Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit Pada PT. Permodalan Nasional Madani Ulamm Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN

KREDIT PADA PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI

ULaMM

MEDAN

HADHARA SAKINAH

082102051

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : HADHARA SAKINAH

NIM : 082102051

PROGRAM STUDI : D III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM PENGAWASAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI ULAMM MEDAN

Tanggal : ………2011 Pembimbing

(Drs. Sucipto, MM, Ak) NIP. 19511025 198203 1 001

Tanggal : ………2011 Ketua Program Studi D-III Akuntansi

(Drs. Rustam, M.Si, Ak) NIP. 19511114 198203 1 002

Tanggal : ………2011 Dekan Fakultas Ekonomi

(Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec) NIP. 19550810 198303 1 004


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia yang begitu besar kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir guna melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Membuat sebuah karya ilmiah berupa tugas akhir merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa yang hendak menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut maka penulis menyusun tugas akhir dengan judul “Sistem Pengawasan Intern terhadap Pemberian Kredit pada PT. Permodalan Nasional Madani

ULaMM”.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, MSi, Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Drs. Sucipto, MM, Ak selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.


(4)

Utara.

5. Seluruh dosen yang telah memberikan bimbingan dan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

6. Bapak Boedianto sebagai Wakil Kepala Cabang PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM Medan yang telah bersedia meluangkan waktu untuk riset penulis.

7. Teristimewa kepada orang tua penulis, Ayahanda H.R.M. Suryono, BA dan Ibunda Tercinta Hj. Buniah Syechlad, yang telah membesarkan dan memberikan kasih sayang, serta memberikan dukungan berupa moril, material, dan doa yang tiada hentinya sehingga penulis menjadi seperti sekarang ini. 8. Untuk Kak Nurul, Kak Mul dan Maher Zain yang telah mendukung penulis

sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

9. Untuk seluruh teman-teman seperjuangan, semoga kita menjadi orang sukses!. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua bantuan yang diberikan. Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan oleh karena keterbatasan kemampuan penulis.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi peningkatan mutu penulisan tugas akhir ini. Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita semua, terima kasih.

Medan, Juni 2011


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iv

BAB I : PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul... 1

B. Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 4

D. Metode Penelitian... 5

E. Teknik Pengumpulan Data.……….. 5

F. Sistematika Pembahasan ……….. 6

BAB II : PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI ULAMM (UNIT LAYANAN MODAL MIKRO) A. Sejarah Ringkas Perusahaan ... 8

B. Struktur Organisasi... 12

C. Pengertian Kredit dan Jenis-Jenis Kredit yang Disalurkan ……. 17

D. Prosedur Pemberian Kredit ... 25

E. Jaminan yang Diisyaratkan ... 36

F. Sistem Pengawasan Intern terhadap Pemberian Kredit ………… 38

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI A. Jenis Kredit yang Disalurkan ... 49


(6)

C. Prosedur Pemberian Kredit ... 53 D. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit ………… 55

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 58 B. Saran ...………. 59


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 menyebabkan keruntuhan perekonomian di segala sektor usaha. Tidak sedikit perusahaan kecil, sedang, dan besar gulung tikar. Hal ini menyebabkan beberapa pengusaha memutar otak untuk melanjutkan usahanya. Beberapa pengusaha memulai kembali usahanya dengan memilih usaha bermodal kecil karena tidak terlalu beresiko ketika beroperasi pada masa krisis. Dari sinilah usaha mikro berkembang pesat sampai saat ini.

Untuk mengembangkan usaha mikro tersebut, tentu diperlukan modal, yang tentu saja menjadi salah satu kendala utama. Para pengusaha mikro yang memerlukan dana tentu melakukan pinjaman terhadap bank, badan perkreditan, dan lain sebagainya.

PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM hadir ditengah masyarakat, menjadi salah satu solusi pemberian modal.

Sebagai salah satu lembaga keuangan milik pemerintah, PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM tidak hanya menyediakan pinjaman modal, tapi juga menyediakan jasa manajemen yang memudahkan masyarakat dalam pengembangan usaha dari segi kualitas dan pemasaran produk.

Namun perkembangan yang positif ini bukannya tidak melahirkan efek negatif. Beberapa pengusaha tetap tidak mampu melawan arus krisis yang menerjang. Hingga akhirnya terjebak dalam kredit macet. Kredit macet adalah


(8)

keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada lembaga perbankan seperti yang telah diperjanjikan. Hingga Januari 2011, total kredit macet lembaga perbankan di Indonesia mencapai Rp.29,62 triliun (www.bi.go.id). Jumlah yang tak sedikit ini harus ditanggung oleh lembaga perbankan sebagai resiko pemberian kredit. Untuk menjaga situasi perbankan yang sehat, tentu hal ini tidak bisa terus dibiarkan.

Dengan semakin maraknya kredit bermasalah yang terjadi dalam pemberian kredit, maka pengawasan terhadap pemberian kredit perlu diintensifkan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga - lembaga keuangan dalam meloloskan permohonan kredit yang diajukan oleh nasabah.

Namun kredit bermasalah bukan hal yang dimonopoli oleh nasabah, beberapa lembaga perbankan pun bisa terjebak dalam masalah ini karena ketidaksesuaian dalam menerapkan peraturan pemberian kredit. Dalam SK Direksi Bank Indonesia No. 27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 ditetapkan bahwa dalam pemberian kredit tersebut sekurang-kurangnya memuat dan mengatur hal-hal pokok sebagai berikut :

1. Prinsip kehati-hatian dalam perkreditan 2. Organisasi dan manajemen perkreditan 3. Kebijaksanaan persetujuan pemberian kredit 4. Dokumentasi dan administrasi kredit

5. Pengawasan kredit

6. Penyelesaian kredit bermasalah

Dalam pelaksanaan pemberian kredit dan pengelolaan perkreditannya lembaga perbankan wajib mematuhi kebijaksanaan perkreditan yang telah


(9)

dibuat tersebut secara konsekuen dan konsisten. Kebijaksanaan perkreditan harus sudah diterapkan dan dilaksanakan selambat - lambatnya pada tanggal 1 Januari 1996, bagi lembaga perbankan yang telah mempunyai pedoman tersebut di atas. Sedangkan bagi lembaga perbankan yang baru memperoleh izin usaha wajib memiliki dan menerapkan serta melaksanakan kebijaksanaan perkreditan sejak memulai melakukan kegiatan usahanya.

Apabila dalam pelaksanaannya ternyata lembaga perbankan memberikan kredit tidak sesuai dengan kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkannya, maka Bank Indonesia akan memberikan sanksi yang mempengaruhi penilaian kesehatan lembaga perbankan tersebut dan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pada PT. Permodalan Nasional Madani UlaMM, pernah terjadi kredit macet cukup besar Rp1,43 triliun oleh PT Bakrie Capital Indonesia pada tahun 2008 yang menandakan kurangnya pengawasan intern terhadap penagihan kredit.

Dengan melihat begitu pentingnya peranan pengawasan intern terhadap pemberian kredit, mulai dari proses awal pengajuan kredit oleh nasabah sampai dengan ke proses realisasi kredit, maka hal inilah yang mendorong saya untuk memilih judul Sistem Pengawasan Intern terhadap Pemberian Kredit pada PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM.


(10)

B. Perumusan Masalah

Dalam rangka meminimalkan resiko kredit maka diperlukan suatu pengawasan intern dalam pemberian kredit tersebut. Dengan harapan pemberian kredit tersebut tidak berpotensi merugikan bagi pihak manapun.

Maka dalam merumuskan masalah ini penulis ingin mengetahui, “Apakah Pelaksanaan Pengawasan Kredit yang Dilakukan Oleh PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI ULAMM telah berjalan dengan baik?”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengawasan kredit dan penerapannya pada PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI ULAMM.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis kredit yang dikeluarkan serta prosedur pemberian kredit yang diterapkan oleh PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI ULAMM

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah wawasan penulis tentang sistem pengawasan intern lembaga permodalan yang ada di Indonesia.

2. Sebagai saran bagi perusahaan dalam menjalankan kebijaksanaan di masa yang akan datang.

3. Sebagai perbandingan bagi pihak lain dalam mempelajari sistem pengawasan intern.


(11)

D. Metode Penelitian

Dalam memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penyusunan paper ini, melalui metode:

1. Sumber data

a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan yang berhubungan dengan objek penelitian.

b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber lain yang mendukung data primer.

2. Metode pengumpulan data

a. Penelitian kepustakaan (library research)

Yaitu penelitian yang melakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dan keterangan yang dibutuhkan berdasarkan buku-buku, catatan ilmiah serta tulisan ilmiah yang mempunyai hubungan dengan paper yang disusun ini.

b. Penelitian lapangan (field research)

Yaitu penelitian yang langsung dilakukan perorangan atau objek yang diteliti.

E. Teknik pengumpulan data

a. Interview, yaitu melakukan tanya jawab langsung kepada pihak yang berwenang untuk memperoleh data tentang sistem pengawasan intern terhadap pemberian kredit.

b. Observasi, yaitu suatu studi yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan ke objek penelitian secara langsung.


(12)

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam penulisan paper ini, penulis memmbuat sistematika pembahasan dalam 4 (empat) bab. Setiap bab dibagi atas beberapa sub-sub bab yang sesuai dengan kebutuhan penulis.

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II : PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI ULAMM

Pada bab ini akan menguraikan ringkasan sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi perusahaan, pengertian dan jenis-jenis kredit yang disalurkan, prosedur pemberian kredit, jaminan yang bersyarat, dan sistem pengawasan intern terhadap pemberian kredit.

