Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit Pada PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK AGRONIAGA,Tbk CABANG MEDAN

OLEH :

ISDA DWI ANDIANI 082102052

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahiroman Nirrohim

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya untuk menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit pada PT.BANK AGRONIAGA,Tbk Cabang Medan” ini dengan baik, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan tulus dan ikhlas penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, SE, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam,MSi,Ak selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan sekaligus selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, dan koreksi dalam proses penyelesaian tugas akhir, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik..

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar,MSi,Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Yang teristimewa saya persembahkan untuk kedua orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan dukungan dan motivasi, Ayahanda H. Nilzam,SE dan Ibunda tercinta Hj. Hawani, yang selalu sabar mengasuh dan mendidik saya. Untuk Abang terbaik saya Imam reza Alhamsyah yang akan menyusul saya untuk menyelesaikan kuliah di Jurusan Akuntansi dan ketiga adik saya Ahmad Bustami dan Imam Halim yang akan menyelesaikan sekolahnya, Jamil Arsyad adik terlucu yang paling saya sayangi, terima kasih keluargaku telah memberikan bimbingan, dorongan, nasehat dan do’a sehingga saya berhasil menyusun Tugas Akhir dan menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 5. Yang selalu menyayangi,mendukung,dan mendoakan saya Ramadhoni

Hasibuan,terima kasih atas support nya selama ini. Dan semua temen terbaik saya, Gita, Mol, Isfan, Audi, Mega, Rosi, Mirza, dan temen-temen magang (Ifrayos,adza,cathrin,langga,tari,ari) , kakak baru saya Yunita Sari, keluarga baru saya di Oriflame, dan Abang dan kakak alumni, Eka Abbah Nst, Syahzam Effendi, Maulana Molen, Ayu Cuilik, Imot serta yang paling saya banggakan semua temen-temen pejuang HMD D3 AKUNTANSI periode 2009-2010 yang banyak membantu saya dalam segala hal dan seseorang yang selalu mendukung saya, terima kasih ya. 6. Bapak / Ibu Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

yang telah memberikan perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi perkuliahan. Khususnya untuk Bapak Ami Dilham, Ibu Mutia, Bapak


(6)

Doli, Bapak Hasan, Bapak Iskandar Muda, dan Seluruh Kasubag Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

7. PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan yang telah mengizinkan saya untuk research guna menyelesaikan perkuliahan Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi USU, terutama kepada bapak H. Harianto yang sangat membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal dan pahala di akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Maret 2011

Isda Dwi Andiani 082102052


(7)

DAFTAR ISI

LEBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR ... i

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul ……… 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………. 2

D. Metode Penelitian …... 3

E. Sistematika Pembahasan …... 4

BAB II PT. BANK AGRONIAGA,Tbk CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan ………... 7

B. Struktur Organisasi Perusahaan ……… 9

C. Pengertian dan Jenis-Jenis Kredit yang disalurkan 1. Pengertian Kredit ……….. 15

2. Jenis-Jenis Kredit yang disalurkan ………... 17

D. Prosedur Pemberian Kredit ………... 23

E. Jaminan yang Disyaratkan ... 32


(8)

G. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit …... 34

BAB III ANALISA DAN EVALUASI

A. Pelaksanaan Pemberian Kredit ………... 43 B. Bentuk Jaminan yang Diisyaratkan ……….... 43 C. Prosedur Pemberian Kredit ... 44 D. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit ……... 45

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 49 B. Saran ... 50

DARTAR PUSTAKA ... 51 LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Kredit merupakan sumber utama penghasilan bagi bank dan sekaligus sumber operasi terbesar, sebagian besar dana operasional diputarkan dalam kredit. Bila kegiatan tersebut berhasil maka usaha bank pun berhasil. Namun bila bank banyak terjerat kredit bermasalah, hal ini akan berpengaruh besar bagi operasional bank.

Sebagian besar sumber dana operasional bank berasal dari simpanan masyarakat, untuk itu keberhasilan dan kegagalan bank dalam mengelola kredit akan berpengaruh pada rakyat banyak yang menyimpan uangnya di bank. Memberikan kredit bukan merupakan pekerjaan yang mudah karena proses pemberian kredit yang baik akan banyak menentukan kualitas kredit itu sendiri.

Perkreditan merupakan tulang punggung di dalam usaha bank. Oleh karena itu pengelolaan kredit harus sebaik mungkin mengingat kredit merupakan asset utama yang sekaligus sebagai sumber pendapatan bank. Dari segi ekonomi sumber usaha perkreditan mempunyai tujuan memanfaatkan simpanan uang yang ada ditangan masyarakat dengan penyaluran kredit lewat perbankan. Disatu sisi bidang perkreditan menjadi penyebab utama kegagalan bank, namun disisi lain sumber utama pendapatan bank berasal dari bidang perkreditan. Oleh sebab itu


(10)

pemerintah berusaha untuk semakin mempererat kerjasama yang baik dengan pihak bank dalam rangka penyaluran kredit bagi para pengusaha.

Oleh karena itu, suatu pengawasan intern yang baik semakin penting dalam membantu manajemen untuk mengelola usaha,mencegah terjadinya penyelewengan dan kecurangan yang dapat merugikan usaha lembaga keuangan serta menghambat kelancaran operasinya.

Dengan melihat begitu pentingnya peranan pengawasan intern terhadap pemberian kredit, mulai dari proses awal pengajuan kredit oleh nasabah sampai dengan ke proses realisasi kredit. Maka dengan ini penulis ingin membahas masalah tersebut dalam sebuah paper dengan judul “SISTEM PENGAWASAN INTERN TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK AGRONIAGA,Tbk CABANG MEDAN.”

B. Perumusan Masalah

Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu kegiatan bank adalah menyalurkan kredit. Bank akan menyalurkan sebagian dana yang diperolehnya dari simpanan atau tabungan masyarakat kepada berbagai pihak yang membutuhkan. Dalam rangka meminimalkan resiko kredit maka diperlukan suatu pengawasan intern dalam pemberian kredit tersebut. Dengan harapan pemberian kredit tersebut tidak berpotensi merugikan baik bagi pihak perbankan maupun bagi pihak nasabah.


(11)

Maka dalam merumuskan masalah ini Penulis ingin mengetahui, “Bagaimana Cara Pelaksanaan Pengawasan Kredit yang Dilakukan OLeh PT. BANK AGRONIAGA,Tbk Cabang Medan?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengawasan kredit dan penerapannya pada PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis kredit yang dikeluarkan serta prosedur pemberian kredit yang diterapkan oleh PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat perencanaan dan kebijaksanaan yang tepat untuk masa yang akan datang.

2. Sebagai bahan pertimbangan dan informasi baik bagi perusahaan maupun pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan penelitian ini.


(12)

D. Metode Penelitian

Dalam memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penyusunan paper ini, melalui metode:

1. Sumber data

a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan yang berhubungan dengan objek penelitian.

b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber lain yang mendukung data primer.

2. Metode pengumpulan data

a. Penelitian kepustakaan (library research)

Yaitu penelitian yang melakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dan keterangan yang dibutuhkan berdasarkan buku-buku, catatan ilmiah serta tulisan ilmiah yang mempunyai hubungan dengan paper yang disusun ini.

b. Penelitian lapangan (field research)

Yaitu penelitian yang langsung dilakukan perorangan atau objek yang diteliti.


(13)

a. Interview, yaitu melakukan Tanya jawab langsung kepada pihak yang berwenang untuk memperoleh data tentang sistem pengawasan intern terhadap pemberian kredit.

b. Observasi, yaitu suatu studi yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan ke objek penelitian secara langsung.

E. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam penulisan paper ini, penulis memmbuat sistematika pembahasan dalam 4 (empat) bab. Setiap bab dibagi atas beberapa sub-sub bab yang sesuai dengan kebutuhan penulis.

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II : PT. BANK AGRONIAGA,Tbk CABANG MEDAN

Pada bab ini akan menguraikan ringkasan sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi perusahaan, pengertian dan jenis-jenis kredit yang disalurkan, prosedur pemberian kredit, jaminan yang bersyarat, upaya penanggulan kredit bermasalah dan sistem pengawasan intern terhadap pemberian kredit.


(14)

BAB III : ANALISA DAN EVALUASI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pelaksanaan pemberian kredit, bentuk jaminan yang diisyaratkan, prosedur pemberian kredit dan sistem pengawasan intern terhadap pemberian kredit.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai bab akhir dari paper ini, maka penilis akan mengambil kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan dan beberapa saran yang memungkinkan dapat bermanfaat bagi PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan dan juga bagi para pembaca paper ini.


