Isolasi, karakterisasi dan optimasi media produksi senyawa aktif kapang endofit untuk menghambat proliferasi kanker payudara MCF-7 secara in vitro

ISOLASI, KARAKTERISASI DAN OPTIMASI MEDIUM
PRODUKSI SENYAWA AKTIF KAPANG ENDOFIT
UNTUK MENGHAMBAT PROLIFERASI SEL
KANKER PAYUDARA MCF-7 SECARA IN VITRO

ERWAHYUNI ENDANG PRABANDARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul ” Isolasi,
Karakterisasi, dan Optimasi Medium Produksi Senyawa Aktif Kapang Endofit
untuk Menghambat Proliferasi Sel Kanker Payudara MCF-7 Secara In Vitro”
adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka

di bagian akhir disertasi ini.
Bogor,

Desember 2011

Erwahyuni Endang Prabandari
NIM. F361060092

ABSTRACT
ERWAHYUNI ENDANG PRABANDARI. Isolation, Characterization and Medium
Optimization for Production of Active Compound Produce by Endophytic
Fungi Inhibiting Breast Cancer Cell MCF-7 Proliferation. Under direction of
TUN TEDJA IRAWADI, WAHONO SUMARYONO, KHASWAR SYAMSU
An endophytic fungus is the fungus that lives in close association with living
plant tissues. Medicinal endophytic fungi are one group of prospecting endophytic
fungi. These fungi reported producing secondary metabolite which has structure and
activity similar with the host plant. In this study; isolation, characterization and
medium optimization for the production of active compound produced by endophytic
fungi from medicinal plant originated from East Lombok, West Nusa Tenggara has
been conducted. Seventy five endophytic fungi have been isolated from 34

medicinal plants that consist of 57 isolate from leave sample and 18 isolate from
stem. The result showed that colonization endopyhitic fungi in leave (70%) was
higher compared to stem (32%) from total samples. Thirty six isolates from total 75
isolates were screened for citotoxicity against Artemia salina using brine shrimp
lethality test method. First screening using 1000 mg/L concentration of crude extract
showed that 9 extracts were active out of 108 extracts assayed. Further screening
for the 9 active extracts using LC50 showed that ethyl acetate extract from fungus
ENLT 74.3d.2 was the most active compared to the others with LC50 of 30,21 mg/L.
Fungus ENLT 74.3d.2 was isolated from Cibotium barometz and morphological
descript as Curvularia lunata. This active fungus was deposited and labelled as
BioMCC FE-00283. Active compound purification of endophytic fungi C. lunata
BioMCC FE-00283 was conducted by bioassay guided. Preliminary bioassay of the
extract and fractions was conducted by Brine Shrimp Lethality Test, while citotoxicity
of the pure active compound was conducted by MTT assay against human
carcinoma breast MCF-7 cell. First purification of active compound was done by
coloumn cromatography using silica gel 60 as stationary phase and eluted by step
gradient method using hexane, ethyl acetate, and methanol subsequently. Further
purification was done by HPLC using C18 column and eluted by gradient system of
acetonitril water from 15% up to 100% for 25 minutes. Bioassay showed that ethyl
acetate fraction was the most active (LC50 = 4.69 mg/L), while the pure compound

from HPLC on concentration 5 mg/L could inhibit 28 % proliferation of MCF-7.
Elucidation of formula and structure using spectroscopy IR, LC-MS, 1H NMR, 13C
NMR and MS-MS resulted that active compound of endophytic fungi C. lunata
BioMCC FE-00283 is 8-hydroxy 9,12-octadecadienoic acid (8-HODE) which
molecule formula is C18H32O3. Glucose, monosodium glutamate and corn oil were
media components which showed significant effect toward 8-HODE production by C.
lunata BioMCC FE-00283. Composition optimization of these three medium
components was performed by RSM and full factorial CCD was used design the
experiment. Maximum 8-HODE production predicted by the quadratic model was
11.78 mg/L; which was verified experimentally to be 10.78 ± 0.872 mg/L and had
rendement (YP/S) 0.001. This maximum 8-HODE production reached in media
composition that consist of 5.87 g/L glucose, 11.05 g/L monosodium glutamate and
1.00 ml/L corn oil. Eventhough experimentally verification showed lower result
compared to model prediction, however it was higher compare to 8-HODE
production using basal media which only reach concentration 0.491 ± 0.072 mg/L
and rendemen 4.879 x 10-5. This verification showed that optimization increased 8HODE production about 22 fold compared to un-optimized media.
Key words : endophytic fungi, medicinal plant, Cibotium barometz, Curvularia lunata,
anticancer, human carcinoma breast MCF-7, 8-hydroxy 9,12octadecadienoic acid, medium optimization, respon surface
methodology


RINGKASAN
ERWAHYUNI ENDANG PRABANDARI. Isolasi, Karakterisasi dan Optimasi
Media Produksi Senyawa Aktif Kapang Endofit untuk Menghambat
Proliferasi Kanker Payudara MCF-7 Secara In Vitro. Dibawah bimbingan
TUN TEDJA IRAWADI, WAHONO SUMARYONO, KHASWAR SYAMSU
Kapang endofit adalah kapang yang dalam periode waktu tertentu dalam
siklus hidupnya mengkolonisasi jaringan hidup tanaman inangnya tanpa
menimbulkan gejala apapun. Kapang endofit dari tanaman obat adalah salah
satu kelompok kapang endofit yang mempunyai prospek bagus. Telah banyak
dilaporkan bahwa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh kapang endofit
mempunyai struktur dan khasiat yang menyerupai metabolit sekunder tanaman
inangnya.
Dalam penelitian ini telah dilakukan rekayasa proses produksi senyawa
aktif kapang endofit dari tanaman obat yang diambil dari Lombok Timur propinsi
Nusa Tenggara Barat. Hasil isolasi menggunakan metode sterilisasi permukaan
dan media Corn meal malt extract agar menghasilkan 75 isolat kapang endofit
yang terdiri dari 57 isolat dari sampel daun dan 18 isolat dari sampel batang yang
berasal dari 34 jenis tanaman obat. Hasil isolasi menunjukkan tingkat kolonisasi
kapang pada daun mencapai 70% dari total sampel, sedangkan tingkat
kolonisasi pada batang hanya 32% dari total sampel. Dari 75 isolat kapang yang