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pelaksanaan pemberian kredit, bentuk jaminan yang diisyaratkan, penyebab kredit bermasalah dan serta langkah penyelesaiannya, prosedur pemberian kredit dan sistem pengawasan intern terhadap pemberian kredit.


(13)

Sebagai bab akhir dari paper ini, maka penilis akan mengambil kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan dan beberapa saran yang memungkinkan dapat bermanfaat bagi PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI ULAMM dan juga bagi para pembaca paper ini.


(14)

BAB II

PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI ULAMM (UNIT LAYANAN MODAL MIKRO)

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

PT.Permodalan Nasional Madani (Persero), sebuah Lembaga Keuangan Khusus yang sahamnya 100% milik Pemerintah, didirikan di Jakarta berdasarkan TAP XVI/MPR/1998, Letter of Intent IMF tanggal 16 Maret 1999, PP No. 38/99 tanggal 25 Mei 1999 dan Akte Notaris No. 1 tanggal 1 Juni 1999 yang mendapat pengesahan Menteri Kehakiman RI No. C-11.609.HT.01.01.TH 99 tanggal 23 Juni 1999. Dari modal dasar perseroan ini sebesar Rp. 1,2 trilyun, telah ditempatkan dan disetorkan sebesar 300 milyar.

Tugas utama PNM adalah memberikan solusi pembiayaan pada Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Koperasi (UMKMK) dengan kemampuan yang ada berdasarkan kelayakan usaha serta prinsip ekonomi pasar. Dengan pengembangan model lembaga keuangan alternatif maka pendekatan pembiayaan yang dilakukan PNM tidak seperti pendekatan perbankan. Penguatan manajemen juga diberikan oleh PNM sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan penguatan permodalan. Dalam operasinya, kebijakan PNM ini bekerja sama dengan lembaga-lembaga keuangan seperti Lembaga Modal Ventura, Bank Umum/Syariah, Koperasi Simpan Pinjam, BPR/S, maupun Lembaga Keuangan Mikro/Syariah lainnya di seluruh propinsi Indonesia.

Fokus usaha yang perlu segera dikembangkan antara lain sektor agribisnis yang meliputi bidang pangan, perkebunan, perikanan, peternakan,


(15)

kehutanan, industri rumah tangga yang berorientasi ekspor atau substitusi impor, padat karya dan menghasilkan nilai tambah, di samping sektor jasa seperti pengembang, pariwisata dan tenaga kerja. Nilai tambah yang dimaksud menyangkut konsep dagang, pemanfaatan teknologi dan kualitas produk.

Sumber pembiayaan yang disalurkan PNM berasal dari modal pemerintah, dan kini dalam penjajakan untuk memperoleh pinjaman dalam dan luar negeri. Sumber pembiayaan yang berasal dari investor lokal dan luar negeri dapat dihimpun oleh PNM melalui pengelolaan dana investasi oleh unit usaha PNM Investment Management.

Sesuai SK Menteri Keuangan RI No. 487/KMK.017/1999 tanggal 13 Oktober 1999, PNM telah ditetapkan menjadi salah satu BUMN Koordinator Penyalur Kredit Program eks KLBI yang sebelumnya dilaksanakan oleh Bank Indonesia.

Dengan dukungan Pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia, PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) dikelola dengan prinsip-prinsip profesionalisme, transparansi, dan good corporate governance siap melangkah memasuki era Indonesia Baru, menuju masyarakat Madani yang dicita-citakan. Visi

Menjadi lembaga pembiayaan terkemuka dalam meningkatkan nilai tambah secara berkelanjutan bagi usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKMK) yang berlandaskan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Misi


(16)

1. Meningkatkan kelayakan usaha dan kemampuan wirausaha Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Koperasi

2. Meningkatkan akses pembiayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Koperasi kepada lembaga keuangan baik bank maupun non-bank dalam rangka perluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

3. Meningkatkan kreativitas dan produktivitas karyawan untuk mencapai kinerja terbaik dalam mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Koperasi.

Untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan perusahaan, PNM mengembangkan budaya perusahaan yang memegang kuat komitmen pada: 1. Kualitas produk dan jasa.

2. Perusahaan yang bersih, transparan dan professional. 3. Suasana kerja yang kondusif dan meningkatkan kompetensi SDM.

Tujuan Strategis

Perseroan telah menetapkan tujuan strategis dalam mengelola perusahaan, yaitu:

1. Meningkatkan posisi dan peran perusahaan sebagai penyedia jasa pembiayaan dan jasa manajemen untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Koperasi, yang didukung oleh rangkaian produk lengkap, baik konvensional (berbasis bunga) maupun syariah; pelayanan secara langsung kepada usaha mikro kecil dan atau bermitra dengan BPR/S, KJK/S, dan Lembaga lainnya. 2. Mewujudkan sustainabilitas perusahaan, dengan pertumbuhan aset dan laba


(17)

3. Melaksanakan peningkatan dan perbaikan berkelanjutan (continual improvement) atas infrastruktur, organisasi dan proses bisnis, untuk menyediakan layanan yang berkualitas dan sesuai kebutuhan UMKM&K, serta didukung oleh proses pelayanan prima secara cepat dan tepat.

4. Menciptakan lingkungan kerja dan budaya perusahaan yang kondusif untuk mendorong kreativitas dan pembelajaran yang berkesinambungan, guna meningkatkan produktivitas karyawan.

Tujuan strategis tersebut kemudian dipaparkan dengan menggunakan alat manajemen Balance Scorecard (BSC) dalam bentuk enam sasaran strategis, yakni keuangan, sasaran internal, sasaran eksternal, sumber daya manusia, teknologi informasi dan pertumbuhan dan inovasi, yang disertai dengan indikator kinerja (performance indicator).

PNM mentransformasi falsafah ILMU PADI sebagai budaya usaha. ILMU PADI adalah kiasan atas gambaran sikap hidup karyawan PNM, yaitu

“Semakin berisi, semakin merunduk”. Semakin tinggi pengetahuan, kompetensi dan kualitas seseorang, maka semakin

rendah hatinya. Selain sehari-hari dekat dengan masyarakat, padi juga menjadi lambang kemakmuran dan kesejahteraan.

ILMU PADI adalah akronim berisi prinsip-prinsip hidup yang menjadi falsafah kerja perusahaan.


(18)

Nilai-nilai itu adalah:

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan landasan kerja bagi seluruh karyawan yang ada dalam suatu perusahaan. Dimana struktur organisasi ini pada pokoknya mengandung penetapan batas-batas tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan perusahaan.

Struktur organisasi terdapat di lampiran.

1. Pimpinan Cabang Fungsinya :

a. Penanggung jawab jalannya operasional Kantor Pusat Medan dan Kantor Unit.

b. Membuat kebijakan internal terkait dengan kebijakan disiplin dan kebijakan operasional perusahaan.


(19)

c. Mengambil keputusan Persetujuan kredit dalam batasan wewenang Kepala Kantor Unit.

d. Mewakili Kantor Pusat dalam membangun kerjasama bisnis dengan pihak eksternal.

e. Memimpin rapat Komite Kredit, Komite SDM, Komite Risiko dan Rapat Umum lainnya.

f. Mewakili Direksi dalam menyelesaikan permasalahan hukum yang terjadi di wilayah Cabang Medan.

2. Wakil Kepala Cabang Fungsinya :

a. Mewakili Kepala Kantor Cabang Medan dalam hal kepala Kantor berhalangan hadir.

b. Perpanjangan tangan dari Kepala Kantor untuk koordinasi kerja ke bagian Supervisi, SDM, Kredit Support, Accounting, IT.

c. Bertanggung jawab atas kelancaran kinerja pada unit kerja operasional. d. Membuat kebijakan dan strategi pengembangan mekanisme kerja pada

unit kerja operasional.

e. Bertanggung jawab terhadap pencairan pinjaman.

3. Account Officer Fungsinya :

a. Membuat strategi mencari pasar baru. b. Memonitoring kondisi dan kualitas debitur.


(20)

d. Melakukan monitoring masing-masing debitur dalam periode tertentu. e. Menganalisa permohonan kredit dari calon debitur.

f. Ikut serta dalam Komite Kredit.

4. Cluster Coordinator Fungsinya :

Bertanggungjawab terhadap seluruh aktifitas operasional yang ada didalam cluster. Menangani koordinasi antara cabang dan operasi lapangan di level regional.

5. Kepala Remedial

Bertanggungjawab untuk memeriksa legalitas peminjam dan asset yang disediakan oleh peminjam untuk jaminan pinjaman.Menyiapkan persetujuan pinjaman dan dokumen legalitas lainnya untuk menjamin keabsahan pinjaman dari segi legalitas.

6. Koordinator SDM

Bertanggungjawab untuk mengatur departemen sumber daya manusia dan fungsi – fungsi yang terkait dengannya seperti merekrut, orientasi,

wawancara, komunikasi karyawan, tunjangan, pelatihan, mengatur data karyawan, konseling karyawan, gaji, dll.

Memastikan bermacam – macam aktifitas administrasi dan aktifitas internal berjalan dengan lancar dan efisien.