(15)

BAB II

PT. BANK AGRONIAGA,Tbk. CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan

Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) sebagai pengelola dana pensiun karyawan seluruh PT Perkebunan Nusantara, bahwa agrobisnis di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan. Maka pada saat pemerintah mengeluarkan kebijakan yang memberi kemudahan untuk membuka usaha bank pada tanggal 27 Oktober 1988, DAPENBUN mempergunakan kesempatan ini untuk mendirikan bank yang kegiatan usaha utamanya membantu pembiayaan di bidang agrobisnis.

Bank Agroniaga didirikan dengan maksud untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan umum dalam arti yang seluas-luasnya secara profesional, serta berperan menunjang terwujudnya industri agrobisnis yang semakin tumbuh dan berkembang dalam sistem perekonomian nasional yang tangguh dalam era globalisasi di masa mendatang.

Bank Agroniaga yang didirikan dengan akte notaris Rd. Soekarsono, SH di Jakarta No. 27 tanggal 27 September 1989, kemudian memperoleh ijin usaha dari Menteri Keuangan tanggal 11 Desember 1989, mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Februari 1990.


(16)

Terjadinya krisis keuangan Asia pada tahun 1997, menyeret Indonesia memasuki krisis multi-dimensional yang terburuk sepanjang sejarah. Namun Bank Agroniaga berhasil mempertahankan eksistensinya tanpa dukungan rekapitalisasi dari pemerintah. Keberhasilan ini disebabkan adanya penerapan pengelolaan perbankan yang senantiasa memegang teguh prinsip kehati-hatian, patuh dan taat pada landasan operasional, yang bersandar pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik, termasuk nilai-nilai utama yang dianut, serta memberdayakan sumber dana dan sumber daya guna pengembangan secara dinamis bagi keberhasilan usaha Bank Agroniaga.

Keberhasilan Bank Agroniaga juga tidak terlepas dari komitmen yang telah benar-benar ditunjukkan oleh Dana Pensiun Perkebunan sebagai Pemegang Saham Pengendali, dengan terus ditingkatkannya permodalan Bank Agroniaga serta penyaluran dana yang terfokus dan selektif pada sektor agrobisnis, seperti kredit kepada PT Perkebunan Nusantara berikut kelompok usaha pendukungnya (rekanan dan kontraktor) maupun penyaluran dana untuk kesejahteraan para petani melalui KKPA dan KKP yang telah direkomendasi oleh PT Perkebunan Nusantara terkait.

Saat ini Bank Agro telah memiliki jaringan kantor cabang di seluruh Indonesia sebagai upaya ekspansi pengembangan bisnis perbankan secara nasional. Sebagai perwujudan penngembangan bisnis tersebut, maka cabang-cabang dimaksud telah didirikan di beberapa propinsi di luar


(17)

Jakarta meliputi : Jakarta, Tangerang, Bekasi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa timur, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Timur, Jambi, Lmapung.

Komitmen Bank Agroniaga dalam mengemban pertumbuhan perekonomian secara nasional khususnya dari sisi perbankan yang mengutamakan klebutuhan masyarakat dari sisi pengembangan bisnisnya, maka manajemen Bank Agro menetapkan Visi dan Misinya serta vilosofi bisnisnya sebagai berikut :

Visi

Menjadi Bank terpercaya dan terbaik bagi pengembangan agrobisnis nasional.

Misi

• Mengoptimalkan nilai saham dengan mengelola risiko secara efektif.

• Memenuhi kebutuhan produk, jasa dan layanan perbankan berkualitas prima.

• Meningkatkan kemampuan, kesehatan dan reputasi Bank. • Mengembangkan sumber daya manusia profesional, andal dan

berintegritas tinggi.

Filosofi

Memegang teguh prinsip kehati-hatian, patuh dan taat pada peraturan yang berlaku serta memberdayakan sumber dana dan sumber daya secara optimal.


(18)

Dengan visi dan misinya serta filosofi bisnis yang menjadi komitmen Bank Agroniaga, pihak manajemen berharap kepada seluruh stackholder untuk menjalankan bisnis perbankan ini dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan bisnis Bank Agroniaga secara keseluruhan yakni menjadi bank yang kuat dalam mendukung pengembangan sektor agro bisnis dapat tercapai dalam waktu yang maksimal dan pencapaian yang optimal.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan landasan kerja bagi seluruh karyawan yang ada dalam suatu perusahaan. Dimana struktur organisasi ini pada pokoknya mengandung penetapan batas-batas tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan perusahaan.

Secara keseluruhan bidnag kerja di PT.Bank Agroniaga,Tbk. Cabang Medan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) divisi,yaitu:

1. Divisi Operasional adalah bidang kerja yang secara keseluruhan aktivitasnya berada di dalam kantor dan umumnya tidak berhubungan langsung dengan nasabah.

2. Divisi Marketing adalah bidang kerja yang secara keseluruhan menyangkut segala kegiatan atau aktivitas yang berhubungan langsung dengan nasabah dan kegiatannya sering berada diluar kantor.


(19)

Struktur organisasi pada PT. Bank Agroniaga,Tbk. Cabang Medan dapat dilihat pada lampiran. Adapun susunan dan wewenang masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

1. Pimpinan Cabang

Fungsinya :

a. Penanggung jawab jalannya operasional kantor cabang Medan dan Kantor Cabang Pembantu S. Parman secara keseluruhan.

b. Membuat kebijakan internal terkait dengan kebijakan disiplin dan kebijakan operasional perusahaan.

c. Mengambil keputusan Persetujuan kredit dalam batasan wewenang Kepala Kantor Cabang.

d. Mewakili Kantor Pusat dalam membangun kerjasama bisnis dengan pihak eksternal.

e. Memimpin rapat Komite Kredit, Komite SDM, Komite Risiko dan Rapat Umum lainnya.

f. Mewakili Direksi dalam menyelesaikan permasalahan hukum yang terjadi di wilayah Cabang Medan.

2. Kepala Group Operasional


(20)

a. Mewakili Kepala Kantor Cabang Medan dalam hal kepala Kantor berhalangan hadir.

b. Koordinator untuk bagian Pinjaman (Loan Admin), Deposit Fund & Transfer (DFT), Kliring, Customer Service dan Teller.

c. Perpanjangan tangan dari Kepala Kantor untuk koordinasi kerja ke bagian SDM, Umum, Kredit Support, Accounting, IT.

d. Bertanggung jawab atas kelancaran kinerja pada unit kerja operasional.

e. Membuat kebijakan dan strategi pengembangan mekanisme kerja pada unit kerja operasional.

f. Mewakili Kepala Kantor dengan Persetujuan Direksi melakukan drow down hanya untuk kredit karyawan dan pensiunan (Konsumer).

g. Bertanggung jawab terhadap pencairan pinjaman.

3. Team Leader Marketing

Fungsinya :

a. Bertanggung jawab terhadap hasil kerja Account Officer dan Asisten Account Officer.


(21)

b. Bertanggung jawab terhadap pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga.

c. Bertanggung jawab terhadap kualitas kredit.

d. Memonitoring kondisi debitur meliputi, usaha debitur, keuangan debitur, kemampuan bayar dari debitur.

e. Mencari pasar baru untuk melempar kredit maupun penyerapan dana pihak ketiga.

f. Merencanakan strategi marketing.

g. Bertanggung jawab terhadap pemasaran produk Bank Agroniaga.

h. Ikut serta dalam Komite Kredit.

4. Account Officer

Fungsinya :

a. Bertanggung jawab kepada Team Leader Marketing.

b. Membuat strategi mencari pasar baru.

c. Memonitoring kondisi dan kualitas debitur serta nasabah Dana Pihak Ketiga.

d. Bertanggung jawab terhadap kualitas debitur masing-masing.


(22)

e. Melakukan monitoring masing-masing debitur dalam periode tertentu.

f. Menganalisa permohonan kredit dari calon debitur.

g. Ikut serta dalam Komite Kredit.

5. Kepala Unit Kredit Support

a. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan dan legalitas permohonan kredit.

b. Melakukan cros cek terhadap kualitas calon debitur meliputi usaha, karakter, jaminan, status hukum,dsb.

c. Melakukan penilaian terhadap hubungan bisnis calon debitur dengan rekanannya.

d. Mewakili Kepala Kantor dalam keterkaitan permasalahan kredit dengan pihak hukum.

e. Mewakili Kepala Kantor dalam urusan dengan pihak Badan Pertahanan, Asuransi, Dinas Pertamanan, Notaris, Kejaksaan, Balai Lelang, dan Instansi Pemerintah lainnya.

f. Melakukan penilaian dengan calon debitur.


(23)

h. Melaporkan kondisi pinjaman per periode ke Kantor Pusat dan Bank Indonesia.

i. Memaintenance jamina kredit berupa dokumen-dokumen asli milik debitur.

j. Memaintenance dokumen-dokumen kredit terkait kredit berupa Perjanjian Kredit, Ofering Letter, dan dokumen lainnya terkait dengan pencairan kredit.

k. Membuka fasilitas pinjaman untuk proses pencairan kredit.

