usahanya.
Dampak kenaikan harga BBM dalam sektor perikanan tangkap diduga
mengakibatkan penurunan jumlah unit penangkapan. Penurunan ini akan
menimbulkan berkurangnya jumlah nelayan yang melaut, sehingga pengangguran
meningkat. Nelayan merupakan orang yang mata pencahariannya melakukan
penangkapan ikan. Apabila setiap nelayan yang menganggur memiliki tanggungan
anak, anak-anak tersebut dapat putus sekolah, sehingga tingkat pendidikan di
daerah pesisir akan menjadi menurun. Hal tersebut memerlukan adanya solusi
untuk mempertahankan produktivitas nelayan ketika tidak sedang melaut.
PPN Palabuhanratu merupakan salah satu pelabuhan yang memiliki banyak
armada penangkapan ikan sehingga dapat dikatakan bahwa PPN Palabuhanratu
adalah sentra perikanan laut di daerah selatan Jawa. BBM memiliki pengaruh
penting di pelabuhan ini karena BBM dibutuhkan untuk kegiatan operasional di
PPN Palabuhanratu. Adanya kenaikan harga BBM diduga akan menyebabkan
jumlah unit penangkapan dan nelayan tuna longline semakin menurun, keragaan
usaha dari sebuah kapal tuna longline menurun, serta usaha tuna longline merugi.
Kondisi ini menyebabkan penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap
berbagai faktor akibat naiknya harga BBM di lokasi sekitar PPN Palabuhanratu.

2
Perlunya penelitian tentang keragaan usaha kapal tuna longline setelah
kenaikan harga BBM adalah untuk mengetahui bagaimana kelayakan usahanya,
membantu pihak pelabuhan dalam membuat kebijakan kepelabuhanan dan sebagai
acuan untuk mencari solusinya, sehingga nelayan tuna longline dapat terus
melaut.

Perumusan Masalah
Pada periode 2005 sampai 2012 telah terjadi kenaikan harga BBM, seperti
terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Perubahan harga BBM pada periode 2005 sampai 2012
Tahun
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Rata-rata

Harga BBM
(Rp)
3450
3450
3450
5500
4500
4500
4500
4500
4342,86

Perubahan Harga BBM
0
0
59,42%
-18,18%
0
0
0
5,89%

Penelitian ini menganalisis dampak perubahan harga BBM terhadap
keragaan usaha kapal tuna longline hanya pada periode terakhir saja dimana
terjadi perubahan dan secara hipotetis menganalisis perubahan yang terjadi di
tahun 2012. Seperti diketahui bahwa komunitas armada tuna longline di wilayah
PPN Palabuhanratu adalah bervariasi, baik dari besarnya tonase kapalnya maupun
dari besar kekuatan mesin yang digunakannya. Penelitian ini mencakup sebagian
variasi yang ada.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1) Mendeskripsikan perkembangan jumlah armada tuna longline yang
terjadi akibat adanya kenaikan harga BBM di PPN Palabuhanratu.
2) Menganalisis dampak kenaikan harga BBM terhadap keragaan usaha
kapal tuna longline di PPN Palabuhanratu setelah adanya kenaikan
harga BBM dengan analisis finansial baik secara riil maupun hipotesis.

3
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk:
1) Pihak pemerintah daerah setempat untuk membantu perekonomian
nelayan tuna longline; dan
2) Pihak-pihak lain seperti peneliti lain dan mahasiswa untuk
memperoleh bahan informasi.

METODE
Penelitian ini dilakukan pada Agustus 2012, bertempat di PPN
Palabuhanratu. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, daftar
pertanyaan untuk wawancara, kamera digital, alat perekam suara.

