Rumusan Masalah Lingkup Penelitian Penelitian ini akan lebih memfokuskan Pemahaman Kontekstual Perumahan bukan merupakan tempat

36 memang masyarakat yang berasal golongan inilah yang paling merasakan akibat dari permasalahan – permasalahan perumahan yang terjadi sekarang. Tujuan utama program PERUMNAS adalah menyediakan perumahan murah yang terjangkau oleh masyarakat golongan menengah kebawah secara ekonomi dengan kualitas hunian yang relatif baik. Perumahan PERUMNAS dalam perkembangannya telah mengalami perubahan yang tidak sesuai lagi dengan rencana awal disaat perkembangannya. Banyak faktor yang mempengaruhinya, antara lain : 1. Peningkatan jumlah penghuni yang menyebabkan adanya penambahan ruang karena ruang yang tersedia sudah tidak mampu lagi mengakomodasikan kebutuhan penghuni. 2. Peningkatan taraf ekonomi penghuni, hal ini menyebabkan bertambahnya kebutuhan yang berhubungan pula dengan bertambahnya kebutuhan akan ruang. 3. Pengelolaan dan perawatan yang tidak berjalan dengan baik sehingga menyebabkan banyak sarana dan prasarana yang tidak berfungsi dengan baik. 4. Harus diakui program PERUMNAS ini sangat spontan dan reaksioner sehingga pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan fisik yang terjadi adalah pendekatan sosial – ekonomi – budaya masyarakat sering terlupakan yang menyebabkan tidak terpecahkannya permasalahan – permasalahan sosial – ekonomi – budaya masyarakat. Permasalahan – permasalahan yang terjadi telah menyebabkan tidak terciptanya sebuah lingkungan yang mempunyai kualitas hunian yang tidak baik dan seterusnya kualitas hunian yang tidak baik telah menciptakan permasalahan – permasalahan perumahan yang tidak kunjung selesai, begitulah terjadi hubungan timbal balik, sebab – akibat diantara keduanya. Mungkin usaha – usaha yang telah ditempuh sudah berada pada jalur yang tepat dalam penyelesaian permasalahan secara kuantitatif tetapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah permasalahan kualitatif sudah terpecahkan?, seperti permasalahan kualitas hunian. Perumahan Simalingkar adalah salah satu PERUMNAS yang ada di kota Medan. Permasalahan – permasalahan perumahan juga kita jumpai dikawasan ini. Perumahan Simalingkar telah banyak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan rencana awalnya. Dengan semua permasalahan yang ada dan pengamatan awal yang dilakukan, disinyalirdiduga pada kawasan perumahan ini telah terjadi pergeseran – pergeseran kualitatif maupun kuantitatif dalam lingkungan huniannya yang akhirnya berpengaruh kepada kualitas huniannya.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam Rumusan Permasalahan ini menguraikan: a. Kriteria apa saja yang menentukan kepuasan penghuni pada Perumahan Simalingkar b. Fasilitas apa saja yang disediakan oleh pihak PERUMNAS selaku pengelola Rumah Sederhana.

1.3. Lingkup Penelitian Penelitian ini akan lebih memfokuskan

permasalahan pada usaha-usaha mencari kriteria kepuasan penghuni terhadap aspek fisik bangunan dan lingkungan perumahan dan permukiman, pada perumahan kelompok masyarakat berpendapatan menengah kebawah.

1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

kriteria kepuasan penghuni rumah sederhana yang disediakan Pemerintah bagi mayarakat menengah kebawah khususnya di Perumnas Simalingkar. Gambar 1.1 : Peta Perumnas Simalingkar Sumber: Kecamatan Dalam Angka Kota Medan Universitas Sumatera Utara Julaihi Wahid Dwira N. Aulia 37 2. Tinjauan Teori 2.1. Pengertian Rumah Rumah adalah hasil ulah tangan dan akal manusia. Dia dirakit dan disusun dengan segenap kesadaran dan keyakinan bahwa di rumah ini sebagian dari hidup dan kehidupan manusia penghuni digantungkan padanya. Bila rumah ambruk penghuni bisa binasa, bila rumah terbakar atau tiris penghuninya bisa sengsara. Menurut Norman Crowe 1997, dalam mengenali rumah sebagai intergral dengan konsep tempat tinggal, khususnya sebagaimana yang tercemin dalam pengertian bahasanya, maka pengertian kita yang lebih luas tentang tempat dimana kita tinggal selalu meletakkan rumah itu pada pusatnya. Suatu definisi modern tentang “rumah” adalah suatu “ tempat tinggal pribadi”. Dalam suatu pengertianarti, rumah menjadi perwujudan pusat tempat dimana kita tinggal--plot tanahground kita, atau ladang kita, daerah kita , atau “dunia”. Rumah sering dilihat sebagai pusat dari domain kita tak perduli bagaimanapun besarnya domain itu. Tepat ketika rumah itu ada pada bagian tengah dari suatu domain yang lebih besar, pada bagian tengah rumah itu terletak perapian. Perapian itu telah secara tradisional menjadi fokus simbolis dan fokus nyata kehidupan orang-orang yang tinggal disana. Dan itu juga tercermin dalam bahasa : misalnya, kata bahasa laten untuk perapian adalah “fokus”. Gaston Bachelard menggambarkanmerefleksikan suatu fakta umum bahwa rumah-rumah dalam pengalaman kita mempengaruhi cara kita memahami seluruh dunia : “karena rumah kita adalah sudut dunia kita”. Sebagaimana yang telah sering dikatakan, rumah itu adalah alamjagad pertama kita, suatu kosmos nyata dalam setiap pengertianartian dari kata itu”. Gaston Bachelard mengingatkan kepada kita bahwa rumah adalah dunia pertama manusia.

2.2. Pemahaman Kontekstual Perumahan bukan merupakan tempat

perlindungan atau hanya fasilitas tempat tinggal semata, tetapi terdiri dari sejumlah fasilitas, pelayanan dan utilitas yang menghubungkan individu dengan keluarganya untuk berkumpul dan bermasyarakat pada daerah yang tumbuh dan berkembang. Untuk itu keterlibatan calon penghuni dalam pengadaan perumahan dan permukiman perlu mendapat perhatian yang cukup besar. Keterlibatan ini terungkap dalam teori John. F. C. Turner 1979, yaitu: ƒ Ketika calon penghuni penghuni dilibatkan dalam keputusan besar dan bebas membuat masukan kedalam design, konstruksi atau pengelolaan pada proses pembuatan rumah sekaligus lingkungan, hasilnya akan mendorong seseorang menjadi sejahtera. ƒ Kekurangan dan ketidak sempurnaan dalam rumah, masih dapat diterima jika mereka diberi tanggung jawab. Dalam hal proses pengadaan secara umum pengadaan perumahan dapat dibedakan menjadi tiga pola yaitu: 1. Perumahan yang dibangun oleh swasta; bermutu baik, mahal, dan diperuntukkan bagi penduduk yang berpenghasilan menengah ke atas. 2. Pengadaan perumahan yang pengadaannya untuk dipakai sendiri baik pribadi maupun oleh sebuah badan. Termasuk dalam pola ini adalah pengadaan rumah oleh pemerintah atau swasta. 3. Pengadaan perumahan yang jumlahnya besar dan lokasinya menyebar luas, yaitu kampung. Perumahan ini umumnya dibangun oleh penghu-ninya sendiri, tanpa bantuan pemerintah dan selalu berubah menye-suaikan kesempatan dan keadaan.

2.3. Pengertian Perumahan dan Permukiman