PENDAHULUAN Efektivitas Penggunaan Strategi Quick On The Draw Dalam Pembelajaran IPS Sub-Sub Tema Keunggulan Iklim Indonesia pada peserta didik kelas VIII SMPN 1 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan

merupakan

bagian

yang

dibutuhkan

untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Driyarkara (Wiji, 2006: 21)
mengemukakan bahwa inti pendidikan adalah pemanusiaan manusia
muda, yang pada dasarnya pendidikan adalah pengembangan manusia
muda ke taraf insani. Pengembangan manusia muda ke taraf insani
tersebut dimaksudkan bahwa pendidikan dibutuhkan untuk meningkatkan

sumber daya manusia yang dapat diwujudkan apabila pendidikan dapat
mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diharapkan. Tujuan pendidikan
nasional tersebut tercantum dalam UU RI No 20 tahun 2003 bahwa
pendidikan

nasional

bertujuan

mengembangkan

kemampuan

dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab

(Dedy, 2011: 3).
Tujuan pendidikan nasional tersebut dapat terwujud dengan baik
dan menghasilkan manusia yang berkualitas apabila mutu pendidikan
terutama di setiap satuan pendidikan dapat mengalami peningkatan yang
di dorong dari peran seorang guru sebagai tenaga pendidik di setiap satuan

1

2

pendidikan. Guru berkewajiban untuk meningkatkan mutu pendidikan,
yang sesuai dengan UU RI No. 20 tahun 2003 pasal 40 ayat 2, yang
menegaskan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban: a)
menciptakan suasana yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan
dialogis, b) mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan
mutu pendidikan, c) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga,
profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
padanya (Supriadie dan Darmawan, 2012: 4)
Guru merupakan faktor yang sangat berpengaruh bagi terwujudnya
tujuan-tujuan dari pendidikan itu sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut

guru harus mampu memenuhi kewajiban-kewajiban sehingga pada
akhirnya pengajaran yang guru lakukan dapat meningkatkan mutu
pendidikan. Pengajaran merupakan salah satu tugas dari guru, dimana
pengajaran merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari pendidikan.
Pengajaran merupakan proses penyampaian artinya guru menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa. Guru

mengajari siswa dengan

menyampaikan pengetahuan kepada siswa dan siswa sebagai pihak
penerima (Suprijono, 2012:12).
Pendidikan,

pengajaran

memang

dibutuhkan,

tetapi


untuk

meningkatkan mutu pendidikan dan mencapai tujuan dari pendidikan,
akan lebih baik jika guru tidak hanya melaksanakan pengajaran. Guru
sebagai pendidik tidak hanya mentransfer pengetahuan atau isi pelajaran
yang guru sajikan kepada siswa. Muhibbin berpendapat guru juga harus

3

mentransfer kecakapan karsa dan kecakapan rasa yang terkandung dalam
materi pelajaran yang disajikan (2006:181). Untuk mencapai hal tersebut,
guru tidak hanya melakukan pengajaran tetapi guru juga harus bisa
melaksanakan pembelajaran.
Suatu proses pembelajaran guru tidak hanya menyampaikan materi
tetapi guru juga menyediakan dan menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan. Hal ini jelas berbeda dengan pengajaran, pada pengajaran
guru mengajar, siswa belajar, sementara pada pembelajaran guru mengajar
diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya
pembelajaran (Agus, 2012:13). Guru menyedikan fasilitas belajar bagi

siswanya untuk mempelajarinya. Sehingga terciptanya suasana belajar
yang lebih menyenangkan dan membuat siswa nyaman, aktif dan berminat
mengikuti pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Hasil
belajar tersebut salah satunya dipengaruhi oleh proses pembelajaran.
Pembelajaran adalah hal yang dibutuhkan bagi pendidikan, tetapi
saat ini masih banyak guru yang hanya menerapkan pengajaran dan belum
bisa menerapakan pembelajaran. Artinya, guru hanya menyampaikan
pengetahuan sedangkan siswa sebagai pihak yang menerima pengetahuan.
Suasana belajar yang demikian membuat siswa menjadi kurang aktif dan
kreatif. Siswa cenderung pasif dan hanya bisa menerima apa yang
diberikan oleh guru.
Tidak mudah untuk melaksanakan pembelajaran yang membuat
siswa lebih aktif, kreatif dan menciptakan proses pembelajaran yang

4

menyenangkan sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa, karena
seringkali guru dihadapkan oleh kendala yang datang dari luar maupun
dalam proses pembelajaran, salah satu yang mempengaruhi proses
pembelajaran adalah model pembelajaran yang digunakan guru. Model

pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran yang di laksanakan
guru merupakan salah satu pendorong agar siswa lebih aktif dan kreatif
sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Model pembelajaran yang digunakan guru saat ini masih banyak
yang menoton, artinya menggunakan metode yang sama dan tidak berganti
dalam setiap proses pembelajaran. Pembelajaran yang monoton tersebut
pada akhirnya tidak dapat meningkatkan kretivitas siswa, siswa pasif dan
siswa merasa bosan dengan proses pembelajaran yang terjadi didalam
kelas.
Model pembelajaran kooperatif tipe quick on the draw mendorong
siswa untuk kerja kelompok dan memberikan pengalaman mengenai
macam-macam ketrampilan membaca, yang didorong oleh kecepatan
aktivitas,

ditambah

belajar

mandiri


dan

kecakapan

ujian

yang

lain,mendengarkan pertanyaan dengan hati-hati, menjawab pertanyaan
dengan tepat, dan membedakan materi yang penting dan yang tidak (Paul
Ginnis, 164: 2008). Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Quick on the draw diharapakan mampu membantu siswa dalam
memahami materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.

