b. Media Tanam Anggrek
Sulistianingsih, dkk., 2004, menyatakan bahwa terdapat 3 jenis media
untuk tanaman anggrek, yaitu:
1 Media untuk anggrek epifit dan semi epifit terdiri dari serat pakis yang telah digodok, kulit kayu yang dibuang getahnya, serabut kelapa yang telah
direndam air selama 2 minggu, ijuk, potongan batang pohon enau, arang kayu, pecahan genting batu bata, bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar
tanaman dan akarnya. Untuk anggrek semi epifit yang akarnya menempel pada media untuk mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti
kompos, pupuk kandang daun-daunan. 2 Media untuk anggrek terrestrial yaitu karena jenis anggrek ini hidup di tanah
maka perlu ditambah pupuk kompos, sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis dan lainnya. pH tanah yang ideal untuk anggrek tanah adalah 6,5
dan nilai kisaran pH optimumnya berkisar 5,0 - 7,0. 3 Media untuk anggrek semi terrestrial yaitu bahan untuk media anggrek ini
perlu pecahan genteng yang agak besar, ditambah pupuk kandang sekam serutan kayu. Digunakan media pecahan genting, serabut kayu, serat pakis dan
lainnya.
c. Ketinggian Tempat
Tanaman anggrek dapat tumbuh pada berbagai ketinggian yang berbeda- beda. Sihotang 2010, menyatakan bahwa ketinggian tempat yang cocok bagi
budidaya tanaman ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: 1.
Anggrek panas ketinggian 0 - 650 m dpl. Anggrek panas memerlukan suhu udara 26 - 30
C pada siang hari, 21 C pada malam hari, dengan daerah
Universitas Sumatera Utara
ketinggian 0 - 650 m dpl. Contoh jenis anggrek ini adalah Dendrobium phalaenopsis, Onchidium papillo, dan Phaphilopedillum bellatum.
2. Anggrek sedang ketinggian 150 - 1.500 m dpl. Anggrek sedang pada suhu
udara siang hari 21 C dan 15 - 21
C pada malam hari dengan ketinggian 150 - 1.500 m dpl.
3. Anggrek dingin lebih dari 1500 m dpl. Anggrek dingin jarang tumbuh di
Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15 - 21 C di siang hari dan 9 - 15
C pada malam hari, dengan ketinggian mencapai 1.500 m dpl. Contoh anggrek
jenis Cymbidium. Penyebaran anggrek di suatu lokasi berbeda-beda jumlahnya. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan jumlahnya adalah sebagai berikut:
i. Faktor Iklim