6. Loan Admin ( Administrasi Pinjaman )

Fungsinya :

a. Melakukan pencairan pinjaman setelah mendapat persetujuan dari Kepala Group Operasional.

b. Melakukan Maintenance terhadap administrasi pinjaman.

c. Maintenance terhadap pembayaran pokok,bunga, tunggakan pinjaman.

d. Menghentikan bunga pinjaman debitur meninggal dan PHK.

e. Melakukan pelunasan pinjaman.


(24)

7. Financial Control dan Manajemen Informasi Sistem

a. Monitoring perkembangan budget dengan realisasi pada neraca dan laba rugi.

b. Membuat laporan bank ke Kantor Pusat dan Bank Indonesia.

c. Monitoring pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga.

d. Monitoring pendapatan dan biaya.

e. Monitoring perkembangan kinerja keuangan perusahaan.

8. Unit Kontrol Harian

a. Memeriksa semua transaksi yang terjadi H+1.

b. Mengevaluasi dan meriview kebijakan internal yang dibuat.

c. Monitoring kinerja masing-masing unit kerja.

9. Unit Kepatuhan / Risk Manajemen

a. Menilai risiko yang muncul dari setiap aktivitas operasional yang dijalankan.

b. Menilai risiko yang muncul dari kebijakan yang diambil.

c. Memitigasi risiko yang muncul dari setiap kredit yang dicairkan.


(25)

d. Memitigasi risiko yang muncul dari setiap prosedur kerja yang dijalankan.

10. Teller

Fungsinya :

a. Menginput semua transaksi harian ke komputer.

b. Melayani penyetoran warkat / uang tunai dan pengambilan uang tunai setiap hari.

c. Meneliti dan bertanggung jawab atas keabsahan uang warkat / slip transaksi dan tanda tangan dari nasabah.

11. Security

a. Menjaga keamanan perusahaan.

b. Mengatur parkir bagi nasabah dihalaman kantor.

C. Pengertian dan Jenis-Jenis Kredit yang Disalurkan 1. Pengertian Kredit

Istilah kredit bukanlah hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang jual beli barang dengan kreditan. Jual beli tersebut tidak dilakukan secara tunai tetapi dengan cara mengangsur. Disini jelas tergambar bahwa pengertian kredit dalam hal ini adalah dalam arti ekonomi,yaitu “ Suatu Penundaan Ekonomi “ artinya uang atau barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa yang akan datang.


(26)

Pengertian kredit sendiri masih mempunyai dimensi yang berbeda antara satu ahli perkreditan lainnya. Sebenarnya kata “ kredit “ berasal dari bahasa Yunani yaitu “ credere “ yang artinya “ percaya”, karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Bila dihubungkan dengan bank, maka terkandung pengertian bahwa bank selaku kreditur percaya meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah / debitur, karena debitur dapat dipercaya, mampu untuk membayar lunas pinjamannya, setelah jangka waktu yang telah ditentukan. Jika Bank member kredit berarti bank dengan uang tersebut membeli kepercayaan nasabah, dan jika dilihat dari sisi nasabah sebagai penerima kredit berarti nasabah menjual kepercayaannya kepada bank apabila ia menyimpan uangnya ke bank.

Menurut Undang – Undang NO. 14 Tahun 1976 tentang pokok – pokok perbankan :

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lainnya mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan” dari buku (Thomas Suyatno, 2003:13)

Pemberian kredit menaruh kepercayaan bahwa penerima kredit akan memenuhi pembayarannya kembali dari pinjamannya tersebut. Adapun factor-faktor kepercayaan dapat dilihat dari segi, yaitu (Thomas Suyatno,2003 :15)


(27)

a. Dari Segi Kreditur

Yaitu si peminjam dana yang akan membayar pinjaman setelah sampai jangka waktu yang telah ditetapkan.

b. Dari Segi Debitur

Yaitu si pemberi dana yang akan menerima pembayaran atas kredit yang diberinya, jika telah sampai masa yang ditetapkan.

Seperti yang diuraikan diatas bahwa kredit adalah kepercayaan berarti pemberian kredit adalah pemberian kepercayaan. Dalam hal ini prestasi yang diberikan benar – benar diyakini dapat dikembalikan oleh si penerima kredit pada waktu yang telah ditetapkan dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama.

2. Jenis-Jenis Kredit Yang Disalurkan

Dalam operasinya PT. Bank Agroniaga,Tbk. Cabang Medan memberikan jasa-jasa bank kepada nasabah atau masyarakat yang memerlukan modal dari bank melalui kredit yang diberikan untuk memperluas usahanya dalam rangka meningkatkan pendapatan dan taraf hidupnya.

Sesuai dengan fungsi sebagai Bank Agroniaga untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan umum dalam arti yang seluas-luasnya secara profesional, serta berperan menunjang terwujudnya industri agrobisnis yang semakin tumbuh dan berkembang dalam sistem


(28)

perekonomian nasional yang tangguh dalam era globalisasi di masa mendatang. Dalam hal ini keberhasilan Bank Agroniaga juga tidak terlepas dari komitmen yang telah benar-benar ditunjukkan oleh Dana Pensiun Perkebunan sebagai Pemegang Saham Pengendali, dengan terus ditingkatkannya permodalan Bank Agroniaga serta penyaluran dana yang terfokus dan selektif pada sektor agrobisnis, seperti kredit kepada PT Perkebunan Nusantara berikut kelompok usaha pendukungnya (rekanan dan kontraktor) maupun penyaluran dana untuk kesejahteraan para petani. Dengan menyediakan dana bank melalui kredit para nasabah atau masyarakat, maka pemerataan pendapatan dan kesempatan berusaha serta kesempatan kerja akan lebih tercipta. Berdasarkan hal tersebut,jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan diantaranya adalah ( Indra Bastian, 2005 : 60 )

a. Kredit Modal Kerja

Kredit jenis ini diberikan kepada perorangan dan perusahaan, dan ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan modal debitur, seperti pembelian bahan baku, pembayaran sewa, pemenuhan biaya operasional, dan sebagainya. Dan diharapkan dana dalam bentuk pinjaman yang diberikan Bank Agroniaga dapat meningkatkan volume kinerja keuangan debitur dan bila memungkinkan dapat mengembangkan usaha debitur kea rah yang lebih maju lagi.

Kredit modal kerja dapat diberikan maksimal 500 juta rupiah sesuai dengan batasan wewenang Kepala Kantor Cabang Medan. Jika calon


(29)

debitur menginginkan lebih dari batasan wewenang tersebut, maka persetujuan kredit tersebut disampaikan ke Direksi di Kantor Pusat. Kredit Modal Kerja yang disalurkan Bank Agro dapat berupa : 1. Pinjaman Modal Kerja PTR (Pinjaman Tetap Reguler)

Jenis pinjaman ini mensyaratkan debitur mendapat pekerjaan terlebih dahulu (proyek) sebelum dana pinjaman dicairkan. Proyek dapat dibuktikan dengan Surat Perintah Kerja (SPK) dari Pemberi Proyek. Jangka waktu pinjaman ini maksimal satu tahun dan setelah itu harus dilunaskan atau diperpanjang. Cara telah dibayarkan penghasilannya ke Bank Agroniaga oleh pemberi kerja. Selanjutnya Bank Agroniaga menurunkan pokok pinjaman sebesar 80% dari pembayaran tersebut dan sisanya dapat dinikmati oleh debitur. Pembayaran bunga atas pokoko pinjaman dilakukan tanggal satu setiap bulannya.

2. Pinjaman Modal Kerja PRK (Pinjaman Rekening Koran)

Jenis pinjaman ini pencairan dan penurunan pokoknya tidak dilakukan secara khusus. Pencairan dan penurunan pokok pinjaman dapat dilakukan setiap saat oleh debitur sendiri melalui rekening gironya. Setiap debitur melakukan penarikan atau setoran giro, maka secara otomatis pokok pinjaman akan bertambah atau menurun sebesar transaksi yang dilakukan. Jangka waktu pinjaman maksimal satu tahun setelah itu harus dilunaskan atau perpanjangan.


(30)

Kredit investasi diberikan untuk tujuan pengembangan usaha debitur, perluasan usaha debitur maupun untuk meningkatkan usaha debitur. Dengan diberikan kredit tersebut diharapkan debitur dapat meningkatkan :

a. Kinerja keuangannya b. Ekspansi usahanya c. Bidang bisnisnya

Jenis pinjaman investasi yang diberikan Bank Agroniaga berupa: - Pendanaan untuk perluasan lahan perkebunan

- Penambahan aktiva tetap - Investasi l;ainnya

Jangka waktu kredit yang dipersyaratkan maksimal satu tahun setelah itu dapat diperpanjang. Batasan maksimal pemberian kredit investasi adalah sebesar 500 juta rupiah sesuai dengan batasan atau limit Kepala Kantor Cabang. Jika calon debitur menginginkan lebih dari maksimal limit tersebut, maka persetujuan disampaikan ke Direksi di Knator Pusat.