berhasil diisolasi telah dilakukan penapisan sitotoksisitas terhadap 36 kapang
hasil isolasi terhadap Artemia salina dengan menggunakan metode Brine shrimp
lethality test. Penapisan pertama dengan konsentrasi ekstrak 1000 mg/L
mendapatkan 9 ekstrak aktif dari 108 ekstrak yang diuji. Penapisan lanjutan
terhadap 9 ekstrak dengan menghitung LC50 menunjukkan bahwa ekstrak etil
asetat dari isolat ENLT 74.3d.2 adalah ekstrak yang menunjukkan aktivitas
tertinggi dibandingkan ekstrak yang lain dengan LC50 sebesar 30,21 mg/L.
Kapang ENLT 74.3d.2 diisolasi dari tanaman Cibotium barometz dan secara
morfologi sesuai dengan deskripsi fungi Curvularia lunata. Isolated aktif disimpan
dalam koleksi kultur dan diberi nomer BioMCC FE-00283.
Pemurnian senyawa akktif yang dihasilkan oleh kapang endofit Curvularia
lunata BioMCC-FE00283 dilakukan dengan fraksinasi dipandu dengan uji
bioaktivitas. Uji permulaan terhadap ekstrak dan fraksi dilakukan dengan metode
Brine Shrimp Lethality Test terhadap Artemia salina, sementara sitotoksisitas
senyawa aktif dilakukan dengan metode MTT terhadap sel kanker payudara
MCF-7. Pemurnian senyawa aktif dilakukan dengan kromatografi kolom
menggunakan silica gel 60 sebagai fasa diam dan dielusi secara gradien
bertahap menggunakan heksana, etil asetat dan metanol. Fraksi aktif dimurnikan
lebih lanjut dengan KCKT menggunakan kolom C18 dan dielusi secara gradien
menggunakan campuran asetonitril air dari 15% sampai 100% selama 33 menit.

Hasil pengujian awal menunjukkan fraksi etil asetat adalah fraksi paling aktif
dengan LC50 = 4,69 mg/L, sementara senyawa murni dari pemurnian KCKT pada
konsentrasi 5 mg/L mampu menghambat 28 % proliferasi sel MCF-7. Elusidasi
rumus dan struktur molekul menggunakan spektroskopi infra merah, LC-MS, 1H
NMR, 13C NMR dan MS-MS menunjukkan senyawa aktif dari kapang endofit C.

lunata BioMCC FE-00283 adalah 8-hydroxy 9,12-octa decadionoic acid (8HODE) dengan rumus molekul C18H32O3
Pengaruh sumber karbon, sumber nitrogen dan minyak nabati sebagai
inducer produksi 8-HODE oleh C. lunata BioMCC FE-00283 telah dipelajari
untuk dapat menentukan komposisi media produksi 8-HODE. Glukosa,
monosodium glutamate dan minyak jagung adalah komponen media yang
menunjukkan pengaruh nyata terhadap produksi 8-HODE oleh kapang C. lunata
BioMCC FE-00283. Optimasi komposisi ketiga komponen media tersebut telah
dilakukan dengan Metode Respon Permukaan (RSM). Rancangan faktorial
penuh dengan Central Composite Design (CCD) dipilih sebagai rancangan
percobaan agar dapat menjelaskan pengaruh interaksi antar komponen media.
Produksi 8-HODE tertinggi yang diprediksi oleh model kuadratik mencapai
konsentrasi 11,71 mg/L, yang pada verifikasi secara eksperimen menghasilkan
8-HODE dengan konsentrasi 10,78 ± 0,872 mg/L dan rendemen produk terhadap
substrat (YP/S) sebesar 0,001. Produksi 8-HODE maksimum tersebut tercapai

pada komposisi media yang terdiri dari glukosa 5,87 g/L monosodium glutamat
11,05 g/L dan minyak jagung 1,00 ml/L. Meskipun verifikasi secara eksperimen
menunjukkan hasil yang lebih kecil dibandingkan dengan prediksinya (92%) akan
tetapi hasil tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan 8-HODE yang diproduksi
pada media basal dengan konsentrasi 0,491 ± 0,072 mg/L dan rendemen 4,879 x
10-5. Hasil verifikasi ini menunjukkan bahwa optimasi meningkatkan produksi 8HODE 22 kali lipat dibandingkan dengan sebelum dilakukan optimasi.
Kata kunci : kapang endofit, tanaman obat, Cibotium barometz, Curvularia lunata,
antikanker, sel kanker payudara MCF-7, 8-hydroxy 9,12octadecadienoic acid, optimasi media, Curvularia lunata, metode
respon permukaan

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebut sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

ISOLASI, KARAKTERISASI DAN OPTIMASI MEDIA

PRODUKSI SENYAWA AKTIF KAPANG ENDOFIT
UNTUK MENGHAMBAT PROLIFERASI SEL
KANKER PAYUDARA MCF-7 SECARA IN VITRO

ERWAHYUNI ENDANG PRABANDARI

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada
Program Studi Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Disertasi

:


Nama Mahasiswa
NIM
Program Studi

:
:
:

Isolasi, Karakterisasi dan Optimasi Media Produksi
Senyawa Aktif Kapang Endofit untuk Menghambat
Proliferasi Kanker Payudara MCF-7 secara In Vitro
Erwahyuni Endang Prabandari
F361060092
Teknologi Industri Pertanian

Disetujui
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Tun Tedja Irawadi, MS

Ketua

Prof. Dr. Wahono Sumaryono
Anggota

Prof. Dr. Ir. Khaswar Syamsu, MSc
Anggota

Diketahui
Ketua Program Studi
Teknologi Industri Pertanian

Dekan Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Machfud, MS

Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc Agr

Tanggal Ujian: 16 Desember 2011


Tanggal Lulus : ……………………

iv

Ujian tertutup pada

:

