5
BAB III
PENCAK SILAT DAERAH BALI
3.1. Pengertian Pencak Silat
Pencak silat adalah hasil-hasil budaya manusia Indonesia yang ditunjukkan untuk membela, dan mempertahankan lingkungan, dan alam
sekitarnya, mencapai keselarasan hidup guna peningkatan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3.2. Sejarah Pencak Silat
Pencak silat menyebar di kepulauan Nusantara sejak abad ke 7 Masehi. Pada saat itu pencak silat telah dikenal sebagai budaya Suku Melayu yaitu para
penduduk daerah Sumatera dan semenanjung Malaka serta berbagai kelompok etnik lainya diberbagai daerah di pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi yang
mengembangkan Pencak silat tradisional. Di Bali awal berdiri dan perkembangannya pencak silat yaitu pada zaman
kerajaan masa lalu, banyak pelaut Bugis yang datang ke Denpasar diwajibkan membela daerah Denpasar dengan memberikan pelajaran atau latihan silat pada
masyatakat. Nama silat tersebut Bebugisan, setelah kemerdekaan pencak silat berkembang dan diterima oleh masyarakat Bali, dan nama Bebugisan tersebut
diganti menjadi perkumpulan pencak silat Bakhti dengan tokoh pendirinya adalah Cokrodo Bagus Sogaya dan kawan-kawannya.
Dari tahun-ketahun pencak silat semakin pesat perkembangannya, dan perkumpulan pencak silat Bakhti memekarkan diri menjadi beberapa
Universitas Sumatera Utara
6 perkumpulan, Tri Dharma, Bhakti Setia Budi, Bhakti Negara, Bhakti Barat dan
lain-lain. Selanjutnya berkembang di seluruh Bali sampai berkembang di luar negeri khususnya di Australia.
Akhir-akhir ini setelah adanya Organisasi yang khusus mengurus persilatan di Indonesia yang disebut Ikatan Pencak Silat Indonesia IPSI ,
dimulailah pertandingan antar pencak silat yang berkembang di Bali. Hal ini berarti pencak silat telah berkembang sebagai salah satu cabang olah raga.
3.3 Peralatan Pencak Silat Bali
Peralatan dalam pencak silat daerah Bali merupakan peralatan yang menunjukkan identitas perkumpulan tertentu. Peralatan pencak silat berbeda
berdasarkan jenis perkumpulan, tipe, dan perkembangan masyarakat pendukungnya.
Peralatan yang dipergunakan, dalam pencak silat daerah Bali adalah : Pakaian, Senjata, Alat latihan pertandingan, Gamelan, dan Arena pentas.
Tiap-tiap peralatan mempunyai bentuk, guna, fungsi dan arti tertentu dalam perkumpulan yang tersebut.
Komponen pakaian terdiri dari baju, celana, dan sabuk. Warna ternyata mempunyai makna lambang tertentu. Sabuk menunjukkan tingkat pendidikan dan
kemampuan anggota yang bersangkutan. Senjata merupakan peralatan yang digunakan pada perkumpulan pencak silat.
Universitas Sumatera Utara
7 Beberapa ciri-ciri fisik pakaian perkumpulan pencak silat Bali :
1. Perkumpulan silat Bhakti Negara
Pakain yang dipakai oleh pesilat dari Bhakti Negara adalah celana dan baju warna hitam. Potogan celana adalah celana pangsi dengan baju tutup dan
agak longgar. Dengan ikat pingang warna hitam pula, dan tanda-tanda tingkatan ada pada ujung ikat ban . Lambang perkumpulan warna merah terpasang di
dada sebelah kiri atas. 2.
Perkumpulan silat Kerta Wisesa Pakaian yang dipakai oleh pesilat Kerta Wisesa adalah celana pangsi
warna putih dan baju atas warna hitam dengan model bukaan depan. Ikat pinggang atau ban berwarna-warni menurut tingkatan seseorang dalam
perkumpulan tersebut. Lambang perkumpulan segilima warna merah terpasang di dada sebelah kiri
bagian atas. 3.
Perkumpulan silat Perisai Dairi Pakaian yang dipakai oleh pesilat dari perkumpulan silat Perisai Dairi
adalah celana pangsi warna putih dengan baju atas tutup leher warna putih. Ikat pinggang atau ban berwarna-warni dan memberi tanda tingkatan anggota
perkumpulan. Lambang perkumpulan adalah warna dominan kuning dan hitam terpasang di dada sebelah kiri bagian atas.
Dengan semakin berkembangnya pencak silat sebagai aktifitas olah raga yang dipertandingkan, maka peralatan latihan dan pertandingan juga semakin
berkembang kearah jenis peralatan yang dapat menunjang pelaksanaan latihan dan pertandingan secara lebih efesien dan efektif.
Universitas Sumatera Utara
8
3.4. Gerakan Pencak Silat