3. Kredit Konsumtif

Kredit konsumtif diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan konsumsi perorangan

Seperti:

- Pembelian rumah - Perbaikan rumah


(31)

- Pembelian kendaraan mobil/sepeda motor - Pembelian tanah untuk tempat tinggal - Biaya sekolah

- Kredit Konsumtif lainnya

Tidak diperkenankan untuk kelompok perusahaan. Pada umumnya jenis pinjaman ini berlaku system pembayaran angsuran secara menurun.

Kredit konsumsi yang disalurkan ke masyrakat berupa : a. Kredit Agro Griya

Ketentuan :

- Jangka waktu : maksimal 15 tahun - Uang muka : 30% dari nilai apprisal - Biaya administrasi : minimal Rp.200.000,- - Dikenakan biaya lunas dipercepat

- Jaminan diasuransikan - Debitur diasuransikan

b. Kredit Agro Mobil Ketentuan :

- Jangka waktu : maksimal 5 tahun - Jenis kendaraan : non niaga

- Uang muka : mobil lama minimal


(32)

Mobil baru minimal 20%

- Biaya administrasi : minimal Rp. 150.000 - Dikenakan pinalti untuk lunas dipercepat

- Jaminan diasuransikan selama masa kredit c. Kredit Agro Multiguna

Ketentuan :

- Jangka waktu : maksimal 3 tahun

- Plafond kredit : maksimal 70% dari nilai appraisal

- Biaya administrasi : minimal Rp.250.000 - Dikenakan pinalti untuk pelunasan dipercepat

- Jaminan rumah atau mobil dan jiwa debitur diasuransikan d. Kredit Karyawan

Ketentuan :

Karyawan terdiri dari karyawan swasta, BUMN, BUMD, Koperasi - Perusahaan tempat karyawan bekerja memiliki reputasi yang

baik dan sehat

- Telah bekerja minimal 3 tahun sebagai karyawan tetap

- Memperoleh rekomendasi dari pejabat yang berwenang pada instansinya

- Usia pada saat fasilitas kredit jatuh tempo belum memasuki masa pensiun


(33)

- Maksimal kredit Rp. 100.000.000,-

- Menyerahkan surat kuasa pemotongan gaji - Surat pengangkatan sebagai karyawan tetap (asli) - Dicover dengan asuransi jiwa

- Maksimal jangka waktu kredit 5 tahun e. Kredit Pensiunan

Ketentuan :

- Pensiunan dari Karyawan PTPN/P3RI/PNS/BUMN/BUMD - Mendapat rekomendasi dari pengelola Dana Pensiun yang

terkait

- Usia pensiunan maksimal 75 tahun pada saat jatuh tempo kredit - Mendapat uang pension secara bulanan

- Discover dengan asuransi jiwa

- Maksimal jangka waktu kredit 5 tahun

D. Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur pemberian kredit pada bank Agro Cabang Medan meliputi beberapa tahapan, meliputi :

1. Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, Kredit Agro Griya, Kredit Agro Mobil dan Kredit Agro Multiguna.

a. Pemeriksaan Administrasi/Legalitas Dokumen

Prosedur ini dijalankan karena sangat terkait dengan keabsahan dokumen sebagai syarat untu mendapatkan kredit dan sebagai


(34)

pencegahan terhadap permasalahan hokum dibelakang hari. Semua dokumen yang dimentakan adalah dokumen asli. Dan jika telah dibuktikan dengan keaslian tersebut, maka beberapa dokumen dapat difoto copy sebagai pertinggal buat bank. Pemeriksaan meliputi : KTP (Identitas diri suami isteri), Kartu Keluarga, Surat Nikah, Surat Tanah (SHM), Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), No. NPWP, Surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) jika memiliki usaha, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIPUP).

Ke semua dokumen tersebut di atas diperiksa oleh Bagian Kredit Support untuk dicek kebenaran/keasliannya. Jika masih diragukan maka dilakukan konfirmasi kepada marketing untuk ditindak lanjuti. Jika masih ditemukan dokumen yang kurang maka dimintakan kepada nasabah untuk segera melengkapinya.

b. Pemeriksaan Kredit Macet di Bank Lain

Prosuder ini dijalankan untuk mengantisipasi calon debitur memiliki beberapa fasilitas di beberapa bank. Informasi ini diperoleh dari bank Indonesia yang dilakukan oleh petugas di Bagian Kredit Support. Jika calon debitur memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memiliki banyak fasilitas di bank lain, hal ini tidak menjadi masalah. Namun kebalikannya, jika keuangan debitur tidak mencukupi untuk membayar kewajiban kreditnya di bebarapa bank, maka permohonan kredit dapat ditolak. Selain itu juga untuk mengetahui karakter calon debitur dalam


(35)

memantenance keuangannya untuk memenuhi kewajibannya di bank lain. Jika kwalitas kreditnya di baik lain jelek, maka permohonan wajib ditolak.

c. Penilaian Calon Debitur dan Usaha Calon Debitur pada PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan menggunakan 6 C, yaitu ( Warman Djohan, 2000 : 57 )

- Carakter

Penilaian karakter calon debitur dapat diperoleh dari :

• Bank Indonesia melalui BI Cheking, untuk mengetahui kualitas kreditnya di bank lain

• Bank Indonesia melalui Daftar Hitam Bank Indonesia, untuk mengetahui trade record transaksi bisnisnya

• Interview langsung dengan calon debitur

• Rekan-rekan bisnis yang selama ini menjalin hubungan bisnis

• Masyarakat tempat tinggal calon debi tur • Relasi lainnya

- Capital

Penilaian Capital atau modal calon debitur dapat dilihat dari : • Perkembangan Laporan keuangan dari tahun ke tahun • Volume Penjualan

• Kemampuan mendapatkan keuntungan • Sarana dan prasarana pendukung usaha


(36)

• Perkembangan asset • Penyisihan keuntungan - Capacity

Penilaian Capacity atas kemampuannya dapat dilihat dari : • Prospek usaha

• Kemampuan bayar

• Kebutuhan biaya yang dikeluarkan • Sumber penghasilan lainnya - Collateral

Penilaian Collateral atau jaminan dapat dinilai dari : • Nilai Likwidasi

• Jenis jaminan • Lokasi jaminan • Kondisi jaminan • Status kepemilikan

• Marketable/un-marketable - Conditions

Penilaian terhadap kondisi ekonomi dapat dinilai dari : • Pengaruh nilai mata uang

• Gejolak ekonomi • Kebijakan pemerintah - Constraints


(37)

• Prospek usaha

• Keunggulan produk / usaha • Kebutuhan pasar/kejenuhan pasar • Produk booming

• Persaingan usaha d. Analisa Keuangan

Laporan keuangan yang dibutuhkan meliputi :

Neraca dan laba rugi 3 tahun terakhir dan rekening Koran bank lain 3 bulan terakhir, hal ini dimaksudkan untuk melihat: Perkembangan usaha dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, Melihat ratio-ratio keuangan, Kebutuhan permodalan, Hutang dan piutang, Kemampuan memperoleh laba, Kondisi cash flow 3 bulan terakhir, Volume transaksi.

e. Penilaian Jaminan

Petugas appraisal akan melakukan penilaian jaminan langsung ke lapangan jika jaminan yang diserahkan ke bank berupa fixed asset (tanah, bangunan, mobil, mesin, dsb). Untuk plafon pinjaman < 5 milyar penilaian jaminan dilakukan oleh pihak bank Agro. Dan lebih besar dari 5 milyar dilakukan oleh appraisal independent. Hasil penilaian jaminan dimaksud harus lebih besar dari nilai plafon pinjaman yang akan diberikan atau minimal 125%. Status kepemilikan jaminan harus jelas dan dilengkapi dengan dokumen asli. Jaminan tidak dalam sengketa dengan pihak manapun.


(38)

f. Penilaian Jaringan Bisnis Calon Debitur

Petugas credit support akan melakukan analisa terhadap jaringan bisnis calon debitur, ini dikenal dengan Trade Cheking. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana bisnis yang dijalankan calon debitur. Apakah data penjualan atau pembelian yang dilakukan adalah benar atau fiktif belaka. Kejelasan atas trade cheking dimaksud untuk lebih memudahkan pihak bank mengetahui omzet atau volume transaksi dari calon debitur.

g. Scoring

Untuk pinjaman Konsumtif Agro Griya, Agro Mobil dan Agro Multiguna diperlukan scoring untuk menentukan : besarnya plafon yang dapat diberikan, Angsuran bulanan, Premi asuransi.