Hari/tanggal

: Senin/10 Oktober 2011

Penguji luar komisi pada ujian tertutup:
: Dr. Ir. Liesbetini Hartoto, MS
(Dosen Pengajar Departemen Teknologi Industri Pertanian,
Institut Pertanian Bogor)
: Dr. Ir. Zainal Alim Mas’ud, DEA
(Dosen Pengajar Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor)

Ujian terbuka pada

:

Hari/tanggal

: Jumat/16 Desember 2011

Penguji luar komisi pada ujian terbuka:
: Dr. dr. Irma H. Suparto, MD, MS
(Dosen Pengajar Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor)
: Dr. Bambang Marwoto, Apt. MEng.
(Kepala Balai Pengkajian Bioteknologi, BPPT)

v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
karya ilmiah yang berjudul “Rekayasa Proses Produksi Senyawa Aktif dari
Kapang Endofit Penghambat Proliferasi Kanker Payudara Secara In Vitro”
berhasil diselesaikan dengan baik. Karya ilmiah ini disusun sebagai salah satu
syarat menyelesaikan studi program doktor di
Pertanian Bogor.

Sekolah Pascasarjana Institut

Penelitian yang telah dilakukan selama 4 (empat) tahun

bertujuan secara umum untuk mendapatkan senyawa aktif dari kapang endofit
yang bersifat antikanker.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. Ir. Tun Tedja
Irawadi, MS selaku ketua komisi pembimbing, Prof. Dr. Wahono Sumaryono dan
Prof. Dr. Ir. Khaswar Syamsu, M.Sc selaku anggota komisi pembimbing atas
bimbingan dan pengarahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
ini.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Prof. Dr. Irawadi

Djamaran selaku Ketua Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Institut
Pertanian Bogor dan Dr. Ir. Machfud, MS sebagai penggantinya beserta
jajarannya

yang

telah

memberikan

saran

dan

masukan

pada

proses

penyelesaian penulisan disertasi ini.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Kementerian
Riset dan Teknologi, khususnya pengelola program beasiswa program rintisan
gelar yang telah memerikan dukungan pendanaan kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan studi ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Deputi Kepala Bidang
Agroindustri dan Bioteknologi BPPT, Kepala Balai Pengkajian Bioteknologi
BPPT, dan Kepala Seksi Bioteknologi Industri Balai Pengkajian Bioteknologi
BPPT yang telah memberikan ijin untuk melanjutkan studi S3 dan memberikan
fasilitas penelitian untuk disertasi penulis. Demikian juga penulis mengucapkan
terima kasih kepada rekan-rekan peneliti dan teknisi di Laboratorium
Mikrobiologi, Proses Hilir, dan Laboratorium Analitik. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Mercian Co.Jp yang telah membantu untuk proses analisis
menggunakan 1HNMR,

13

C NMR, serta Waters Singapura dan PT Kromtekindo

Utama yang memfasilitasi penulis untuk melakukan analisis MS-MS. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa Teknologi industri

vi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor atas bantuan dan peran serta dalam
penyelesaian disertasi ini.
Rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya juga penulis untuk seluruh
keluarga yang telah memberikan segenap dukungannya. Kepada almarhumah
Ibu tercinta, tiada kata yang bisa mewakili rasa terima kasih atas besarnya kasih
sayang, kesabaran, dukungan dan motivasi demi kemajuan kami putra-putrinya.
Kepada Mas Erwan dan keluarga yang dengan sabar selalu setia mendengarkan
setiap keluhan
Penulis

menyadari

bahwa

karya

ilmiah

ini

masih

mempunyai

keterbatasan. Kritik dan saran penulis harapkan dari semua pihak untuk
perbaikan, dan semoga hasil

penelitian ini dapat berguna bagi yang

membutuhkan.
Bogor,

Desember 2011

Erwahyuni Endang Prabandari
NIM. F361060092

vii

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Klaten pada tanggal 28 Desember 1969 dari ibu
Sudariyah (Alm) dan ayah Projomintoro (Alm). Penulis merupakan anak ke-2 dari
dua bersaudara.
Tahun 1988 penulis lulus dari SMA Negeri I Klaten, Jawa Tengah dan
pada tahun yang sama masuk di Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas
Gadjah Mada melalui program PMDK dan lulus pada bulan Agustus 1993. Pada
tahun 1994-1996 penulis bekerja di PT Hasil Kesatuan, perusahaan yang
bergerak dibidang pengolahan minyak nabati sebagai staf Research and
Development. Pada bulan Maret 1996 penulis diterima sebagai pegawai negeri di
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan ditempatkan di Pusat
Pengkajian

dan

Penerapan

Bioteknologi.

Pada

Tahun

2000

penulis

mendapatkan beasiswa dari STAID untuk melanjutkan studi program S2. Pada
tahun tersebut penulis melanjutkan studi program S2 di Program Studi Teknologi
Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2003 penulis
menyelesaikan studi S2 di Teknologi Industri Pertanian Bogor. Pada tahun 2006
penulis mendapatkan beasiswa dari Kementrian Negara Riset dan Teknologi
untuk melanjutkan studi S3, dan mengambil studi di Program Studi Teknologi
Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selama mengikuti mengikuti program S3, penulis telah mengikuti
beberapa seminar nasional dan internasonal sebagai pemakalah selama studi di
antara lain; National Indonesia Congress 10th Society for Microbiology an
International Symposia yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Mikrobiologi
Indonesia di Surabaya pada tahun 2009, seminar internasional “Society for
Microbiology

an

International

Symposia”

yang

diselenggarakan

oleh

Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia pada tahun 2010 di Bogor, seminar
internasional “The 4 th International Seminar of Indonesian Society for
Microbiology and IUMS-ISM Outreach Program on Food Safety” dengan tema“
Indonesian

Microbial

Resources:

Diversity

and

Global

Impact”

yang

diselenggarakan oleh Indonesian Microbiology Society (IMS) dan International
Union of Microbiological Societies (IUMS), tanggal 22-24 Juni 2011 di Denpasar
Bali. Beberapa karya ilmiah telah dipublikasikan di jurnal terakreditasi. Karyakarya ilmiah yang telah dipublikasikan dan dipresentasikan dalam seminar
nasional dan internasional merupakan bagian dari program S3 penulis.