(21)

7. Kepala Unit Kredit Support Fungsinya :

a. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan dan legalitas permohonan kredit.

b. Melakukan cros cek terhadap kualitas calon debitur meliputi usaha, karakter, jaminan, status hukum,dsb.

c. Melakukan penilaian terhadap hubungan bisnis calon debitur dengan rekanannya.

d. Mewakili Kepala Kantor dalam keterkaitan permasalahan kredit dengan pihak hukum.

e. Mewakili Kepala Kantor dalam urusan dengan pihak Badan Pertahanan, Asuransi, Dinas Pertamanan, Notaris, Kejaksaan, Balai Lelang, dan Instansi Pemerintah lainnya.

f. Melakukan penilaian dengan calon debitur. g. Menyelesaikan status hokum Kredit Bermasalah.

h. Melaporkan kondisi pinjaman per periode ke Kantor Pusat dan Bank Indonesia.

i. Memaintenance jamina kredit berupa dokumen-dokumen asli milik debitur.

j. Memaintenance dokumen-dokumen kredit terkait kredit berupa Perjanjian Kredit, Ofering Letter, dan dokumen lainnya terkait dengan pencairan kredit.


(22)

8. Loan Admin ( Administrasi Pinjaman ) Fungsinya :

a. Melakukan pencairan pinjaman setelah mendapat persetujuan dari Kepala Group Operasional.

b. Melakukan Maintenance terhadap administrasi pinjaman.

c. Maintenance terhadap pembayaran pokok,bunga, tunggakan pinjaman. d. Menghentikan bunga pinjaman debitur meninggal dan PHK.

e. Melakukan pelunasan pinjaman.

f. Membuat laporan perkembangan kredit bulanan.

9. Financial Control dan Manajemen Informasi Sistem Fungsinya :

a. Monitoring perkembangan budget dengan realisasi pada neraca dan laba rugi.

b. Membuat laporan ke Kantor Pusat dan Bank Indonesia. c. Monitoring pertumbuhan kredit.

d. Monitoring pendapatan dan biaya.

e. Monitoring perkembangan kinerja keuangan perusahaan.

10.Unit Kontrol Harian

a. Memeriksa semua transaksi yang terjadi H+1.

b. Mengevaluasi dan mereview kebijakan internal yang dibuat. c. Monitoring kinerja masing-masing unit kerja.


(23)

11.Unit Kepatuhan / Risk Manajemen

a. Menilai risiko yang muncul dari setiap aktivitas operasional yang dijalankan.

b. Menilai risiko yang muncul dari kebijakan yang diambil.

c. Memitigasi risiko yang muncul dari setiap kredit yang dicairkan.

d. Memitigasi risiko yang muncul dari setiap prosedur kerja yang dijalankan.

12.Teller Fungsinya :

a. Menginput semua transaksi harian ke komputer.

b. Melayani penyetoran warkat / uang tunai dan pengambilan uang tunai setiap hari.

c. Meneliti dan bertanggung jawab atas keabsahan uang warkat / slip transaksi dan tanda tangan dari nasabah.

C. Pengertian dan Jenis-Jenis Kredit yang Disalurkan 1. Pengertian Kredit

Istilah kredit bukanlah hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang jual beli barang dengan kreditan. Jual beli tersebut tidak dilakukan secara tunai tetapi dengan cara mengangsur. Disini jelas tergambar bahwa pengertian kredit dalam hal ini adalah dalam arti ekonomi,yaitu “ Suatu Penundaan Ekonomi “ artinya uang atau barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa yang akan datang.


(24)

Pengertian kredit sendiri masih mempunyai dimensi yang berbeda antara satu ahli perkreditan lainnya. Sebenarnya kata “ kredit “ berasal dari bahasa Yunani yaitu “ credere “ yang artinya “ percaya”, karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Bila dihubungkan dengan bank, maka terkandung pengertian bahwa bank selaku kreditur percaya meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah / debitur, karena debitur dapat dipercaya, mampu untuk membayar lunas pinjamannya, setelah jangka waktu yang telah ditentukan. Jika bank atau lembaga perkreditan member kredit berarti bank atau lembaga perkreditan dengan uang tersebut membeli kepercayaan nasabah, dan jika dilihat dari sisi nasabah sebagai penerima kredit berarti nasabah menjual kepercayaannya kepada bank apabila ia menyimpan uangnya ke bank.

Menurut Undang – Undang NO. 14 Tahun 1976 tentang pokok – pokok perbankan Pasal 1 ayat C:

“ Kredit" adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan lain fihak dalam hal mana fihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan”.

Menurut salah satu dosen yang juga menulis buku tentang perkreditan:

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lainnya mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan” (Suyatno, 2003:13)

Pemberian kredit menaruh kepercayaan bahwa penerima kredit akan memenuhi pembayarannya kembali dari pinjamannya tersebut. Adapun faktor-faktor kepercayaan dapat dilihat dari segi, yaitu (Thomas Suyatno,2003 :15)


(25)

a. Dari Segi Kreditur

Yaitu si peminjam dana yang akan membayar pinjaman setelah sampai jangka waktu yang telah ditetapkan.

b. Dari Segi Debitur

Yaitu si pemberi dana yang akan menerima pembayaran atas kredit yang diberinya, jika telah sampai masa yang ditetapkan.

Seperti yang diuraikan diatas bahwa kredit adalah kepercayaan berarti pemberian kredit adalah pemberian kepercayaan. Dalam hal ini prestasi yang diberikan benar – benar diyakini dapat dikembalikan oleh si penerima kredit pada waktu yang telah ditetapkan dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama.

2. Jenis-Jenis Kredit Yang Disalurkan Menurut Manurung (2004-185): 1. Berdasarkan jangka waktu (Maturity)

a. Kredit jangka pendek (short term loan)

Kredit jangka pendek yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 thun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Dalam kredit jangka pendek juga termasuk kredit untuk tanaman musiman yng berjangka waktu lebih dari satu tahun.

b. Kredit jangka menengah (medium term loan)

Kredit jangka menengah yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 s/d 3 tahun dan umumnya digunakan untuk pembiayaan modal kerja seperti membeli bahan baku, upah buruh, suku cadang (spare part) dan lain-lain.


(26)

c. Kredit jangka panjang (long term loan)

Kredit jangka panjang yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Biasanya kredit jangka panjang digunakan untuk membiayai investasi jangka panjang digunakan untuk membiayai investasi jangka panjang seperti pendirian proyek baru atau perluasan perusahaan.

2. Berdasarkan tujuan kredit

a. Kredit produktif (productive loan)

Kredit produktif yaitu kredit yang diberikan dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja sehingga dapat memperlancar produksi seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah, biaya pengepakan, biaya pemasaran dan distribusi dan sebagainya.

b. Kredit komersial (commercial loan)

Kredit komersial yaitu kredit yang diberikan guna memperlancar kegiatan usaha di bidang perdagangan. Kredit komersil ini meliputi antara lain : kredit leveransir, kredit untuk usaha pertokoan, kredit ekspor dan sebagainya.

c. Kredit konsumtif (consumer loan)

yaitu kredit diberikan untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif. Kredit ini tidak digunakan untuk kegiatan memperoleh laba tetapi digunakan untuk membeli barang atau kebutuhan pribadi lainnya seperti membeli rumah, mobil dan sebagainya.


(27)

3. Berdasarkan jaminan (collateral)

a. Kredit dengan jaminan (secured loan,)

Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu baik barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya kredit yang disalurkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan debitur.

b. Kredit tanpa jaminan (unsecured loan)

Kredit tanpa jaminan artinya kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit ini diberikan dengan melihat prospek usaha,karakter, serta loyalitas debitur selama berhubungan dengan bank.

4. Berdasarkan penggunaan a. Kredit modal kerja

Merupakan kredit yang diberikan untuk menambah modal kerja selama satu putaran usaha (turnover) untuk membiayai kegiatan operasional seperti pangadaan bahan baku, bahan pembantu, atau biaya lain yang berkaitan dengan proses produksi.

b. Kredit investasi

Kredit investasi merupakan kredit yang digunakan untuk membeli barang-barang modal atau jasa dalam rangka investasi seperti perluasan usaha, rehabilitasi,modernisasi,relokasi atau pendirian proyek baru.


(28)

5. Berdasarkan segmen usaha

a. Kredit pertanian merupakan kredit uang diberikan untuk sector perkebunan atau pertanian rakyat. Kredit ini jangka waktunya dapat jangka pendek atau jangka panjang

b. Kredit peternakan, merupakan kredit yang diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek, misalnya peternakan ayam dan untuk jangka panjang seperti kambing atau sapi.

c. Kredit industri merupakan kredit untuk membiayai industri pengolahan baik industri kecil, menengah dan besar

d. Kredit pertambangan merupakan kredit untuk usaha tambang dan biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak bumi, gas bumi, dan sebagainya.

e. Kredit pendidikan merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan.

f. Kredit profesi merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan para professional seperti dosen, pengacara, dokter atau akuntan.

g. Kredit perumahan merupakan kredit utuk membiayai renovasi, pembangunan atau pembelian rumah.

h. Dan sektor-sektor usaha lainnya.

6. Kredit Non Cash (Non Cash Loan)

Selain kredit-kredit yang menyebabkan bank harus menyalurkan sejumlah uang, ada juga kredit yang tidak selalu menyebabkan bank mengeluarkan uang. Kredit tersebut dinamakan kredit non cash. Dua diantaranya yang dianggap paling penting adalah :


(29)

a. Bank Garansi (Bank Guaranty)

Bank garansi adalah jaminan yang diberikan dalam bentuk surat yang diterbitkan oleh bank maupun lembaga keuangan non bank yang mengakibatkan kewajiban membayar kepada pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajiban

b. Letter of Credit (L/C)

Fasilitas Letter of Credit diberikan kepada nasabah untuk memperlancar pelaksanaan transaksi arus barang, terutama transaksi perdagangan internasional.