Data yang diperlukan untuk menghasilkan data scoring adalah besaran gaji, usia, dan jangka waktu pinjaman.

h. Komite Kredit

Proses yang dilakukan dalam komite kredit adalah menilai seluruh aspek kredit yang dimaksud untuk selanjutnya akan ditentukan permohonan untuk disetujui atau ditolak. Komite Kredit yang dibentuk merupakan ketetapan oleh Direksi bank Agro . Untuk Cabang Medan Komite Kredit melibatkan :

- Kepala Kantor Bank Agro Cabang Medan (sebagai ketua) - Team Leader (anggota)


(39)

- Salah seorang Account Officer (anggota) - Kredit Support (sekretaris)

- Account Officer pengusul kredit i. Persetujuan Kredit

Jika permohonan sampai dengan 500 juta rupiah, persetujuan dapat dilakukan oleh kepala kantor cabang Medan. Lebih besar dari 500 juta rupiah persetujuan oleh kepala divisi atau direksi di Kantor Pusat Jakarta. Formulir Persetujuan kredit harus ditandatangani oleh seluruh anggota Komita Kredit, dengan dilengkapi dengan alasan persetujuan pencairan kredit tersebut. Dan inilah sebagai dasar proses kredit dapat dicairkan ke debitur. j. Pengikatan Kredit

Setelah mendapatkan persetujuan dari Komite Kredit, tahap selanjutnya adalah melakukan Pengikatan kredit secara notaril di hadapan notaris. Dalam proses pengikatan ini calon debitur harus menghadirkan suami atau isteri sebagai pihak yang wajib mengetahui bahwa calon debitur akan mempunyai kewajiban atau hutang di bank Agro. Tanda tangan pihak pihak terkait harus di hadapan notaris. Biaya yang timbul atas pengikatan ini menjadi beban calon debitur.

k. Pencairan Kredit

Setelah semua proses di atas dilalui, maka selanjutnya pihak marketing melalui Account Office mempersiapkan formulir


(40)

Permohonan Pembukaan Fasilitas (PPF) dan formulir Permohonan Pencairan Kredit. Formulir Persetujuan Kredit dari Komite Kredit beserta PPF dan PPK diserahkan kepada Kredit Support untuk dibukakan Fasilitas, dan untuk selanjutnya kepada Bagian Admini Kredit untuk dapat dicairkan pinjaman ke rekening nasabah.

l. Cover Asuransi

Untuk kredit Modal Kerja dan Investasi objek yang dicover oleh asuransi adalah jaminan. Sedangkan untuk kredit Konsumtif yang dicover asuransi adalah jaminan, jiwa debitur . Petugas Kredit Support akan menghubungi pihak asuransi untuk menutup kerugian yang akan timbul akibat dari wan prestasi atau kegagalan bayar dari pihak debitur. Asuransi yang ditunjuk adalah Perusahaan asuransi yang telah mendapat persetujuan oleh Kantor Pusat dalam hal ini Direksi.

2. Kredit Konsumtif Karyawan dan Pensiun

a. Pemeriksaan Administrasi/Legalitas Dokumen Pemeriksaan ini meliputi :

 Rekomendasi dari perusahaan karyawan bekerja (untuk karyawan aktif) atau Instansi Pengelola Dana Pensiun (untuk karyawan pensiun)

- Identitas diri yang masih berlaku - Kartu Keluarga


(41)

- Slip gaji asli/ manfaat pensiun asli

- Tidak sedang memasuki masa pensiun (untuk karyawan aktif) - Umur tidak lebih dari 75 tahun (untuk pensiun)

- NPWP untuk pinjaman di atas 50 juta rupiah

- Surat Keterangan janda atau duda (bagi yang sudah janda atau duda)

b. Pemeriksaan Kredit Macet di Bank Lain dan di Bank Agro Pemeriksaan meliputi :

- Kredit > dari 100 juta rupiah dilakukan pemeriksaan BI cheking

- Jika terdapat pinjaman di bank lain, maka dimintakan untuk segera dilunaskan

- Jika telah lunas, dimintakan bukti pelunasan

- Jika terdapat pinjaman di Bank Agro, maka pinjaman lama harus dilunaskan (mengurangi nilai pencairan baru)

c. Scoring

Untuk pinjaman Konsumtif karyawan/pensiun diperlukan scoring untuk menentukan : besarnya plafon yang dapat diberikan, angsuran bulanan, premi asuransi.

Data yang diperlukan untuk menghasilkan data scoring : besarnya gaji, usia, jangka waktu pinjaman.


(42)

Untuk pinjaman karyawan tidak dilakukan komite kredit per masing-masing calon debitur, tetapi komite kredit dilakukan pada awal pengikatan kerjasama pencairan kredit atau MOU (Memori Of Understanding) antara Bank Agro cabang Medan dengan instansi dimaksud. Untuk karyawan PTPN dan pensiunan kerjasama dilakukan dengan instansi Induknya dan Instansi pengelola dana pensiun yang bersangkutan tidak dengan melalui komite kredit.

e. Pengikatan Kredit

Setelah semua berkas/ dokumen diperiksa kelengkapannya, maka proses selanjutnya dilakukan pengikatan kredit. Untuk kredit karyawan dan pensiun pengikatan dilakukan di bawah tangan atau tanpa notaris. Petugas yang melakukan pengikatan adalah karyawan bagian kredit support sub legal.

f. Cover Asuransi

Setelah pengikatan kredit, petugas melakukan perlindungan asuransi dengan menginformasikan kepada pihak asuransi dan membayarkan preminya. Asuransi berlaku selama jangka waktu pinjaman. Perlindungan asuransi berlaku untuk jiwa (meninggal) dan PHK.

g. Pencairan Kredit

Tahapan terakhir dari proses pemberian kredit adalah melakukan pencairan sejumlah dana yang dibutuhkan calon


(43)

debitur setelah dikurangi pemotongan biaya-biaya. Pencairan kredit dilakukan ke rekening debitur masing-masing. Sedangkan pembayaran angsuran pinjaman dilakukan oleh masing-masing instansi dimana debitur bekerja atau instansi pengelola dana pensiun setiap bulannya yang langsung disetorkan bank Agro atau ditransfer melalui bank lain.

E. Jaminan yang Disyaratkan

Untuk melindungi uang yang dicairkan lewat kredit resiko kerugian, maka pihak bank membuat pagar pengamanan. Pagar pengamanan yang dibuat berupa jaminan yang harus disediakan debitur, tujuannya adalah untuk melindungi kredit dari risiko kerugian. Adapun bentuk jaminan yang disyaratkan pada PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan adalah berupa benda bergerak benda tak bergerak.

Benda bergerak terdiri dari : kendaraan bermotor yaitu sepeda motor dam mobil. Benda tak bergerak terdiri dari tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan, kebun/tanaman/sawah, barang-barang dagangan misalnya alat-alat elektronik.


(44)

F. Upaya Penanggulangan Kredit Bermasalah

Setiap bank pasti menghadapi kredit bermasalah sekalipun bank telah melakukan pemeriksaan terhadap calon debitur. Penilaian Jaringan Bisnis Calon Debitur, Petugas credit support akan melakukan analisa terhadap jaringan bisnis calon debitur, ini dikenal dengan Trade Cheking. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana bisnis yang dijalankan calon debitur. Apakah data penjualan atau pembelian yang dilakukan adalah benar atau fiktif belaka. Kejelasan atas trade cheking dimaksud untuk lebih memudahkan pihak bank mengetahui omzet atau volume transaksi dari calon debitur. Dan selain itu, pihak bank harus melakukan pemeriksaan kredit macet di bank lain atau di bank agroniaga sendiri.

Apabila kredit sudah bermasalah maka pertama-tama bank akan memikirkan dan mencari upaya untuk menyelamatkannya melalui program penyelamatan kredit sebelum akhirnya menempuh upaya-upaya penyelamatan kredit bermasalah yang dilakukan oleh PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan, yaitu (Gatot Supramono,2000:24) 1. Penjadwalan kembali (Rescheduling) yaitu melakukan perubahan

syarat-syarat perjanjian kredit atau jangka waktu kredit termasuk masa tenggang baik perubahan angsuran maupun tidak.

2. Persyaratan kembali (Reconditioning) yaitu melakukan perubahan atas sebagian atas sebagian atau seluruh syarat-syarat perjanjian


(45)

kredit yang tidak terbatas hanya pada perubahan jadwal jangka waktu kreditnya.

3. Penataan kembali (Restructuring) yaitu melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit dapat berupa pemberian tambahan kredit atau melakukan penjadwalan atas seluruh atau sebagian dari tunggakan bunga.

4. Kombinasi yaitu merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas. Seorang nasabah dapat saja diselamatkan dengan kombinasi antara rescheduling dengan restructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang modal ditambah.

5. Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua utang-utangnya, tindakan bank adalah menyita jaminan yang telah digunakan oleh nasabah.

G. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit

Prosedur pengawasan kredit yang baik, dilakukan sebelum maupun sesudah pencairan kredit dilakukan. Pengawasan kredit sebelum pencairannya telah dilakukan pada saat pemeriksaan dokumen kredit, analisa keuangan, kualitas kredit di bank lain, karakter calon debitur, dsb pada prosedur pemberian kredit.