viii

KARYA ILMIAH YANG TELAH DIPUBLIKASI DI JURNAL
TERAKREDITASI
Optimasi Produksi Hydroxy Octadecadienoic Acid (HODE) dari Kapang Endofit
Curvularia lunata BioMCC FE-00283 dengan Metode Respon Permukaan. Jurnal
Ilmu Kefarmasian Indonesia (JIFI). Volume 9 No 1. April 2011. Hal 46-52.
Diterbitkan oleh Fakultas Farmasi Universitas Pancasila.
Selection of Carbon and Nitrogen Source for Hydroxy Octadecadienoic Acid
Production using Endophytic Fungi Curvularia lunata BioMCC FE-00283.
Accepted. Journal of Microbiology Indonesia Diterbitkan oleh The Indonesian
Society for Microbiology
Uji Sitotoksisitas Fraksi Aktif dan Senyawa Murninya yang Dihasilkan oleh
Kapang Endofit Tanaman Obat dari Lombok Timur terhadap sel MCF-7.
Accepted. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia (JIFI). Diterbitkan oleh Fakultas
Farmasi Universitas Pancasila.

ix

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ...……..…………………………………………………................

xii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN ….…………………………………………………................... xv
DAFTAR SINGKATAN............................................................................................ xvii
PENDAHULUAN....................................................................................................

1

Latar belakang....................................................................................................

1

Tujuan Penelitian................................................................................................

5

Hipotesis.............................................................................................................

6

Ruang Lingkup Penelitian..................................................................................

6

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................

7

Mikroba endofit...................................................................................................

7

Metabolit sekunder kapang endofit sebagai antikanker......................................

9

Penapisan metabolit sekunder sebagai antikanker............................................

16

Optimasi kultivasi kapang endofit.......................................................................

18

Pemilahan komponen media............................................................................

19

Rancangan untuk optimasi...............................................................................

20

METODE PENELITIAN..........................................................................................

22

Tempat dan waktu penelitian..............................................................................

22

Sampel dan lokasi...............................................................................................

22

Media dan larutan yang digunakan....................................................................

22

Cara Kerja..........................................................................................................

23

Isolasi kapang endofit......................................................................................

23

Kultivasi kultur vegetatif...................................................................................

24

Kultivasi kultur produksi...................................................................................

24

Ekstraksi senyawa aktif....................................................................................

24

Uji aktivitas biologis dengan metode brine shrimp lethality test.......................

24

Uji sitotoksisitas terhadap sel kanker payudara MCF-7...................................

25

Identifikasi morofologi kapang..........................................................................

26

Pemurnian senyawa aktif.................................................................................

26

Identifikasi struktur kimia senyawa aktif...........................................................

26

Analisisis 8-HODE..........................................................................................

27

x
Pembuatan kurva standar 8-HODE................................................................

27

Diagram alir penelitian.........................................................................................

28

ISOLASI DAN PENAPISAN SITOTOKSISITAS KAPANG ENDOFIT TANAMAN
OBAT DARI KABUPATEN LOMBOK TIMUR........................................................

29

Abstrak.................................................................................................................

29

Abstract................................................................................................................

30

Pendahuluan........................................................................................................

30

Cara kerja............................................................................................................

32

Pengambilan sampel tanaman dan isolasi kapang...........................................

32

Kultivasi isolat kapang endofit hasil isolasi......................................................

32

Ekstraksi senyawa aktif hasil kultivasi isolat kapang endofit ...........................

32

Penapisan aktivitas biologis ekstrak pelarut organik dari isolat kapang
endofit...............................................................................................................

32

Identifikasi morfologi kapang aktif.....................................................................

33

Hasil dan Pembahasan........................................................................................

33

Isolasi kapang endofit dari tanaman obat……………………………………….

30

Penapisan sitoktoksisitas awal dengan metode BSLT……………………

35

Penapisan sitotoksisitas ekstrak dengan penetapan LC50
menggunakan metode BSLT………………………………………………...

40

Identifikasi kapang aktif………………………………………………………

41

Simpulan…………………………………………………………………………

44

PEMURNIAN, UJI SITOTOKSISITAS DAN ELUSIDASI STRUKTUR
SENYAWA AKTIF YANG DIHASILKAN OLEH Curvularia lunata BioMCCFE00283 KAPANG ENDOFIT YANG DIISOLASI DARI TANAMAN Cibotium
barometz………………………………………………………………………………

45

Abstrak………………………………………………………………………………

45

Abstract……………………………………………………………………………..

46

Pendahuluan……………………………………………………………….……….

46

Cara kerja……………………………………………………………….…………..

48

Produksi senyawa aktif ……………….…………………………………………

48

Ekstraksi senyawa aktif……………………………………….…………………

48

Pemurnian senyawa aktif dengan panduan bioaktivitas ..……………………

48

Identifikasi struktur kimia senyawa aktif………………………………………..

49

Hasil dan Pembahasan…………………………………………………………….

49

Simpulan……………………………………………………………………………..

59

xi
OPTIMASI MEDIA PRODUKSI 8-HYDROXY 9,12-OCTADECADIENOIC
ACID DARI KAPANG ENDOFIT Curvularia lunata BioMCC FE-00283

60

Abstrak……………………………………………………………………………

60

Abstract…………………………………………………………………………..

61

Pendahuluan…………………………………………………………………….

61

Cara kerja………………………………………………………………………..

60

Kultivasi produksi 9-HODE…………………………………………………...

63

Analisis 8-HODE hasil kultivasi………………………………………………

63

Kompoisisi medium kultivasi..………………………………………………..

63

Pemilihan jenis sumber kerbon, nitrogen dan lemak untuk produksi
8-HODE………………………………………………………………………

63

Pemilihan level glukosa, monosodium glutamat dan minyak jagung….

64

Optimasi komposisi media kultivasi untuk produksi 8-HODE………….

64

Analisis data……………………………………………………………………

66

Hasil dan Pembahasan…………………………………………………………

66

Pemilihan jenis sumber karbon pada kultivasi C. lunata untuk produksi
8-HODE………………………………………………………………………...

