Hukuman Fisik Badan Dampak Hukuman Fisik Pada Anak

belajar dari pengalaman bahwa jika mereka gagal mematuhi peraturan sudah barang tentu mereka akan duhukum. Ini memperkuat pengajaran verbal. Fungsi ketiga adalah memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak diterima masyarakat. Pengetahuan tentang akibat-akibat tindakan yang salah perlu sebagai motivasi untuk menghindari kesalahan tersebut. Bila anak mampu mempertimbangkan tindakan alternatif dan akibat masing-masing alternatif, mereka harus belajar memutuskan sendiri apakah suatu tindakan yang salah cukup menarik untuk dilakukan. Jika mereka memutuskan tidak, maka mereka akan mempunyai motivasi untuk menghindari tindakan tersebut Hurlock, 1999.

C. Hukuman Fisik Badan

Di masa lampau, hukuman oleh kebanyakan orang diartikan sebagai hukuman badan, yaitu menimbulkan rasa sakit dengan menempeleng, memukul dan memecut. Ini dianggap sebagai satu-satunya cara yang efektif untuk mencegah terulangnya perilaku anak yang salah. Berdasarkan teori sistem sosial yang dikemukakan oleh Gelardo Sanford dalam Karlson Tzeng,1991 pemukulan fisik yang terjadi pada anak sering kali bermula dari faktor sosial dan lingkungan seperti status sosial ekonomi, nilai budaya, stressor situasional, isolasi sosial dan kurangnya dukungan lingkungan. Dari hasil penelitian Gelles dalam Karlson Tzeng, 1991 terdapat 2 hal utama yang mengakibatkan orang tua melakukan pemukulan fisik pada anak : 1. Stres struktural, seperti pendapatan yang rendah, pengangguran dan pendidikan rendah. 2. Norma budaya, seperti adanya kepercayaan bahwa pemukulan fisik merupakan salah cara untuk mendidik anak. Hukuman fisik badan yang terjadi pada anak termasuk termasuk dalam tindakan kekerasan fisik physical abuse. Menurut Gelfand Drew 2003 Physical abuse adalah tindakan kekerasan yang mencakup pemukulan atau pencederaan fisik yang dilakukan oleh orangtuanya dengan sengaja. Biasanya tindakan yang digunakan dalam melakukan physical abuse antara lain, memukul dengan tali pinggang dan benda keras, menendang, menampar, mengigit, mencubit, mendorong, dan tindakan sejenis lainnya yang dapat menyebabkan luka fisik pada anak. Universitas Sumatera Utara Terdapat 2 kategori Physical abuse yang berdasarkan tingkat keparahan luka fisik yang terjadi akibat pemukulanpencederaan fisik yaitu dalam Wenar Kerig, 2003 : 1. Luka fisik minor. Luka fisik minor mencakup luka kecil seperti memar, lebam dan luka goresan ringan di kulit 2. Luka fisik mayor. Luka fisik mayor mencakup kerusakan otak, luka internal tubuh dan luka bakar.

D. Dampak Hukuman Fisik Pada Anak

Menurut Wenar Kerig 2003 dampak psikologis akibat kekerasan fisik yang mungkin dapat berpengaruh dalam perkembangan anak, antara lain : 1. Kognitif. Pada area kognitif anak yang mendapatkan kekerasaan fisik menunjukkan penundaan yang signifikan dalam perkembangan kognitif dan bahasa ekpresif. Dampak lanjutan kekerasan fisik pada anak usia sekolah sering kali ditunjukkan dengan adanya keterlambatan dalam bidang matematika dan bahasa. Sedangkan dampaknya pada anak usia remaja menunjukkan prestasi yang rendah seperti gagal naik kelas. 2. Emosional Pada area emosional anak yang mendapat kekerasan fisik menunjukkan adanya gangguan dalam hubungan interpersonal dan intrapersonal, dimana anak sering merasa tidak aman dan menunjukkan perilaku yang terlalu hati-hati dalam membina suatu hubungan dengan orang lain. 3. Sosial Pada area sosial anak yang sering mendapat kekerasan fisik, biasanya akan menunjukkan perilaku yang cenderung agresif bila ada teman yang mengganggunya atau sebaliknya anak menjadi penakut.

E. Evaluasi Hukuman