Salah satu cara untuk melihat kinerja pe (1)

Salah satu cara untuk melihat kinerja perusahaan adal melalui keuntungan (profit) yang
dihasilkan oleh perusahaan. Dengan adanya profit maka perusahaan dapat membiayai kegiatan
usaha serta melunasi kewajibannya. Karena itu perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin
untuk dapat meningkatkan keuntungan melalui perencanaan yang matang dan pengambilan
keputusan yang tepat. Dalam pengambilan keputusan, manajer dapat melakukannya dengan berbagi
alternatif salah satunya adalah melalui analisis Cost Volume Profit.

Analisis cost volume profit adalah analisis yang digunakan untuk menentukan
bagaimana perubahan dalam biaya dan volume dapat mempengaruhi pendapatan
operasional (operating income) perusahaan dan pendapatan bersih (net income). Cost
Volume Profit menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga,
semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya. Apabila terjadi kenaikan
produksi maka biaya juga akan meningkat yang nantinya akan berdampak terhadap lab
perusahaan. Begitu juga jika terjadi perubahan harga maka permintaan akan barang juga
akan terpengaruh. Untuk melihat dampak dari perubahan tersebut maka dilakukan analisis
Cost Volume Profit. Dengan demikian analisis CVP dapat dipakai oleh manajemen sebagai
perencanaan, pengendalian dan dalam mengambil keputusan dalam mencapai target laba,
dan menghadapi perubahan yang mengkin terjadi dalam volume penjualan, harga jual dan
biaya yang dikeluarkan.
Pertamina adalah perusahaan milik negara (BUMN) terbesar di Indonesia dalam hal
pendapatan dan labanya. Perusahaan ini aktif di sektor hulu dan hilir industri minyak dan gas. Sektor

hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas dan energi panas bumi, sementara kegiatan hilir
mencakup pengolahan, pemasaran, perdagangan dan pengiriman. PT Pertamina (Persero) mencetak
laba bersih tahun 2013 senilai US$3,07 miliar atau setara dengan Rp32,05 triliun, naik sekitar 11%
dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 senilai US$2,77 miliar yang setara Rp25,94 triliun.
Kenaikan ini selain disokong oleh peningkatan produksi migas dan juga oleh pertumbuhan positif
bisnis niaga migas, walaupun masih mengalami kerugian sebesar Rp5,7 triliun pada bisnis LPG nonsubsidi 12 Kg. Peningkatan laba Pertamina salah satunya disebabkan karena adanya peningkatan
volume produksi minyak dan gas oleh Pertamina. Hal ini tentu saja telah melalui perencanaan dan
pengambilan keputusan oleh manajemen Pertamina. Salah satu cara yang dapat digunakan
manajemen untuk merencanakan dan pengambilan keputusan tersebut adalah dengan
menggunakan analisis Cost Volume Profit.
Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujan untuk bagaiman penerapan Analisis Cost Volume Profit dalam
merencanakan laba dan pengambilan keputusan PT. Pertamina (Persero).
LANDASAN TEORI

Pengertian analisis cost volume profit adalah analisis yang digunakan untuk menentukan
bagaimana perubahan dalam biaya dan volume dapat mempengaruhi pendapatan
operasional (operating income) perusahaan dan pendapatan bersih (net income). Analisis
CVP, pada dasarnya, merupakan alat pengujian perilaku total revenue, total cost, dan
operating income sebagai perubahan yang terjadi pada level output tertentu,harga jual,


variable cost/unit, dan atau fixed cost suatu produk, sehingga dapat mengatasi isu seperti
jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap
terhadap titik impas, dan dampak kenaikan harga terhadap laba. Selain itu, analisis CVP
memungkinkan para manajer untuk melakukan analisis sensitivitas dengan menguji dampak
dari berbagai tingkat harga atau biaya terhadap laba.
Manajemen merencanakan keuangan dan mengambil keputusan dengan melihat hubungan besarnya
biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan dengan besarnya volume penjualan serta laba yang
diperoleh pada suatu periode tertentu. Dalam mengambil keputusan, manajemen juga melihat lima
elemen penting terkait analisis cost volume profit, yaitu:
1. Harga produk yaitu harga yang ditetapkan di dalam suatu periode tertentu secara
konstan.
2. Volume atau tingkat aktivitas yaitu besarnya produk yang dihasilkan dan direncanakan
akan dijual di dalam suatu periode tertentu.
3. Biaya variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan secara langsung
pada setiap unit barang yang diproduksi.
4. Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik di dalam suatu periode tertentu.
5. Bauran volume produk yang dijual yaitu proporsi volume relatif produk-produk
perusahaan yang akan dijual.


Suatu perusahaan dikatakan mencapai ”break even” apabila setelah dibuat
perhitungan rugi – laba dari suatu periode kerja dari suatu kegiatan usaha tertentu, perusahaan
itu tidak memperoleh laba (laba = 0), tetapi juga tidak menderita kerugian atau jika
perusahaan itu memperoleh hasil dari penjualan atau seluruh penghasilan dijumlahkan,
jumlah itu sama besarnya dengan seluruh biaya yang telah dikeluarkan.
Analisa break-even adalah suatu cara atau teknik untuk mengetahui kaitan antara
produksi, penjualan, hargajual, biaya, laba dan rugi. Dengan mengetahui perkaitannya,
analisa break even dapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran perusahaan atau
organisasi jasa.
Asumsi – asumsi yang diperlukan supaya dapat menganalisa break even adalah :
1.

Bahwa biaya – biaya yang ada harus dapat diidentifikasikan atau ditetapkan sebagai
biaya tetap dan biaya variabel. Biaya yang meragukan apakah sebagai biaya variabel
atau sebagai biaya tetap harus tegas – tegas dimasukkan ke dalam salah satu ”variabel”
atau ”tetap”. Biaya semi variabel dimasukkan ke biaya variabel, biaya semi tetap
dimasukkan ke dalam biaya tetap.

2.


Bahwa yang ditetapkan sebagai biaya tetap itu akan tetap konstan, tidak mengalami
perubahan meskipun volume produksi atau volume kegiatan berubah selama batas–
batas tertentu.

3.

Biaya variabel per unit konstan, berapapun jumlah barang yang diproduksi. Jika
kegiatan produksi berubah, biaya variabel itu berubah proporsional dalam jumlah
seluruhnya, sehingga biaya per unitnya akan tetap sama. Tetapi, dalam kenyataannya
biaya variabel itu tidak harus proporsional dengan volume kegiatan.