66

Pemilihan jenis sumber nitrogen pada kultivasi C. lunata untuk
produksi 8-HODE……………………………………………………………..

68

Pemilihan jenis sumber inducer pada kultivasi C. lunata untuk produksi
8-HODE………………………………………………………………………..

69

Pemilihan level konsentrasi glukosa sebagai sumber karbon……………

71

Pengaruh konsentrasi monosodium glutamat sebagai sumber nitrogen..

72

Pengaruh penambahan minyak jagung sebagai inducer…………………

74

Optimasi komposisi media produksi 8-HODE oleh C. lunata…………….

75

Simpulan…………………………………………………………………………

82

PEMBAHASAN UMUM…………………………………………………………..

83

SIMPULAN DAN SARAN………………………………………………………..

89

SIMPULAN……………………………………………………………………..

89

SARAN………………………………………………………………………….

89

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………

90

LAMPIRAN………………………………………………………………………...

108

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kapang endofit yang berhasil diisolasi dari bagian tanaman obat ….

34

2. Orientasi konsentrasi penapisan sitotoksisitas dengan metode
BSLT………………………………………………………………………

36

3. Hasil penapisan toksisitas metabolit sekunder kapang endofit pada
konsentrasi 100 mg/L ……………………………………………………

37

4. Hasil penapisan berdasarkan penetapan LC50 ………………………..

39

5. Hasil uji ekstrak etil asetat dan fraksi metabolit sekunder kapang
endofit BioMCC FE-00283 terhadap larva A. salina ………………….

47

6. Hasil uji penghambatan proliferasi terhadap sel MCF-7 ……………..

50

7. Geseran kimia spektra H-NMR dari senyawa aktif kapang C. Lunata
BioMCC FE-00283 .............................................................................

53

8. Rancangan percobaan central compoiste design...............................

63

9. Level Konsentrasi setiap faktor pada central composite design.........

63

9.a. Level konsentrasi optimasi pertama............................................

63

9.b. Level konsentrasi optimasi kedua...............................................

63

10. Hasil uji anova terhadap model .........................................................

75

11. Analisa ANOVA terhadap model respon permukaan kuadratik.........

75

12. Perkiraan koefisien peubah pada model……………………………..

76

13. Hasil optimasi komposisi media ……………………………………….

79

xiii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Mikroba endofit yang mengkolonisasi jaringan tanaman (A), miselia
kapang endofit yang muncul dari jaringan daun yang sudah
disterilkan dan ditumbuhkan pada media CMM dengan tambahan
antibiotika (B) …………………………………………………………….

7

2. Struktur kimia taxol, senyawa antikanker pertama yang dapat
dihasilkan oleh kapang endofit ..........................................................
3. Struktur

kimia

dari

hormonemat

metabolit

sekuder

10

kapang

Hormonema dematioides .................................................................

12

4. Struktur senyawa antikanker yang dihasilkan kapang endofit dari
tanaman Castaniopsis fissa ..............................................................

12

5. Metabolit sekunder kapang Phomopsis cassiae ...............................

13

6. Struktur kimia senyawa camptothecin yang dihasilkan oleh kapang
Entrospora infrequens .......................................................................

13

7. Struktur asperpiron D, metabolit sekunder kapang Aspergillus
tubingensis mikroba endofit dari tanaman Fallugia paradoxa ...........

14

8. Struktur kimia Fusaristatin A (a) dan B (b) metabolit sekunder
kapang Fusarium sp endofit tanaman Maackia chinensis ...............

15

9. Struktur kimia senyawa podophilotoksin yang dihasilkan oleh
kapang endofit tanaman Podophylum sp ..........................................

16

10. Diagram alir keseluruhan penelitian…………………………………….

28

11. Morfologi kapang BioMCC FE-00283 dibawah mikroskop dengan
perbesaran 1000 kali …………………………………………………….

40

12. Kromatogram ekstrak etil asetat (a), dan fraksi etil asetat (b) ………

48

13. Kromatogram dan spektra serapan uv dari senyawa aktif…………..

49

14. Spektra FTIR senyawa aktif kapang endofit BioMCC FE-283 ..........

50

15. Spektra spektroskopi massa senyawa aktif kapang endofit BioMCC
FE-283 ..............................................................................................

52

16. Spektra MS-MS untuk menentukan fragmentasi senyawa aktif
kapang C. lunata BioMCC FE-00283 ................................................

54

17. Struktur senyawa aktif dari kapang endofit C. lunata BioMCC FE00283 …………………………………………………………………….
18. Pengaruh jenis sumber karbon terhadap produksi 8-HODE oleh

55

xiv
kapang C. lunata …………………………………………………………

64

19. Pengaruh jenis sumber nitrogen terhadap produksi 8-HODE oleh
kapang C. lunata ………………………………………………………
10. Siklus asam sitrat dan jalur biosintesis asam lemak pada kapang …

66
67

21. Pengaruh minyak sebagai inducer terhadap produksi HODE oleh
kapang C. lunata ………………………………………………………..

68

22. Jalur biosintesis oksilipin pada tanaman dan kapang Aspergillus ....

69

23. Pengaruh konsentrasi glukosa di dalam medium kultivasi terhadap
produksi 8-HODE…………………………………………………………

70

24. Pengaruh konsentrasi monosodium glutamat terhadap produksi 8HODE………………………………………………………………………

71

25. Pengaruh penambahan minyak jagung di dalam medium kultivasi
terhadap produksi 8-HODE……………………………………………..

72

26. Plot kontur permukaan interaksi antar peubah terhadap produksi 8HODE……………………………………………………………………….

74

27. Pengaruh masing-masing komponen media fermentasi terhadap
produksi HODE oleh C lunata ………………………………………….

77

28. Plot kontur dan respon permukaan interaksi antara glukosa dan
monosodium glutamat ………………………………………………….

77

29. Plot kontur dan respon permukaan interaksi antara glukosa dan
minyak jagung ...................................................................................