(46)

Ketatnya pemeriksaan sebelum pencairan kredit dilakukan bukan berarti setelah pencairan kredit pengawasan tidak perlu dilakukan lagi, bahkan lebih ketat dari sebelum pencairan kredit dilakukan. Hal ini mengingat dana telah diterima oleh debitur, sehingga monitoring ketat terhadap kemampuan bayar debitur menjadi perhatian yang sangat khusus.

Secara khusus, prosedur pengawasan kredit dilakukan oleh Unit Kontrol Harian dan Unit Kepatuhan & Risiko Manajemen, namun secara moral kewajiban pengawasan tersebut juga melekat pada bagian lainnya, sehingga meningkatkan kualitas pengawasan kredit secara berkesinambungan.

Secara umum dalam pengawasan kredit di Bank Agro dilakukan oleh bagian :

1. Account Officer

Pengawasan yang dilakukan oleh seorang Account Officer dalam memaintenance debiturnya setelah dilakukan pencairan adalah : - Memastikan bahwa tidak terjadi penyalahgunaan dana kredit

yang diberikan. Maksudnya bahwa debitur membutuhkan dana dari bank untuk keperluan usahanya bukan untuk kepentingan lain. Sehingga tujuan utama pemberian kredit tercapai dan secara keuangan debitur tidak terganggu.

- Monitoring waktu bayar dan kemampuan bayar debitur setiap bulannya. Seorang Account Officer harus memiliki catatan


(47)

tersendiri mengenai kondisi debiturnya, sehingga dapat dilihat perkembangan kualitas debitur

- Jika waktu bayar dan kemampuan bayar menunjukkan gejala, maka secara dini Account Officer harus melakukan pendekatan dan menganalisa debitur secara mendalam.

- Mengeluarkan Surat Peringatan 1, 2 atau 3 jika jadwal pembayaran kewajiban sudah menunjukkan kualitas yang buruk.

- Melakukan kunjungan ke nasabah atau usaha nasabah secara periodik untuk memastikan bahwa usaha masih berjalan dan prospek. Jika dalam proses peninjauan ini terdeteksi debitur memperlihatkan usaha yang mulai memburuk, maka Account Officer harus membuat action plan untuk menindaklanjuti kondisi ini. Secara berkesinambungan akhirnya akan menimbulkan kemampuan bayar yang buruk dan menurunkan kualitas kreditnya.

- Memintakan laporan keuangan secara periodik untuk memastikan kemampuan usahanya menghasilkan laba, sebagai kelanjutan dari pemenuhan kelancaran pembayaran kewajiban kepada bank.

- Sesering mungkin memonitoring dana debitur di rekening jika mendekati jatuh tempo pembayaran. Dan sesering mungkin pula memintakan debitur untuk menyediakan dana di


(48)

rekeningnya jika ternyata dana yang dimaksud tidak tersedia untuk membayar kewajiban bulanannya.

- Memonitoring kualitas nasabah dari kondisi kolektibilitasnya di Bank Agro setiap bulannya. Jika kondisi kualitas kreditnya menurun segera dilakukan investigasi dari sisi keuangan, usaha dan prospeknya, cash flow usahanya, karakter debitur, dan sebagainya.

2. Kredit Support

Pengawasan yang dilakukan bagian kredit support untuk menjaga kualitas debitur adalah :

- Jika debitur memiliki pinjaman di bank lain khususnya pinjaman yang bernilai relative besar, maka secara rutin memonitoring kualitas pinjaman tersebut, apakah mengalami penurunan kualitas atau tidak. Kualitas kredit di bank lain secara langsung akan berpengaruh kepada kualitas kredit di bank Agro.

- Kemampuan bayar kewajiban debitur menjadi konsentrasi setiap bagian yang terlibat dalam pengawasan kredit. Kemampuan bayar ini akan sangat berpengaruh kepada kualitas kredit debitur. Kredit support akan melaporkan kepada marketing untuk menindaklanjuti ketidakmampuan bayar tersebut kepada marketing.


(49)

- Secara periodik meninjau jaminan debitur yang dijaminkan ke bank. Perlakuan ini dimaksudkan untuk memastikan kondisi apakah jaminan masih dalam kondisi baik, atau tidak dialihkan kepada pihak lain dsb. sehingga memberi keyakinan kepada bank bahwa kondisi jaminan aman untuk mengkover kredit yang diberikan.

- Melakukan pemeriksaan dokumen yang jatuh tempo, untuk segera diperbaharui.

- Memastikan bahwa kontrak kerja yang dilakukan oleh debitur dengan pihak pemberi kerja telah selesai dan telah dibayarkan dananya. Pembayaran dana dimaksud untuk menurunkan baki debet kredit debitur dimaksud. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk pinjaman jenis PTR.

- Memeriksa dokumen akte pendirian perusahaan debitur. Apakah terdapat pergantian pengurus yang berakibat kepada kebijakan perusahaan debitur dalam menjalankan bisnisnya. Jika terdapat hal demikian maka, maka kredit support wajib memintakan dokumen akte terbaru, sebagai penanggung jawab jalannya bisnis dan kewajibannya kepada Bank Agro

- Memintakan laporan keuangan debitur kepada marketing setiap 3 bulan sekali. Untuk kredit > 5 milyar rupiah, laporan keuangan harus diperiksa oleh Auditor independent.


(50)

Sedangkan pinjaman lebih kecil dari 5 milyar rupiah laporan keuangan cukup bersifat internal.

- Jika kredit telah dalam kondisi buruk atau macet, maka kredit support harus menyiapkan rencana pelelangan atau penjualan jaminan kepada pihak lain.

3. Administrasi Kredit

Petugas administrasi kredit, dalam kaitannya dalam pengawasan kredit, juga terlibat untuk menjaga kualitas kredit tetap baik dengan bekerja sama dengan kredit support dan marketing. Keterlibatan dimaksud secara langsung akan menguatkan rangkaian pengawasan yang berkesinambungan dan efektif untuk menurunkan nilai kerugian perusahaan.

Pengawasan yang dilakukan bagian Administrasi Kredit meliputi : - Melakukan monitoring dan menghitung kewajiban bunga ,

pokok kredit dan denda keterlambatan pembayaran dalam setiap bulannya. Laporan disampaikan kepada Kepala Kantor Cabang, Team Leader Marketing, Kabag Operasional dan Kredit Support. Pelaporan berjenjang dimaksud untuk memberikan informasi yang akurat mengenai kondisi beberapa debitur yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diambil tindakan yang efektif dan akurat dalam mengantisipasi kerugian yang lebih besar.


(51)

- Memprediksi kerugian yang timbul akibat dari buruknya kualitas kredit beberapa debitur. Kerugian dalam bentuk cadangan dimaksud sesegera mungkin harus diambil jalan keluarnya untuk mencegah kondisi yang lebih buruk

- Monitoring terhadap penurunan pokok kredit untuk jenis kredit PTR. Pembayaran oleh debitur untuk penurunan pokok dapat dilihat dari kartu pinjaman masing-masing debitur. Jika ditemukan hal demikian, maka perlu dibuatkan laporan secara khusus kepada Kepala Kantor Cabang untuk diambil satu kebijakan yang tepat. Kredit yang diberikan kepada debitur jika pola pengembaliannya tidak sesuai dengan perjanjian yang dibuat, maka dikhawatirkan akan berpengaruh kepada karakter debitur dan pengelolaan usaha yang tidak sehat oleh debitur.

4. Unit Kontrol Harian

Setiap kredit yang telah dicairkan harus dilakukan pengawasan oleh pihak-pihak yang terkait dalam pengawasan termasuk di dalamnya Unit Kontrol Harian. Unit Kontrol Harian melakukan pengawasan berupa :

 Ketepatan jumlah pencairan, suku bunga, jangka waktu, jenis kredit yang dicairkan

- Monitoring terhadap ketepatan pembayaran kewajiban nasabah, berikut denda jika ada


(52)

- Konsisten terhadap standard prosedur pencairan kredit, prosedur penetapan bunga kredit, prosedur pemberlakuan denda, prosedur penanganan kredit bermasalah

- Jika ditemukan penyimpangan dalam pencairan dan penyelesaian kredit, maka UKH melaporkan kepada Kepala Kantor untuk diambil langkah perbaikan dengan tembusan ke Satuan Kerja Audit Intern Kantor Pusat

5. Unit Kepatuhan & Risiko Manajemen

Keterlibatan Unit Kepatuhan & Risiko Manajemen dalam pengawasan kredit di Bank Agro Cabang Medan tidak bersifat langsung. Unit ini menganalisa atau melakukan review atas kredit yang telah dicairkan melalui :

- Meriview proses pencairan kredit dari permohonan awal sampai dengan pencairannya

- Meriview dokumen-dokumen kredit yang dipersyaratkan

- Meriview usaha debitur keterkaitannya dengan kemampuan bayar

- Meriview kualitas kredit debitur untuk jangka waktu tertentu - Meriview kebijakan yang diambil manajemen cabang dalam

mengantisipasi risiko kredit dan mengatisipasi kredit bermasalah


(53)

- Memprediksi risiko yang timbul atas penyimpangan yang terjadi terhadap proses pencairan kredit

- Memprediksi risiko yang timbul atas kesalahan dalam penyelesaian kredit bermasalah di Cabang Medan.