Berdasarkan hal tersebut,jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM diantaranya adalah :

a. Kredit Modal Kerja

Kredit jenis ini diberikan kepada perorangan dan perusahaan, dan ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan modal debitur, seperti pembelian bahan baku, pembayaran sewa, pemenuhan biaya operasional, dan sebagainya. Dan diharapkan dana dalam bentuk pinjaman yang diberikan PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM dapat meningkatkan volume kinerja keuangan debitur dan bila memungkinkan dapat mengembangkan usaha debitur kearah yang lebih maju lagi.

Kredit modal kerja dapat diberikan maksimal 200 juta rupiah sesuai dengan batasan wewenang Kepala Kantor Cabang Medan. Jika calon debitur menginginkan lebih dari batasan wewenang tersebut, maka persetujuan kredit tersebut disampaikan ke Direksi di Kantor Pusat.


(30)

b. Kredit Investasi

Kredit investasi diberikan untuk tujuan pengembangan usaha debitur, perluasan usaha debitur maupun untuk meningkatkan usaha debitur. Dengan diberikan kredit tersebut diharapkan debitur dapat meningkatkan: a. Kinerja keuangannya

b. Ekspansi usahanya c. Bidang bisnisnya

Jenis pinjaman investasi yang diberikan PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM berupa:

 Pendanaan untuk perluasan lahan perkebunan  Penambahan aktiva tetap

 Investasi lainnya

Jangka waktu kredit yang dipersyaratkan maksimal satu tahun setelah itu dapat diperpanjang. Batasan maksimal pemberian kredit investasi adalah sebesar 200 juta rupiah sesuai dengan batasan atau limit Kepala Kantor Cabang. Jika calon debitur menginginkan lebih dari maksimal limit tersebut, maka persetujuan disampaikan ke Direksi di Kantor Pusat.

D. Prosedur Pemberian Kredit

Menurut Kasmir (2009:115) prosedur pemberian kredit secara umum adalah sebagai berikut:


(31)

Pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal yang dilampiri berkas-berkas antara lain latar belakang perusahaan, maksud dan tujuan, besarnya kredit dan jangka waktu, cara pemohon mengembalikan kredit hingga jaminan kredit.

2. Penyelidikan berkas pinjaman

Tujuannya mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar agar permohonan kredit dapat segera diproses. 3. Wawancara I

Wawancara bertujuan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.

4. On the Spot

Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan, kemudian hasilnya dicocokkan dengan hasil wawancara I.

5. Wawancara II

Merupakan kegiatan perbaikan berkas bila masih ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan.

6. Keputusan kredit

Yakni menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya. Bila ditolak, maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing.

7. Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya

Sebelum kredit dicairkan, maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangi akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksana


(32)

Sebelum kredit dicairkan, maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangi akad kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan antara bank dengan debitur secara langsung, atau dengan melalui notaris.

9. Realisasi kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan di tempat yang bersangkutan.

10. Penyaluran dana

Adalah pencairan uang sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit.

Menurut Hasibuan (2001:91) prosedur yang harus dipenuhi antara lain:

1. Calon debitur menulis nama, alamat agunan, dan jumlah kredit yang di inginkan pada formulir aplikasi permohonan kredit.

2. Calon debitur mengajukan jenis kredit yang diinginkan.

3. Analisis kredit dengan cara asas 5C, 7P dari permohonan kredit tersebut 4. Karyawan analisis kredit menetapkan besarnya plafond kredit atau Legal

Lending Limit atau BMPK-nya.

5. Jika BMPK disetujui nasabah, akad kredit (perjanjian kredit) ditandatangani oleh kedua belah pihak.

 5C:

1. Character (Karakteristik)

Hal ini menyangkut sisi psikologis calon debitur, yaitu karakteristik atau sifat yang dimilikinya, seperti latar belakang keluarga, hobi, cara hidup yang dijalani, kebiasaan-kebiasaannya, dan lain-lain. Tujuan memahami


(33)

karakteristik ini adalah mengetahui apakah calon debitur tersebut layak untuk memperoleh pinjaman kredit dan apakah ia memiliki kejujuran untuk memenuhi kewajibannya.

2. Capacity (Kemampuan)

Hal ini berhubungan dengan kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya, terutama pada masa-masa sulit, sehingga akan diketahui apakah ia memiliki kemampuan membayar atau tidak. Dengan demikian, pihak perbankan akan dapat menentukan apakah permohonan kredit calon debitur tersebut layak untuk dicairkan atau tidak.

3. Capital (Modal)

Hal ini menyangkut kemampuan modal yang dimiliki oleh seseorang pada saat ia melaksanakan bisnisnya tersebut. Modal tersebut dapat dilihat pada neraca perusahaan, laporan laba rugi, dan laporan keuangan lainnya. Pihak perbankan dapat menolak peminjaman dana yang melebihi dari kepemilikan modal yang dimiliki karena hal tersebut akan menimbulkan risiko di kemudian hari apalagi bila terjadi persoalan kemacetan dalam aliran kas yang dimilikinya.

4. Collateral (Jaminan)

Yaitu barang atau sesuatu yang dijadikan jaminan pada saat seseorang akan melakukan pinjaman dana dalam bentuk kredit ke sebuah perbankan atau leasing. Misalnya, seorang karyawan tetap di sebuah perusahaan akan memperlihatkan slip gaji yang dimilikinya, Surat Keputusan (SK) pengangkatan, dan dokumen pendukung lainnya seperti KTP, KK, dan lainnya, dengan alasan dapat dipertanggungjawabkan di kemudian hari.


(34)

5. Condition of Economy (Kondisi Perekonomian)

Kondisi perekonomian yang tengah berlangsung di suatu negara seperti tingkat pertumbuhan ekonomi, angka inflasi, jumlah pengangguran, daya beli, penerapan kebijakan moneter dan iklim dunia usaha yaitu regulasi pemerintah, serta situasi ekonomi internasional yang tengah berkembang adalah bagian penting untuk dianalisa dan dijadikan bahan pertimbangan. Pihak perbankan dapat mencari informasi terlebih dahulu dari mereka yang telah lama berkecimpung dalam masalah kredit, seperti seorang analis kredit dari sebuah perbankan, penulis buku masalah kredit atau pendapat dari para ahli ekonomi. (Fahmi dan Hadi, 2010:17-20).

 Metode Analisis 7P,yaitu: 1. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Hal ini dilakukan untuk membedakan fasilitas-fasilitas yang akan diperoleh.

3. Purpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan


(35)

kredit bermacam-macam, misalnya, kredit untuk modal kerja, konsumtif, dan lain sebagainya.

4. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting, mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi, tetapi juga nasabah.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.

6. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan tersebut dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.


(36)

Prosedur pemberian kredit pada PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM meliputi beberapa tahapan, meliputi :

a. Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi

Prosedur ini dijalankan karena sangat terkait dengan keabsahan dokumen sebagai syarat untuk mendapatkan kredit dan sebagai pencegahan terhadap permasalahan hukum dibelakang hari. Semua dokumen yang diminta adalah dokumen asli. Dan jika telah dibuktikan dengan keaslian tersebut, maka beberapa dokumen dapat difoto copy sebagai pertinggal bagi lembaga keuangan. Pemeriksaan meliputi :

KTP (Identitas diri suami isteri), Kartu Keluarga, Surat Nikah, Surat Tanah (SHM), Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), No. NPWP, Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) jika memiliki usaha, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIPUP).

Kesemua dokumen tersebut di atas diperiksa oleh Bagian Kredit Support untuk dicek kebenaran/keasliannya. Jika masih diragukan maka dilakukan konfirmasi kepada marketing untuk ditindak lanjuti. Jika masih ditemukan dokumen yang kurang maka dimintakan kepada nasabah untuk segera melengkapinya.

b. Pemeriksaan Kredit Macet di Bank Lain

Prosedur ini dijalankan untuk mengantisipasi calon debitur memiliki beberapa fasilitas di beberapa bank. Informasi ini diperoleh dari bank Indonesia yang dilakukan oleh petugas di Bagian Kredit Support. Jika calon debitur memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memiliki banyak fasilitas di bank lain, hal ini tidak menjadi masalah. Namun kebalikannya,


(37)

jika keuangan debitur tidak mencukupi untuk membayar kewajiban kreditnya di bebarapa bank, maka permohonan kredit dapat ditolak. Selain itu juga untuk mengetahui karakter calon debitur dalam mengatur keuangannya untuk memenuhi kewajibannya di bank lain. Jika kwalitas kreditnya di bank lain jelek, maka permohonannya wajib ditolak.

c. Penilaian Calon Debitur dan Usaha Calon Debitur pada PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM menggunakan analisa 6 C, yaitu ( Warman Djohan,2000 : 57 )

 Character

Penilaian karakter calon debitur dapat diperoleh dari :

• Bank Indonesia melalui BI Cheking, untuk mengetahui kualitas kreditnya di bank lain

• Bank Indonesia melalui Daftar Hitam Bank Indonesia, untuk mengetahui trade record transaksi bisnisnya

• Interview langsung dengan calon debitur

• Rekan-rekan bisnis yang selama ini menjalin hubungan bisnis • Masyarakat tempat tinggal calon debitur

• Relasi lainnya

 Capital

Penilaian Capital atau modal calon debitur dapat dilihat dari : • Perkembangan Laporan keuangan dari tahun ke tahun • Volume Penjualan

• Kemampuan mendapatkan keuntungan • Sarana dan prasarana pendukung usaha


(38)