78

30. Profil kultivasi produksi 80HODE oleh kapang C. lunata...................

80

xv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

1

Perhitungan tingkat kolonisasi kapang endofit pada sampel ……………

106

2

Kurva penentuan LC50 ekstrak kapang endofit

107

2a Kurva penentuan LC50 ekstrak penyarian etil asetat isolat ENLT
9.3d.1...............................................................................................

107

2b Kurva penentuan LC50 ekstrak penyarian etil asetat isolat ENLT
7.26..................................................................................................

107

2c Kurva penentuan LC50 ekstrak penyarian butanol isolat ENLT
35.3d.1...............................................................................................

108

2d Kurva penentuan LC50 ekstrak penyarian etil asetat isolat ENLT
35.3d.2………………………………………………………………….

108

2e Kurva penentuan LC50 ekstrak penyarian etil asetat isolat ENLT
74.3d.2................................................................................................

109

2f Kurva penentuan LC50 ekstrak penyarian etil asetat isolat ENLT
101.3d................................................................................................

109

2g Kurva penentuan LC50 ekstrak penyarian etil asetat isolat ENLT
108.4d.2..............................................................................................

110

2h Kurva penentuan LC50 ekstrak penyarian etil asetat isolat ENLT
6.6d.1.................................................................................................. 110
2i Kurva penentuan LC50 ekstrak penyarian etil asetat isolat ENLT
8.2d ..................................................................................................
3

4

111

Kurva penentuan LC50 hasil fraksinasi ektrak hasil penyarian etil asetat
isolate Curvularia lunata BioMCC FE-002…………………………………

112

3a Kurva penentuan LC50 fraksi heksana...............................................

112

3b Kurva penentuan LC50 fraksi heksana : etil asetat = 50 : 50.............

112

3c Kurva penentuan LC50 fraksi etil asetat.............................................

113

3d Kurva penentuan LC50 fraksi etil asetat : metanol = 50:50................

113

3e Kurva penentuan LC50 fraksi metanol................................................

114

Penentuan prosen penghambatan senyawa aktif dari kapang endofit
BioMCC FE-00283 dan cisplatin……………………………………………

115

4a Fraksi etil asetat 5 mg/L………………………………………………..

115

xvi
4b Senyawa aktif 5 mg/L…………………………………………………..

115

4c Cisplatin 5 mg/L…………………………………………………………

115

4d Cisplatin 10 mg/L………………………………………………………..

116

4e Cisplatin 15 mg/L………………………………………………………...

116

5

Spektra 13C NMR dari senyawa aktif………………………………………

117

6

Spektra 1H NMR dari senyawa aktif .......................................................

118

7

Hasil analisis ragam dan uji Duncan perlakuan jenis sumber karbon
terhadap luas area 8-HODE ...................................................................

8

Hasil analisis ragam dan uji Duncan perlakuan jenis sumber nitrogen
terhadap luas area 8-HODE…………………………………………………

9

123

Hasil analisis ragam dan uji Duncan perlakuan penambahan minyak
jagung terhadap konsentrasi 8-HODE……………………………………

13

122

Hasil analisis ragam dan uji Duncan perlakuan konsentrasi
monosodium glutamat terhadap konsentrasi 8-HODE………………….

12

121

Hasil analisis ragam dan uji Duncan perlakuan konsentrasi glukosa
terhadap konsentrasi 8-HODE……………………………………………

11

120

Hasil analisis ragam dan uji Duncan perlakuan jenis sumber inducer
terhadap konsentrasi 8-HODE………………………………………………

10

119

124

Hasil Optimasi komposisi medium dengan tiktik tengah sesuai hasil
penetapan level tanpa interaksi……………………………………………..

125

14

Analisa 8-HODE hasil verifikasi media optimasi…………………………..

126

15

Kurva kalibrasi standar 8-HODE……………………………………………

127

xvii

DAFTAR SINGKATAN
BLST

: brine shrimp lethality test

CCD

: central composite design

CMM

: corn meal malt extract

DMEM

: dulbecco’s modified eagle medium

ESI-MS

: electro spray ionization mass spectrometry

FTIR

: fourier transform infra red

HETE

: hydroxy eicosa tetranoic acid

HODE

: hydroxyl octadeca dienoic acid

KCKT

: kromatografi cair kinerja tinggi

NMR

: nucleus magnetic resonance

PDA

: potato dextrose agar

PDY

: potato dextrose yeast extract

PPAR

: peroxisome proliferator acitivated receptor

QTOF-MS-MS

: quadropole time of flight mass spectrometry

RSM

: response surface methodology

THFA

: tetra hydroxy furanil acid

1

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam sejarah pemakaian tanaman untuk pengobatan, metabolit
sekunder tanaman banyak dijadikan sumber untuk penapisan obat-obatan baru.
Paclitaxel, yang lebih dikenal dengan nama dagang Taxol, sebagai obat
penyakit kanker adalah contoh terbaik betapa metabolit sekunder tanaman
mempunyai manfaat sangat besar dalam dunia obat-obatan. Dalam mekanisme
kerjanya senyawa yang diisolasi dari tanaman

Taxus brevifolia ini mampu

berinteraksi dengan tubulin selama fase mitosis dalam siklus hidup sel sehingga
menghambat terbentuknya mikrotubulin yang akhirnya dapat menghambat
pembelahan sel (Strobel dan Daisy, 2003)
Dengan bertambahnya populasi, manusia memerlukan lahan yang
lebih luas untuk menopang kehidupannya. Pertambahan populasi juga
menyebabkan kerusakan lingkungan yang menyebabkan turunnya keragaman
hayati. Akibat dari semua ini adalah menurunnya kemungkinan menemukan
tanaman di alam yang bisa digunakan sebagai sumber penapisan senyawa baru
yang berkhasiat obat, disamping semakin berkurangnya lahan untuk tempat
tumbuh tanaman. Sebagai gambaran untuk penapisan dari tanaman diperlukan
bahan kering sebanyak 5-200 kg, tergantung kandungan bahan aktif dalam
tanaman. Hal ini mulai menjadi masalah dengan semakin terbatasnya lahan
untuk budidaya tanaman, dan masalah akan menjadi bertambah apabila
tanaman yang mengandung senyawa aktif ternyata adalah tanaman yang sudah
langka atau sukar untuk dibudidayakan (Cragg, et al., 1996). Masalah yang
sama juga dialami oleh Indonesia yang mempunyai sejarah panjang pengobatan
tradisional dari tanaman. Komisi Plasma Nutfah Indonesia melaporkan bahwa
tumbuhan obat di Indonesia telah mengalami penurunan populasi bahkan ada
yang hampir punah karena terus menerus diambil dan belum dibudidayakan
(Hasanah, 2005).
Karena kesulitan mendapatkan sumber metabolit tanaman baru maka
penelitian untuk pengembangan obat baru mulai dialihkan ke metabolit mikroba,
yang diisolasi dari berbagai sumber seperti tanah, serasah, binatang/tumbuhan
laut, atau tumbuhan tingkat tinggi. Variasi genetika mikroba terbukti merupakan
sumber daya yang sangat melimpah untuk