(54)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Berawal dari tinjauan terhadap PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan telah diuraikan bab-bab sebelumnya maka selanjutnya akan mencoba menguraikan suatu analisa dan evaluasi tersebut difokuskan pada pokok pembahasan mengenai:

A. Pelaksanaan Pemberian Kredit

Sebagaimana diketahui bahwa tujuan pemberian kredit tidak terlepas dari tujuan perbankan dalam pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Dapat dikatakan bahwa hal ini telah dicapai oleh PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan telah menyalurkan kreditnya kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan kredit PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan yang dibedakan atas dua golongan yaitu debitur perorangan dan debitur badan usaha atas perusahaan persyaratan yang diminta disesuaikan dengan masing-masing golongan.


(55)

B. Bentuk Jaminan Yang Diisyaratkan

Dalam menerima jaminan kredit PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan menetapkan syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh calon nasabah.

Syarat-Syarat tersebut antara lain :

a. Jaminan kredit tersebut harus memiliki nilai ekonomis yang memadai,yaitu dapat diperjualbelikan secara bebas, memiliki nilai besar dari limit kredit, mudah dipasarkan tanpa mengeluarkan biaya pemasaran yang berarti memilki nilai stabil atau memilki prospek nilai yang baik, mempunyai manfaat ekonomis dalam jangka waktu yang telah lama dari jangka waktu kredit.

b. Jaminan kredit harus memilki syarat atau nilai yuridis yaitu milik perusahaan calon debitur, ada dalam kekuasaan calon debitur, tidak berada dalam persengketaan dengan pihak lain, memiliki bukti-bukti pemilikan yang sah, memenuhi persyaratan untuk diadakan pengikatan secara hipotik, fiducia ataupun jenis pengikatan yuridis lain.

Bentuk-bentuk jaminan yang diterima terbagi atas 2 golongan yaitu jaminan utama dan jaminan tambahan. Setiap jaminan yang diberikan oleh nasabah atau calon nasabah akan dicek kebenarannya melalui peninjauan lapangan lokasi kantor, lokasi usaha, banguna kantor, bangunan tempat usaha atau pabrik dari segi strukturnya dan lay outnya akan dicek kebenarannya yang meliputi posisi lokasi apakah ditempat yang strategis atau tidak.


(56)

Bila nasabah atau calon nasabah dimasa yang akan datang tidak dapat melunasi kreditnya, maka pihak Bank Agroniaga dapat menyita barang-barang jaminan tersebut atau menjual barang-barang jaminan secara bawah tangan.

C. Prosedur Pemberian Kredit

Dalam setiap keputusan kredit para pejabat/petugas kredit harus memperhatikan system perkreditan yang sehat, meliputi prosedur permohonan kredit, prosedur persetujuan kredit, prosedur dokumentasi dan administrasi kredit, prosedur pemantauan kredit dan masih banyak lagi prosedur yang harus dilalui. Untuk pelaksanaannya, para pejabat/petugas kredit harus mengerti, memahami dan menguasai prosedur atau tata cara pemberian kredit yang sehat.

Pemberian kredit tidak hanya didasarkan hanya pada penilaian atas permohonan satu transaksi atau satu rekening dari pemohon kredit, namun penilaian harus secara menyeluruh dan global dari seluruh aspek kredit dari pemohon kredit. Hasil penilaian atas seluruh aspek kredit dari pemohon kredit tertuang dalam analisa kredit calon debitur.

D. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit

Istilah internal control atau pengawasan intern merupakan istilah yang paling banyak digunakan, khususnya bagi para akuntan yang banyak berkecimpung dibidang pemeriksaan dan penyusunan administrasi


(57)

perusahaan sehingga istilah pengawasan intern mempunyai pengertian yang berbeda, tergantung pada orang-orang yang mempergunakannya.

Ada beberapa pengertian sistem pengawasan intern, diantaranya yaitu :

Menurut Mulyadi (2002:180) menyatakan :

Sistem pengawasan intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris manajemen, dan personel lain yang di desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini :

Keandalan pelaporan keuangan

Kepatuhan terhdap hokum dan peraturan yang berlaku Efektivitas dan efisiensi operasi

Menurut Mulyono (2000:65) menyatakan:

Pengawasan kredit adalah salah satu fungsi manajemen dalam usahanya untuk penjagaan dan pengamanan dalam pengelolaan kekayaan bank dalam bentuk perkreditan yang lebih baik dan efisien, guna menghidarkan terjadinya penyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkan seta mengusahakan pengamanan administrasi yang benar.

Sejalan dengan adanya pengertian system pengawasan intern diatas,maka tujuan pengawasan intern terhadap pemberian kredit adalah : 1. Agar penjagaan / pengawasan dalam pengelolaan kekayaan bank

dibidang perkreditan dapat dilakukan dengan baik serta dapat menghindari terjadinya penyelewengan baik yang dilakukan oleh oknum atau pihak intern dan ekstrim bank.


(58)

2. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data adminstrasi dan akuntansi dibidang perkreditan serat penyusunan dokumen perkreditan yang lebih baik.

Karakteristik dari system internal control yang baik adalah :

1. Suatu rencana organisasi yang memungkinkan adanya pemisahan pertanggungjawaban secara tepat.

2. Suatu sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang tepat untuk memungkinkan accounting control yang memadai terhdap aktiva, hutang, pendapatan dan biaya.

3. Praktek yang sehat diikuti dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dari setiap bagian organisasi.

4. Kualitas pegawai yang sesuai dengan tanggung jawab.

Dari uraian diatas jelas bahwa system internal control itu tidak terlepas dari perencanaan organisasi, yang mempunyai metode atau cara yang dipakai dalam melaksanakan seluruh aktivitas yang akan dijadikan dalam suatu badan usaha. Aktivitas ini haruslah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan yang sesuai dengan tujuan tertentu.

Dari hal-hal diatas sangat jelas pada dasarnya pengawasan terhadap pemberian kredit yang disalurkan PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan telah sesuai dengan teori yang ada dimana pelaksanaan tindakan pengawasan dilakukan PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan dimulai


(59)

pada Pengawasan kredit merupakan proses pemantauan perkembangan usaha dan kredit debitur yang berjalan secara berkesinambungan dan dimulai sejak kredit diberikan sampai dengan kredit tersebut lunas. Pemantauan dimaksud untuk menilai tingkat kewajaran penggunaan kredit oleh debitur dalam kaitannya dengan tingkat perkembangan usaha yang dibiayai maupun dengan prinsip-prinsip pembelanjaan yang sehat, dengan mengacu pada struktur fasilitas kredit yang telah ditetapkan dan disepakati bersama seperti yang dituangkan dalam Perjanjian Kredit.

Pemantauan kredit juga untuk menilai perkembangan kemampuan debitur untuk memenuhi kewajiban financial dan administrative, meliputi kegiatan usaha, dokumentasi serta agunan. Pemantauan kredit dilakukan secara berkala dengan intensitas dan frekwensi pemantauan ditetapkan sesuai kolektibilitas atau kualitas kredit debitur. Pemantauan kredit diharapkan mampu mendeteksi secara dini adanya potensi kredit bermasalah, sehingga dapat diupayakan penanganan yang tepat sejak awal. Dengan adanya system pengawasan intern terhadap pemberian kredit otomatis tingkat penyelewengan atau penipuan yang akan dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dapat diminimalkan, sehingga kondisi keuangan perusahaan akan lebih terkontrol dan lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Semakin jelas proses pengawasan kredit semakin mudah dilakukan pengecekan antara dana yang keluar dengan data yang ada walaupun mungkin masih terjadinya penyelewengan tetapi paling tidak dapat dikurangi kemungkinan tersebut.


(60)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan mengenai “ Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit “ maka dapat diambil beberapa kesimpulan :

1. PT. Bank Agroniaga adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit jangka pendek dan jangka panjang serta berfungsi sebagai penghimpunan dana dari masyarakat.

2. Dari pembahasan atas prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Agroniaga,Tbk diberi kesimpulan bahwa prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Agroniaga,Tbk sudah cukup baik dimana prosedur pemberian kreditnya sangat sederhana dan mudah dipahami sebagaimananya dengan bank-bank lain, sehingga mempermudah calon nasabah dalam pemberian kredit.