• Perkembangan asset • Penyisihan keuntungan

 Capacity

Penilaian Capacity atas kemampuannya dapat dilihat dari : • Prospek usaha

• Kemampuan bayar

• Kebutuhan biaya yang dikeluarkan • Sumber penghasilan lainnya

 Collateral

Penilaian Collateral atau jaminan dapat dinilai dari : • Nilai Likwidasi

• Jenis jaminan • Lokasi jaminan • Kondisi jaminan • Status kepemilikan

• Marketable/ un-marketable

 Conditions

Penilaian terhadap kondisi ekonomi dapat dinilai dari : • Pengaruh nilai mata uang

• Gejolak ekonomi • Kebijakan pemerintah  Constraints


(39)

• Prospek usaha

• Keunggulan produk / usaha • Kebutuhan pasar/kejenuhan pasar • Produk booming

• Persaingan usaha

d. Analisa Keuangan

Laporan keuangan yang dibutuhkan meliputi :

Neraca dan laba rugi 3 tahun terakhir dan rekening Koran bank lain 3 bulan terakhir, hal ini dimaksudkan untuk melihat: Perkembangan usaha dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, Melihat ratio-ratio keuangan, Kebutuhan permodalan, Hutang dan piutang, Kemampuan memperoleh laba, Kondisi cash flow 3 bulan terakhir, Volume transaksi.

e. Penilaian Jaminan

Petugas appraisal akan melakukan penilaian jaminan langsung ke lapangan jika jaminan yang diserahkan ke PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM berupa fixed asset (tanah, bangunan, mobil, mesin, dsb). Untuk plafon pinjaman < 5 milyar penilaian jaminan dilakukan oleh pihak PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM. Dan lebih besar dari 5 milyar dilakukan oleh appraisal independent. Hasil penilaian jaminan dimaksud harus lebih besar dari nilai plafon pinjaman yang akan diberikan atau minimal 125%. Status kepemilikan jaminan harus jelas dan dilengkapi dengan dokumen asli. Jaminan tidak dalam sengketa dengan pihak manapun.


(40)

Petugas credit support akan melakukan analisa terhadap jaringan bisnis calon debitur, ini dikenal dengan Trade Cheking. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana bisnis yang dijalankan calon debitur. Apakah data penjualan atau pembelian yang dilakukan adalah benar atau fiktif belaka. Kejelasan atas trade cheking dimaksud untuk lebih memudahkan pihak bank mengetahui omzet atau volume transaksi dari calon debitur.

g. Komite Kredit

Proses yang dilakukan dalam komite kredit adalah menilai seluruh aspek kredit yang dimaksud untuk selanjutnya akan ditentukan permohonan untuk disetujui atau ditolak. Komite Kredit yang dibentuk merupakan ketetapan oleh Direksi PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM. Untuk Cabang Medan Komite Kredit melibatkan :

 Kepala Kantor PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM (sebagai ketua)

 Team Leader (anggota)

 Salah seorang Account Officer (anggota)  Kredit Support (sekretaris)

 Account Officer pengusul kredit h. Persetujuan Kredit

Jika permohonan sampai dengan 200 juta rupiah, persetujuan dapat dilakukan oleh kepala kantor cabang Medan. Lebih besar dari 200 juta rupiah persetujuan oleh kepala divisi atau direksi di Kantor Pusat Jakarta. Formulir Persetujuan kredit harus ditandatangani oleh seluruh anggota Komite Kredit,


(41)

dengan dilengkapi dengan alasan persetujuan pencairan kredit tersebut. Dan inilah sebagai dasar proses kredit dapat dicairkan ke debitur.

i. Pengikatan Kredit

Setelah mendapatkan persetujuan dari Komite Kredit, tahap selanjutnya adalah melakukan Pengikatan kredit secara notaris di hadapan notaris. Dalam proses pengikatan ini calon debitur harus menghadirkan suami atau isteri sebagai pihak yang wajib mengetahui bahwa calon debitur akan mempunyai kewajiban atau hutang di PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM. Tanda tangan pihak pihak terkait harus di hadapan notaris. Biaya yang timbul atas pengikatan ini menjadi beban calon debitur.

j. Pencairan Kredit

Setelah semua proses di atas dilalui, maka selanjutnya pihak marketing melalui Account Office mempersiapkan formulir Permohonan Pembukaan Fasilitas (PPF) dan formulir Permohonan Pencairan Kredit. Formulir Persetujuan Kredit dari Komite Kredit beserta PPF dan PPK diserahkan kepada Kredit Support untuk dibukakan Fasilitas, dan untuk selanjutnya kepada Bagian Admin Kredit untuk dapat dicairkan pinjaman ke nasabah. E. Jaminan yang Disyaratkan

Menurut kitab Undang – undang Hukum Perdata pada pasal 1131 menyatakan bahwa:

Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang sudah adamaupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perserorangan. Hal ini berarti seluruh harta


(42)

kekayaan milik debitur akan menjadi jaminan pelunasan atas utang debitur kepada semua kreditur.

Kekayaan debitur dimaksud meliputi kebendaan bergerak maupun benda tetap,baik yang sudah ada pada saat perjanjian utang piutang diadakan maupun yang baru akan ada di kemudian hari yang akan menjadi milik debitur setelah perjanjian utang piutang diadakan. Dengan demikian, seluruh harta kekayaan debitur akan menjadi jaminan umum atas pelunasan perutangannya, baik yang telah diperjanjikan maupun tidak diperjanjikan sebelumnya. Jaminan umum ini dilahirkan karena undang-undang, sehingga tidak perlu ada perjanjian jaminan sebelumnya.

Dalam jaminan yang bersifat umum ini, semua kreditur mempunyai kedudukan yang sama terhadap kreditur-kreditur lain, tidak ada kreditur yang diutamakan atau diistimewakan dari kreditur-kreditur lain. Karena jaminan umum kurang menguntungkan bagi kreditur, maka diperlukan penyerahan harta kekayaan tertentu untuk diikat secara khusus sebagai jaminan pelunasan utang debitur, sehingga kreditur yang bersangkutan mempunyai kedudukan yang diutamakan atau didahulukan daripada kreditur kreditur lain dalam pelunasan utangnya. Jaminan yang seperti ini memberikan perlindungan kepada kreditur dan didalam perjanjian akan diterangkan mengenai hal ini. Jaminan khusus memberikan kedudukan mendahului (preferen) bagi pemegangnya.

Untuk melindungi uang yang dicairkan lewat kredit resiko kerugian, maka pihak bank membuat pagar pengamanan. Pagar pengamanan yang dibuat berupa jaminan yang harus disediakan debitur, tujuannya adalah untuk melindungi kredit dari risiko kerugian.


(43)

Adapun bentuk jaminan yang disyaratkan pada PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM adalah berupa benda bergerak benda tak bergerak.

Benda bergerak terdiri dari : kendaraan bermotor yaitu sepeda motor dam mobil. Benda tak bergerak terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan, kebun/tanaman/sawah, barang-barang dagangan misalnya alat-alat elektronik.

F. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit Menurut (James 1997:155)

1. Pengertian Sistem

Kata Sistem awalnya berasal dari bahasa Yunani (sustēma) dan bahasa Latin (systēma). Berikut ini ada beberapa pengertian sistem yang diambil dari berbagai sumber.

1. Pengertian dan definisi sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang saling berinteraksi, saling terkait, atau saling bergantung membentuk keseluruhan yang kompleks.

2. Kesatuan gagasan yang terorganisir dan saling terikat satu sama lain. 3. Kumpulan dari objek atau fenomena yang disatukan bersama untuk

tujuan klasifikasi atau analisis.

4. Adanya suatu kondisi harmonis dan interaksi yang teratur. 2. Pengertian Pengawasan

Pengawasan adalah pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan.

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat membantu


(44)

melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.

3. Pengertian Sistem Pengawasan Intern

Sistem Pengendalian Intern merupakan istilah yang telah umum dan banyak digunakan berbagai kepentingan. Istilah Pengendalian intern diambil dari terjemahan istilah “Internal Control” meskipun demikian penulis menterjemahkan sebagai pengawasan intern, untuk istilah tersebut hal ini tidaklah menjadi masalah karena tidak mengurangi pengertian Sistem Pengendalian Intern secara umum.

Sebagaimana diketahui bahwa definisi Pengendalian Intern yang dikemukakan commite on Auditing Procedur American Institute of Certified Public Accountant (ICPA) adalah sebagai beirkut :

“Pengendalian intern mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi operasi, dan mendorong ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan pimpinan (James 1997:155).”


(45)

Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Pengendalian Intern di definisikan sebagai berikut:

“Sistem Pengendalian Intern meliputi organisasi serta semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha, dan mendorong di taatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.”

Tujuan Pengendalian Intern

Pengendalian Intern yang diciptakan dalam suatu perusahaan harus mempunyai beberapa tujuan. Sesuai dengan definisi yang dikemukakan AICPA tersebut diatas, maka dapatlah dirumuskan tujuan dari Pengendalian Intern yaitu :

a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan.

b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.

c. Memajukan efisiensi operasi perusahaan. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu untuk dipatuhi. (Zaki, 1999:14).

Sistem Pengawasan Intern PT. Permodalan Nasional Madani UlaMM: Prosedur pengawasan kredit yang baik, dilakukan sebelum maupun sesudah pencairan kredit dilakukan. Pengawasan kredit sebelum pencairannya telah dilakukan pada saat pemeriksaan dokumen kredit, analisa keuangan, kualitas kredit di bank lain, karakter calon debitur, dsb pada prosedur pemberian kredit.