memenuhi kebutuhan manusia.

Setidaknya selama 50 tahun terakhir metabolit sekunder mikroba telah

2
digunakan dalam berbagai bidang kesehatan, industri maupun pertanian
(Rondon, et al.,1999). Dalam bidang farmasi modern keragaman mikroba telah
disetarakan dengan keragaman kimia sebagai sumber bahan baku obat, karena
metabolit sekunder mikroba adalah sumber keragaman kimia dengan struktur
yang sering kali tidak diduga (Young, 1999).
Schutz (2001) didalam Strobel dan Daisy (2003) melaporkan bahwa
metabolit sekunder mikroba ternyata spesifik untuk suatu biotopes tertentu. Atas
dasar fakta tersebut maka untuk dapat menemukan metabolit sekunder mikroba
yang baru, pencarian harus difokuskan pada mikroba yang mempunyai biotopes
yang unik. Mikroba endofit termasuk salah satu mikroba dengan biotopes yang
unik karena mempunyai biotopes tanaman tingkat tinggi.

Mikroba endofit

didefinisikan sebagai mikroba yang seluruh atau sebagian siklus hidupnya
mengkoloni jaringan tanaman yang sehat (Tan dan Zou, 2001).
Saat

ini

mikroba

endofit

dipandang

sebagai

sumber

untuk

mendapatkan senyawa aktif yang sangat menjanjikan karena ada berbagai
macam jenis tanaman tingkat tinggi sebagai biotopes-nya. Disamping itu
terdapat tanaman dengan jenis tertentu yang dapat tumbuh dalam berbagai
lingkungan yang berbeda-beda pula. Untuk mendapatkan senyawa aktif yang
sangat spesifik, pemilihan jenis tanaman sebagai sumber isolat mikroba menjadi
hal yang sangat penting, karena pemilihan jenis tanaman yang tepat akan
memperbesar kemungkinan mendapatkan mikroba baru dan senyawa aktif yang
baru. Menurut Strobel dan Daisy (2003), pemilihan tanaman sebagai sumber
isolat kapang endofit dapat dikategorikan menjadi 4 kelompok yaitu: tanaman
yang tumbuh dalam lingkungan yang spesifik yang mempunyai kemampuan
bertahan di lingkungan yang ekstrem,

tanaman yang mempunyai sejarah

etnobotani yaitu tanaman yang digunakan oleh penduduk lokal untuk keperluan
penyembuhan, tanaman yang bersifat endemik dilokasi tertentu, dan tanaman
yang tumbuh dalam wilayah dengan keragaman hayati yang tinggi.
Tanaman obat memenuhi syarat sebagai tanaman dengan sejarah
etnobotani karena sejarah penggunaannya yang panjang. Masing-masing
tanaman obat biasanya mempunyai khasiat yang spesifik, karena mengandung
senyawa berkhasiat obat yang juga spesifik. Disamping itu penyebaran tanaman
obat dengan ketinggian tempat tumbuh yang bervariasi akan memberikan
pengaruh lingkungan yang berbeda pula terhadap masing-masing tanaman. Dari
berbagai jenis tanaman obat dengan berbagai lingkungan dan khasiat yang

3
spesifik tersebut kemungkinan besar merupakan inang bagi kapang endofit yang
spesifik pula.
Para peneliti di dunia, terutama di daerah Asia dan Amerika Latin yang
beriklim tropis, telah mulai melakukan eksplorasi kapang endofit yang diisolasi
dari tanaman obat. Penelitian mengenai isolasi kapang endofit dari tanaman
obat dan penapisan bioaktivitasnya telah banyak dilaporkan dalam publikasi
ilmiah. Penelitian keragaman kapang endofit dari tanaman obat terutama
dilakukan di Asia (Sugijanto, et al., 2004; Gao, et al., 2005; Tejesvi et al., 2005;
Khan et al., 2007; Lin, et al., 2007; Wang, et. al., 2008). Sedangkan penapisan
bioaktivitas metabolit sekunder kapang endofit sudah mulai banyak dilakukan di
Asia, termasuk Indonesia, maupun Amerika Latin sebagai antikanker (Radu dan
Kqueen, 2002; Filip et al., 2003; Li et al., 2004; Wiyakurta et al., 2004; Silva et
al., 2005; Kumala et al, 2006; Puri et al., 2006; Lin et al.,2007; Pongpaichit et al.,
2007; Shiono et al., 2007; Chakravarthi et al., 2008; Guimarães et al.,2008),
antimikroba (Daisy et al., 2002; Radu dan Kqueen, 2002; Wahyudi dan
Hendriana, 2003; Liu, et al., 2004; Wiyakurta et al., 2004; do Rasario Marinho,
2005; Silva et al., 2005; Lin et al.,2007; Ding et al., 2008; Guimarães et al.,2008;
Liu, et al, 2008), antiparasit (Simanjuntak et al., 2002; Wiyakurta et al., 2004;
Guimarães et al.,2008) dan antioksidan (Puri et al., 2006; Huang et al.,2007).
Tidak seperti isolasi dan

