Sulfa t SRB Ja la lud d in
121
Tabel 4.2. Hasil Uji kekerasan Baja
No Media Uji kekerasan
HRC 1
Air laut + 3,5x 10
8
SRB100ml 3M 82 2
Air laut + 3,5x 10
8
SRB100ml 6M 79 3
Air laut + 3,5x10
8
SRB100ml 9M 78 4
Air laut + 3,5x10
8
SRB100ml +50 ppm Glutaraldehid 3M
86 5
Air laut + 3,5x10
8
SRB100ml +50 ppm Glutaraldehid 6 M
86,5 6
Air laut + 3,5x10
8
SRB100ml +50 ppm Glutaraldehid 9M
87 7
Air laut + 3,5x10
8
SRB100ml +100ppm Glutaraldehid 3M
86.5 8
Air laut + 3,5x10
8
SRB100ml +100 ppm Glutaraldehid 6 M
87 9
Air laut + 3,5x10
8
SRB100ml +100 ppm Glutaraldehid 9 M
88 10
Air laut + 3,5x10
8
SRB100ml +150 ppm Glutaraldehid 3 M
88,5 11
Air laut + 3,5x10
8
SRB100ml +150 ppm Glutaraldehid 6 M
90 12
Air laut + 3,5x10
8
SRB100ml +150 ppm Glutaraldehid 9 M
98 Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa,
kekerasan baja dalam air laut menurun apabila waktu perendaman bertambah dengan konsentrasi
SRB dalam air laut. Pengendalian kekerasan baja dapat terjadi pada sistem yang ditambah
glutaraldehid untuk waktu perendaman 3 minggu.. Mekanisme kekerasan baja dapat dijelaskan. Makin
besar konsentrasi glutaraldehid makin cepat membunuh bakteri sehingga populasi SRB dapat
diantisipasi. mengingat bahwa bentuk serangan baja oleh SRB adalah sanagat kuat sehingga menebabakan
kehilangan berat semakin cepat sehingga dapat mempengaruhi kekerasan baja tersebut. Kekerasan
baja dalam air laut ditambah SRB dengan dan tanpa inhibitor, meningkat dengan waktu perendaman.
4.3. Pengaruh Glutaraldehid terhadap Populasi
SRB
Pengaruh glutaraldehid terhadap populasi bakteri dalam lingkungan air laut yang ditambah
SRB dapat dilihat pada Gambar 4.1.
1 10
100 1000
10000 100000
1000000 10000000
100000000
2 4
6 8
10
Waktu m inggu P
o p
u la
s i S
RB S
RB m
l
0 ppm glutaraldehid + 3,5 X 106 SRBml 0 ppm glutaraldehid + 9,9 X 107 SRBml
50 ppm glutaraldehid + 3,5 x 106 SRBml 50 ppm glutaraldehid + 9,9 x 107 SRBml
100 ppm glutaraldehid + 3,5 x 106 SRBml 100 ppm glutaraldehid + 9,9 x 107 SRBml
150 ppm glutaraldehid + 3,5 x 106 SRBml 150 ppm glutaraldehid + 9,9 x 107 SRBml
Dari hasil perhitungan MPN , diketahui bahwa populasi SRB berkurang dengan waktu
perendaman. Dengan penambahan glutaraldehid , SRB hampir tereliminasi setelah waktu perendaman
3 minggu. Berdasarkan data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa metabolisme SRB yang
dibiakkan dalam medium B. Postgate lebih banyak menghasilkan H
2
S dari pada senyawa sulfida yang lain, sehingga laju korosi baja meningkat walaupun
populasi SRB berkurang. Produk korosi baja oleh H
2
S berupa endapan FeS yang kurang protektif dilingkungan asam. sehingga proses korosi terus
berlanjut. Gambar 4.6 Kurva hubungan konsentrasi
glutaraldehid terhadap populasi SRB dalam media air laut + 3,5 x 10
6
SRBml dan 9,9 x 10
7
SRBml
Jurna l Siste m Te knik Ind ustri Vo lum e 6, No . 3 Juli 2005
Dari hasil perhitungan MPN SRB terlihat bahwa populasi SRB dalam air laut berkurang secara
signifikan dengan waktu perendaman. Penambahan glutaraldehid dalam sistem dapat mengurangi
populasi SRB dengan waktu perendaman. Glutaraldehid sebagai biosida dicapai pada
konsentrasi 150 ppm, dimana SRB dapat dieliminasi seluruhnya dalam waktu perendaman 3 minggu,
untuk konsentrasi awal SRB 3,5 x 10
6
ml . Penurunan populasi SRB dalam air laut tanpa
Glutaraldehid menunjukkan bahwa SRB telah mencapai fasa kematian pada waktu perendaman 3
minggu. Nutrien yang ada dalam air laut alami serta sampel baja karbon yang direndam, ternyata tidak
mampu memperpanjang masa kehidupan SRB. Penambahan glutaraldehid yang ternyata efektif
sebagai biosida telah mempercepat kematian SRB.
4.4 Pengaruh Kekerasan Baja Sampel baja karbon yang telah direndam