(46)

setelah pencairan kredit pengawasan tidak perlu dilakukan lagi, bahkan lebih ketat dari sebelum pencairan kredit dilakukan. Hal ini mengingat dana telah diterima oleh debitur, sehingga monitoring ketat terhadap kemampuan bayar debitur menjadi perhatian yang sangat khusus.

Secara khusus, prosedur pengawasan kredit yang dilakukan oleh PT. Permodalan Nasional Madani UlaMM:

Secara moral kewajiban pengawasan tersebut juga melekat pada bagian lainnya, sehingga meningkatkan kualitas pengawasan kredit secara berkesinambungan.

Secara umum bagian terkait dalam pengawasan kredit di PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM dilakukan oleh :

Cluster

Reviewer Unit

Persetujuan Manager

Di review Loan Officer Marketing

Persyaratan Administrasi Telah Dipenuhi


(47)

1. Account Officer

Pengawasan yang dilakukan oleh seorang Account Officer dalam memaintenance debiturnya setelah dilakukan pencairan adalah :

 Memastikan bahwa tidak terjadi penyalahgunaan dana kredit yang diberikan. Maksudnya bahwa debitur membutuhkan dana dari bank untuk keperluan usahanya bukan untuk kepentingan lain. Sehingga tujuan utama pemberian kredit tercapai dan secara keuangan debitur tidak terganggu.

 Monitoring waktu bayar dan kemampuan bayar debitur setiap bulannya. Seorang Account Officer harus memiliki catatan tersendiri mengenai kondisi debiturnya, sehingga dapat dilihat perkembangan kualitas debitur

 Jika waktu bayar dan kemampuan bayar menunjukkan gejala, maka secara dini Account Officer harus melakukan pendekatan dan menganalisa debitur secara mendalam.

 Mengeluarkan Surat Peringatan 1, 2 atau 3 jika jadwal pembayaran kewajiban sudah menunjukkan kualitas yang buruk.

 Melakukan kunjungan ke nasabah atau usaha nasabah secara periodik untuk memastikan bahwa usaha masih berjalan dan prospek. Jika dalam proses peninjauan ini terdeteksi debitur memperlihatkan usaha yang mulai memburuk, maka Account Officer harus membuat action plan untuk menindaklanjuti kondisi ini. Secara berkesinambungan akhirnya akan menimbulkan kemampuan bayar yang buruk dan menurunkan kualitas kreditnya.


(48)

 Memintakan laporan keuangan secara periodik untuk memastikan kemampuan usahanya menghasilkan laba, sebagai kelanjutan dari pemenuhan kelancaran pembayaran kewajiban kepada bank/ lembaga perkreditan.

 Sesering mungkin memonitoring dana debitur jika mendekati jatuh tempo pembayaran. Dan sesering mungkin pula memintakan debitur untuk menyediakan dana jika ternyata dana yang dimaksud tidak tersedia untuk membayar kewajiban bulanannya.

 Memonitoring kualitas nasabah dari kondisi kolektibilitasnya di PT. Permodalan Nasional Madani setiap bulannya. Jika kondisi kualitas kreditnya menurun segera dilakukan investigasi dari sisi keuangan, usaha dan prospeknya, cash flow usahanya, karakter debitur, dan sebagainya.

2. Kredit Support

Pengawasan yang dilakukan bagian kredit support untuk menjaga kualitas debitur adalah :

 Jika debitur memiliki pinjaman di bank lain khususnya pinjaman yang bernilai relative besar, maka secara rutin memonitoring kualitas pinjaman tersebut, apakah mengalami penurunan kualitas atau tidak. Kualitas kredit di bank lain secara langsung akan berpengaruh kepada kualitas kredit di PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM.

 Kemampuan bayar kewajiban debitur menjadi konsentrasi setiap bagian yang terlibat dalam pengawasan kredit. Kemampuan bayar ini akan sangat berpengaruh kepada kualitas kredit debitur. Kredit support akan


(49)

melaporkan kepada marketing untuk menindaklanjuti ketidakmampuan bayar tersebut kepada marketing.

 Secara periodik meninjau jaminan debitur yang dijaminkan ke bank. Perlakuan ini dimaksudkan untuk memastikan kondisi apakah jaminan masih dalam kondisi baik, atau tidak dialihkan kepada pihak lain dsb. sehingga memberi keyakinan kepada bank bahwa kondisi jaminan aman untuk mengkover kredit yang diberikan.

 Melakukan pemeriksaan dokumen yang jatuh tempo, untuk segera diperbaharui.

 Memastikan bahwa kontrak kerja yang dilakukan oleh debitur dengan pihak pemberi kerja telah selesai dan telah dibayarkan dananya. Pembayaran dana dimaksud untuk menurunkan baki debet kredit debitur dimaksud. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk pinjaman jenis PTR.  Memeriksa dokumen akte pendirian perusahaan debitur. Apakah

terdapat pergantian pengurus yang berakibat kepada kebijakan perusahaan debitur dalam menjalankan bisnisnya. Jika terdapat hal demikian maka, maka kredit support wajib memintakan dokumen akte terbaru, sebagai penanggung jawab jalannya bisnis dan kewajibannya kepada PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM

 Memintakan laporan keuangan debitur kepada marketing setiap 3 bulan sekali. Untuk kredit > 5 milyar rupiah, laporan keuangan harus diperiksa oleh Auditor independent. Sedangkan pinjaman lebih kecil dari 5 milyar rupiah laporan keuangan cukup bersifat internal.


(50)

 Jika kredit telah dalam kondisi buruk atau macet, maka kredit support harus menyiapkan rencana pelelangan atau penjualan jaminan kepada pihak lain.

3. Administrasi Kredit

Petugas administrasi kredit, dalam kaitannya dalam pengawasan kredit, juga terlibat untuk menjaga kualitas kredit tetap baik dengan bekerja sama dengan kredit support dan marketing. Keterlibatan dimaksud secara langsung akan menguatkan rangkaian pengawasan yang berkesinambungan dan efektif untuk menurunkan nilai kerugian perusahaan.

Pengawasan yang dilakukan bagian Administrasi Kredit meliputi :

 Melakukan monitoring dan menghitung kewajiban bunga , pokok kredit dan denda keterlambatan pembayaran dalam setiap bulannya. Laporan disampaikan kepada Kepala Kantor Cabang, Team Leader Marketing, Kabag Operasional dan Kredit Support. Pelaporan berjenjang dimaksud untuk memberikan informasi yang akurat mengenai kondisi beberapa debitur yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diambil tindakan yang efektif dan akurat dalam mengantisipasi kerugian yang lebih besar.  Memprediksi kerugian yang timbul akibat dari buruknya kualitas kredit

beberapa debitur. Kerugian dalam bentuk cadangan dimaksud sesegera mungkin harus diambil jalan keluarnya untuk mencegah kondisi yang lebih buruk

 Monitoring terhadap penurunan pokok kredit. Pembayaran oleh debitur untuk penurunan pokok dapat dilihat dari kartu pinjaman masing-masing debitur. Jika ditemukan hal demikian, maka perlu dibuatkan


(51)

laporan secara khusus kepada Kepala Kantor Cabang untuk diambil satu kebijakan yang tepat. Kredit yang diberikan kepada debitur jika pola pengembaliannya tidak sesuai dengan perjanjian yang dibuat, maka dikhawatirkan akan berpengaruh kepada karakter debitur dan pengelolaan usaha yang tidak sehat oleh debitur.

4. Unit Kontrol Harian

Setiap kredit yang telah dicairkan harus dilakukan pengawasan oleh pihak-pihak yang terkait dalam pengawasan termasuk di dalamnya Unit Kontrol Harian. Unit Kontrol Harian melakukan pengawasan berupa :

 Ketepatan jumlah pencairan, suku bunga, jangka waktu, jenis kredit yang dicairkan

 Monitoring terhadap ketepatan pembayaran kewajiban nasabah, berikut denda jika ada

 Konsisten terhadap standard prosedur pencairan kredit, prosedur penetapan bunga kredit, prosedur pemberlakuan denda, prosedur penanganan kredit bermasalah

 Jika ditemukan penyimpangan dalam pencairan dan penyelesaian kredit, maka UKH melaporkan kepada Kepala Kantor untuk diambil langkah perbaikan dengan tembusan ke Satuan Kerja Audit Intern Kantor Pusat

5. Unit Kepatuhan & Risiko Manajemen

Keterlibatan Unit Kepatuhan & Risiko Manajemen dalam pengawasan kredit di PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM tidak bersifat langsung. Unit


(52)

ini menganalisa atau melakukan review atas kredit yang telah dicairkan melalui :

 Mereview proses pencairan kredit dari permohonan awal sampai dengan pencairannya

 Mereview dokumen-dokumen kredit yang dipersyaratkan

 Mereview usaha debitur keterkaitannya dengan kemampuan bayar  Mereview kualitas kredit debitur untuk jangka waktu tertentu

 Meriview kebijakan yang diambil manajemen cabang dalam mengantisipasi risiko kredit dan mengatisipasi kredit bermasalah

 Memprediksi risiko yang timbul atas penyimpangan yang terjadi terhadap proses pencairan kredit

 Memprediksi risiko yang timbul atas kesalahan dalam penyelesaian kredit bermasalah di Cabang Medan

 Jika ditemukan penyimpangan dalam proses pencairan kredit, penyelesaian kredit bermasalah atau prosedur lainnya, maka hasil review masing-masing debitur dilaporkan kepada Unit Kepatuhan & Risiko Manajemen Kantor Pusat.