5

Model pembelajaran quick on the draw merupakan model
pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa dapat merasakan proses
pembelajaran yang berbeda. Selain itu model pembelajaran ini juga

menuntut siswa untuk aktif dalam diskusi maupun dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan dan juga lebih kreatif. Dengan model
pembelajaran tersebut, diharapkan siswa tidak bosan saat proses
pembelajaran dan geografi menjadi mata pelajaran yang disenangi
sehingga mampu mewujudkan tujuan pembelajaran dan meningkatnya
hasil belajar siswa.
Materi yang akan digunakan untuk menguji metode quick on the
draw yaitu materi keunggulan iklim Indonesia. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya dan
mendorong siswa untuk bertindak aktif serta melatih keberanian siswa
dalam menjawab dan berbicara kepada orang lain, karena itulah metode
quick on the draw sangat tepat untuk dijadikan pemilihan metode dalam
materi keunggulan iklim di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan melakukan
penelitian dengan judul: Efektivitas Penggunaan Strategi quick on the
drow Dalam Pembelajaran Ips Sub-Sub Tema Keunggulan Iklim Indonesia
Peserta Didik Kelas VIII SMPN 1 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016
B. Identifikasi Masalah
Uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah diatas dapat
diidentifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut :


6

1.

Materi pembelajaran pada materi keunggulan iklim Indonesia
mendorong siswa untuk bertindak aktif serta melatih keberanian siswa
dalam menjawab.

2.

Penggunaan metode quick on the drow diharapkan siswa dapat
mempertinggi hasil pembelajaran mengenai materi keunggulan iklim
Indonesia.

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar peneliti lebih efektif, efisien, dan
terarah, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini akan
dibatasi pada:
1. Penelitian yang dilakukan hanya di SMPN 1 Surakarta Kelas VIII

2. Penelitian ini hanya ditekankan pada penggunaan metode quick on
the drow

dalam pencapaian tujuan materi pembelajaran

keunggulan iklim Indonesia.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah
yang dikemukakan di atas, maka perumusan masalah penelitian ini
dituliskan sebagai berikut :
1. Apakah strategi quick on the drow

efektif untuk materi

keunggulan iklim indonesia materi IPS Terpadu kelas VIII SMPN
1 Surakarta ?

2. Apakah strategi quick on the drow lebih efektif dibandingkan
dengan penggunaan strategi ceramah untuk materi keunggulan


7

iklim indonesia materi IPS Terpadu kelas VIII SMPN 1 Surakarta
?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode quick on the drow dapat digunakan untuk mengkaji dan
mendeskripsikan hasil pembelajaran pada materi keunggulan iklim
Indonesia.
2. Metode quick on the drow lebih efektif dibandingkan dengan
penggunaan metode konvensional.

F. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis:
Hasil penelitian ini diharapakan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan sosial dan menambah wawasan tentang model
pembelajaran terutama dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Quick on the draw.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa menjadi termotivasi dalam belajar Keunggulan Iklim
Indonesia dan membantu meningkatkan kemampuan siswa
dalam hal bekerjasama dan berdiskusi dalam memecahkan
masalah.

8

b. Guru
Sebagai

masukan

bagi

guru

dalam

memilih

model

pembelajaran agar tercapainya suatu pembelajaran yang baik
dan memberikan soslusi bagi guru dalam memecahkan
masalah-masalah dalam pembelajaran.
c. Peneliti
Menambah wawasan peneliti tentang model pembelajaran
geografi dan dapat mengetahui kondisi sesungguhnya yang
terjadi dalam proses pembelajaran dikelas.
d. Sekolah
Sebagai masukan dalam rangka perbaikan pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan kulitas pendidikan.

Dokumen yang terkait

Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir Siswa (SPPKB) Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Pelajaran 2013/2014

3 38 62

Pengaruh Penerapan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Model Elaborasi Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

0 6 54

Kata Kunci: Aktivitas, model pembelajaran, Quick on the Draw 1. PENDAHULUAN - Sumargiyani, Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Quick on the Draw pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar, hal. 87-96.

0 1 10

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penerapan Strategi Pembelajaran Elaborasiuntuk Mengetahui Peningkatan hasil belajar siswa pada materi fisika kelas VIII semester I di MTSN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2014-2015 - Digital Library IAIN Palangka

0 0 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian penerapan - Penerapan Strategi Pembelajaran Elaborasiuntuk Mengetahui Peningkatan hasil belajar siswa pada materi fisika kelas VIII semester I di MTSN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2014-2015 - Di

0 0 32

Penerapan Strategi Pembelajaran Elaborasiuntuk Mengetahui Peningkatan hasil belajar siswa pada materi fisika kelas VIII semester I di MTSN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2014-2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 17

Penerapan Strategi Pembelajaran Elaborasiuntuk Mengetahui Peningkatan hasil belajar siswa pada materi fisika kelas VIII semester I di MTSN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2014-2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 14

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengelolaan Pembelajaran - Penerapan Strategi Pembelajaran Elaborasiuntuk Mengetahui Peningkatan hasil belajar siswa pada materi fisika kelas VIII semester I di MTSN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2014-2015 - Digit

0 0 17

Tema I Keunggulan Lokasi dan Kehidupan Masyarakat Indonesia

0 0 98

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Role Playing dan Teams Games Tournaments pada Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD/MI Gugus Jaka Tingkir Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 38