penapisan bioaktivitasnya, optimasi kondisi proses

maupun medium fermentasi untuk memproduksi metabolit aktif kapang endofit
belum banyak dilaporkan. Gogoi et al., (2008a) melaporkan optimasi kondisi
fermentasi kultur terendam untuk produksi metabolit yang dihasilkan oleh
kapang endofit Hypocrea spp. NSF-08 yang diisolasi dari tanaman Dillenia
indica Linn. di timur laut India. Peneliti yang sama Gogoi et al., (2008b)
melaporkan optimasi parameter proses produksi antimikroba dari kapang endofit
Fusarium sp.DF2 yang diisolasi dari tanaman obat Taxus wallichiana.
Sampai saat ini kanker masih merupakan penyebab kematian nomor
tiga di dunia setelah penyakit infeksi dan kardiovaskular. Bahkan WHO dalam
laporan terbarunya tentang World Health Statistik 2007 memprediksi bahwa
kanker akan menjadi penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia mulai tahun
2010 (WHO, 2007). Di Indonesia sendiri dilaporkan setiap tahunnya terjadi 170190 kasus baru pada setiap 100.000 penduduk dan ada kecenderungan
peningkatan 2-8 % kasus setiap tahunnya selama 10 tahun terakhir.

4
Kanker

payudara

merupakan

salah

satu

jenis

kanker

yang

prevalensinya meningkat dari tahun ke tahun. Data yang dilaporkan oleh
National Cancer Institute (NCI) sampai tahun 2004, prevalensi kanker payudara
pada wanita di Amerika Serikat terus meningkat dan merupakan penyebab
kematian ketiga setelah kanker paru-paru dan kanker usus besar. Data di
Indonesia

yang

dikumpulkan

oleh

Rumah

Sakit

Ciptomangunkusumo

menyebutkan bahwa untuk kasus di Indonesia kanker payudara merupakan
jenis kanker dengan prevalensi tertinggi kedua (17,77%) setelah kanker serviks
(28,66%) (Tjindrabumi dan Mangunkusumo, 2001). Data yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan RI tahun 2008 bahwa sejak tahun 2004 kanker
payudara merupakan kasus kanker tertinggi di Indonesia (Ahmad et al. 2008).
Pengobatan atau terapi terhadap kanker sangat tergantung pada jenis
atau tipe kanker yang diderita, organ atau jaringan tubuh yang terkena, pola
penyebaran serta stadium penyakitnya. Seperti kasus kanker pada umumnya,
penanganan kanker payudara juga dilakukan dengan berbagai pendekatan,
yaitu dengan pembedahan atau operasi, kemoterapi (terapi dengan obatobatan), radioterapi (terapi dengan radiasi), terapi hormonal atau terapi biologik.
Dalam prakteknya hampir selalu dilakukan kombinasi dalam melakukan terapi
kanker, dengan memilih salah satu jenis terapi sebagai terapi utama dan jenis
yang yang lain sebagai terapi tambahan.
Kemoterapi dalam pengobatan kanker payudara adalah salah satu
pilihan sebagai terapi utama selain pembedahan atau terapi biologik. Cara kerja
kemoterapi dapat bersifat sebagai agen alkilator, antimetabolit, anti mitosis
maupun antibiotika. Kemoterapi pada kanker payudara ternyata memberikan
respon yang tergolong tinggi (25-75 %) (Sukardja, 2000).
Wilayah hutan hujan tropis Indonesia hampir mencapai 143 juta hektar
dan merupakan habitat penting bagi hampir 80% tanaman obat dunia. Di seluruh
wilayah Indonesia diperkirakan ada 28.000 jenis tanaman obat yang beberapa
jenis sangat spesifik digunakan di masing-masing daerah. Dari 283 tanaman
obat yang sudah didaftarkan di Badan POM ternyata 51 % diantaranya berasal
dari hutan hujan tropis dan 49 % berasal dari dataran rendah (Pramono, 2002).
Keragaman tanaman obat yang dimiliki Indonesia ini adalah potensi untuk
mendapatkan keragaman mikroba endofit yang dapat diisolasi. Hal ini tentu saja
memberi peluang luas untuk dapat menemukan senyawa baru yang dapat
digunakan untuk kemoterapi, mengingat keragaman tanaman obat yang ada di

5
Indonesia. Peluang ini menjadi semakin besar karena mikroba endofit dari
tanaman obat di Indonesia relatif belum banyak dieksplorasi.
Dalam penelitian ini telah dilakukan eksplorasi kapang endofit tanaman
obat dari beberapa lokasi di Kabupaten Lombok Timur, yang terletak di lereng
gunung Rinjani. Daerah ini termasuk dalam kawasan yang mempunyai
keragaman baik flora maupun fauna yang merepresentasikan daerah di bagian
barat garis Wallacea maupun bagian timur (Rhee et al., 2004). Oleh karena itu
Lombok merupakan area yang menarik untuk dijadikan sebagai lokasi
pengambilan contoh tanaman obat sumber untuk isolasi kapang endofit. Kapang
endofit yang diperoleh kemudian akan dipilih dengan cara penapisan aktivitas
penghambatan proliferasi sel kanker payudara. Dari penapisan ini diharapkan
dapat diperoleh kapang endofit yang mampu menghasilkan senyawa aktif
penghambat proliferasi sel kanker. Senyawa tersebut akan diperbanyak dengan
cara fermentasi untuk dapat dimurnikan dan dikarakterisasi struktur kimianya.
Rekayasa proses sangat diperlukan agar diperoleh kondisi dan medium kultivasi
optimum untuk memproduksi senyawa aktif tersebut. Dalam berbagai publikasi
belum banyak ditemukan laporan mengenai rekayasa proses produksi senyawa
aktif yang dihasilkan oleh kapang endofit. Hal ini memberi peluang untuk dapat
melakukan penelitian mendalam tentang hal tersebut. Rekayasa bioproses akan
dilakukan

dengan

menggunakan

metode

statistik

dalam

perancangan

percobaan, sedangkan untuk optimasi proses akan digunakan metode statistik
dengan respon permukaan.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan
1 Mendapatkan kapang endofit dari tanaman obat Indonesia yang mampu
menghasilkan senyawa aktif penghambat proliferasi