(53)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Berawal dari tinjauan terhadap PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM telah diuraikan bab-bab sebelumnya maka selanjutnya akan mencoba menguraikan suatu analisa dan evaluasi tersebut difokuskan pada pokok pembahasan mengenai:

a. Jenis Kredit yang Disalurkan b. Bentuk Jaminan yang Diisyaratkan c. Prosedur Pemberian Kredit

d. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit

A. Jenis Kredit yang Disalurkan

Sebagaimana diketahui bahwa tujuan pemberian kredit tidak terlepas dari tujuan perbankan dalam pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Dapat dikatakan bahwa hal ini telah dicapai oleh PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM Medan telah menyalurkan kreditnya kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan kredit PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM yang dibedakan atas dua golongan yaitu debitur perorangan dan debitur badan usaha atas perusahaan persyaratan yang diminta disesuaikan dengan masing-masing golongan.


(54)

Jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM adalah :

a. Kredit Modal Kerja

Kredit jenis ini diberikan kepada perorangan dan perusahaan, dan ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan modal debitur, seperti pembelian bahan baku, pembayaran sewa, pemenuhan biaya operasional, dan sebagainya. Dan diharapkan dana dalam bentuk pinjaman yang diberikan PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM dapat meningkatkan volume kinerja keuangan debitur dan bila memungkinkan dapat mengembangkan usaha debitur kearah yang lebih maju lagi.

Kredit modal kerja dapat diberikan maksimal 200 juta rupiah sesuai dengan batasan wewenang Kepala Kantor Cabang Medan. Jika calon debitur menginginkan lebih dari batasan wewenang tersebut, maka persetujuan kredit tersebut disampaikan ke Direksi di Kantor Pusat.

b. Kredit Investasi

Kredit investasi diberikan untuk tujuan pengembangan usaha debitur, perluasan usaha debitur maupun untuk meningkatkan usaha debitur. Dengan diberikan kredit tersebut diharapkan debitur dapat meningkatkan :

a. Kinerja keuangannya b. Ekspansi usahanya c. Bidang bisnisnya


(55)

Jenis pinjaman investasi yang diberikan PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM berupa:

 Pendanaan untuk perluasan lahan perkebunan  Penambahan aktiva tetap

 Investasi lainnya

B. Bentuk Jaminan Yang Diisyaratkan

Menurut kitab Undang – undang Hukum Perdata pada pasal 1131 menyatakan bahwa:

segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang sudah adamaupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perserorangan. Hal ini berarti seluruh harta kekayaan milik debitur akan menjadi jaminan pelunasan atas utang debitur kepada semua kreditur.

Kekayaan debitur dimaksud meliputi kebendaan bergerak maupun benda tetap,baik yang sudah ada pada saat perjanjian utang piutang diadakan maupun yang baru akan ada di kemudian hari yang akan menjadi milik debitur setelah perjanjian utang piutang diadakan. Dengan demikian, seluruh harta kekayaan debitur akan menjadi jaminan umum atas pelunasan perutangannya, baik yang telah diperjanjikan maupun tidak diperjanjikan sebelumnya. Jaminan umum ini dilahirkan karena undang-undang, sehingga tidak perlu ada perjanjian jaminan sebelumnya.

Dalam jaminan yang bersifat umum ini, semua kreditur mempunyai kedudukan yang sama terhadap kreditur-kreditur lain, tidak ada kreditur yang diutamakan


(56)

atau diistimewakan dari kreditur-kreditur lain. Karena jaminan umum kurang menguntungkan bagi kreditur, maka diperlukan penyerahan harta kekayaan tertentu untuk diikat secara khusus sebagai jaminan pelunasan utang debitur, sehingga kreditur yang bersangkutan mempunyai kedudukan yang diutamakan atau didahulukan daripada kreditur kreditur lain dalam pelunasan utangnya. Jaminan yang seperti ini memberikan perlindungan kepada kreditur dan didalam perjanjian akan diterangkan mengenai hal ini. Jaminan khusus memberikan kedudukan mendahului (preferen) bagi pemegangnya.

Dalam menerima jaminan kredit PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM menetapkan syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh calon nasabah.

Syarat-Syarat tersebut antara lain :

a. Jaminan kredit tersebut harus memiliki nilai ekonomis yang memadai,yaitu dapat diperjualbelikan secara bebas, memiliki nilai besar dari limit kredit, mudah dipasarkan tanpa mengeluarkan biaya pemasaran yang berarti memilki nilai stabil atau memilki prospek nilai yang baik, mempunyai manfaat ekonomis dalam jangka waktu yang telah lama dari jangka waktu kredit.

b. Jaminan kredit harus memiliki syarat atau nilai yuridis yaitu milik perusahaan calon debitur, ada dalam kekuasaan calon debitur, tidak berada dalam persengketaan dengan pihak lain, memiliki bukti-bukti pemilikan yang sah, memenuhi persyaratan untuk diadakan pengikatan secara hipotik, fiducia ataupun jenis pengikatan yuridis lain.


(57)

Bila nasabah atau calon nasabah dimasa yang akan datang tidak dapat melunasi kreditnya, maka pihak PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM dapat menyita barang-barang jaminan tersebut atau menjual barang-barang jaminan secara bawah tangan.

C. Prosedur Pemberian Kredit

Sedangkan Menurut (Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti 2004) Prosedur pemberian kredit adalah :

1. Persiapan kredit

2. Analisis atau penilaian kredit.. 3. Keputusan kredit.

4. Pelaksanaan dan Administrasi Kredit. 5. Supervisi kredit & pembinaan debitur.

Berdasarkan kutipan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa prosedur pemberian kredit dilakukan demi lancarnya proses pemberian kredit. Prosedur yang dilaksanakan dirancang dengan maksud memudahkan para calon Debitur untuk melaksanakan transaksi kredit. Adapun penyajianya dalam bentuk langkah-langkah yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak, baik oleh pihak Bank atau bukan Bank maupun calon Debitur dengan ketentuan yang berlaku.

Pada PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM, a. Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi

Prosedur ini dijalankan karena sangat terkait dengan keabsahan dokumen sebagai syarat untu mendapatkan kredit dan sebagai pencegahan terhadap permasalahan hukum dibelakang hari. Semua dokumen yang diminta adalah dokumen asli. Dan jika telah dibuktikan dengan keaslian tersebut, maka


(58)

beberapa dokumen dapat difoto copy sebagai pertinggal untuk lembaga keuangan. Pemeriksaan meliputi :

KTP (Identitas diri suami isteri), Kartu Keluarga, Surat Nikah, Surat Tanah (SHM), Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), No. NPWP, Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) jika memiliki usaha, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIPUP).

Kesemua dokumen tersebut di atas diperiksa oleh Bagian Kredit Support untuk dicek kebenaran/keasliannya. Jika masih diragukan maka dilakukan konfirmasi kepada marketing untuk ditindak lanjuti. Jika masih ditemukan dokumen yang kurang maka dimintakan kepada nasabah untuk segera melengkapinya.

b. Pemeriksaan Kredit Macet di Bank Lain

c. Penilaian Calon Debitur dan Usaha Calon Debitur d. Analisa Keuangan

e. Penilaian Jaminan

f. Penilaian Jaringan Bisnis Calon Debitur g. Komite Kredit

h. Persetujuan Kredit i. Pengikatan Kredit j. Pencairan Kredit

Pemberian kredit tidak hanya didasarkan hanya pada penilaian atas permohonan satu transaksi atau satu rekening dari pemohon kredit, namun penilaian harus secara menyeluruh dan global dari seluruh aspek kredit dari pemohon kredit.


(59)

D. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit Menurut Teguh Pudjo Mulyono (2000:65) menyatakan:

Pengawasan kredit adalah salah satu fungsi manajemen dalam usahanya untuk penjagaan dan pengamanan dalam pengelolaan kekayaan bank dalam bentuk perkreditan yang lebih baik dan efisien, guna menghidarkan terjadinya penyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkan seta mengusahakan pengamanan administrasi yang benar.

Sejalan dengan adanya pengertian sistem pengawasan intern diatas,maka tujuan pengawasan intern terhadap pemberian kredit adalah :

1. Agar penjagaan / pengawasan dalam pengelolaan kekayaan bank dibidang perkreditan dapat dilakukan dengan baik serta dapat menghindari terjadinya penyelewengan baik yang dilakukan oleh oknum atau pihak intern dan ekstrim lembaga keuangan.

2. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data adminstrasi dan akuntansi dibidang perkreditan serat penyusunan dokumen perkreditan yang lebih baik.

Pada PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM, pengawasan kredit dilakukan oleh ICS atau Internal Control System, dimana ICS melaksanakan tanggung jawab sebagai pengawas mulai dari pemberian kredit, realisasi kredit, hingga proses pengembalian kredit ke PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM.

Dari hal-hal diatas sangat jelas pada dasarnya pengawasan terhadap pemberian kredit yang disalurkan PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM telah sesuai dengan teori yang ada dimana pelaksanaan tindakan pengawasan dilakukan PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM dimulai pada pengawasan kredit merupakan proses pemantauan perkembangan usaha dan kredit debitur


(60)

yang berjalan secara berkesinambungan dan dimulai sejak kredit diberikan sampai dengan kredit tersebut lunas.

Pemantauan kredit juga untuk menilai perkembangan kemampuan debitur untuk memenuhi kewajiban financial dan administrative, meliputi kegiatan usaha, dokumentasi serta agunan. Pemantauan kredit dilakukan secara berkala dengan intensitas dan frekwensi pemantauan ditetapkan sesuai kolektibilitas atau kualitas kredit debitur. Pemantauan kredit diharapkan mampu mendeteksi secara dini adanya potensi kredit bermasalah, sehingga dapat diupayakan penanganan yang tepat sejak awal.