Prosedur Pengambilan Data
Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu kasus adanya
kenaikan harga BBM dilihat pengaruhnya terhadap nelayan tuna longline dan
menganalisis kelayakan aspek finansial perikanan tuna longline baik secara riil
maupun hipotesis. Aspek yang diteliti adalah aspek finansial dari dampak
kenaikan harga BBM.
Objek penelitian/unit penelitian adalah unit armada perikanan tuna
longline. Metode pengambilan responden adalah quota sampling. Quota
sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan memperhitungkan atau
menentukan jumlah sampel yang sesuai, yang bisa mewakili populasi. Bila
populasi terdiri atas beberapa subpopulasi, maka masing-masing subpopulasi
ditarik sampelnya sesuai dengan jumlah yang ditentukan. Masingmasing
subpopulasi memiliki karakteristik yang homogen. Jadi, elemen-elemen yang
berbeda-beda diperhitungkan dalam sampel. Peneliti yang menggunakan sampling
kuota harus berusaha keras untuk memasukkan kasus-kasus yang cukup banyak
dari setiap populasi (stratum) ke dalam sampelnya. Sebagai suatu gambaran yang
biasa digunakan, bila jumlah populasi (atau subpopulasi) di bawah ini 100, kuota
sampel yang dapat ditarik adalah 50%. Bila jumlah populasi (atau subpopulasi)
mencapai 1000, kuota sampel yang dapat ditarik sekitar 25%, dan bila jumlah
populasi (atau subpopulasi) di atas 1000 kuota sampel yang dapat ditarik sekitar
15% dari jumlah populasinya. Dasar tujuan dari sampling kuota sebenarnya
adalah pemilihan suatu sampel yang merupakan replika dari populasi ke mana
generalisasi akan dibuat (Dantes 2012).
Data utama yang diambil adalah data penerimaan dan pengeluaran usaha
tuna longline. Data primer ini diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada
responden, wawancara, dan mengolah data-data yang telah didapatkan. Di PPN
Palabuhanratu hanya terdapat dua usaha tuna longline diambil satu usaha sebagai
sampel. Responden yang diambil adalah orang-orang yang berkaitan dengan
usaha tersebut sebanyak empat orang, yaitu pihak pelabuhan, pemilik usaha,
nakhoda, mantan ABK kapal tuna longline tersebut. Data tambahan yang diambil

4
adalah data harga BBM sejak tahun 2007 hingga 2011, jumlah kapal dan alat
tangkap tuna longline di PPN Palabuhanratu tahun 2007 sampai 2011, jumlah
nelayan longline PPN Palabuhanratu tahun 2007 sampai 2011, dan data
pendukung lainnya. Data sekunder ini diperoleh dari Dinas Perikanan dan UPT
PPN Palabuhanratu dan dengan studi literatur.

Prosedur Analisis Data
Analisis Perkembangan Jumlah Unit Penangkapan Tuna Longline
Perkembangan jumlah unit penangkapan tuna longline diperoleh dari data
sekunder berupa jumlah unit penangkapan tuna longline (kapal, alat tangkap, dan
nelayan) dalam setahun. Jumlah unit penangkapan tuna longline dalam setahun
sebelum kenaikan harga BBM dibandingkan dengan jumlah unit penangkapan
tuna longline setelah kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM terakhir terjadi
pada tahun 2008, sehingga satu tahun sebelum kenaikan harga BBM adalah tahun
2007 dan setelah kenaikan harga BBM adalah tahun 2008 hingga 2011.
Analisis Dampak Kenaikan Harga BBM
1)
Analisis Penerimaan Kapal Tuna Longline
Penerimaan kapal tuna longline diperoleh dengan mengalikan jumlah hasil
tangkapan dengan harga ikan dalam satu kali trip penangkapan. Jumlah hasil
tangkapan dan harga ikan didapat dari data primer (kuesioner). Penerimaan kapal
tuna longline sebelum kenaikan harga BBM dibandingkan dengan penerimaan
kapal setelah kenaikan harga BBM (Tabel 2). Perbandingan tersebut
menghasilkan perubahan penerimaan usaha tuna longline yang dinyatakan dalam
rupiah dan persen.
Tabel 2 Penerimaan Kapal Tuna Longline Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga
BBM di PPN Palabuhanratu