3. Pihak PT. Bank Agroniaga,Tbk dalam pengawasan kreditnya sudah cukup teliti dimana dalam proses pengawasan kredit bukan saja dilakukan pada saat kredit sudah diterima oleh calon nasabah tetapi proses pengawasan sudah dilakukan sejak calon nasabah mengajukan permohonan kredit sampai dengan kredit lunas.


(61)

B. SARAN

Setelah mengemukakan beberapa kesimpulan,maka akan dikemukakan saran-saran yang dianggap perlu untuk meningkatkan keberhasilan PT. Bank Agroniaga,Tbk. Adapun saran tersebut adalah :

1. PT. Bank Agroniaga,Tbk daapt mengambil keputusan yang tegas terhadap nasabah-nasabahnya yang tidak ingin mengembalikan kredit yang dipinjamnya agar risiko kredit macet dapat diperkecil.

2. Masalah perkreditan selalu berorentasi untuk masa yang akan datang. PT. Bank Agroniaga,Tbk dituntut untuk memilki kemampuan dalam penyusunan perencanaan yang baik bagi usahanya agar dapat terus bersaing dengan bank-bank lain, serta harus selalu mampu menciptakan, mengembangkan dan memperkenalkan produk-produk / jasa yang baru yang dibutuhkan masyarakat.

3. Diharapkan kepada pihak PT. Bank Agroniaga,Tbk agar semakin meningkatkan usaha pengawasan terhadap kredit agar usaha dapat berjalan dengan lancer dan selalu berusaha untuk mencapai hasil yang lebiih baik lagi.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2005. Akuntansi Perbankan, Penerbit Salemba Empat. Jakarta Djohan, Warman. 2000. Kredit Bank, Edisi 1. Mutiara Sumber Widya, Jakarta Muljono, Teguh Pudjo.2000. Manajemen Perkreditan, Penerbit BPFE UGM.

Yogyakarta.

Mulyadi,2002. Auditing, Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Supramono, Gatot, 2000, Perbankan dan Masalah Kredit, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suyatno, Thomas dkk. 2003. Dasar-Dasar Perkreditan, Edisi Keempat. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


(1)

perusahaan sehingga istilah pengawasan intern mempunyai pengertian yang berbeda, tergantung pada orang-orang yang mempergunakannya.

Ada beberapa pengertian sistem pengawasan intern, diantaranya yaitu :

Menurut Mulyadi (2002:180) menyatakan :

Sistem pengawasan intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris manajemen, dan personel lain yang di desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini :

Keandalan pelaporan keuangan

Kepatuhan terhdap hokum dan peraturan yang berlaku

Efektivitas dan efisiensi operasi Menurut Mulyono (2000:65) menyatakan:

Pengawasan kredit adalah salah satu fungsi manajemen dalam usahanya untuk penjagaan dan pengamanan dalam pengelolaan kekayaan bank dalam bentuk perkreditan yang lebih baik dan efisien, guna menghidarkan terjadinya penyimpangan dengan cara mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkan seta mengusahakan pengamanan administrasi yang benar.

Sejalan dengan adanya pengertian system pengawasan intern diatas,maka tujuan pengawasan intern terhadap pemberian kredit adalah : 1. Agar penjagaan / pengawasan dalam pengelolaan kekayaan bank

dibidang perkreditan dapat dilakukan dengan baik serta dapat menghindari terjadinya penyelewengan baik yang dilakukan oleh oknum atau pihak intern dan ekstrim bank.


(2)

2. Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data adminstrasi dan akuntansi dibidang perkreditan serat penyusunan dokumen perkreditan yang lebih baik.

Karakteristik dari system internal control yang baik adalah :

1. Suatu rencana organisasi yang memungkinkan adanya pemisahan pertanggungjawaban secara tepat.

2. Suatu sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang tepat untuk memungkinkan accounting control yang memadai terhdap aktiva, hutang, pendapatan dan biaya.

3. Praktek yang sehat diikuti dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dari setiap bagian organisasi.

4. Kualitas pegawai yang sesuai dengan tanggung jawab.

Dari uraian diatas jelas bahwa system internal control itu tidak terlepas dari perencanaan organisasi, yang mempunyai metode atau cara yang dipakai dalam melaksanakan seluruh aktivitas yang akan dijadikan dalam suatu badan usaha. Aktivitas ini haruslah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan yang sesuai dengan tujuan tertentu.

Dari hal-hal diatas sangat jelas pada dasarnya pengawasan terhadap pemberian kredit yang disalurkan PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan telah sesuai dengan teori yang ada dimana pelaksanaan tindakan pengawasan dilakukan PT. Bank Agroniaga,Tbk Cabang Medan dimulai


(3)

pada Pengawasan kredit merupakan proses pemantauan perkembangan usaha dan kredit debitur yang berjalan secara berkesinambungan dan dimulai sejak kredit diberikan sampai dengan kredit tersebut lunas. Pemantauan dimaksud untuk menilai tingkat kewajaran penggunaan kredit oleh debitur dalam kaitannya dengan tingkat perkembangan usaha yang dibiayai maupun dengan prinsip-prinsip pembelanjaan yang sehat, dengan mengacu pada struktur fasilitas kredit yang telah ditetapkan dan disepakati bersama seperti yang dituangkan dalam Perjanjian Kredit.

Pemantauan kredit juga untuk menilai perkembangan kemampuan debitur untuk memenuhi kewajiban financial dan administrative, meliputi kegiatan usaha, dokumentasi serta agunan. Pemantauan kredit dilakukan secara berkala dengan intensitas dan frekwensi pemantauan ditetapkan sesuai kolektibilitas atau kualitas kredit debitur. Pemantauan kredit diharapkan mampu mendeteksi secara dini adanya potensi kredit bermasalah, sehingga dapat diupayakan penanganan yang tepat sejak awal. Dengan adanya system pengawasan intern terhadap pemberian kredit otomatis tingkat penyelewengan atau penipuan yang akan dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dapat diminimalkan, sehingga kondisi keuangan perusahaan akan lebih terkontrol dan lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Semakin jelas proses pengawasan kredit semakin mudah dilakukan pengecekan antara dana yang keluar dengan data yang ada walaupun mungkin masih terjadinya penyelewengan tetapi paling tidak dapat dikurangi kemungkinan tersebut.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah dikemukakan mengenai “ Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit “ maka dapat diambil beberapa kesimpulan :

1. PT. Bank Agroniaga adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit jangka pendek dan jangka panjang serta berfungsi sebagai penghimpunan dana dari masyarakat.

2. Dari pembahasan atas prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Agroniaga,Tbk diberi kesimpulan bahwa prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Agroniaga,Tbk sudah cukup baik dimana prosedur pemberian kreditnya sangat sederhana dan mudah dipahami sebagaimananya dengan bank-bank lain, sehingga mempermudah calon nasabah dalam pemberian kredit.

3. Pihak PT. Bank Agroniaga,Tbk dalam pengawasan kreditnya sudah cukup teliti dimana dalam proses pengawasan kredit bukan saja dilakukan pada saat kredit sudah diterima oleh calon nasabah tetapi proses pengawasan sudah dilakukan sejak calon nasabah mengajukan permohonan kredit sampai dengan kredit lunas.


(5)

B. SARAN

Setelah mengemukakan beberapa kesimpulan,maka akan dikemukakan saran-saran yang dianggap perlu untuk meningkatkan keberhasilan PT. Bank Agroniaga,Tbk. Adapun saran tersebut adalah :

1. PT. Bank Agroniaga,Tbk daapt mengambil keputusan yang tegas terhadap nasabah-nasabahnya yang tidak ingin mengembalikan kredit yang dipinjamnya agar risiko kredit macet dapat diperkecil.

2. Masalah perkreditan selalu berorentasi untuk masa yang akan datang. PT. Bank Agroniaga,Tbk dituntut untuk memilki kemampuan dalam penyusunan perencanaan yang baik bagi usahanya agar dapat terus bersaing dengan bank-bank lain, serta harus selalu mampu menciptakan, mengembangkan dan memperkenalkan produk-produk / jasa yang baru yang dibutuhkan masyarakat.

3. Diharapkan kepada pihak PT. Bank Agroniaga,Tbk agar semakin meningkatkan usaha pengawasan terhadap kredit agar usaha dapat berjalan dengan lancer dan selalu berusaha untuk mencapai hasil yang lebiih baik lagi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2005. Akuntansi Perbankan, Penerbit Salemba Empat. Jakarta Djohan, Warman. 2000. Kredit Bank, Edisi 1. Mutiara Sumber Widya, Jakarta Muljono, Teguh Pudjo.2000. Manajemen Perkreditan, Penerbit BPFE UGM.

Yogyakarta.

Mulyadi,2002. Auditing, Edisi Keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Supramono, Gatot, 2000, Perbankan dan Masalah Kredit, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Suyatno, Thomas dkk. 2003. Dasar-Dasar Perkreditan, Edisi Keempat. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.