Dengan adanya sistem pengawasan intern terhadap pemberian kredit otomatis tingkat penyelewengan atau penipuan yang akan dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dapat diminimalkan, sehingga kondisi keuangan perusahaan akan lebih terkontrol dan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Semakin jelas proses pengawasan kredit semakin mudah dilakukan pengecekan antara dana yang keluar dengan data yang ada walaupun mungkin masih terjadinya penyelewengan tetapi paling tidak dapat dikurangi kemungkinan tersebut.


(61)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan mengenai “ Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit “ maka dapat diambil beberapa kesimpulan :

1. PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM adalah suatu lembaga keuangan milik pemerintah yang usaha pokoknya memberikan kredit serta memberikan jasa manajemen bagi masyarakat.

2. Jenis kredit yang disalurkan PT. Permodalan Nasional Madani UlaMM adalah jenis kredit berdasarkan penggunaannya:

a. Kredit modal kerja b. Kredit investasi

3. Prosedur pemberian kredit pada PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM cukup baik dimana prosedur pemberian kreditnya sangat sederhana dan mudah dipahami yaitu setelah semua syarat dipenuhi, maka akan diserahkan ke bagian marketing, lalu di review di Loan Officer, selanjutnya ke bagian Marketing Unit, lalu ke bagian Reviewer, dan Cluster.

4. Untuk jaminan yang diisyaratkan PT. Permodalan Nasional Madani UlaMM adalah benda bergerak terdiri dari : kendaraan bermotor yaitu sepeda motor dam mobil. Benda tak bergerak terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan, kebun/tanaman/sawah, barang-barang dagangan misalnya alat-alat elektronik.


(62)

5. PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM dalam pengawasan kreditnya sudah cukup teliti dalam proses pengawasan kredit bukan saja dilakukan pada saat kredit sudah diterima oleh calon nasabah tetapi proses pengawasan sudah dilakukan sejak calon nasabah mengajukan permohonan kredit.

B. SARAN

Setelah mengemukakan beberapa kesimpulan,maka akan dikemukakan saran-saran yang dianggap perlu untuk meningkatkan keberhasilan PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM. Adapun saran tersebut adalah :

1. Sebaiknya PT. Permodalan Nasional Madani UlaMM dapat menjalankan visi, misi, dalam membantu masyarakat untuk mendorong pertumbuhan perekonomian.

2. Sebaiknya PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM dapat mempertahankan dan meningkatkan usaha pengawasan yang sudah berjalan baik.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Djohan, Warman. 2000. Kredit Bank, Edisi 1. Mutiara Sumber Widya, Jakarta Muljono, Teguh Pudjo.2000. Manajemen Perkreditan, Penerbit BPFE UGM.

Yogyakarta

Mulyadi,2002. Auditing, Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Supramono, Gatot, 2000, Perbankan dan Masalah Kredit, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suyatno, Thomas dkk. 2003. Dasar-Dasar Perkreditan, Edisi Keempat. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


(1)

beberapa dokumen dapat difoto copy sebagai pertinggal untuk lembaga keuangan. Pemeriksaan meliputi :

KTP (Identitas diri suami isteri), Kartu Keluarga, Surat Nikah, Surat Tanah (SHM), Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), No. NPWP, Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) jika memiliki usaha, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIPUP).

Kesemua dokumen tersebut di atas diperiksa oleh Bagian Kredit Support untuk dicek kebenaran/keasliannya. Jika masih diragukan maka dilakukan konfirmasi kepada marketing untuk ditindak lanjuti. Jika masih ditemukan dokumen yang kurang maka dimintakan kepada nasabah untuk segera melengkapinya.

b. Pemeriksaan Kredit Macet di Bank Lain

c. Penilaian Calon Debitur dan Usaha Calon Debitur d. Analisa Keuangan

e. Penilaian Jaminan

f. Penilaian Jaringan Bisnis Calon Debitur g. Komite Kredit

h. Persetujuan Kredit i. Pengikatan Kredit j. Pencairan Kredit

Pemberian kredit tidak hanya didasarkan hanya pada penilaian atas permohonan satu transaksi atau satu rekening dari pemohon kredit, namun penilaian harus secara menyeluruh dan global dari seluruh aspek kredit dari


(2)

D. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit Menurut Teguh Pudjo Mulyono (2000:65) menyatakan:

Pengawasan kredit adalah salah satu fungsi manajemen dalam usahanya untuk penjagaan dan pengamanan dalam pengelolaan kekayaan bank dalam bentuk perkreditan yang lebih baik dan efisien, guna menghidarkan terjadinya penyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkan seta mengusahakan pengamanan administrasi yang benar.

Sejalan dengan adanya pengertian sistem pengawasan intern diatas,maka tujuan pengawasan intern terhadap pemberian kredit adalah :

1. Agar penjagaan / pengawasan dalam pengelolaan kekayaan bank dibidang perkreditan dapat dilakukan dengan baik serta dapat menghindari terjadinya penyelewengan baik yang dilakukan oleh oknum atau pihak intern dan ekstrim lembaga keuangan.

2. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data adminstrasi dan akuntansi dibidang perkreditan serat penyusunan dokumen perkreditan yang lebih baik.

Pada PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM, pengawasan kredit dilakukan oleh ICS atau Internal Control System, dimana ICS melaksanakan tanggung jawab sebagai pengawas mulai dari pemberian kredit, realisasi kredit, hingga proses pengembalian kredit ke PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM.

Dari hal-hal diatas sangat jelas pada dasarnya pengawasan terhadap pemberian kredit yang disalurkan PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM telah sesuai dengan teori yang ada dimana pelaksanaan tindakan pengawasan dilakukan PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM dimulai pada pengawasan kredit merupakan proses pemantauan perkembangan usaha dan kredit debitur


(3)

yang berjalan secara berkesinambungan dan dimulai sejak kredit diberikan sampai dengan kredit tersebut lunas.

Pemantauan kredit juga untuk menilai perkembangan kemampuan debitur untuk memenuhi kewajiban financial dan administrative, meliputi kegiatan usaha, dokumentasi serta agunan. Pemantauan kredit dilakukan secara berkala dengan intensitas dan frekwensi pemantauan ditetapkan sesuai kolektibilitas atau kualitas kredit debitur. Pemantauan kredit diharapkan mampu mendeteksi secara dini adanya potensi kredit bermasalah, sehingga dapat diupayakan penanganan yang tepat sejak awal.

Dengan adanya sistem pengawasan intern terhadap pemberian kredit otomatis tingkat penyelewengan atau penipuan yang akan dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dapat diminimalkan, sehingga kondisi keuangan perusahaan akan lebih terkontrol dan lebih dapat dipertanggungjawabkan. Semakin jelas proses pengawasan kredit semakin mudah dilakukan pengecekan antara dana yang keluar dengan data yang ada walaupun mungkin masih terjadinya penyelewengan tetapi paling tidak dapat dikurangi kemungkinan tersebut.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan mengenai “ Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit “ maka dapat diambil beberapa kesimpulan :

1. PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM adalah suatu lembaga keuangan milik pemerintah yang usaha pokoknya memberikan kredit serta memberikan jasa manajemen bagi masyarakat.

2. Jenis kredit yang disalurkan PT. Permodalan Nasional Madani UlaMM adalah jenis kredit berdasarkan penggunaannya:

a. Kredit modal kerja b. Kredit investasi

3. Prosedur pemberian kredit pada PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM cukup baik dimana prosedur pemberian kreditnya sangat sederhana dan mudah dipahami yaitu setelah semua syarat dipenuhi, maka akan diserahkan ke bagian marketing, lalu di review di Loan Officer, selanjutnya ke bagian Marketing Unit, lalu ke bagian Reviewer, dan Cluster.

4. Untuk jaminan yang diisyaratkan PT. Permodalan Nasional Madani UlaMM adalah benda bergerak terdiri dari : kendaraan bermotor yaitu sepeda motor dam mobil. Benda tak bergerak terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan, kebun/tanaman/sawah, barang-barang dagangan misalnya alat-alat elektronik.


(5)

5. PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM dalam pengawasan kreditnya sudah cukup teliti dalam proses pengawasan kredit bukan saja dilakukan pada saat kredit sudah diterima oleh calon nasabah tetapi proses pengawasan sudah dilakukan sejak calon nasabah mengajukan permohonan kredit.

B. SARAN

Setelah mengemukakan beberapa kesimpulan,maka akan dikemukakan saran-saran yang dianggap perlu untuk meningkatkan keberhasilan PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM. Adapun saran tersebut adalah :

1. Sebaiknya PT. Permodalan Nasional Madani UlaMM dapat menjalankan visi, misi, dalam membantu masyarakat untuk mendorong pertumbuhan perekonomian.

2. Sebaiknya PT. Permodalan Nasional Madani ULaMM dapat mempertahankan dan meningkatkan usaha pengawasan yang sudah berjalan baik.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Djohan, Warman. 2000. Kredit Bank, Edisi 1. Mutiara Sumber Widya, Jakarta Muljono, Teguh Pudjo.2000. Manajemen Perkreditan, Penerbit BPFE UGM.

Yogyakarta

Mulyadi,2002. Auditing, Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Supramono, Gatot, 2000, Perbankan dan Masalah Kredit, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suyatno, Thomas dkk. 2003. Dasar-Dasar Perkreditan, Edisi Keempat. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

www.pnm.co.id