Uraian

Penerimaan
Sebelum
Kenaikan Harga
BBM

Penerimaan
Setelah
Kenaikan Harga
BBM

Perubahan
Penerimaan
(Rp)

(%)

1.
2.
3.
4.
5.
Analisis Pengeluaran Kapal Tuna Longline
Pengeluaran kapal tuna longline diperoleh dengan menjumlahkan seluruh
komponen biaya dalam satu kali trip penangkapan. Pengeluaran kapal tuna
longline terdiri atas biaya investasi dan biaya operasional. Komponen biaya
investasi kapal tuna longline adalah kapal, mesin, dan alat tangkap. Komponen
biaya tetap kapal tuna longline adalah biaya perawatan kapal, biaya perawatan
2)

5
mesin, biaya perawatan alat tangkap, biaya penyusutan kapal, biaya penyusutan
mesin, dan biaya penyusutan alat tangkap. Komponen biaya variabel kapal tuna
longline adalah oli, solar, minyak tanah, es, air tawar, umpan, gaji dan premi ABK,
konsumsi ABK, retribusi. Pengeluaran kapal tuna longline sebelum kenaikan
harga BBM dibandingkan dengan pengeluaran kapal setelah kenaikan harga BBM
(Tabel 3). Perubahan pengeluaran kapal tuna longline dinyatakan dalam rupiah
dan persen.
Tabel 3 Perubahan Pengeluaran Kapal Tuna Longline Sebelum dan Sesudah
Kenaikan Harga BBM di PPN Palabuhanratu
Sebelum
Kenaikan Harga
BBM

Uraian

Setelah
Kenaikan Harga
BBM

Perubahan Biaya
(Rp)

(%)

Biaya Investasi
Biaya Operasional

Analisis Keragaan Usaha Kapal Tuna Longline
Analisis keragaan usaha kapal tuna longline dilakukan dengan menganalisis
aspek finansial yang bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran
kas kegiatan bisnis, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya usaha yang
dimaksud. Analisis aspek finansial dilakukan dengan mengumpulkan data
mengenai kebutuhan dana serta sumbernya, menghitung aliran kas (Tabel 4),
kajian mengenai biaya modal, analisis sensitivitasnya, penilaian NPV, net B/C
ratio, IRR, BEP, dan Payback Period (Nurmalina et al. 2010).
Net Present Value (NPV) adalah selisih antara manfaat dan biaya disebut
dengan manfaat bersih atau arus kas bersih. Suatu usaha dinyatakan layak jika
NPV lebih besar dari 0 (NPV>0) yang artinya usaha menguntungkan atau
memberikan manfaat. Jika usaha mempunyai nilai NPV lebih kecil dari 0 maka
usaha tersebut tidak layak dijalankan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut (Nurmalina et al. 2010):
�� =

=0/1


1+�

Dimana:
Bt
= manfaat pada tahun t
Ct
= biaya pada tahun t
t
= periode kegiatan usaha (tahun)
i
= Discount Rate (%)
1
(1+�)

= discount factor (DF) pada tahun ke-t

6
Discount Factor digunakan untuk menghitung sejumlah uang di saat
sekarang, bila diketahui sejumlah nilai tertentu di masa yang akan datang dengan
memperhatikan suatu periode tertentu (Nurmalina et al. 2010).
Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C ratio) adalah rasio antara manfaat bersih
yang bernilai positif sebagai pembilang dengan manfaat bersih yang bernilai
negatif sebagai penyebut atau pada keadaan biaya kotor lebih besar daripada
manfaat kotor suatu usaha. Perhitungan Net B/C ratio menggunakan rumus
(Raihanah et al. 2011):

Net B/C =


=0/1 (1+�)

=0/1 (1+�)



[
[

− >0]